PENGUKURAN TINGKAT EFISIENSI DAN TINGKAT
PRODUKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH (BUS) PERIODE 2011-2015
Skripsi
Diajukan kepada Falkultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh
Friska Tyas Illacartika Sary NIM :1112046100152
PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Friska Tyas Illacartika Sary Tempat, tanggal lahir : Bojonegoro, 03 September 1994
Alamat : Komp. Brimob Polri RT. 04/ 06 No. 45 Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan Kodepos: 15415
Ayah : Samudi
Ibu : Sumiyati
Telepon : 082113914365
Email :saryfriska@gmail.com
II. Pendidikan Formal
2000 – 2006 SDN Ciputat 1
2006 – 2009 SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 2009 – 2012 SMA Negeri 1 Tangerang Selatan
iv
Measurement Efficiency And Productivity in The Islamic Banks (BUS)
Period 2011-2015.
ABSTRACT
Keywords: Efficiency, Total Productivity, SFA, Malmquist TFP
v
Analisa Tingkat Efisiensi Dan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah
(BUS) Periode 2011-2015
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas antara Bank Islam (BUS) di Indonesia. Kinerja bank menggambaran kondisi pada suatu bankpada periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Bank dengan Kinerja yang sehat sangat diperlukan untuk kelancaran fungsi bank sebagai lembaga intermediary (perantara) dan mengetahui kegiatan pengoperasional dan meningkatkan optimalisasi dalam pengolahan sumber dana yang telah didipercayakan. Penelitian ini menggunakan stochastic frontier approach dengan pendekatan intermediasi untuk menganalisa efisiensi dan total factor produktivitas Malmquist untuk menganalisa produktivitas dengan orientasi input. Data yang digunakan adalah data Bank Umum Syariah (BUS) dengan 11 sampel pada kuartal I-2011 sampai dengan Kuartal IV-2015. Hasil penelitian menunjukan tingkat efisiensi rata-rata mencapai 94.46 persen. Sedangkan produktivitas rata-rata mencapai 77.71 persen.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya. Shalawat serta Salam yang selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Pengukuran Tingkat Efisiensi dan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) periode 2011-2015.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program
Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak
memperoleh bimbingan, bantuan, saran, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Arief Muraini, Lc., M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Adhitya Ginanjar, M.Si selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah dan Fitri Damayanti, M.Si A selaku Sekretaris Program Studi Perbankan
vii
4. AM. Hasan Ali, M.A selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah dan Dr. Abdurrauf, M.A selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah dan Hukum
5. Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M. Ec selaku Pembimbing yang
telah memberikan waktu luang, bimbingan, saran dan motivasi kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan bapak dan selalu diberikan kesehatan.
6. Dr Euis Amalia, M. Ag dan Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST, M. Si. selaku Penguji siding skripsi yang telah memberikan waktu dan saran.
7. Ibu Yuke Rahmawati S. Ag. Ma, Selaku Dosen Pembimbing Akademik 8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan berbagai ilmu yang
sangat bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan
9. Seluruh Staf Perpustakaan dan Staf Administrasi Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum serta perpustakaan utama UIN syarif
hidayatullah Jakarta, yang telah membatu menyediakan sarana dan prasarana.
10.Kedua orang tua tercinta (Bapak Samudi Dan Ibu Sumiyati) serta adik
yang selalu memberikan doa dan dukungan. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.
viii
12.Teman-teman Aggashi (ais, lala, nia, eva, ayuu, mulki, deti, ifa, nada, mentari, rahmi, mbae) yang selalu jadi teman bareng, dan telah
memberikan bantuan motivasi agar selesai bersama.
13.Teman- teman yaitu, suci, aisyah dan mucus yang telah banyak membatu
dalam berjuang bersama.
14.Teman-teman KKN Reaktif 2015 yang memberikan pengalaman menarik di tengah masyarakat.
15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyusunan skripsi ini
hingga selesai. Semoga Allah memberikan anugerah yang setimpal. Amin Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi amal ibadah bagi
penulis. Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah yang selalau memberikan nikmat dan emudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga selalu
mendapatkan lindungan dan ridhoi di setiap langkah kita. Amin.
Jakarta, 10 Januari 2016
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... i
LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR PERSAMAAN ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan dan Manfaat ... 6
E. Sistematika Penelitian ... 7
BAB II : LANDASAN TEORI ... 8
A. Efisiensi ... 8
1. Konsep Efisiensi ... 8
2. Pengukuran Efisiensi ... 12
B. Produktivitas ... 15
1. Konsep Produktivitas ... 15
2. Pengukuran Produktivitas ... 17
C. Efiseinsi dan Produktifitas ... 18
D. Penentuan Variabel Input dan Output ... 21
x
F. Kerangka Konsep ... 29
G. Hipotesis penelitian ... 30
BAB III : METODE PENELITIAN ... 13
A.Objek Penelitian ... 31
B.Jenis dan Sumber Data ... 31
C.Metode Pengumpulan Data ... 31
D.Metode Analisis Data ... 31
1. Stochastic Frontier Approach ... 32
2. Penentuan Iput dan Output Efisiensi ... 35
3. Pengukuran Produktifitas ... 36
4. Penentuan Iput dan Outpun Produktifitas ... 41
5. Model Regresi Data Panel ... 43
BAB IV : PEMBAHASAN ... 14
A. Pendekatan Profit ... 48
1. AnalisaModel Prediksi ... 48
2. Uji Statistik ... 49
3. Perhitungan Efiseiensi ... 52
B. Pendektan Produktivitas ... 57
1. AnalisaModel Prediksi ... 57
2. Uji Statistik ... 57
3. TFP Malmquis ... 57
4. Total Produktivitas Pendekatan Cobb Douglas... 61
C. Analisa Perbandingan Efisiensi dan Produktivitas ... 67
BAB V : PENUTUP ... 71
A. Kesimpulan ... 71
xi
DAFTAR PUSTAKA ... 73
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Perkembangan Asset DPK, Dan Pembiayaan Perbankan Syariah .... 2
Tabel 1.2 : Perkembangan Rasio Perbankan Syariah... 3
Tabel 2.1 : Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel 4.1 : Hasil Uji T... 50
Tabel 4.2 : Perkembangan Rasio Perbankan Syariah... 54
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1: Garis Batas Produksi ... 13
Grafik 2.2: Malmqusit Productivity Index ... 18
Grafik 2.3: Frontier Produksi Dan Efisiensi Teknis ... 19
Grafik 2.4: Produktivitas Efisiensi Teknis Dan Skala Ekonomi ... 20
Grafik 4.1: Rata-Rata Nilai Efisiensi Perbankan Syariah Sepanjang Periode 2011-2015 ... 53
Grafik 4.2: Rata-Rata Bank Syariah Per Kuartal Tahun 2011-2015 ... 55
Grafik 4.3 : Table Nilai Efisiensi Perbankan Syariah 2011 Sampai 2015 ... 56
Grafik 4.4: Produktivitas Perbankan Perbankan Per Periode... 58
Grafik 4.5 :Rata-rata Total Factor Produktivitas Perbankan periode 2011-201 60 Grafik 4.6 Hasil Perhitungan Elastisitas Produktivitas Dengan Pendekatan Cobb Douglas ... 67
xiv
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 1 : Rasio Produktivitas ... 15
Persamaan 2 : Persamaan Stochastic Frintier... 32
Persamaan 3 : Persamaan Cobb Douglas ... 35
Persamaan 4 : Persamaan Cobb Douglas Dalam Logaritma ... 35
Persamaan 5 : Total Factor Produktivitas (TFP) Malmquist (MPI) ... 36
Persamaan 6 :Persamaan TFP Malmquist ... 37
Persamaan 7 :Persamaan TFP Malmquist Lanjutan... 38
Persamaan 8 : Persamaan Efisiensi Change ... 38
Persamaan 9 : Persamaan Technicallchange ... 38
Persamaan 10 : Persamaan Efisiensi SFA ... 52
Persamaan 11 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BCA ... 63
Persamaan 12 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BMS... 64
Persamaan 13 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BRIS ... 64
Persamaan 14 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BSM... 64
Persamaan 15 : Persamaan Model Regresi Produktivitas Bukopin Syariah ... 65
Persamaan 16 : Persamaan Model Regresi Produktivitas Bank Panin Syariah . 65 Persamaan 17 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BMII ... 66
Persamaan 18 : Persamaan Model Regresi Produktivitas BNIS ... 66
Persamaan 19: Persamaan Model Regresi Produktivitas BJBS ... 67
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahnya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS). Menurut data bank Indonesia hingga kini sudah ada 12 bank, 22 UUS dan 163 BPRS dengan jaringan kantor BUS dan UUS sekitar 2.301
kantor1. Semakin besar jumlah perbankan syariah yang beroperasi (BUS dan UUS) maka semakin besar juga dana dari masyarakat yang dapat dihimpun dan disalurkan oleh bank. Hal ini membuat bank syariah memiliki fungsi intermediary
(perantara) yang sangat peting. Bank dituntut agar dapat mengolah dananya dengan baik. Sehingga pengukuran kinerja perbankan diperlukan untuk
kelancaran fungsi bank tersebut.
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dananya. Pengukuran kinerja ini dapat dengan mengukur kinerja saat ini yang dibandingkan periode sebelumnya atau dibandingkan kompetitor lainnya.
1
Data Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Desember 2015. www.ojk.go.id
Tabel 1.1 Perkembangan Asset, Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Perbankan
Syariah
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Dana Pihak Ketiga 76,036 115,415 138,671 178,154 217,858 231,175
Pembiayaan 68,181 102,655 130,357 184,122 199,330 212,202
Aktiva 97,519 145,467 168,660 242,276 272,343 296,262
Sumber: Data Dari Bank Indonesia (data sudah diolah)
Pada Tabel 1.1 memperlihatkan indikator Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) serta Pembiayaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Dari sisi Aset perbankan mengalami tren peningkatan sebesar 39%, dari sisi DPK perbankan mengalami peningkatan sebesar 39% dari sisi pembiayaan yang diberikan perbankan mengalami peningkatan sebesar 38%
dibandingkan tahun 2010 (Sumber: SPS, 2015).
Perkembangan perbankan yang cukup pesat diharapkan juga dapat
memperlihatkan kinerja yang baik. Melalui data tersebut dapat terlihat bahwa pertumbuhan asset, DPK, Pembiayaan perbankan syariah di Indonesia mengalami
peningkatan dan mempunyai potensi untuk terus berkembang. Hal ini menunjukan semakin banyak masyarakat yang terlayani serta semakin meluasnya jangkauan perbankan syariah. Serta peran perbankan syariah makin besar untuk
pembangunan ekonomi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pangsa pasar (market share)
2015 atau masih di bawah target minimal 5,0%.2 Perkembangan itu juga membuat persaingan juga semakin kompetitif.
Namun OJK menilai perkembangan bisnis perbankan syariah pada 2015 sedang mengalami masa suram.3 Hal ini disebabkan perlambatan
pertumbuhan ekonomi global yang turut mempengaruhi sector perbankan di Indonesia yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1.2 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah
PERIODE 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
NPF 4.05 1.42 4.01 3.02 2.52 2.22 2.62 4.33 4.84
FDR 99.76 103.65 89.7 89.67 88.94 100 100.32 91.5 98.03
BOPO 76.54 81.75 84.39 80.54 78.41 74.97 78.21 80.19 97.01
Sumber: Data Dari Bank Indonesia (data sudah diolah)
Indikator efisiensi dapat dilihat dengan memperhatikan besarnya rasio
beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan rasio Non
Performing Financing (NPF). Kinerja perbankan dapat dikatakan melakukan
efisiensi apabila rasio BOPO dan NPF mengalami penurunan. Namun
perlambatan pertumbuhan ekonomi global membuat adanya peningkatan pada rasio Non Performing Financing (NPF). Hal ini akan membuat bank harus melakukan Peningkatan pencadangan bank dan mengganggu fungsi dan kegiatan
operasional bank, seperti menjaga likuiditas. Serta membuat suatu bank menjadi
2 Indra Arief Pribadi, “OJK: Pangsa Pasar Perbankan Syariah 4,87%”, Artikel ini diakses
pada 27 Februari dari http://m.antaranews.com/berita/546856/ojk-pangsa-pasarperbankan-syariah.
3Rossiana, Gita, “pertumbuhan bank syariah melambat drastic ini penyebabnya,
inefisiensi yang ditunjukan dengan peningkatan rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO). Serta dengan adanya peningkatan pada DPK,
bank juga harus meningkatkan besar tingkat rasio Financing Deposit Ratio (FDR).
Dengan paparan beberapa data tersebut, maka pengukuran tingkat kinerja juga semakin dibutuhkan. Salah satunya adalah mengukur kinerja usaha adalah dengan tingkat efisiensi dan produktivitas. Bank yang semakin efisien dan
produktif merupakan gambaran kinerja sekaligus salah satu faktor yang diperhatikan dalam menarik investor dan masyarakat (nasabah) untuk
berkontribusi dalam pengembangan bank. Bank yang memiliki kinerja yang baik juga dapat lebih meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam kegiatan operasional. Serta dapat melihat kemampuan masing-masing bank syariah untuk
dapat bertahan dan mengahadapi ketatnya persaingan dalam industry perbankan. Sehingga bank dapat lebih unggul.
Pengukuran Efisiensi sendiri dapat diukur dari tingkat output yang optimal dan input yang ada dari suatu perusahaan. Tingkat efisiensi terhadap suatu perusahaan memiliki dua pendekatan, yaitu dengan pendekatan parametic
dan pendekatan non-parametic. 4 Pendekatan parametrik untuk melihat hubungan antara biaya diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan variabel
lainnya. Pendekatan ini memperhitungkan random error (faktor eksternal) dan menghasilkan kesimpulan secara statistik sehingga dapat mengurangi kesalahan
4
dalam ukuran dan outliers. Pengukuran dengan pendekatan ini akan dapat mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi. Hal ini dapat membantu
mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. Sejumlah kajian efisiensi perbankan
yang menggunkan SFA ini di Indonesia antara lain Hadad, Et. Al (2003), Suswandi (2007) Novarini (2008), Rino Dan Harjum (2011), Rafika (2011), dan Rahmat (2014) yang mendapat hasil selama penelitian perbankan mengalami
peningkatan efisiensi.
Produktivitas adalah hasil dari gabungan antara efisiensi dan
efektivitas. produktivitas adalah suatu konsep yang mengukur rasio dari total output atau rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan5. Produktivitas dapat diukur secara parsial maupun total. Pertama, Produktivitas
parsial atau produktivitas factor tunggal (single factor productivity) merupakan hubungan antara output dengan satu input, contoh produktivitas tenaga kerja atau
produktivitas capital. Serta kedua, Produktivitas total atau Total Factor Productivity (TFP), mengukur hubungan antara output dengan beberapa input secara serentak, hubungan tersebut dinyatakan dalam rasio dari indeks output
terhadap indeks input agregat. Jika rasio meningkat berarti lebih banyak output
5
dapat diproduksi menggunakan jumlah input tertentu atau sejumlah output dapat diproduksi dengan menggunakan lebih sedikit input6.
Pendekatan yang sering digunakan dalam Pengukuran produktivitas dengan pengukuran Total Factor Productivity (TFP) yaitu Malmquist Productivity
Index (MPI). Untuk mengukur TFP suatu perusahaan dapat digunakan ukuran profitabilitas perusahaan, yaitu rasio antara pendapatan dibagi dengan biaya input perusahaan. MPI pertama kali diperkenalkan oleh menggunakan Caves,
Christensen dan Diewert (1982). Pendekatan yang dapat untuk menggambarkan teknologi dalam mendefinisikan indeks input, output, dan produktivitas7.
Sejumlah kajian produktivitas perbankan baik secara parsial dan total antara lain Rian Andryani (2008), ndari dan bayu (2014), rezki (2010), dan Endang (2016).
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini tertatrik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul yaitu “Pengukuran Tingkat
Efisiensi dan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) periode
2011 - 2015”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik dalam bidang teori dan bidang metode penelitian.
B. Identifikasi Dan Pembatasan Masalah
6
Edward, Manajemen Biaya Penekanan Strategik, Edisi 3 vol.2, [Jakarta: Salemba Empat, 2007] h. 316-317
7
Peningkatan Kinerja merupakan hal yang penting untuk sebuah bank agar dapat terus berkembang dan bersaing dengan lainnya. Jika suatu perusahaan
mempunyai tingkat efisiensi yang lebih tinggi dari kompetitor (low cost structure) maka perusahaan dapat menerapkan salah satu dari dua strategi berikut, yaitu:
pertama, memaksimalkan profit dengan jalan menjaga tingkat harga dan ukuran
perusahaan; dan kedua, memaksimalkan profit dengan jalan menurunkan harga dan memperluas ukuran perusahaan8.
Kesehatan atau kondisi bank yang baik merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pengelola (manajemen bank), masyarakat (nasabah),
Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank dan pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip- prinsipnya, baik kehati-hatian (prudential banking),
kepatuhan dan manajemen resiko (risk management). Serta suatu perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas jika semakin efisiensi dalam operasionalnya.
Selanjutnya nilai efisiensi dari Bank Umum Syariah (BUS) ini dianalisis untuk mengetahui kondisi kinerja BUS. Semakin efisiensi dan produktif suatu bank maka kinerja semakin baik, sebaliknya bank yang mempunyai tingkat efisiensi
dan produktif yang rendah pada input dan output, kinerja semakin menurun. Oleh karena itu, peneliti identifikasi permalahan yang terkait dengan pembahasan pada
penelitian ini.
8
1. Peningkatan Net Perfoming Financing (NPF) Serta Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang memperlihatkan adanya
penurunan tingkat kinerja
2. Tingkat persaingan yang ketat antar bank serta lembaga keuangan lainnya
3. Perlunya penilaian tingkat kesehatan bank dalam upaya menjaga dana dan tingkat kepercayaan nasabah
Penelitian ini memberikan batasan-batasan agar pembahasan tidak meluas dan
tetap fokus untuk menjawab pertannya penelitian. Batasannya yaitu:
1. Peneliti ini dilakukan pada 11 Bank Umum Syariah Peiode kuatal I tahun
2011 sampai dengan kuartal IV tahun 2015. Hal ini dikarenakan kelengkapan data yang dimiliki peneliti.
2. Penelitian ini akan mengukur tingkat produktivitas dan tingkat efisiensi.
Pengukuran tingkat efisiensi dengan pendekatan frontier yaitu dengan metode parametik yang diantaranya dengan pendekatan SFA. Hal ini dikarenakan
pendekatan ini sudah banyak dilakukan sebelumnya. Sehingga dapat menjadi tolak ukur dan perbandingan dalam penelitian. Sedangkan pengukuran terhadap tingkat produktivitas akan menggunakan pendekatan cobb-douglas
dan Malmquist.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia tahun 2011-2015?
2. Bagaimana Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia tahun 2011-2015?
3. Bbagaimana perbandingan tingkat efisiensi dan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia tahun 2011-2015?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan judul dari pembahasan ini serta latar belakang masalah maka penelitian ini betujuan untuk sebagai berikut:
1. Menganalisis tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2015.
2. Menganalisis produktivitas Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dari
tahun 2011 sampai 2015.
3. Membandingkan tingkat efisiensi dari dan produktivitas tahun 2011 sampai
2015.
Manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta mengetahui kondisi dan kinerja perbankan syariah di Indonesia.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan dan pengetahuan mengenai perbankan syariah bagi penelitian selanjutnya yang
ingin melanjutkan penelitian.
E. Sistematika Penulisan
Secara garis besar tugas penyusunan skripsi ini akan ditulis dalam lima bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arahan dan gambaran mengenai hal
yang tertulis, berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tinjauan dari beberapa hal-hal Landasan Teori,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis. BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas mengenai mencakup pengukuran variabel
penelitian, jenis dan metode pengumpulan data dan sumber data populasi penelitian, serta metode analisis data.
Bab ini berisi perhitungan data yang diperoleh pada objek penelitian, analisis data, dan melakukan pembahasan terhadap hasil
penelitian. BAB V : PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efisiensi
1. Konsep Efisiensi
Perbankan syariah dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya. Salah satu cara untuk mengukur kinerja usaha adalah tingkat efisiensi. Sehingga
Perbankan yang efisiensi berarti menunjukan kinerja juga baik dan demikian juga sebaliknya. Efisiensi sendiri dapat diukur dari tingkat output yang optimal dan
input yang ada dari suatu perusahaan. Efisiensi sebagai perbandingan antara pengeluaran (output) dengan pemasukan (input) atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi jika
perusahaan tersebut dapat meghasilkan output yang lebih besar jika dibandingkan perusahaan lain dengan menggunakan jumlah input yang sama atau menghasilkan
jumlah output yang sama tetapi jumlah input yang dipergunakan lebih sedikit dibandingkan jumlah input yang digunakan perusahaan lain. Dengan demikian, ada tiga factor yang menyebabkan efisiensi, yaitu apabila dengan output yang
sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, input yang lebih kecil dapat menghasilkan utput yang sama, dan input yang lebih besar dapat menghasilkan
jumlah output dengan presentase yang lebih1.
1
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori Dan Praktik, [Bekasi: Gramata Publishing, 2014] h. 65
Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. (2008), tentang konsep efisiensi yang berasal dari konsep mikroekonomi yaitu teori konsumen dan teori produsen. Teori
konsumen mencoba untuk memaksimumkan kegunaan atau kepuasan dari sudut pandang individu. Sedangkan teori produsen mencoba untuk memaksimumkan
keuntungan atau meminimumkan biaya dari sudut pandang produsen. Pada teori produsen terdapat garis batas produksi (production frontier line) yang menggambarkan hubungan antara input dan output dari prosesproduksi. Garis
batas produksi ini mewakili tingkat output maksimum dari setiap penggunaan input yang mewakili penggunaan teknologi dari suatu perusahaan atau industri
seperti ditunjukkan2
Grafik 2.1 : Garis Batas Produksi
Sumber: ascarya Diana dan Guruh (2008)
Pada teori ekonomi terdapat dua jenis efisiensi, yaitu efisiensi
teknik (technical efficiency) dan efisiensi ekonomi (economic efficiency). Efisiensi ekonomi mempunyai gambaran ekonomi makro, sedangkan efisiensi teknik memiliki gambaran ekonomi mikro. Pengukuran efisiensi teknik hanya
untuk teknik dan hubungan operasional dalam proses penggunaan input menjadi output. Pada pengukuran efisiensi ekonomi, harga tidak dapat
2
dianggap sudah ditentukan tetapi harga dapat dipengaruhi oleh kebijakan makro (Sarjana, 1999).
Konsep pengukuran efisiensi diperkenalkan oleh Farell (1957), yaitu efisiensi teknik (Technical Efficiency/TE) dan efisiensi alokasi (Allocative Efficiency/AE). Efisiensi Teknik (Technical Efficiency /TE)
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output dengan memanfaatkan jumlah input yang ada. Efisiensi Alokasi (Allocative Efficiency
/AE) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan input dengan struktur harga dan teknologi produksinya.
Menurut Berger dan Mester (1997) efisiensi bank merupakan indikator penting dalam menganalisis kinerja suatu bank. Secara umum ada tiga pendekatan konsep dasar model efisiensi sektor perbankan, yaitu dapat
dilihat dari sisi biaya (cost efficiency) dan sisi keuntungan (profit efficiency). Dari sisi keuntungan (profit efficiency) dibedakan menjadi dua, yaitu standar
profit efficiency dan alternative profit efficiency,.
a. Cost Efficiency pada dasarnya pengukuran tingkat biaya suatu bank
dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi terbaik (best
practice bank`s cost) yang menghasilkan output yang sama dengan
teknologi yang sama. Siti Astiyah dan Jardine A. Husman menggunakan
relatif lebih mahal. Sedangkantechnical inefficiency merefleksikan penggunaan input yang kurang optimal dalam memproduksi output3.
b. Standard Profit Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat efisiensi suatu
bank didasarkan pada kemampuan bank untuk menghasilkan profit
maksimal pada tingkat harga output tertentu dibandingkan dengan tingkat keuntungan bank yang beroperasi terbaik (best practice bank) dalam sampel. Model ini seringkali dikaitkan dengan suatu kondisi pasar
persaingan sempurna dimana harga input dan output ditentukan oleh pasar. Dengan kata lain tidak satupun bank yang dapat menentukan harga input
maupun harga output sehingga bank bertindak sebagai price-taking agent. Berger dan Mester (1997), pendekatan Profit Efficiency lebih superior dibanding pendekatan Cost Efficiency karena Profit Efficiency
memperhitungkan inefficiency dari kedua sisi yaitu input dan output, secara konsep ekonomi Profit Efficiency dapat lebih diterima
dibandingkan Cost Efficiency, dan Cost Efficiency yang didasarkan pada cost minimum pada level output tertentu, yang padahal tingkat output tersebut belum tentu pada tingkat output yang optimal4.
c. Alternative Profit Efficiency ini berbeda dari standard profit efficiency
karena sifat pasar pada model ini adalah pasar persaingan sempurna
sedangkan dalam alternative profit efficiency terjadi pada pasar persaingan tidak sempurna (imperfect market competition). Pada kondisi pasar ini
3
Siti Astiyah dan Jardine A. Husman, Fungsi Intermediasi Dalam Efisiensi Perbankan di Indonesia: Deviasi Fungsi Profit, [Jakarta : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2006], Hal 529-54
4
maka bank diasumsikan memiliki market power dalam menentukan harga output. Namun, tidak pada harga input. Karena perbedaan jenis pasar
tersebut maka perbedaan yang paling menonjol antara kedua model ini (standard profit efficiency dan alternative profit efficiency) adalah pada
penentuan variabel eksogen didalam pencapaian keuntungan maksimum.Pada model ini variabel eksogen adalah tingkat output.
B. Produktivitas
1. Konsep Produktivitas
Produktivitas adalah hasil dari gabungan antara efisiensi dan efektivitas. produktivitas adalah suatu konsep yang mengukur rasio dari total output atau rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber daya yang digunakan.
Dalam bentuk persamaan dituliskan sebagai berikut5:
=
�=
� � � (1)Bila rasio yang digunakan tersebut masukan yang dipakai untuk menghasilkan output. Produktivitas dapat diukur secara parsial maupun total.
a. Produktivitas parsial atau produktivitas factor tunggal (single factor productivity) merupakan hubungan antara output dengan satu input,
contoh produktivitas parsial yang sering digunakan adalah produktivitas tenaga kerja yang menunjukan rata-rata output per tenaga kerja, atau produktivitas kapital yang menggambarkan rata-rata output per kapital.
5
Manajer suatu perusahaan menggunaka produktivitas parsial tenaga kerja langsung sebagai dasar dalam penilaian kinerja dan mungkin tidak
memberikan perhatian pada upaya meminimalkan pemborosan barang baku.
b. Produktivitas total atau Total Factor Productivity (TFP), mengukur hubungan antara output dengan beberapa input secara serentak, hubungan tersebut dinyatakan dalam rasio dari indeks output terhadap indeks input
agregat, jika rasio meningkat berarti lebih banyak output dapat diproduksi menggunakan jumlah input tertentu atau sejumlah output dapat diproduksi
dengan menggunakan lebih sedikit input. Keunggulan penggunaan ukuran produktivitas total dalam evaluasi kinerja menurunkan kemungkinan terjadinya manipulasi beberapa factor produksi untuk memperbaiki ukuran
produktivitas lainnya. Produktivitas total yang buruk dapat berasal dari peningkatan biaya sumber daya yang besar atau penurunan produktivitas
beberapa sumber daya input6.
Pengukuran produktivitas dalam penelitian ini mengacu pada Total Factor Productivity (TFP) dari seluruh faktor yang digunakan.
Pengukuran parsial dapat menimbulkan misleading ketika menilai kinerja suatu perusahaan atau industri. Untuk mengukur TFP suatu perusahaan dapat
digunakan ukuran profitabilitas perusahaan, yaitu rasio antara pendapatan dibagi dengan biaya input perusahaan. Pendekatan yang sering digunakan untuk perbandingan ini adalah Malmquist Productivity Index (MPI). MPI
6
pertama kali diperkenalkan oleh menggunakan Caves, Christensen dan Diewert (1982). Pendekatan yang dapat untuk menggambarkan teknologi
[image:34.595.115.515.203.541.2]dalam mendefinisikan indeks input, output, dan produktivitas7. Grafik 2.2 Malmqusit Productivity Index
Ilustrasi Produktivitas
C. Efisiensi dan Produktivitas
Untuk membedakan istilah produktivitas dan efisiensi dapat
diilustrasikan dengan proses produksi sederhana dimana satu input (X) digunakan untuk memproduksi satu output (Y). Hal ini dapat dilihat pada. Gambar 5 merupakan frontier produksi yang menggambarkan hubungan
antara input dan output. Frontier produksi menunjukkan tingkat output maksimum yang dapat dicapai pada tiap tingkat input, dengan tingkat
teknologi tertentu dalam suatu industri. Titik A menunjukkan titik yang inefisien, sedangkan titik B dan C menunjukkan titik yang efisien. Perusahaan
yang beroperasi di titik A merupakan perusahaan yang inefisien karena secara
7
teknis perusahaan tersebut dapat meningkatkan output ke tingkat output yang sama dengan titik B tanpa membutuhkan input yang lebih besar.
Gambar 2.3 Frontier Produksi Dan Efisiensi Teknis
Sumber: ascarya, diana (2008)
Pada Gambar 6, untuk mengukur produktivitas masing-masing titik data digunakan garis bantu yang berasal dari titik 0 ke masing-masing titik data, yaitu garis a, b dan c. Kemiringan (slope) garis tersebut adalah y/x dan
merupakan ukuran produktivitas. Jika perusahaan yang beroperasi di titik A bergerak ke titik B yang efisien secara teknis, kemiringan garis tersebut akan
menjadi lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas lebih tinggi di titik B. Jika perusahaan bergerak ke titik C, garis tersebut merupakan garis singgung terhadap frontier produksi dan menunjukkan produktivitas
maksimum yang mungkin dicapai. Pergerakan ke titik C adalah contoh pemanfaatan skala ekonomi. Titik C merupakan titik skala optimal (secara teknis). Operasi perusahaan di titik lainnya pada frontier produksi (selain titik
C) akan menghasilkan tingkat produktivitas yang lebih rendah. Kesimpulan dari uraian tersebut adalah perusahaan yang sudah efisien secara teknis masih
Grafik 2.4 Produktivitas Efisiensi Teknis dan Skala Ekonomi
Sumber: Ndari dan Bayu (2014)
Uraian tersebut tidak memasukkan komponen waktu. Jika perbandingan produktivitas dilakukan antar waktu yang berbeda, sumber perubahan produktivitas lainnya yang mungkin adalah perubahan teknis.
Perubahan teknis melibatkan kemajuan teknologi yang ditunjukkan dengan pergeseran frontier produksi ke atas. Ukuran produktivitas dapat dilihat dari slope garis lurus dari sumbu nol. Berdasarkan Grafik 6, perusahaan A dan B
memiliki produktivitas yang sama, namun nilai efisiensi perusahaan A lebih rendah dibandingkan perusahaan B. Sementara itu, perusahaan B dan C
memiliki efisiensi yang sama, namun nilai produktivitas C lebih besar dibandingkan perusahaan B. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki
D. Penentuan Variable Input dan Output
Menurut Hadad, dkk (2003)8 terdapat 3 pendekatan yang digunakan dalam
parametrik menentukan hubungan input dan output dalam suatu lembaga keuangan yaitu :
1) Pendekatan Aset ( The asset Approach)
Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam pendekatan ini, output
benar-benar didefinisikan ke dalam bentuk aset. 2) Pendekatan Produksi (The Production Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accounts) lalu mendefinisikan output sebagai jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal
pada aset-aset tetap dan material lainya.
3) Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach)
Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai intermediator, yaitu merubah dan mentrasfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus menjual unit-unit-unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input
institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan pembiayaan bunga pada deposit, lalu dengan output yang diukur dalam bentuk kredit
pinjaman (loans) dan investasi finansial (financilal investment). Akhirnya pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans).
8
E. Review Studi
Literatur berkaitan dengan variable yang mempengaruhi efisiensi perbankan memberikan hasil empiris yang baik dengan berbagai factor yang
terindentifikasi. Berikut ini beberapa penelitian telah dilakukan terhadap bank yang menggunakan pendekatan intermediasidalam menentukan input output.
Siti Astiyah dan Jardine A. Husma Pengukuran profit efficiency mencakup model dengan penekanan fungsi intermediasi dan tanpa penekanan fungsi intermediasi. Hasil penelitian yang menarik ditunjukkan dengan
rata-rata nilai efisiensi dengan model penekanan intermediasi lebih rendah dari model tanpa penekakan intermediasi. Rata-rata efisiensi selama periode
penelitian dengan menggunakan model non-intermediasi adalah 92,4% dibandingkan dengan 91,4% dengan model penekanan intermediasi. 9
Skripsi Suswadi dengan Metode Stochastic Frontier Approach
(SFA). Penelitian ini menggunakan dari sisi profit dengan menggunakan
metode pendekatan alternative profit efficiency dengan data selama tahun
2003-2006. Dengan obyek penelitian adalah Bank Umum Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia. Peneliti menyimpulkan Selama periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2006 perbankan
syariah di Indonesia telah mengalami efisiensi total rata-rata sebesar 94,37 % tiap tahunnya. Dengan efisiensi rata-rata paling tinggi terjadi pada tahun 2006
9
yaitu sebesar 98,29 % dan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 90,12 %. 10
Samir Abderrazek Srairi (2009)11, Penelitian ini menggunakan pendekatan SFA dan menyelidiki tingkat efisiensi bank dengan pendekatan
biaya dan profit dari 71 bank komersial di negara-negara teluk dewan kerjasama selama periode 1999-2007. Hasil bank di kawasan teluk relatif lebih efisien di menghasilkan laba yang dari pada pengendalian biaya. bank
konvensional rata-rata lebih efisien dari pada bank syariah. serta mengamati adanya korelasi positif biaya dan profit efisiensi dengan kapitalisasi bank dan
profitabilitas, dan satu negatif dengan biaya operasi. sumber ketidakefisienan hasil empiris menunjukkan bahwa kegiatan pinjaman yang lebih tinggi meningkatkan profit efisiensi bank, tetapi memiliki dampak negatif pada biaya
efisiensi. Data sampel kami adalah data panel tidak seimbang dari 71 komersial bank (48 konvensional dan 23 islam) dari enam GCC negara: 14
Bank Di Bahrain, 11 Bank Di Kuwait, 5 Bank Di Oman, 8 Bank Di Qatar, 11 Bank Di Arab Saudi, dan 22 Bank Di Uni Emirat Arab. Data Berisi 594 Observasi Selama Periode 1999-2007.
Edy Hartono (2009)12, Sampel dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan perbankan terbagi dalam 3 kelompok bank yaitu 3 Bank BUMN,
17 Bank BUSN Devisa dan 2 BUSN Non Devisa. Model yang akan diregresi
10
Suswadi, Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA),[Skripsi UIN Yogyakarta, 2007]
11
Samir Abderrazek, Cost And Profit Efficiency Of Conventional And Islamic Banks In GCC Countries, [Springer ,2009]
12
adalah pengujian dengan menggunakan single equation dan pooled data. Peneliti menyimpulkan bahwa diperoleh bahwa kelompok Bank BUSN Non
Devisa lebih kecil dibandingkan dengan kelompok bank BUSN Devisa dan kelompok Bank BUMN. Dari data variabel kredit yang diberikan dan surat
berharga yang dimiliki oleh bank yang merupakan komponen output selama Tahun 2004-2007. Kelompok Bank BUSN Non Devisa paling besar, kemudian kelompok Bank BUSN Devisa dan yang paling kecil kelompok
Bank BUMN. Berdasarkan hasil analisis Cross Section Stochastic Frontier Analysis nilai efisiensi perbankan di Indonesia menunjukkan angka-angka
yang hampir mendekati 100%. Hal ini menunjukkan adanya tingkat efisiensi relatif antar bank dalam sampel pengamatan yang tinggi yang telah dilakukan oleh bank-bank go public.
Izah Mohd Tahir dan Sudin Haron (2008)13 dengan judul
“Technical Efficiency Of The Malaysian Commercial Banks: A Stochastic
Frontier Approach”. Penelitian ini menggunakan bank konvensional dari
periode 2000-2006. Efisiensi teknis untuk seluruh sampel rata-rata adalah 81 persen menunjukkan adanya input sekitar 19 persen. Secara keseluruhan,
tingkat efisiensi telah sedikit meningkat selama periode studi. Hasil lain juga menunjukkan bahwa bank-Bank Dalam Negeri memiliki rata-rata yang relatif
lebih efisien dibandingkan dengan Bank Asing, sekitar 90,1 persen dan 74,4 persen masing-masing .
13
Penelitian yang berkaitan dengan analisis efisiensi dengan metode non parametrik DEA serta analisis perubahan Total Factor Productivity (TFP)
telah dilakukan, yaitu Rian Andryani (2008) penelitian bertujan untuk menganalisis Total Factor Productivity (TFP) dengan indeks Malmquist dan
efisiensi dengan DEA industry bank selama periode 2004-2007. Metode yang digunakan DEA dengan pendekatan variabel return to scale (VRS) dengan hasil rata-rata tingkat efisiensi teknis bank mengalami penurunan dari 99,5
persen pada 2004 menjadi 89,4 persen pada 2005 dan 85,4 persen pada tahun pada tahun 2006. Kemudian mengalami peningkatan di tahun 2007 menjadi
sebesar 89,8 persen. Sedangkan pada Total Factor Productivity (TFP) perbankan syariah di Indonesia menunjukkan trend yang meningkat dari tahun 2004 hingga 2007. Data yang digunakan meliputi 17 bank syariah, baik UUS
dan BUS dengan pendekatan intermediasi yang yaitu beban tenaga kerja, modal, DPK, pembiayaan dan aktiva produktif lainnya14.
Ndari dan bayu (2014) Makalah ini menghitung Total Factor Productivity (TFP) untuk industri skala besar dan menengah di Indonesia periode 2000-2009. Dengan menggunakan Metode Data Envelopment
Analysis (DEA) dan Total Factor Productivity Malmquist. Hasil menunjukkan ada pergeseran dari faktor pendukung terhadap pertumbuhan TFP pada
manufaktur sektor dalam periode sampel 2 (dua). Pada periode 2000-2004, perubahan efisiensi menjadi kontributor utama pada pertumbuhan TFP. Sedangkan pada periode 2005-2009, perubahan teknis menjadi faktor
14
pendukung utama TFP. TFP perusahaan besar dan sedang Indonesia secara rata-rata tumbuh 7,44 persen15.
Rezki menganalisa efisiensi perbankan syariah di Indonesia periode 2007-2009 menggunkan 17 bank syariah. Metode yang digunkan
DEA untuk mengukur efisiensi dan Indekx Malmquist untuk mengukur total produktivitas bank. Hasilnya peningkatan produktivitas disebabkan oleh factor teknologi. Selain itu terdapat korelasi negative antara asset dengan efisiensi
[image:42.595.109.508.307.717.2]dimana semakin besar asset mengakibatkan berkurannya efisiensi.16 Tabel 2: Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Penulis/
Tahun/Judul
Hasil Penelitian Pembeda
1 Suswadi (2007)
Judul:
Analisa Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia periode 2003:1- 2006: 12
Penelitian ini menjelaskan efisiensi dengan SFA
alternative profit efficiency.
Dengan penentuan input dan output menggunakan pendekatan Value Added Approach, yaitu Dana pihak ketiga (DPK), Modal disetor, penempatan pada BI,
penempatan bank lain, dan pembiayaan
Hasil : perbankan syariah mengalami efisiensi total rata-rata sebesar 94,37 % tiap tahunnya. Serta laba
perbankan syariah ini sangat dipengaruhi oleh pembiayaan dan penempatan pada BI
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang penelitian pada efisiensi dan
produktivitas perbankan dengan metode SFA dan mamlqusit periode 2011-2015
2 Novarini (2008)
Judul:
Efisiensi Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis
(SFA) tahun
2005-Penelitian ini menjelaskan efisiensi dengan SFA Dengan pendekatan derivasi fungsi Profit dan BOPO Variabel dependent yaitu total keuntungan, variabel output
piutang jual beli dan
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang penelitian pada efisiensi dan
produktivitas perbankan dengan metode SFA dan
15
Ndari Dan Bayu, Dinamika Total Factor Productivity Industry Besar Dan Sedang Indonesia. [Bulletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 2014]
16
2007 pembiayaan bagi hasil. variabel input berupa harga dana dan price of labour.
Hasil menunjukkan bahwa sebahagian besar UUS belum efisien dari sisi profit yang diperoleh. Hasil dari rasio BOPO bahwa tahun 2006-2007, UUS berhasil mencapai Efisiensi. UUS BUPN dengan UUS BSWN baik secara efisiensi dan BOPO tidak terlalu berbeda
mamlqusit periode 2011-2015
3 Izah Mohd Tahir dan Sudin Haron (2008)
Judul
Technical Efficiency Of The Malaysian Commercial Banks: A Stochastic Frontier Approach
period 2000-2006.
Penelitian ini menjelaskan efisiensi dengan SFA pendekatan teknikal Dengan penentuan input dan output menggunakan pendekatan intermediasi, yaitu,total deposit, dan total overhead expenses dan variabel Output total earning asset
yang
terdiri pembiayaan, dealing securities, investment securities, dan penempatan pada bank lain.
Hasil: Efisiensi teknis untuk seluruh sampel rata-rata adalah 81 persen
menunjukkan adanya input sekitar 19 persen. Serta bank-Bank Dalam Negeri memiliki rata-rata yang relatif lebih efisien dibandingkan dengan Bank Asing, sekitar 90,1 persen dan 74,4 persen.
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang penelitian pada efisiensi dan
produktivitas perbankan dengan metode SFA dan mamlqusit periode 2011-2015
4 Rian Andryani (2008)
Judul:
Analisis Efisiensi Industry Perbankan Syariah Di Indonesia pada periode 2004-2007 meliputi 17 bank syariah, baik UUS dan BUS
Penelitian ini menjelaskan efisiensi dan produktivitas dengan DEA dan Total Factor Productivity (TFP) dengan indeks Malmquist. pendekatan VRS dengan input dan output, yaitu beban tenaga kerja, modal, DPK, pembiayaan dan aktiva produktif lainnya Hasil : rata-rata tingkat efisiensi teknis bank mengalami penurunan dari
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang penelitian pada efisiensi dan
99,5 persen pada 2004 menjadi 89,4 persen pada 2005 dan 85,4 persen pada tahun pada tahun 2006.
5 Ndari dan Bayu
(2014)
Judul:
Dinamika Total Factor Productivity Industry Besar Dan Sedang Indonesia periode 2000-2009.
Penelitian ini menjelaskan efisiensi dan produktivitas dengan DEA dan Total Factor Productivity (TFP) dengan indeks Malmquist. pendekatan VRS dengan input dan output, yaitu Tenaga kerja, modal, bahan baku, energy, output produksi
Hasil : TFP perusahaan besar dan sedang Indonesia secara rata-rata tumbuh 7,44 persen
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang penelitian pada efisiensi dan
produktivitas perbankan dengan metode SFA dan mamlqusit periode 2011-2015
Berdasarkan uraian diatas dan mengacu pada hasil penelitian
terdahulu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat efisiensi dan tingkat produktivitas. Perbedaan dengan Penelitian ini yaitu menganalisis tentang pengaruh efisiensi dengan metode stochastic frontier
approach (SFA) dan tingkat produktivitas perbankan, baik parsial dan Total Factor Productivity dengan Indeks Malmquist. Penelitian ini menggunkan
pendekatan perantara (intermediation approach) dalam menentukan input dan output. Dimana kemudian akan dianalisis komponen input dan output apa saja yang memepengaruhi tingkat efisiensi pada bank syariah. Serta hubungannya
antara produktivitas dan efisiensi. Dengan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Tingkat Efisiensi
dan Tingkat Produktivitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
F. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran peneliti dimulai dari pencarian data dan teori yang dihimpun untuk penelitian. Kemudian data diproses sesuai dengan pendekatan
yang akan dipilih. Pendekatan dalam menentukan variabel input dan output dalam efisiensi dan produktivitas menggunakan pendekatan intermediasi.
Bank Umum Syariah
Pengukuran Kinerja keuangan Bank Umum Syariah
Laporan Keuangan
Pengukuran Tingkat efisiensi
Koefisien Nilai Efisiensi
Hasil dan Kesimpulan
SFA MALMQUIST
Score Nilai produktivitas
Pengukuran Tingkat Produktivitas
COBB DOUGLAS Variabel Independent (X)
Input
Dana Pihak Ketiga
Modal
Biaya Tenaga Kerja Output
Pembiayaan Variabel Dependent (Y)
Total Pendapatan
Variabel Dependent (X)
Dana Pihak Ketiga
Modal
Biaya Tenaga Kerja
Variabel Independent (Y)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan pendekatan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis kuantitatif dengan pendekatan parametik dan non-parametik. Pendekatan parametik yaitu Metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) untuk mengukur tingkat efisiensi dan
Pendekatan non-parametik yaitu Malmquist Factor Productivity Index untuk mengukur tingkat produktivitas total dan fungsi cobb-douglas untuk mengukur
tingkat produktivitas parsial. Serta akan dianalisa pula hubungan antara variabel dengan regresi.
B. Objek penelitian
Obyek penelitian ini adalah bank yang menganut prinsip syariah, yaitu Bank Umum Syariah Penulis yang beroperasi selama masa penelitian. Peneliti mengambil 11 sampel Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Penelitian
dilakukan pada kuartal I tahun 2011 sampai kuartal IV tahun 2015. Alasan dipilih sebagai objek penelitian dikarenakan data yang dimiliki oleh peneliti.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk melengkapi penelitian menggunakan data sekunder. Data ini yang diperoleh dari data laporan keuangan bank syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Bank Umum Syariah mulai dari kuartal I
tahun 2011 sampai kuartal IV tahun 2015 dan media literatur referensi lainnya yang mendukung penelitian.
D. Metode Analisis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu dalam pengelolahan data berupa input dan output yang diambil dari laporan keuangan yang dimilki oleh masing-masing bank.
1. Metode Stochastic Frontier Analysis (SFA)
SFA merupakan pendekatan yang menganggap adanya dua bagian
errorterm. Dalam pendekatan ini efisiensi dianggap mengikuti distribusi
asimetris, biasanya setengah normal (half normal), sedangkan kesalahan acak (random error) terdistribusi simetrik standar. Nilai efisiensi yang dihasilkan
berupa skor dari 0-1. Semakin mendekati 1 maka perusahaan itu semakin efisien begitu juga sebaliknya, semakin mendekati angka 0 maka perusahaan itu semakin
tidak efisien. Metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) menggunakan u (error yang dapat dikendalikan) untuk mendapatkan nilai efisiensi tersebut1.
Pendekatan efisiensi bank yang digunakan adalah dari sisi profit dengan
pendekatan alternative profit efficiency. Sedangkan perhitungannya dengan pendekatan adalah metode Stochastic Frontier Approach (SFA). Alternative
Profit Efficiency yaitu dengan bank diasumsikan memiliki market power dalam
1
menentukan harga output. Namun, tidak pada harga input. Karena perbedaan jenis pasar tersebut maka perbedaan yang paling menonjol antara kedua model ini
(standard profit efficiency dan alternative profit efficiency) adalah pada penentuan variabel eksogen didalam pencapaian keuntungan maksimum. Alat analisis yang digunakan adalah Frontier 4.1.
Perangkat lunak Frontier 4.1 digunakan untuk mengestimasi fungsi profit dengan menggunakan metode panel data pada pendekatan parametrik Stochastic
Frontier Approach (SFA). Fungsi standar stochastic cost frontier memiliki bentuk umum (log) sebagai berikut:
log
�
�=ƒ(
�
�,�
�+ �
�(2)
dimana : log �� adalah total profit bank i, �� adalah input pada waktu ke i, ��
adalah input pada waktu ke i, �� adalah error. Galat (e) terdiri dari 2 fungsi yaitu:
�
�=
µ
�+ �
� dimana : µ� adalah faktor error yang dapat dikendalikan, ��adalah faktor error yang bersifat random yang tidak dapat dikendalikan.
Diasumsikan bahwa �� terdistribusi normal
N(0,
ó
2)
dan µ� terdistribusihalf-normal
ӏ
N(0,
ó
2)
ӏ
dimanadanµ
�=
µ
�EXP −h t − T
h adalahparameter yang akan diestimasi.
2. Penentuan Input Output Pendekatan Efisiensi
(intermediary), dimana bank mengumpulkan dan menyalurkan dana dari unit yang kelebihan dana (surplus unit) ke unit yang kekurangan dana (deficit unit).
Penjeasan masing-masing variable yang termasuk output dan input dalam pendekatan ini sebagai berikut:
a. Pendapatan
Pendapatan merupakan pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah baik yang tergolong BUS maupun UUS. Kegiatan operasional bank
syariah, meliputi:
1) Pendapatan dari penyaluran dana, yaitu: pendapatan dari jual beli
(mudharabah, salam, dan istishna), sewa (ijarah), bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), dan lainnya.
2) Pendapatan operasional lainnya, yaitu: pendapatan jasa administrasi, jasa
transaksi ATM, pembiayaan khusus, jasa komisi, laba (rugi) transaksi valuta asing, fee sistem online-payment point dan lainnya.
3)Pendapatan non operasional
b. Pembiayaan adalah penjumlahan dari seluruh pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada masyarakat menggunakan akad-akad muamalah. Variabel ini
dalam aplikasi produk bank syariah dikenal dengan produk yang menggunakan akad-akad berikut, yaitu:
1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (Tmurabahah, salam, dan ishtisna);
3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah); 4) Pembiayaan dengan akad pelengkap (hiwalah, rahn, qardh, wakalah,
kafalah, dan lainnya).
c. DPK
Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpun bank dari masyarakat. Penghimpunan dana oleh bank dilakukan dengan melihat prinsip wadi’ah dan mudharabah. Dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap total
pembiayaan. Hal ini karena Semakin besar DPK yang berhasil dihimpun oleh bank syariah, maka semakin besar pula pembiayaan yang disalurkannya. Serta
semakin besar pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat maka semakin besar pendapatan yang akan diterima oleh bank. Jumlah simpanan yang dihimpun dari dana masyarakat ini terbagai menjadi beberapa produk, yaitu:
1) Giro dengan prinsip mudharabah dan wadi’ah.
2) Deposito Syariah mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
3) Tabungan Syariah prinsip wadi’ah dan mudharabah mutlaqah. d. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja atau biaya personalia adalah biaya gaji, biaya pendidikan
dan tunjangan kesejahteraan karyawan bank syariah baik yang tergolong BUS maunpun UUS. Biaya tenaga kerja mempunyai hubungan negatif terhadap
e. Modal adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau pemegang saham. Modal terdiri dari modal inti (modal disetor dan agio saham) dan modal
pelengkap (cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva tetap/PPAP, modal pinjaman dan pinjaman subordinasi. Untuk meningkatkan
besarnya modal bank dapat melakukan dengan cara menambahkan dana baru dari pemilik atau meningkatkan hasil usaha.
3. Pengukuran Produktivitas
a. Produktivitas dengan Pendekatan Cobb-Douglas
Bentuk fungsi yang digunakan dalam menghitung produktivitas dalam penelitian ini adalah Fungsi Biaya Cobb Douglas. Fungsi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih
variable. Variabel yang satu disebut dengan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X). Alasan karena Fungsi produksi yang sering
digunakan sebagai alat analisis adalah fungsi Cobb-Douglas. fungsi ini diperkenalkan pertama kali oleh knut wicksell (1851-1926). Dengan merujuk kepada sejumlah literature maka bentuk fungsi cobb douglas
dalam kajian ini, yaitu Fungsi cobb douglas2:
P(L,K)=b
(3)
2Hong, Bao, “
Dimana : P adalah total produktivitas, L adalah input total tenaga kerja, K adalah input modal, b adalah total factor productivity, α dan β adalah
elastisitas input total tenaga kerja dan input modal.
Kelebihan (soekartawi, 1990)3
1) bentuk fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dan sederhana dalam penerapannya. ditransfer ke bentuk linear dengan cara
melogaritmakan;
2) Jumlah besaran elastisitas sekaligus menunjukkan tingkat besaran
skala usaha (return of scale). Apakah meningkat, tetap, atau menurun 3) Koefisien elastisitas dari fungsi Cobb Douglas merupakan secara
langsung menggambarkan elastisitas produski penggunaan input
dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang sedang dikaji itu.
4) Koefisien intersep secara langsung menggambarkan indeks efisiensi produksi dari setiap input yang dipergunakan untuk menghasilkan output dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb
Douglas itu.
3 Ramadhani Yuliastuti, “
Untuk lebih memudahkan penggunaan, biasanya fungsi ditransformasikan ke bentuk logaritma. Setelah ditransformasikan maka fungsi akan menjadi:
LN (Y) = LN (b) +α *LN(L) + β*LN(K)
(4)
Penentuan fungsi biaya dalam pendekatan parametik:
LN (Y) = b +α *LN(L) + β*LN(K) + µ LN (e)
(5)
Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas, yaitu : tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol
atau suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite); tidak ada perbedaan teknologi pada pengamatan; tiap-tiap variabel X adalah persaingan sempurna; perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) adalah sudah
tercakup pada faktor kesalahan.
1) Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi adalah konsep untuk mengukur tingkat perubahan dari
output akibat dari penggunaan input. Salah satu asumsi dasar dalam teori ekonomi produksi adalah setiap produsen berusaha memaksimumkan keuntungan. Analisa elastisitas ini sangat penting untuk menjelaskan input
mana yang lebih elastis dibandingkan dengan input lainnya.
2) Return to Scale
Return to Scale perlu diketahui untuk mengetahui apakah kegiatan dari
decreasing return to scale. Dari nilai elastisitas output yang didapat
merupakan juga nilai produktivitas input yang digunakan. Setelah
mengetahui elatisitas outputnya maka untuk mendapatkan returns
to scale sebagai bagian dalam mengetahui skala ekonominya maka
tingkat returns to scale didefinisikan sebagai penjumlahan elastisitas
output. Dan dari hasil estimasi tersebut terdapat tiga
kemungkinan4:
(a) Increasing returns to scale apabila Rts > 1
(b) Constant Returns to scaapabila Rts = 1
(c) Decreasing returns to scale apabila Rts < 1.
b. Total Factor Produktivitas (TFP) Malmquist
Menurut lovell (1994), Malmquist indekx berorientasi input, bisa diformulasikan sebagai berikut:
�
��+� �+�,
�+�,
�,
�) =
[
��� �+�, �+���� , �, �
���+� �+�, �+�
���+� , �, �
]
/2
(6)
Dimana: I mengindikasikan sebagai orientasi input, M adalah produktivitas
dari titik produksi sebelumnya yt+ , xt+ adalah periode teknologi t+1,
berhubungan relative dengan titik produksi sebelumnya ( yt, xt adalah
4
periode teknologi periode t. D adalah fungsi jarak input dan semua variabel sebelumnya dijelaskan. Nilai yang lebih besar dari satu (>1) mengindikasikan
pertumbuhan produktifitas yang positif diantara dua periode (Worhington, 1995:5)5
Berdasarkan pengukuran MPI diatas dapat dihitung Malmquist TFP Index (MTFPI) yang merupakan rata-rata geometric dari kedua indeks. MTFPI dapat dipecah menjadi 2 komponen, yaitu efficiency change dan
technical change. Dengan menggunkan output orientasi MTFPI, maka persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:
DIt t+1, t+1
DIt , t, t
=
[
DIt t+1, t+1
DIt+1 t+1, t+1
x
DIt , t, t
DIt+1 , t, t
]
/2
(7)
Efficiency change =
DIt t+1, t+1DIt , t, t
(8)
Technical change =
[
DIt t+1, t+1DIt+1 t+1, t+1
x
DIt , t, t DIt+1 , t, t
]
/2
(9)
Adapun MPI (Malmquist index) adalah hasil daripengukuran proses
teknis P yang diukur sebagai frontier periode t+1 dan periode t dengan perubahan efisiensi Change dalam periode yang sama. Sedangkan untuk MTFPI (Malmquist index output) dibangun berdasarkan asumsi CRS maka
hanya ada 2 sumber pertumbuhan produktivitas, yaitu efficiency change dan teknikal change. Namun jika menggunakan variable return to scale, selain
5
kedua sumber tersebut terdapat sumber lainnya yang berasal dari skala operasi atau skala efisiensi. Hal ini adalah kelemahan dari MTFPI yang selanjutnya
disempurnakan oleh Grifell Dan Lovell (1999) melalui A Generalized
Malmquist Productivity index dengan memasukan unsur produktivitas yang
bersumber dari perbaikan skala efisiensi6.
1) Total efisiensi teknis (technical efficiency) didefinisikan dalam bentuk peningkatan proporsi yang sama dalam output bahwa perusahaan dapat
mencapainya dengan mengkonsumsi kuantitas yang sama dari input jika dioperasikan dengan asumsi bentuk batasan produksi yang Constant
Returns to Scale (CRS).
2) Pengukuran efisiensi teknis murni (pure technical efficiency) terjadi pada peningkatan output yang dapat dicapai jika perusahaan menggunakan
teknologi yang bersifat Variable Returns to Scale (VRS). Dengan kata lain, efisiensi teknis murni adalah efisiensi teknis tanpa pengaruh skala
efisiensi.
3) Skala efisiensi (scale efficiency) dapat dihitung sebagai rasio dari total efisiensi teknis terhadap efisiensi teknis murni.
(a) Constant Returns to Scale (CRS) terjadi saat peningkatan jumlah
seluruh input yang digunakan dengan proporsi tertentu menghasilkan
6
peningkatan output dalam proporsi yang sama. Jika skala efisiensinya sama dengan satu, maka perusahaan beroperasi dengan asumsi CRS,
(b) Variable Returns to Scale (VRS) terdiri dari Increasing Returns to
Scale (IRS) dan Decreasing Returns to Scale (DRS). Increasing
Returns to Scale (IRS) terjadi saat peningkatan jumlah seluruh input
dengan proporsi tertentu menghasilkan peningkatan output dengan proporsi yang lebih besar, sedangkan Decreasing Returns to Scale
(DRS) terjadi saat peningkatan jumlah seluruh input dengan proporsi tertentu menghasilkan peningkatan output dengan proporsi yang lebih
kecil.
4. Penentuan Input Output Pendekatan Produktivitas
Dalam penelitian ini penentuan input dan output dari suatu bank menggunakan pendeketan intermediasi. Bank yang memiliki fungsi perantara
(intermediary), dimana bank mengumpulkan dan menyalurkan dana dari unit yang kelebihan dana (surplus unit) ke unit yang kekurangan dana (deficit unit).
Penjeasan masing-masing variable yang termasuk output dan input dalam pendekatan ini sebagai berikut:
a. Pembiayaan adalah penjumlahan dari seluruh pembiayaan yang diberikan oleh
bank kepada masyarakat menggunakan akad-akad muamalah. Variabel ini dalam aplikasi produk bank syariah dikenal dengan produk yang
1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah, salam, dan ishtisna); 2) Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah);
3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah); 4) Pembiayaan dengan akad pelengkap (hiwalah, rahn, qardh, wakalah,
kafalah, dan lainnya).
b. Biaya tenaga kerja atau biaya personalia adalah biaya gaji, biaya pendidikan dan tunjangan kesejahteraan karyawan bank syariah baik yang tergolong BUS
maunpun UUS. Biaya tenaga kerja mempunyai hubungan positif terhadap total pembiayaan. Semakin tinggi pembiayaan yang diberikan maka akan
semkain besar biaya tenaga kerja akan dikeluarkan bank. c. Modal
Modal adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau pemegang saham.
Modal terdiri dari modal inti (modal disetor dan agio saham) dan modal pelengkap (cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva
tetap/PPAP, modal pinjaman dan pinjaman subordinasi. Untuk meningkatkan besarnya modal bank dapat melakukan dengan cara menambahkan dana baru dari pemilik atau meningkatkan hasil usaha.
d. Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpun bank dari masyarakat. Penghimpunan dana oleh bank dilakukan dengan melihat prinsip wadi’ah dan
mudharabah. Dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap total
Serta semakin besar pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat maka semakin besar pendapatan yang akan diterima oleh bank. Jumlah simpanan
yang dihimpun dari dana masyarakat ini terbagai menjadi beberapa produk, yaitu:
1) Giro dengan prinsip mudharabah dan wadi’ah.
2) Deposito Syariah mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. 3) Tabungan Syariah prinsip wadi’ah dan mudharabah mutlaqah.
5. Model Regresi Data Panel
Dalam penelitian ini menggunkan data panel yaitu data berkala (Time Series) dan data tampang lintang (Cross Series