• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

3. Pendekatan Problem Posing

Problem posing adalah metode pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivisme. Inti teori tersebut adalah bahwa siswa sebagai peserta didik tidak sekadar memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengkontruksi pengetahuan secara pribadi dan aktif (Yaya S. Kusumah, 2004: 8). Dapat dikatakan bahwa problem posing merupakan bagian terpenting dari matematika. Hal tersebut berdasarkan pada pandangan Silver, Edward A et al. (1996: 293), yang menunjukkan bahwa

"masalah terletak pada sifat matematika dan pemikiran matematis".

Suryanto (Nursalam,2008) berpendapat bahwa problem posing adalah istilah dalam bahasa inggris yang artinya "merumuskan masalah (soal)" atau

"membuat masalah (soal)". Problem posing merupakan salah satu bentuk belajat mengajar matematika, dengan menekankan cara pemecahan masalah, juga mengembangkan keterampilan menggunakan mode berpikir matematis. Adapun pendapat Herdian (2009: 1), problem posing adalah pembelajaran yang menuntut peserta didik menulis pertanyaan, menyusun pertanyaan serta memecahkan sebuah soal menjadi beberapa pertayaan yang lebih sederhana yang melibatkan pemecahan masalah.

Terdapat tiga definisi tentang problem posing dalam proses pembelajaran matematika menurut YayaS.Kusumah (2004: 9), yaitu:

1. Perumusan masalah matematika sederhana atau pengungkapan kembali masalah dikemukakan agar dapat menjawab masalah yang kompleks.

2. Mencarialternatif pemecahan yang relevan untuk menyelaisaikan rumusan masalah yang berkaitan dengan kondisi masalah yang dihadapi.

3. Rumusan masalah matematika sesuai dengan kondisi yang diberikan, baik itu disampaikan sebelum, selama, atau setelah kegiatan pemecahan masalah.

Berkaitan akan hal tersebut, Silver, Edward A dan Jinfa, Cai (1996: 523) berpendapat, terdapat tiga bentuk pengajuan soal yang diterapkan pada kegiatan kognitif matematika yang berbeda, yaitu:

1. Pre solution posing

Pre solution posing yaitu apabila peserta didik mebuat sebuah soal dari kondisi yang ada.

2. Within solution posing

Within solution posing yaitu, apabila peserta didik dapat menyusun kembali masalah tersebut sebagai masalah baru, urutan penyelesaian dari sub-urutan tersebut sama dengan penyelesaian sebelumnya.

3. Post solution posing

Post solution posing yaitu apabila peserta didik telah merubah tujuan atau kondisi dari masalah yang telah selesai untuk memunculkan masalah baru.

18

Terdapat tiga kemungkinan respon siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru menurut Silver dan Cai (1996: 525), yaitu:

1. Pertanyaan matematika

Respon siswa berupa soal matematika yang diajukan mengandung masalah matematik yang berkaitan dengan keadaan yang diberikan.

Pertanyaan yang muncul bisa diselesaikan, tapi mungkin tidak bisa diselesaikan.

2. Pertanyaan non-matematika

Pertanyaan non-matematika tidak mengandung masalah matematika, juga tidak terkait dengan informasi yang terkandung dalam situasi tertentu.

3. Pernyataan

Apabila respon yang diberikan berupa pernyataan, berarti respon tersebut tidak mengandung soal matematika atau non-matematika.

Menurut Silver, Brown and Walter (English, Lyn D, 1997), keunggulan pendekatan problem posing adalah:

1. Membantu mengembangkan ilmu pengetahuan serta pemahaman siswa tentang konsep penting matematika.

2. Mendorong siswa untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab dalam pembelajaran mereka.

3. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan problem posing adalah salah satu jenis belajar mengajar yang lebih menitik beratkan terhadap penemuan masalah yang lebih kompleks berupa

pertanyaan yang dikejakan peserta didik sendiri. Selama pembelajaran, peserta didik akan diinstruksikan agar mempelajari kondisi masalah yang diberikan, dalam berbagai bentuk misalnya diagram, gambar, benda buatan manusia. Sesuai dengan keadaan yang diberikan kepada peserta didik, guru melatih serta membimbing peserta didik untuk memecahkan masalah dari berbagai contoh.

Adapun langkah-langkah pendekatan problem posing menurut Amri (2013:13) adalah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan materi pelajaran.

2. Memberikan latihan soal secukupnya

3. Peserta didik mengajukan soal yang menantang dan dapat menyelesaikannya. Inidilakukan bersama kelompok.

4. Pertemuan setelahnya pengajar meminta peserta didik maju kedepan kelas untuk menyajikan soal temuannya.

5. Pengajar memberikan tugas rumah secara individual.

Sedangkan langkah-langkah pendekatan problem posing menurut Saminanto (Maulina, 2013 : 2021) adalah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan materi pembelajaran . 2. Guru memberikan latihan soal.

3. siswa diminta mengajukan soal

4. Secara acak, guru meminta siswa untuk menyajikan soal temuanya di depan kelas.

5. Guru memberi tugas rumah secara individu.

20

Adapun Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Posing menurut Nyimas Aisyah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Problem Posing

Tahapan Aktivitas Guru dan Siswa

a. Pendahuluan

⮚ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

⮚ Mengarahkan siswa pada pembuatan masalah

⮚ Mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka

b. Pengembangan

⮚ Memberikan informasi tentang konsep yang dipelajari

⮚ Memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan cara membuat soal yang identik berdasarkan soal yang ada

c. Penerapan

⮚ Menguji pemahaman siswa atas konsep yang diajarkan dengan beberapa soal

⮚ Mengarahkan siswa mengerjakan soal tersebut Untuk membuat soal-soal yang identik berdasarkan soal-soal yang dibuat siswa

⮚ Memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah

d. Penutup

⮚ Membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah

⮚ Menyimpulkan hasil pembelajaran Sumber: Nyimas Aisyah (Jurnal Forum MIPA UNSRI)

Berdasarakan pendapat beberapa ahli tentang langkah-langkah pembelajaran pendekatan problem posing maka dalam penelitian ini peneliti berpedoman pada pendapat Nyimas Aisyah yaitu langkah-langakah pembelajaran dengan pendekatan problem posing terdapat empat tahapan:pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.

Dalam setiap pelajaran pasti ada kelebihan atau keunggulan, dan kekurangan atau kelemahan. Menurut Rahayuningsih (Sutisna, 2002:18), keunggulan dan kelemahan dalam pendekatan problem posing antara lain:

a. Keunggulan problem posing adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan pembelajaran tidak berpusat pada guru, tetapi menuntut siswa untuk berpartisipasi secara aktif.

2) Siswa lebih tertarik dalam belajar matematika, dan karena mereka bertanya sendiri, mereka lebih mudah untuk memahami masalah.

3) Mendorong semua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam membuat soal.

4) Dengan membuat soal akan mempengaruhi keahlian siswa dalam memecahkan masalah

5) Membantu peserta didik memperhitugkan masalah yang ada danbaru diterima, sehingga memperoleh pemahaman yang makin dalam dan makin bagus, serta memikat peserta didik agar mengemukakan gagasan kreatif dari ilmu yang telah dipelajari serta memperluas pengetahuannya, peserta didikjuga dapat mengerti soal sebagai latihan untuk memecahkan masalah.

b. kelemahan problem posing sebagai berikut:

1) Pengajar akan lebih mempersiapkan materi yang disampaikan.

2) Materi yang disampaikan sedikit dikarenakan waktu lebih banyak digunakan untuk membuat soal dan penyelsainnya.

Berdasarkan problem posing di atas, dapat disimpulkan oleh penulis bahwa problem posing adalah suatu pendekatan dimana siswa diajar mengajukan pertanyaan dengan bahasa, kemampuan dan pemahaman siswa itu sendiri, berdasarkan penjelasan atau fakta yang diberikan. Saat pembelajaran menggunakan problem posing ini, siswa dituntut untuk membuat/mengajukan pertanyaan sekreatif mungkin, agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan guru dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

22

4. Kaitan antara Pendekatan Problem Posing dengan Pemahaman Konsep

Dokumen terkait