• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian

1) Data Hasil Observasi

4.6 Tabel Angket Respon Setiap Siswa

No Nama Persentase Kategori

1 Alfeizar 80% Tinggi

2 Abdullah Naufal Ramadhan 90% Tinggi

3 Aprilia Salsabila 100% Tinggi

4 Aris Andika Juwandi 80% Tinggi

5 Didin Al Hakim 90% Tinggi

6 Dini Nur Islam 100% Tinggi

7 Hairunnisa 90% Tinggi

8 Humairatus Sholihah 100% Tinggi

9 M. Fattah Arizki 70% Tinggi

10 M. Idhar 70% Tinggi

11 Nurfitasari 100% Tinggi

12 Rasti Ananta 100% Tinggi

13 Rendi Jonatan 100% Tinggi

14 Sahid 100% Tinggi

15 Zhalwa Auliya Putri 100% Tinggi

16 Pipit Andriani 100% Tinggi

17 Muh. Aditya 80% Tinggi

18 Fajrin Munandar 90% Tinggi

19 Septiana Putri Ayu 80% Tinggi

20 Syahrul Ramadhan 70% Tinggi

Rata-rata Persentase 89,50% Tinggi d. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan sesudahberakhirnya pembelajaran pada siklus 2.

berdasarkan hasil refleksi menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus kedua telah relative bertambah baik dari pada pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus pertama.

Sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil observasi terdapat beberapa kelemahanpada pelaksanaan tindakan siklus 1 yang telah diperbaiki, antara lain waktu yang telah diberikan oleh pengajardapatdifungsikanpeserta didikdengan sebaik mungkin sehingga pekerjaandapat cepat selasai. Siswa lebih bisa konsen terhadap materi pembelajaran dan lebih aktif serta pembelajaran lebih tenang.

Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan pemahaman konsepmatematika pada siklus 2 rata-rata persentase indikator pemahaman konsep matematika siswa sudah termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 87,30%.

indikator pemahaman konsep matematika siswa memeliki rata-rata persentasesebesar 63,75% dan mengalamipeningkatan dari siklus 1 yang diketahui yang termasuk dalam kategori sedang. Dalam analisis hasil tes siklus 2 menunjukan bahwa semua indikator pemahaman konsep matematika berada dalam kategori tinggi, sehingga berdasarkan indikator telah tercapai. Selain itu, ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah sebesar 85% sehingga berdasarkan indikator keberhasilan telah tercapai. Adapun angket respon siswa sudah tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 89,50%, sehingga berdasarkan indikator keberhasilan telah tercapai dan berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan problem posing terlaksana sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka semua indikator keberhasilan telah tercapai sehingga tindakan dihentikan.

60

B. Pembahasan

Pembelajaran matematika melalui pendekatan problem posing pada siklus 1 dimulai atas presentasi di kelas oleh pengajar, yaitu menerangka materi dengan jelas dan singkat. Seusaipresentasipengajar, peserta didik melakukan diskusi kelompok, serta saling membantu, dan bekerja sama satu sama lain untuk menyatukan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.

Kelompokdiskusiberanggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang digunakan dalam penelitian ini.

Erman Suherman (2003: 202) menyatakan bahwa ukuran (besar kecilnya) kelompok akan berpengaruh pada kemampuan produktivitas kelompoknya. Jika suatu kelompok hanya terdiri atas dua orang, maka interaksi antara anggota kelompok sangat terbatas dan kelompok itu tidak dapat melakukan diskusi jika salah satu anggota absen. Sebaliknya, jika ukuran kelompok terlalu besar maka akan sangat sulit bagi kelompok itu berfungsi secara efektif. Siklus ini pembelajaran kelompok kurang berjalan lancar karena sebagian anggota kelompok tidak bekerja satu sama lain untuk menyelesaikan tugasnya dan sulit bagi individu lain untuk fokus karena ada beberapa temannya mengajak berbicara mengenai hal di luar materi.

Pembelajaran yang diterapkan pada siklus 2, guru meminta siswa membuat soal serta jawaban dari soal yang telah diberikan. Dan siswa lain nantinya akan menjawab soal yang dibuat oleh temannya dan di fokuskan untuk semua siswa dapat menjawab serta membuat pertanyaan sesuai penjelasan yang

telah diberikan. Penerapan ini sesuai dengan pendapat Budiasih dan Kartini (2002:239), pendekatan problem posing adalah suatu pendekatan yang menitik beratkan pada kegiatan membentuk soal yang dilakukan oleh siswa sendiri. Hal ini membuat hampir semua siswa aktif dalam pembelajaran serta siswa menjadi lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran, selain itu hanya sedikit siswa yang berbicara di luar materi dan pembelajaran menjadi lebih efektif.

Proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan baik hal ini sesuai dengan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran serta dapat dilihat dari rata-rata pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 11,00%. Dimana rata-rata pelaksanan belajar mengajar pada siklus satu sebesar 83,00% serta pada siklus dua sebesar 94,00% dan tergolong pada kategori tinggi.

Persentase pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan 23,55% yaitu pada siklus 1 sebesar 63,75% dan meningkat menjadi 87,30% pada siklus 2, hal ini sesuai dengan analisis hasil tes siklus pertama dan tes siklus kedua. Selain itu berdasarkan hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran problem posing pada materi faktorisasi suku aljabar adalah sebesar 89,50%.

Berdasarkan panduan kualifikasi persentase tergolong pada kategori tinggi. Selain itu dapat dilihat pula adanya peningkatan pada masing-masing indikator pemahaman konsep matematika siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Berikut ini adalah tabel yang menunjukan persentase peningkatan pemahaman konsep matematika siswa untuk masing-masing indikator pemahaman konsep :

62

No Indikator Pemahaman Konsep Siklus 1 Siklus 2 1 Menyatakan ulang sebuah konsep 81,00% 94,00%

2

Mengklasifikasibeberapa

objekberdasarkan sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

71,00% 90,00%

3 Mengidentifikasiserta contoh dan bukan

contoh dari bentuk aljabar 70,75% 89,50%

4 Menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu 33,00% 80,00%

5 Mengaplikasikan konsep atau algoritma

pada pemecahan masalah 63,00% 83,00%

Rata-rata persentase pemahaman konsep 63,75% 87,30%

Diagram batang dibawah ini menujukan lebih jelas mengenai peningkatan pemahaman konsep pada setiap indikator serta nilai persentase rata-rata peserta dididk.

Gambar 4.1. Diagram Persentase Indikator Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Keterangan indikator pemahaman konsep matematika:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep

2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

3. Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh dari bentuk aljabar 4. Menggunakan, memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu 5. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah

0%

Persentase Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Siklus 1 Siklus 2

Pada saat menganalisis hasil tes siklus 1 dan 2 terlihat bahwa indikator pemahaman konsep mengalami peningkatan yaitu : menyatakan ulang sebuah konsep menjadi kriteria tinggi, mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu menjadi kriteria tinggi, mengidentifikasi serta membuat contoh dan bukan contoh dari bentuk aljabar menjadi kriteria tinggi, menggunakan, memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu dari kriteria rendah menjadi kriteria tinggi, mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah dari kriteria sedang menjadi kriteria tinggi.

Dalam hal ketuntasan belajar klasikal siswa disuatu kelas, ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus 2 lebih tinggi dibandingkan ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 yaitu, pada siklus 2 sebesar 85% dan pada siklus 1 sebesar 45%.

Dalam analisis angket respon siswa kita dapat melihat bahwa respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan problem posing yaitu sebesar 89,50%

dan sudah tergolong dalam kriteria tinggi.

Jika siswa diberikan apresiasi karena melakukan lebih baik dari sebelumnya, mereka akan mudah lebih berupaya karena telah termotivasi, daripada mereka baru diberi penghargaan apabila lebih baik dari yang lain menurut Slavin (2008:11). Karena bagi siswa, penghargaan untuk meraih sukses tidaklah terlalu sulit serta tidak terlalu mudah. Dapat dilihat apabila siswa diberikan penghargaan individu maka akan lebih antusias pada pertemuan berikutnya dan memotivasi siswa lain untuk menerima penghargaan.

64

Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran matematika malalui pendekatan problem posing mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Bolo khususnya pada materi faktorisasi suku aljabar.

65 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait