• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Dalam dokumen PENDIDIKAN MULTIKULTURAL ANAK USIA DINI (Halaman 72-88)

Deskripsi Singkat

Pada pembahasan ini meliputi implementasi pembelajaran multikultural di lembaga pendidikan anak usia dini

Petunjuk Mempelajari Materi

Untuk dapat memahami bahan atau materi ini secara jelas, maka pembaca maupun mahasiswa hendaknya sungguh-sungguh dengan cara mempersiapkan diri membaca bahan ajar sebagaimana telah dideskripsikan di atas. Dengan memahami implementasi pembelajaran multikultural di lembaga pendidikan anak usia dini pembaca maupun mahasiswa sebagai guru maupun calon guru dapat melaksanakan pembelajaran multikultural di lembaga pendidikan anak usia dini

Kompetensi Yang Ditargetkan

Setelah membaca materi pada bab ini, pembaca maupun mahasiswa diharapkan memahami implementasi pembelajaran multikultural di lembaga pendidikan anak usia dini

Indikator

Dengan mendalami bahan ajar pada bab ini, diharapkan pembaca maupun mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran multikultural di lembaga pendidikan anak usia dini

lxxiii PEMBAHASAN MATERI

Implementasi Pembelajaran Multikultural Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Pemberian pengetahuan tentang multikultural menjadi pilihan yang bijaksana. Aktualisasi pemberian pengetahuan tentang multikultural, anak-anak diajak untuk selalu bersikap santun terhadap sesama. aktualisasi pembelajaran multikultural dilakukan dengan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan pengetahuan serta pengalaman pendidik dalam memberi pengetahuan tentang multikultural yang disesuaikan dengan perkembangan anak. Menurut penulis, lingkungan yang aman ini difungsikan sebagai pengadaan kegiatan pembelajaran yang diusahakan untuk peserta didik seperti ikon dekat gereja supaya masyarakat non muslim mengetahui bahwa terdapat layanan pendidikan serta para pendidik semuanya adalah muslim kecuali kepala sekolah. Hal ini menjadikan keyakinan tersendiri bagi penulis bahwa menerapkan pendidikan multikultural.

Penerapan dari pengetahuan serta pengalaman pendidik dalam memberi pengetahuan tentang multikultural yang disesuaikan dengan perkembangan anak yaitu dengan menerapkan pengetahuan tentang multikultural, serta sikap atau nilai terhadap adanya multikultur.

Langkah yang dilakukan dengan pembuatan RKH, RKH ini disesuaikan dengan usia anak. Secara umum, cara yang digunakan guru dalam memberikan pengetahuan tentang multikultural kepada anak adalah melalui cerita-cerita yang sudah ada di buku cerita.

Melalui pembelajaran multikultural, seorang anak bisa diantarkan untuk dapat memandang keindonesiaan dalam berbagai aspek, sosial,

lxxiv

budaya, ekonomi, politik, dan agama sebagai kekayaan spiritual bangsa yang harus dijaga kelestariannya. Dengan pembelajaran multikultural ini diharapkan mampu memberikan dorongan terhadap penciptaan perdamaian dan upaya menanggulangi konflik yang akhir-akhir ini marak, sebab nilai dasar pendidikan pluralisme adalah penanaman dan penerapan nilai toleransi, empati, simpati, dan solidaritas sosial.

Ketika pada umumnya orang-orang mempunyai rasa toleransi yang tinggi, rasa solidaritas yang tinggi pula pasti tidak akan memandang dengan sebelah mata. Anak-anak yang masuk dalam lembaga ini beraneka ragam, budaya, suku dan agama. Di sini juga pernah ada anak yang dari papua, ada jawa, ada anak cina, thailand dan begitu juga bermacam-macam agama nya.86 Dari ragamnya asal para anak didik, dijadikan dasar untuk menyatukan rasa walau beda asa.

Dalam prinsipnya tidak menekankan untuk pembelajaran agama, namun lebih kepada prinsip umum pendidikan. Kerjasama serta komunikasi guru yang diterapkan memberikan contoh kecil terhadap peserta didik untuk bersosial dengan teman-teman yang berbeda agama dengannya. Dalam penyampaian pengetahuan mengenai pembelajaran multikultural, pendidik memberikan kosa kata kepada anak supaya meningkat kosa katanya dan mengenalkan nama-nama yang terdapat pada apa yang diberikan pada anak.87 Nasution mengungkapan “either we lead the children through knowlegde of names to that of things or else through knowlegde of things to that names.88

86Wawancara dengan kepala sekolah pada 23 Agustus 2018 pukul 08.20. WIB

87Wawancara dengan Ibu Erni, Guru Taman Kanak-Kanak Budi Dharma pada 10 Oktober 2018 pukul 08.20. WIB

88 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar (Bumi Aksara; Jakarta, 1995), hlm. 112

lxxv Pembelajaran multikultural tidak serta merta kebijakan mandiri, namun berasal dari kurikulim dinas dan diitegrasikan dengan kurikulum yayasan budi dharma. Pembelajaran multikultural di Taman Kanak-Kanak Budidharma, tentu tidak secara otodidak namun dengan proses persiapan dalam pembelajaran:

1) Perencanaan

Perencanaan yang dikonsepakan meliputi rencana tahunan, rencana semester dan rencana harian. Rencana ini dibuat untuk mempermudah dan meninjau sejauh mana hasil pembelajaran.

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang mencakup identifikasi dan dokumentasi kebutuhan, spesifikasi hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan.89 Kegiatan perencanaan merupakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk menghadapi problema-problema di masa yang akan datang. Perencanaan menjembatani jurang pemisah antara posisi kita sekarang dengan tujuan yang ingin dicapai.

Perencanaan dapat menjawab tentang siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana tindakan-tindakan tersebut dapat dilaksanakan.90 Rencana pembelajaran multikultural sebagaimana di bawah ini:91 a. Tema diri sendiri

89 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineke Cipta, 2010), hal. 2

90 Muhammad Rasyid Ridla, Perencanaan dalam Dakwah Islam, Jurnal Dakwah, Vol.IX No.2 Tahun 2008, hal.149.

91 Dokumentasi RPS dan RPPH Taman Kanak-Kanak Budi Dharma

lxxvi

Pada tema diri sendiri sub tema identitas diri, materi yang disampaikan adalah manusia ciptaan Allah; berbicara sopan menggunakan kata tolong atau maaf; mengetahui mengenal nama, alamat, usia dan jenis kelamin; kebiasaan tidak tergantung pada orang lain, merapikan pakaian sendiri, memilih makanan atau minuman yang sehat, taman (nama ciri-ciri kesukaan tempat tinggal), motorik kasar, mengenal alamat sekolah atau mengenal alamat teman. Tema tema diri sendiri sub tema angota tubuh, materi yang disampaikan adalah tubuhku ciptaan Allah, menjaga anggota tubuh, menunjukkan gambar tubuh yang sehat, menggerakkan anggota tubuh, menyebutkan anggota tubuh dan merawatnya, membiasakan hidup sehat, nama anggota tubuh, menunjukkan perbedaan gambar berbicara dengan sopan, mengenalkan perbedaan anak yang gemuk dan yang kurus, menjaga kebersihan makanan, anak mampu menunjukkan bagian-bagian anggota tubuh, menjaga kerapian pakaian, nama anggota tubuh, bagian tubuh.

b. Tema tanah airku

Pada tema tanah airku sub tema desaku, materi yang direncanakan adalah tata cara kehidupan yang dianjurkan di dalam Al-Qur’an, gotong royong sebagai rasa syukur kepada Allah, kebersihan adalah sebagian dari iman, gotong royong menjalin silaturahmi, selalu aktif dalam kegiatan gotong royong, menjalin hubungan dengan baik antara satu keluarga dengan keluarga yang lain, kebiasaan tidak tergantung pada orang lain, menjawab dengan tepat ketika di tanya. Pada tema

lxxvii tanah airku subtema Suku bangsa di Indonesia, materi yang direncanakan adalah Allah menciptakan manusia dengan bermacam-macam suku, saling menghargai antara suku yang ada di sekitar lingkungan, menggunakan gerakan secara terkontrol seimbang dan lincah dalam menirukan gerakan yang teratur, menghargai karya teman, mengungkapkan keinginannya, menghargai keindahan diri sendiri, karya sendiri atau orang ain alam dan lingkungan sekitar. Pada tema tanah airku Subtema Lambang Negara, materi yang direncanakan adalah mengetahui lambang negara ciptaan manusia, menghargai bendera negara Indonesia, mengenal lambang negara, mengenal gambar burung garuda, nama-nama pahlawan, memiliki sikap kepahlawanan, melengkapi kalimat sederhana, menunjukkan hasil karya anak.

c. Tema Lingkungan

Pada tema lingkungan Sub tema keluargaku, materi yang direncanakan adalah keluarga ciptaan Allah, rasa bersyukur karena mampunyai keluarga, kebiasaan anak makan makanan bergizi dan seimbang, kebiasaan menyalami orang tua saat berangkat dan pulang sekolah, bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, mengurutkan anggota keluarga, terbiasa mengikuti aturan yang ada di keluarga, merespon dengan tepat saat mendengar cerita, mengungkapkan keinginannya dan menceritakan kembali, menghagai keindahan dalam keluarga, mengenal berbagai hasil karya dan aktivitas seni.

Pada tema lingkungan subtema rumahku, materi yang direncanakan adalah kayu ciptaan Allah, mensyukuri ciptaan

lxxviii

Allah, cara merawat kebersihan rumah, membiasakan hidup bersih, pengelompokan berdasarkan warna, bentuk, ukuran dan fungsi, lingkungan geografis (pedesaan, pantai, kota dan pegunungan), menganal bagian rumah, selalu menyelesaikan tugas sampai tuntas, warna dan bentuk, menjiplak huruf, permainan warna dengan berbagai media, mengenal berbagai hasil karya. Pada tema lingkungan subtema sekolahku, rencana materi yang disampaikan adalah Allah menciptakan manusia dengan segala posisi yang berbeda (guru dan kepala sekolah), mensyukuri adanya sekolah sebagai tempat menimba ilmu, doa sebelum dan sesudah belajar, cara merawat kebersihan, bentuk tiga dimensi geometri, tempat-tempat umum (sekolah, pasar, kantor pos), kebiasaan menyapa guru saat penyambutan, menghargai karya teman, mentaati (mematuhi peraturan yang ada), menyesuaikan diri, mengendalikan emosi dengan cara yang wajar, bercerita tentang gambar.

d. Kebutuhanku

Pada tema kebutuhanku subtema makanan dan minuman, rencana materi yang disiapkan adalah mengetahui makanan dan minuman adalah ciptaan Allah, mensyukuri makanan dan minuman sangat berguna bagi manusia, rasa ingin tahu macam-macam minuman, cara merawat dan merapikan tempat makan, mengetahui cara makan dan minum yang baik, cara memilih makanan dan minuman yang sehat, kebiasaan tidak bergantung pada orang lain. Pada tema kebutuhanku subtema pakaianku, materi yang direncanakan adalah

lxxix mempercayai bahwa pohon kapas ciptaan Allah untuk membuat baju, terbiasa merawat kebersihan pakaian, membiasakan anak memakai pakaian bersih, membiasakan anak senang menceritakan impiannya, bangga menunjukkan hasil karya, dapat mengenal manfaat pakaian, mengenal pakaian adat gayo.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan atau aktualisasi pembelajaran multikultural dikombinasikan dengan kurikulum yayasan yang termuat dalam indikator-indikator kegiatan. Secara rinci, aktualisasi pembelajaran multikultural tersebut adalah:

a) Tema diri sendiri

Aktulisasi pembelajaran multikultural di daerah syariat Islam bersifat menghargai lingkungan setempat. Para pendidik yang semua berlatar belakang muslim dan kepala sekolah yang berlatar belakang non muslim maka nilai Islam tersebut dikombinasikan dengan nilai-nilai non muslim. Pada tema diri sendiri sub tema identitas diri, materi yang disampaikan adalah seperti manusia ciptaan Allah. Pra pembelajaran, anak melakukan pembiasaan baris halaman dengan kegiatan menyanyi bertepuk dan gerak. Pembiasaan hafalan surat pendek, anak-anak muslim bersikap tangan menengadah ke atas sedangkan non muslim bersikap tangan dilipat. Bagi non muslim, mereka memahami bahwa ketika membaca surat pendek non muslim diam tidak menirukan, namun tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa anak yang mengikuti membaca

lxxx

surat pendek. Bahwa guru memberi intruksi bagi yang muslim tangan di atas sedangkan non muslim tangan dilipat. Anak-anak dengan keyakinan pribadi mengetahui sikap yang diambil dan saling menghargai bagi yang lainnya tanpa membedakan.

Pasca pembiasaan, anak-anak diberikan penjelasan mengenai manusia pertama kali di dunia, untuk anak muslim dijelaskan mengenai cerita Nabi Adam sedangkan non muslim diberikan kisah manusia pertama, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Kepala Sekolah “Allah melihat semua yang diciptakanNya adalah baik tetapi belum ada manusia. Lalu Allah berfirman “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita”, Tuhan mengambil debu tanah yang dibentuk manjadi manusia, lalu Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam manusia sehinga manusia itu hidup. Allah membawa semua binatang kepada Adam namun tidak satupun yang bisa menjadi sahabat yang sungguh baik”, lalu Tuhan menciptakan sesesorang bisa menjadi sahabat. Tatkala adam tidur nyeyang, Allah mengambil rusuknya dan dijadikan seorang perempuan, adam bahagia. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan-Nya maka berhentilah Allah pada hari ketujuh, lalu Allah memberkati hari ketujuh dengan hari kudus.92

Cerita tentang kisah nabi bagi muslim dan non muslim dibedakan kelasnya sehingga tidak membaurkan antara nabi bagi orang muslim dan non muslim karena merupakan proses pematangan beragama sehingga sekolah selektif dalam hal penyampaian akidah. Kegiatan berbicara sopan menggunakan

92 Hasil observasi dengan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Budi Dharma,

lxxxi kata tolong atau maaf dilakukan dengan anak mempraktekkan secara langsung sehingga pembelajaran tampak kontekstual dan anak dapat menerapkan pasca pulang sekolah. Kegiatan mengetahui mengenal nama, alamat, usia dan jenis kelamin sebagaimana guru memberikan contoh dalam mengenalkan diri dan anak diberi pengetahuan bahwa dalam usia ada yang kecil dan besar, bagi yang kecil menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda begitu juga jenis kelamin terdapat yang laki-laki dan perempuan. Laki-laki maupun perempuan sudah sewajarnya saling tolong menolong.

Kegiatan kebiasaan tidak tergantung pada orang lain terlihat dari kemandirian dalam menyelesaikan tugas. Kegiatan merapikan pakaian sendiri sebagaimana ketika kegiatan pada sentra bermain peran. Kegiatan memilih makanan atau minuman yang sehat seperti kegiatan problem solving yang mana anak ditunjukkan dua buah jenis makanan kue basah dan makanan instan. Guru menjelaskan makanan yang baik dan kurang menyehatkan. Kegiatan mengenal alamat sekolah atau mengenal alamat teman, guru meminta anak untuk menyebut alamat anak dengan lengkap kemudian guru menanyakan kembali alamat tersebut kepada anak lainnya, sehingga anak non muslim mengenal atau mengetahui alamat anak muslim begitu pula sebaliknya.

Tema tema diri sendiri sub tema angota tubuh, materi yang disampaikan terkait pembelajaran multikultural adalah mengenalkan perbedaan anak yang gemuk dan yang kurus sebagaimana guru menjelaskan bahwa anak gemuk dan anak

lxxxii

kurus juga merupakan ciptaan Tuhan sehingga sebagai insan saling memberi kasih.

e. Tema tanah airku

Pada tema tanah airku sub tema desaku, materi yang disampaikan sesuai pembelajaran multikultural adalah tata cara kehidupan yang dianjurkan di dalam Al-Qur’an yang mana kegiatan ini diikuti oleh beberapa anak baik muslim maupun non muslim sebagaimana guru menyampaikan bahwa cara hidup yang baik sesuai al-Qur’an adalah saling menjaga persatuan yang dilakukan dengan saling kasih. Selain itu, kegiatan gotong royong sebagai rasa syukur kepada Allah.

Selain itu, tata cara hidup sesuai nilai Islam yaitu menjaga kebersihan. Anak muslim maupun non muslim diajarin semboyan “kebersihan sebagian dari Iman”. Iman yang merupakan ucapan dari dalam hati dan dilakukan dalam praktik keseharian. Iman bukan hanya dimiliki oleh anak muslim namun juga anak non muslim, yang mana iman baginya aktualisasi suatu keyakinan sentral yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Kegiatan persatuan yang diajarkan adalah melakukan gotong royong menjalin silaturahmi yaitu guru bercerita tentang gotong royong, anak bermain peran dalam melakukan gotong royong di sekolah dan tanya jawab tentang bagaimana cara membersihkan lingkungan. kegiatan selalu aktif dalam kegiatan gotong royong yaitu guru dan anak bercakap-cakap tentang cara kehidupan masyarakat yang ada di kota, anak mewarnai gambar lingkungan yang ada di kota dan tanya jawab tentang apa yang dapat dilihat di kota.

lxxxiii Pada tema tanah airku dan sub tema Suku bangsa di Indonesia, materi yang disampaikan adalah Allah menciptakan manusia dengan bermacam-macam suku dengan cara bercerita tentang suku Gayo seperti menyebut nama dan pakaian adat Gayo serta masakan tradisional Gayo, mewarnai bendera merah putih sebagai bendera bangsa Indonesia, menari dan mengikuti gerakan tari guel dari suku Gayo.

Kegiatan saling menghargai antara suku yang ada di sekitar lingkungan yaitu dengan tanya jawab tentang macam-macam suku di Indonesia, mewarnai gambar baju adat Gayo, bercerita tentang suku anak masing-masing.

Pada tema tanah airku Subtema Lambang Negara, materi yang disampaikan adalah mengetahui lambang negara ciptaan manusia dengan bercerita tentang lambang negera yaitu burung garuda, mewarnai gambar burung garuda. Kegiatan menghargai bendera negara Indonesia dilakukan dengan mengadakan upacara bendera.

f. Tema Lingkungan

Pada tema lingkungan Sub tema keluargaku, materi yang disampaikan adalah keluarga ciptaan Allah yaitu bercakap-cakap tentang manusia ciptaan Allah, menghitung jumlah anggota keluarga yang ada di rumah, membiasakan mengucapkan salam kepada orang yang lebih. Kegiatan rasa bersyukur karena mampunyai keluarga yaitu dengan mendengar cerita tentang anggota keluarga yang ada di rumah, mewarnai anggota keluarga, menyanyi lagu kasih ibu.

lxxxiv

Pada tema lingkungan subtema sekolahku, materi yang disampaikan terkait pembelajaran multikultural adalah berdoa sebelum belajar bersama dengan teman. Anak-anak dibiasakan melakukan doa dengan teman muslim maupun non muslim sehingga anak memahami cara pribadi dalam melakukan praktik ibadah. Anak-anak dalam bersikap doa dalam mengembangkan moral agama anak dengan cara multikultural yaitu sikap sebagai muslim tata cara berdoa dengan tangan di atas sedangkan yang non muslim mendengarkan dengan cara melipat tangan. Berdoa bersama dilakukan untuk saling mengenal bahwa agama itu terdapat perbedaan, anak dilatih untuk mengenal perbedaan, anak dilatih untuk saling menghargai dan anak mengenal dengan adanya perbedaan agama tentu memiliki cara praktik ibadah yang berbeda juga sehingga dengan adanya perbedaan dapat dijadikan acuan untuk tetap bersatu. Ketika muslim selesai berdoa, yang non muslim bersikap doa. Cara berdoa untuk non muslim dengan cara guru meminta anak-anak menggunakan tangan kanan, namun sebelum mulai berdoa, anak benyanyi hari Tuhan yang berbunyi “Hari ini hari Tuhan, mari kita bersuka ria, hari ini harinya tuhan. Happy ye ye ye happy ye, saya senang jadi anak Tuhan, siang jadi kenangan malam jadi impian, cintaku semakin mendalam, setelah anak berdoa dengan gerakan tangan kanan di kening, di hati kanan kiri dan di dada dengan berbunyi “Dalam nama bapa, dan putra dan roh kudus, amin”. Doa belajar bagi anak non muslim adalah Tuhan berkatilah kami mau belajar, amin.

lxxxv Kegiatan Allah menciptakan manusia dengan segala posisi yang berbeda (guru dan kepala sekolah) yaitu dengan mengajari anak memahami bahwa dalam lingkungan sekolah terdapat beberapa posisi sebagai guru, kepala sekolah dan suster. Mengenalkan siapa saja yang berada di sekolah antara lain kepala sekolah, suster, guru. Pembejaran multikultural pada daerah syariah Islam tidak hanya dilakukan di dalam ruangan namun juga dilakukan di luar ruangan. Hal tersebut selain menjalinkan interaksi sosial anak kepada pihak sekolah juga mengajari anak untuk mengenal alam dan anak tidak terpaku bahwa belajar itu merupakan yang beunsur dalam sekolah.

g. Kebutuhanku

Pada tema kebutuhanku subtema makanan dan minuman, materi yang disampaikan terkait pembelajaran multikultural adalah mengetahui makanan dan minuman adalah ciptaan Allah dengan mendengarkan cerita kisah 2 ikan dan 3 roti yang terdapat dalam al-kitab. Sebagaimana yang disampaikan guru bahwa:

“Yesus sedang pergi menyingkir ke suatu tempat sunyi. Namun, banyak orang mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat demi mujizat yang dilakukan-Nya. Waktu itu hari sudah malam dan orang-orang itu belum makan. Pada saat itu ada seorang anak yang membawa lima buah roti dan dua ekor ikan. Yesus menyuruh mereka duduk di atas rumput. Kemudian Dia mengambil roti dan ikan itu, menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu membagi-bagikan roti dan ikan tadi kepada para murid untuk diteruskan kepada orang

lxxxvi

banyak. Setelah lima ribu orang makan sampai kenyang, para murid mengumpulkan sisanya lebih dua belas bakul penuh dengan iman seorang anak, si anak kecil itu memberikan lima buah roti dan dua ekor ikan miliknya kepada Tuhan.

Dari peristiwa ini, kita diingatkan bahwa kalau Tuhan mau memakai kita, Dia bisa! Sekalipun kita berpikir kita tidak siap atau tidak mampu, Tuhan bisa memakai hal kecil yang kita punya dan melipatgandakannya dengan begitu anak-anak dapat mensyukuri makanan dan minuman sangat berguna bagi manusia. Pasca bercerita, dilanjutkan dengan kegiatan mewarnai gambar roti. Pada tema kebutuhanku subtema pakaianku, materi yang disampaikan adalah dapat mengenal mengenal pakaian adat. Kegiatan mengenal pakaian adat diaktualisasikan pada perayaan hari kartini. Nampak kepala sekolah yang merupakan non musim berpakaian adat dengan rambut berhijab. Perayaan kartini diperingati dengan pawai sekolah mengelili sekitar sekolah sehingga selain mengenalkan eksistensi sekolah kepada masyarakat juga dapat memperdalam cinta anak kepada pemberian atau anugrah Tuhan berupa perbedaan sehingga dengan banyaknya ragam pakaian adat nampak indah.

3) Penilaian

Selanjutnya penilaian pembelajaran multikutural dalam bentuk penilaian atau hasil karya peserta didik. Penilaian belum memusatkan pada proses kegiatan, namun hanya mengacu pada aspek perkembangan yang mana kegiatan pembelajaran multikultural banyak yang tidak terlukis pada aspek

lxxxvii perkembangan. Bentuk penilaian yang dilakukan Taman Kanak-Kanak Budi Dharma berupa pemberian bintang. Dalam prakteknya, sistem penilaian berupa bintang yang diberikan oleh para pendidik yang ada di tangan ataupun buku kerja peserta didik, kebanyakan hanyalah dipakai untuk menumbuhkan semangat yang berkesinambungan dalam belajar mengetahui, memahami, dan mengerjakan suatu hal yang baru atau yang sering dilakukan. Peserta didik yang berada dalam ranah ini memerlukan bimbingan pendidik untuk melakukan setiap

lxxxvii perkembangan. Bentuk penilaian yang dilakukan Taman Kanak-Kanak Budi Dharma berupa pemberian bintang. Dalam prakteknya, sistem penilaian berupa bintang yang diberikan oleh para pendidik yang ada di tangan ataupun buku kerja peserta didik, kebanyakan hanyalah dipakai untuk menumbuhkan semangat yang berkesinambungan dalam belajar mengetahui, memahami, dan mengerjakan suatu hal yang baru atau yang sering dilakukan. Peserta didik yang berada dalam ranah ini memerlukan bimbingan pendidik untuk melakukan setiap

Dalam dokumen PENDIDIKAN MULTIKULTURAL ANAK USIA DINI (Halaman 72-88)

Dokumen terkait