• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN

F. Langkah-langkah Manajer dalam Menciptakan Slack

3.4. Pendekatan Masalah 4

Untuk memecahkan masalah tentang implikasi partisipasi anggaran terhadap

budgetary slack dalam PT R & K ini peneliti melakukan wawancara, observasi, dan

studi literatur kepustakaan. Pendekatan yang digunakan dari segi keperilakuan. Proses penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, mulai dari manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management). Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia, terutama bagi orang yang langsung terlibat dalam penyusunan anggaran.

Kita mengetahui bahwat tujuan, aktivitas, dan aliran kerja suatu organisasi sangat bergantung pada individu-individu yang memiliki tujuan, aspirasi, pesepsi, kepribadian, dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, konflik antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi sering terjadi. Salah satu cara yang ditempuh manajer untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan pribadinya adalah dengan menciptakan slack anggaran. Anggaran merupakan salah satu alat untuk menilai kenerja manajer, sehingga manajer yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi akan termotivasi untuk melakukan estimasi yang bias agar anggaran tersebut mudah untuk direalisasikan.

Anggaran dipandang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku manusia. Demikian halnya dengan proses penganggaran dalam perusahaan ini. Terdapat adanya ketimpangan perilaku dalam pencapaian tujuan organisasi, yakni adanya

budget slack.

Anggaran dapat memberikan pengaruh pada perilaku anggota organisasi, baik perilaku positif maupun negatif. Perilaku positif terjadi manakala anggaran yang digunakan sebagai pedoman dan pengendali pelaksanaan kegiatan perusahaan serta berfungsi sebagai standar untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan ditetapkan dengan melibatkan bawahan (manajer tingkat menengah ke bawah), sehingga tujuan individu dari manajer dapat selaras dengan tujuan organisasi. Hal ini akan mendorong para manajer untuk berusaha mencapainya dan bertanggungjawab untuk memenuhi standar tersebut.

Sedangkan perilaku negatif yang mungkin timbul, disebabkan oleh tidak terikatnya bawahan untuk mencapai tujuan anggaran yang telah ditetapkan dan kemungkinan tidak selarasnya tujuan pribadi mereka dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, keberhasilan sistem penganggaran haruslah dinilai berdasarkan sejauh mana anggaran mendorong keselarasan tujuan para pemakai anggaran. Hal ini merupakan pengakuan bahwa dalam penganggaran aspek perilaku lebih penting daripada aspek teknis.

Peneliti mengharapkan dari gambaran tersebut bisa memecahkan masalah yang ada, sedikit memberikan value tentang dampak adanya partisipasi dalam

penganggaran. Pengetahuan secara luas akan mempermudah peneliti dalam memecahkan masalah. Adanya partisipasi dalam penganggaran di PT Royal Kekaltama Beverages setidaknya memberikan peluang bagi lower manager dalam penciptaan slack anggaran.

4.I. Metode Yang Dipergunakan

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian diskriptif menitikberatkan pada observasi dan peneliti hanya melakukan pengamatan dan membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya. Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi tapi hanya sekedar memaparkan suatu peristiwa. tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Sumarsono, 2004).

Metode kualitatif dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini karena metode ini sangat cocok dalam memahami makna di balik gejala sosial yang nampak. Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya menurut penelitian kualitatif. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut penelitian kualitatif, semakin banyak suami mencium istri, maka malah menjadi tanda tanya, jangan-jangan hanya berpura-pura (Sugiono ; 2005).

Begitu pula dalam penelitian ini, dalam menganalisis ”budgetary slack” cenderung mengarah kepada perilaku seseorang, memahami perasaan seseorang, serta memahami interaksi sosial yang ada. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan menggunakan metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan survey pendahuluan pada objek penelitian untuk menemukan masalah dan selanjutnya mendesain pendekatan penelitian yang akan dilakukan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini tidak menggunakan pengujian hipotesis karena penelitian tidak ditujukan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian.

Selanjutnya penelitian dengan metode kualitatif deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam riset serta mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan. Moh. Nazir (1988;63) memberikan definisi metode deskriptif sebagai suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa di masa sekarang.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah, membuat perbandingan atau evaluasi serta menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam

menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana pada waktu yang akan datang.

Menurut Bogdan dan Bliklen (Moleong, 2000;7) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pertanyaan dengan kata tanya ”mengapa”, ”alasan apa”, dan ”bagaimana” akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian, lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Tujuan penetapan fokus adalah dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus. Penelitian kualitatif menggunakan data yang berasal dari fakta-fakta yang terpercaya.

Alasan mengapa penulis memilih metode penelitian deskriptif yaitu :

1. Perumusan masalah tentang : ”Analisis budgetary slack pada kantor cabang PT Royal Kekaltama Beverages di Surabaya’, telah sesuai dengan kriteria metode kualitatif deskriptif yang dikemukakan oleh Moleong, bahwa pertanyaan dengan kata tanya ”mengapa”, ”alasan apa”, dan ”bagaimana”, akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti.

2. Data-data yang digunakan dalam analisis budgetary slack diperoleh dari anggaran PT Royal Kekaltama Beverages, merupakan fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.

3. Dengan objek penelitian perilaku manajer dalam penganggaran maka peranan manusia sebagai instrumen akan sesuai dalam mengamati perilaku-perilaku yang muncul.

4. Penelitian aktivitas penganggaran sebagai fokus yang timbul dari permasalahan, bagaimana analisis budgetary slack sebagai alat untuk mengukur kinerja manajer, telah sesuai dengan batas penelitian menurut Moleong.

5. Hasil penelitian dalam analisis budgetary slack telah sesuai dengan pokok permasalahan serta tujuan yang diharapkan, serta berisi secara detail yang digunakan baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data.

Dokumen terkait