• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

TOLOK UKUR KEBERHASILAN

2.6. Alat-alat Penelitian

2.6.4. Pendekatan Sistem

Pengelolaan eco-spatial behavior pada penghunian permukiman rumah susun merupakan proses multi-stakeholder dengan kepentingan yang beragam dengan pendekatan holistis. Oleh karena itu diperlukan pendekatan sistem (system approach) untuk bisa memahami kompleksitas permasalahannya.

Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisa. Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah permasalahan atau kebutuhan- kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif (Marimin, 2006).

Sistem didefinisikan sebagai suatu agragasi atau kumpulan obyek-obyek yang saling menerangkan dalam interaksi dan menerangkan satu sama lain (Eriyatno dan Sofyar, 2007). Marimin (2005) mendefinisikan sistem sebagai suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai tujuan dalam lingkungan yang kompleks. Tiga karakteristik dari pendekatan sistem adalah sibernetik (berorientasi pada tujuan), holistik (cara pandang yang utuh terhadap kebutuhan sisten), dan efektif (sistem dapat dioperasionalkan)

Marimin (2006), mengemukakan bahwa pendekatan sistem mempunyai keunggulan dan kelemahan, adapun keunggulannya adalah:

- Menonjolkan tujuan yang hendak dicapai, dan tidak terikat pada prosedur koordinasi atau pengawasan dan pengendalian itu sendiri.

- Konsep sistem berguna sebagai cara berfikir dalam suatu kerangka analisa, yang dapat memberi pengertian yang lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuannya.

- Memberikan gambaran yang lebih luas mengenai variabel-variabel yang harus ditangani dalam mengelola suatu sistem organisasi.

Kelemahannya adalah:

- Menambah kompleksitas analisa, bahkan terkadang pendekatan sistem mengakibatkan kebingungan terutama bagi peneliti atau pemakai pemula.

- Pendekatan sistem menghendaki sikap yang kritis dan pendekatan ilmiah.

Sistem dinamik (System Dynamics) adalah salah satu pendekatan sistem adalah. Sistem ini diperkenalkan oleh Jay Forrester (Principles of

System) pada tahun 1957 dan sejak itu mengalami penyempurnaan

berkelanjutan. Sebagai sebuah pendekatan sistem, menurut Muhammadi (2001) sejak tahun 1990-an System Dynamics ini lebih dikenal sebagai

Systems Thinking yang merupakan sebuah pendekatan dalam khasanah ilmu

pengetahuan sistem. Lebih lanjut dikatakan bahwa sistem dinamik dapat menjelaskan dan meramalkan masalah yang berciri kerumitan, berubah cepat, dan mengandung ketidakpastian seperti halnya suatu penghunian rumah susun yang merupakan interaksi aktivitas pengelolaan lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi. Pendapat ini didukung pendapat Soesilo (2007) bahwa Sistem Dinamik dapat digunakan dalam rancang bangun sistem yang mempunyai ciri: (1) berubah sejalan dengan perubahan waktu (dinamis), (2) masalahnya kompleks, (3) non linear, dan (4) adanya umpan balik.

Eriyatno (2007), mengemukakan tahapan pendekatan sistem adalah: (1) analisis kebutuhan antar pelaku, (2) formulasi masalah, (3) identifikasi Sistem, (4) permodelan sistem, (5) verifikasi dan validasi model, serta (6) implementasi model (Gambar 2.11).

Gambar 2.11 Tahapan Pendekatan Sistem (Eryatno, 2007) 2.6.5. Model

Model adalah penggambaran abstrak dari suatu sistem dunia nyata atau kondisi yang sesungguhnya yang dikembangkan untuk tujuan studi (Manetsch and Park, 1997; dan Maarif, 2006). Tipe model menurut Maarif (2006) dikelompokkan menjadi empat, yaitu model fisik dengan dasar analogi, model matematik, model deskriptif (kualitatif), dan model prosedural.

Karena model terkait erat dengan sistem, maka Muhammadi (2001) pemahaman struktur dan perilaku sistem akan membantu dalam pembentukan model, baik itu dengan menggunakan diagram sebab akibat (causal loop) untuk menggambarkan dinamika kuantitatif formal maupun menggunakan diagram alir (flow chart). Diagram sebab akibat akan dipakai sebagai dasar

Mula i Ab sa h Ana lisis Ke b utuha n Fo rm ula si Ma sa la h Id e ntifika si Siste m Ab sa h Ab sa h A Ya Ya Ya td k td k td k Ve rivika si & Va lid a si A Ab sa h Ab sa h Pe rm o d e la n Siste m Se le sa i Ya Ya td k td k

untuk membuat diagram alir yang akan disimulasikan menggunakan program model yang ada dalam software atau program untuk analisis sistem untuk mendapat gambaran yang mendekati dengan kondisi yang sesungguhnya, dan apabila diperlukan dapat mengambil kesimpulan kebijakan apa yang harus dilaksanakan.

Tahapan melakukan simulasi model diuraikan Muhammadi (ibid), sebagai berikut.

a. Penyusunan konsep, pada tahap ini dilakukan identifikasi variabel- variabel tersebut saling berinteraksi, saling berhubungan, dan saling berketergantungan. Kondisi ini dijadikan dasar untuk menyusun gagasan atau konsep mengenai gejala atau proses yang disimulasikan.

b. Pembuatan Model, gagasan atau konsep yang dihasilkan pada tahap pertama selanjutnya dirumuskan sebagai model yang berbentuk uraian, gambar, atau rumus.

c. Simulasi, dilakukan dengan memasukkan data ke dalam model kualitatif, simulasi dilakukan dengan menelusuri dan melakukan analisis hubungan sebab akibat antar variabel dengan memasukkan data atau informasi yang dikumpulkan untuk memahami perilaku gejala atau proses model

d. Validasi hasil simulasi, bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dapat dinyatakan baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang terjadi di dunia nyata relatif kecil. Hasil simulasi yang sudah divalidasi tersebut digunakan untuk memahami perilaku gejala atau proses serta kecenderungan di masa depan, yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi pengambil keputusan untuk merumuskan suatu kebijakan di masa mendatang

Manfaat menggunakan model dalam sistem pendukung manajemen, menurut Turban (2005) adalah: (1) manipulasi model (mengubah variabel keputusan atau lingkungan) jauh lebih mudah daripada memanipulasi sistem riil, karena dalam bereksperimen tidak mengganggu operasional harian dari suatu organisasi; (2) model memungkinkan kompresi waktu; (3) biaya analisis

permodelan jauh lebih rendah daripada biaya eksperimen yang dilakukan pada sistem riil; (4) biaya pembuatan kesalahan selama eksperimen coba salah jauh lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan sistem riil; (5) lingkungan bisnis mencakup ketidak pastian yang dapat dipertimbangkan, manajer dapat mengestimasi risiko dari tindakan-tindakan tertentu; (6) model matematika memungkinkan analisis terhadap sejumlah solusi yang sangat besar, dan kadang-kadang tak terbatas; (7) model memperkuat pembelajaran dan pelatihan; dan (8) metode model dan solusi terdapat di Web.

Model yang akan disusun pada penelitian ini adalah model pendekatan ESB penghunian rumah susun. Karena model yang akan disusun adalah untuk mencapai keberlanjutan penghunian rumah susun, maka model ini dirancang mempunyai sub-sub model yaitu sub model sosial, sub model ekonomi dan sub model lingkungan. Model ini kemudian dapat divalidasi melalui validasi struktur, uji konstruksi kesesuaian struktur, dan kestabilan struktur (Muhamadi, 2001) yang akan dijelaskan lebih rinci pada Bab VIII Pendekatan Sistem.

Model ini akan digunakan untuk mensitesakan dan memprediksikan kondisi yang akan dating berdasarkan data yang dihasilkan dari evaluasi pascahuni penghunian rumah susun di KBBK, disamping itu model ini juga akan digunakan untuk mensimulasikan skenario-skenario yang disusun agar dapat dipilih skenario terbaik.

BAB III