• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

5. Pendekatan Konvensional

Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sering diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru jarang melibatkan peran aktif siswa karena guru yang lebih memegang seluruh proses pembelajaran (teacher centered). Pendekatan konvensional lebih menitikberatkan pada hasil akhir dibandingkan dengan proses pembelajaran.

Pada pendekatan teacher centered, guru mempresentasikan informasi kepada siswa, sehingga siswa hanya berperan sebagai penerima informasi yang diberikan oleh guru. Penyampaian materi pun lebih ditekankan pada keterampilan-keterampilan dasar seperti hafalan dan sebagian besar mengabaikan proses pemahaman. Kegiatan belajar pada pendekatan ini bersandar pada buku teks yang digunakan di sekolah.

Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan seorang guru, yaitu:

a. Guru sebagai perencana.

Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pembelajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, seperti misalnya materi pelajaran apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang harus digunakan, dan lain sebagainya;

b. Guru sebagai penyampai informasi.

Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai informasi, sering kali guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama. Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh dalam proses pembelajaran.

c. Guru sebagai evaluator.

Sebagai evaluator guru juga berperan dalam menentukan alat evaluasi keberhasilan pembelajaran.60

Terdapat berbagai macam strategi, model, metode, serta teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk mendukung pendekatan teacher centered, salah satunya seperti yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi ekspositori. Strategi ekspositori menurut Sanjaya merupakan “pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal”.61

Pembelajaran ini berorientasi pada guru,

60

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum

Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 4, h. 208-209.

61

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 4, h.189

30

karena guru memegang peranan yang lebih dominan. Fokus utama pembelajaran ini adalah kemampuan akademik siswa.

Strategi ekspositori sama seperti ceramah dalam hal pusat kegiatan yang terdapat pada guru sebagai pemberi informasi. Akan tetapi, pada strategi ekspositori dominasi guru tidak seperti pada ceramah. Dalam pembelajaran ini guru tidak terus menerus bicara, melainkan hanya pada awal pembelajaran menerangkan materi dan memberikan contoh soal. Selain itu, aktivitas murid pun tidak hanya mendengar dan membuat catatan saja, tetapi juga mengerjakan soal latihan dan bertanya jika ada yang tidak dimengerti.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu:62

a. Berorientasi pada tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam metode ekspositori, namun tujuan pembelajaran harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan metode ini. Karena itu sebelum pembelajaran berlangsung, guru terlebih dahulu harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terstruktur.

b. Prinsip komunikasi

Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan (guru) ke penerima pesan (siswa). Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh siswa secara utuh.

c. Prinsip kesiapan

Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan.

d. Prinsip berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.

62

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cetakan Pertama, h. 217

Adapun prosedur pembelajaran dengan strategi ekspositori sebagai berikut:63

1. Persiapan (preparation) yaitu guru mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaram

2. Penyajian (presentation) bahan materi pelajaran yang dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.

3. Menghubungkan (correlation) materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa mengangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimilikinya.

4. Menyimpulkan (generalization) berarti memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan agar siswa tidak merasa ragu akan penjelasan yang disampaikan guru.

5. Mengaplikasikan (application) penguasaan dan pemahaman materi yang dimiliki siswa melalui pemberian tugas atau tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

Pada strategi ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan. Adapun beberapa keunggulan strategi ekspositori yaitu:64

1. Guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, sehingga dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

2. Sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasi siswa cukup luas, sementara waktu yang dimiliki terbatas.

3. Siswa dapat melihat atau mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi. 4. Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Sedangkan beberapa kelemahan strategi ekspositori antara lain:65 1. Strategi ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yng memiliki

kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.

63

Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, loc. cit. 64

Majid, op. cit., h. 220

65

32

2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar siswa.

3. Strategi ini sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.

4. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat bergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa hal itu sudah dapat dipastikan pembelajaran tidak mungkin berhasil.

5. Pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru mengingat gaya komunikasi metode ini lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication) sehingga kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan terbatas pula.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah suatu kegiatan pembelajaran yang pada umumnya guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan siswa hanya berperan sebagai penerima informasi, sehingga aktivitas siswa menjadi terbatas dan pembelajaran pun menjadi pasif.

Dokumen terkait