• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rata-rata Efisiensi Bank Syariah 2011-2015

B. Pendekatan Produktivitas

1. Total Factor Productivity Index Malmquist

Indeks produktivitas Malmquist adalah indeks yang digunakan untuk membandingkan teknologi produksi dan unsur ekonomi. Jika Nilai yang lebih besar dari satu (>1) mengindikasikan pertumbuhan produktifitas yang positif diantara dua periode dan sebaliknya Jika Nilai yang lebih besar dari satu (<1) mengindikasikan pertumbuhan produktifitas yang negatif diantara dua periode. Indeks produktivitas Malmquist dengan DEAP 2.1 akan menghasilkan tabel dengan lima hasil sebagai berikut: a. Effch: perubahan efisiensi (relative dengan perhitungan CRS) b. Tech : Perubahan Teknologi Dalam Dua Periode

c. Pech : perubahan efisiensi teknis murni (relative dengan perhitungan VRS

d. Sech : perubahan efisiensi skala

e. Tfpch : perubahan (factor) produktivitas total

Grafik 4.4: Rata-Rata Nilai Efisiensi Perbankan Syariah Periode 2011-2015

Sumber : Data Sekunder Sudah Diolah, DEAP 2.1

Hasil perhitungan Deap 2.1 menunjukan rata-rata nilai efisiensi (efft) pada 2011 sekitar 1.396 kemudian menurun 1.048 pada 2012 dan kembali menurun sekitar 1.002. Pada 2015 meningkat menjadi 1.871 dari 0.987 pada 2014. Pada 2011-2015 nilai efisiensi rata-rata mencapai 1.26 dan Bank yang memiliki efisiensi (efft) tertinggi yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMII) dengan nilai 2.0. kemudian berturut Bank Mega Syariah (BMS) dengan 1.68, Bank Victory Syariah (BVS) dengan 1.58, MayBank Syariah dan Bank Panin Syariah dengan 1.51, Bank Bukopin Syariah dengan 1.45, Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dengan 1.43, Bank Central Asia (BCAS) dengan 1.27 Bank Syariah Mandiri (BSM),1.21,

2011 2012 2013 2014 2015 efft 1.396 1.048 1.002 0.987 1.871 techch 1.118 1.009 1.008 1.007 0.611 pech 1.005 1.003 1.001 0.997 1.338 sech 1.284 1.099 1.001 0.989 1.432 tfpch 1.090 1.058 1.009 0.990 0.818 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000

Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) dengan 1.16, dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) dengan 0.91.

Nilai rata-rata tech pada 2011 sampai 2015 terus mengalami penurunan pada 2015 sekitar 1.118 menurun hingga sekitar 0.611 pada 2015. Dengan nilai rata-rata teknologi pada 2011-2015 berada dibawah 1.0 sekitar 0.951. Sedangakan Pada 2011-2015 nilai rata-rata produktivitas (tfpch) mencapai 0.993.

Nilai rata-rata pech pada 2011 sekitar 1.005 kemudian menurun menjadi 1.003 dan 1.001. Pada 2015 meningkat menjadi 1.338 dari 0.997 pada 2014. Pada 2011-2015 nilai rata-rata efisiensi murni mencapai 1.069 dan Bank yang memiliki efisiensi tertinggi yaitu Bank Victory Syariah (BVS) dengan 2.9. kemudian berturut Bank Bukopin Syariah dengan 1.51. pada tempat ketiga ada tigaa bank yang memiliki nilai yang sama dengan 1.33, yaitu Bank Central Asia (BCAS), Bank Mega Syariah (BMS), dan MayBank Syariah. Kemudian Bank Panin Syariah dengan 1.29, Bank Muamalat Indonesia (BMII) dengan 1.03, Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) dengan 0.98, Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) dengan 0.97, Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dengan 0.91, Bank Syariah Mandiri (BSM),0.90.

Hasil perhitungan menunjukan rata-rata nilai skala ekonomi (sech) mengalami penurunan pada 2011 sekitar 1.2.84 kemudian terus menurun menjadi 1.099 dan pada 2013 sekitar 1.001. Pada 2015 meningkat menjadi 1.432 dari 1.667 pada 2014. Pada 2011-2015 nilai rata-rata skala ekonomi

mencapai 1.169 dan Bank yang memiliki efisiensi tertinggi yaitu Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dengan 4.41, kemudian berturut yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan 3.89, Bank Muamalat Indonesia (BMII) dengan 2.29, Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) dengan 1.43, Bank Panin Syariah dengan 1.2, Bank Central Asia (BCAS) dengan 1.14, Bank Mega Syariah (BMS) dengan 1.13, Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) dengan 1.12. Kemudian Bank Victory Syariah (BVS) dan MayBank Syariah dengan 1.04 dan Bank Bukopin Syariah dengan 1.0. Hal ini menjelaskan jika selama 2011-2015 perbankan syariah menunjukan Increasing Returns to Scale (IRS), yaitu terjadi peningkatan jumlah seluruh input (DPK, Modal, dan Beban Tenaga Kerja) dengan proporsi tertentu menghasilkan peningkatan output (pembiayaan) dengan proporsi yang lebih besar.

Grafik 4.5 : Rata-rata Total Factor Produktivitas Perbankan periode 2011-2015 1.11 1.38 1.44 1.03 1.08 1.17 0.87 1.87 1.06 1.63 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00

Hasil yang diperoleh dari perhitungan terlihat produktivitas (tfpch) memperlihatkan kondisi yang juga menurun pada tiap periodenya. Pada 2011 nilai produktivitas mencapai 1.09, kemudian mengalami penurunan hingga 0.818 pada 2015 dengan nilai rata-rata 0.993. sedangkan bank yang memiliki nilai tertinggi yaitu Bank Victory Syariah (BVS) dengan 1.87. kemudian bank yang memiliki nilai berurut hingga bank yang memiliki nilai terendah, yaitu MayBank Syariah dengan 1.63, Bank Syariah Mandiri dengan1.44, Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dengan 1.38, Bank Muamalat Indonesia (BMII) dengan 1.17, Bank Mega Syariah (BMS) dengan1.11, Bank Panin Syariah dengan 1.08, Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) dengan 1.06, Bank Bukopin Syariah dengan 1.03, Bank Central Asia (BCAS) dengan 0.97, dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) dengan 0.87.

2. Total Produktivitas Dengan Pendekatan Cobb Douglas

Fungsi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variable. Alasan karena Fungsi produksi yang model sederhana dan sering digunakan. yaitu Fungsi Cobb-Douglas (C-D). Sebagai pembanding berikut ini ditampilkan analisis fungsi produksi Cobb Douglas yang menggunakan transformasi regresi linier berganda yang telah dilakukan sebelumnya oleh Endang (2016). Dalam analisis data dengan transformasi regresi linier berganda ini menggunakan bantuan

program Eviews 9.0. Hasil dari analisis fungsi produksi Cobb Douglas seperti pada tabel:

Tabel 4.3: Hasil Regresi Fungsi Produksi Cobb Douglas Perbankan Syariah

Bank C Beban Tenaga Kerja Modal Dpk BCA 89583.6 -1.69029 -0.149148 0.554913 BMS 184462.3 -0.014618 -0.109386 -0.00953 BRIS 1663933 0.597669 1.761819 0.179743 BSM 6878939 0.945535 -0.052856 0.065143 BUKOPIN 538019.3 -0.103648 1.324625 0.348542 PANIN 1261863 4.394625 2.748426 0.439904 BMII 1713649 -0.165741 1.875222 0.27389 BNIS 2977837 -12.77695 1.020974 0.060506 BVS 800819.7 3.351487 5.21656 0.304143 BJBS 477829.5 2.409944 -0.810775 0.268077 MAYBANK 519186.9 -0.196884 -0.687377 0.313201

Sumber: data diolah dengan eviews 9.0 1) BCAS

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.96 atau 96.33%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 96.33% dan sekitar 3.67% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 89583.6 -1.69029 Ln beban-0.149148 Ln Modal+ 0.554913 Ln Dpk (11)

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.6392 atau 63.92%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 63.92% dan sekitar 36.08% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � =184462.3 -0.014 Ln Tenaga Kerja -0.1093 Ln Modal-0.0095Ln Dpk (12)

3) BRIS

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.979 atau 97.90%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 97.90% dan sekitar 2.10% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 16639 +0.5976 Ln beban +1.7618 Ln Modal+ 0.1797 Ln Dpk (13)

4) BSM

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.505 atau 50.55%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 50.55% dan sekitar 49.45%

dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 687893 +0.945 Ln Tenaga Kerja -0.0528 Ln Modal+ 0.06514Ln Dpk (14)

5) BUKOPIN

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.977 atau 97.75%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 97.75% dan sekitar 2.25% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 538019 -0.10364 Ln beban +1.3246 Ln Modal+ 0.3485 Ln Dpk (15)

6) PANIN

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.931 atau 93.14%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 93.14% dan sekitar 6.86% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

7) BMII

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.977 atau 97.73%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 97.73% dan sekitar 2.27% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 1713649 -0.1657 Ln beban +1.87522 Ln Modal+ 0.2738 Ln Dpk (17)

8) BNIS

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.202 atau 20.26%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 96.33% dan sekitar 79.74% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 297783 -12.776 Ln beban + 1.02097 Ln Modal+ 0.0605 Ln Dpk (18)

9) BVS

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.5680 atau 56.80%. Hal ini

menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 56.80% dan sekitar 4.32% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 800819+3.351487 Ln beban+5.2165 Ln Modal+ 0.3041 Ln Dpk (19)

10)BJBS

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.776 atau 77.68%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 77.68% dan sekitar 22.32% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 477829 +2.4099 Ln beban-0.81077 Ln Modal+ 0.2680 Ln Dpk (20)

11)Maybank

Pada bank central asia syariah (bca syariah) memiliki nilai koefisiensi determinasi dari model regresi adalah 0.437 atau 43.76%. Hal ini menunjukan bahwa variabel depend secara bersama-sama mempengaruhi variabel independent 43.76% dan sekitar 56.24% dipengaruhi oleh factor lainnya. Dengan memasukan variabel input

dan output yang telah ditetunkan kedalam model regresi, maka dapat dituliskan kembalain menjadi:

Ln � = 519186 -0.1968 Ln Tenaga Kerja -0.6873 Ln Modal-0.5710Ln Dpk (21) Grafik 4.6 Hasil Perhitungan Elastisitas Produktivitas

Dengan Pendekatan Cobb Douglas

sumber: data diolah

Grafik 4.6 memperlihatkan jika bank yang berada pada kondisi Increasing

return to scale dan disincreasing return to scale. Bank yang termasuk pada

posisi Increasing return to scale adalah Bank Victory Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank Muamalat Indonesia (BMII), Bank Jabar Banten Syariah (BJBS), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM). Sedangkan Bank yang termasuk pada posisi disincreasing return to scale adalah Bank Central Asia Syariah, Bank Mega Syariah (BMS), Maybank, dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS).

-1.28 -0.13 2.54 0.96 1.57 7.58 1.98 -11.70 8.87 1.87 -0.57 -13.00 -11.00 -9.00 -7.00 -5.00 -3.00 -1.00 1.00 3.00 5.00 7.00 9.00

Produktivitas Perbankan Syariah

Dokumen terkait