• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.2 Pendidikan Seks

2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Seks

Menurut Wuryani (2008: 5) Pendidikan seks adalah pendidikan tentang tingkah laku yang baik sehubungan dengan masalah-masalah seks.

Andika (2010: 15) mengemukakan pendidikan seks bertujuan untuk mengenalkan anak tentang jenis kelamin dan cara menjaganya, baik dari sisi kesehatan dan kebersihan, keamanan, serta keselamatan.

Calderone (dalam Wuryani, 2008: 4) memberikan definisi bahwa pendidikan seks adalah pelajaran untuk menguatkan kehidupan keluarga, untuk menumbuhkan pemahaman diri dan hormat terhadap diri, untuk mengembangkan kemampuan hubungan manusiawi yang sehat, untuk membangun tanggung jawab seksual dan sosial: untuk mempertinggi masa perkenalan yang bertanggung jawab, perkawinan yang bertanggung jawab, dan orang tua yang bertanggung jawab.

Menurut Warnaen (dalam Wuryani, 2008: 5) Pendidikan seks juga dapat diartikan sebagai semua cara pendidikan yang dapat membantu anak muda untuk menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada naluri seks, yang kadang-kadang timbul dalam bentuk tertentu dan merupakan pengalaman manusia yang normal.

Dari definisi-definisi yang tertera di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks adalah pendidikan yang bertujuan mengenalkan tentang jenis kelamin dan cara menjaganya untuk meningkatkan hubungan manusiawi yang sehat dalam menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada naluri seks.

2.1.2.2 Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Siswa

Pentingnya pengetahuan siswa tentang pendidikan seks hendaknya diperhatikan oleh para guru dan orang tua. Dengan memiliki pemahaman yang baik, diharapkan para siswa dapat meminimalisir timbulnya perilaku menyimpang dan pelecehan seksual yang terjadi pada anak. Pengetahuan pendidikan seks sangat penting bagi siswa karena dengan pemahaman itu siswa akan dapat menilai bahwa perilaku menyimpang harus dihindari dan siswa dapat menghindari tindakan kekerasan seksual. Pendidikan seks sangat perlu diberikan pada anak

sedini mungkin agar mereka memiliki dasar pengetahuan yang kuat mengenai masalah seksual. Hal itu bertujuan agar mereka terhindar dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab (Sarwono, 1986 : 60).

Pendidikan seks secara dini bagi anak-anak perlu dan penting demi kesejahteraan dan kemantapan pribadi anak tersebut kelak setelah dewasa. Berikut alasannya :

1. Pendidikan seks secara dini akan memudahkan anak-anak menerima keberadaan tubuhnya secara menyeluruh dan menerima fase-fase perkembangannya secara wajar.

2. Pendidikan seks secara dini akan membantu anak-anak untuk mengerti dan merasa puas dengan peranannya dalam kehidupan.

3. Pendidikan seks yang sehat cukup efektif untuk menghilangkan rasa ingin tahu yang tidak sehat yang sering muncul dalam benak anak-anak.

4. Secara keseluruhan, informasi seks yang diberikan akan melindungi kehidupan masa depan mereka dari komplikasi dan kelainan seks.

5. Pendidikan seks yang sehat, jujur dan terbuka juga akan menumbuhkan rasa hormat dan patuh anak-anak terhadap orang tuanya.

6. Pendidikan seks yang diajarkan secara terarah dan terpimpin di dalam lingkungan keluarga cenderung cukup efektif untuk mengatasi informasi informasi negatif yang berasal dari luar lingkungan keluarga.

7. Bila diajarkan dengan baik, pendidikan seks akan membuat masing-masing anak bangga dengan jenis kelaminnya.

8. Pendidikan yang sehat dan wajar memungkinkan anak memperoleh taraf kedewasaan yang layak menurut usianya (Tretsakis, 2003: 12).

Dari pengertian di atas pendidikan seks sangat perlu diberikan pada anak sedini mungkin agar mereka memiliki dasar pengetahuan yang kuat mengenai masalah seksual sehingga dapat meminimalisir timbulnya perilaku menyimpang dan pelecehan seksual yang terjadi pada anak.

2.1.2.3 Cara Melindungi Anak Dari Pelaku Kekerasan Seksual

Orang tua atau guru hendaknya lebih peka untuk melindungi anak. Jika ada orang dewasa mengatakan hal-hal yang tidak mengenakan kepada seorang anak, ini juga dapat dikategorikan kekerasan seksual. Ajarkan kepada anak bahwa jika ada orang lain melakukan sesuatu kepada dia lalu menyuruh dia untuk tutup mulut, berarti orang itu melakukan hal yang salah. Katakan kepada anak-anak bagaimana menjaga diri mereka dari pelaku kekerasan seksual supaya terhindar dari bahaya. Ajarkan kepada mereka hal-hal sebagai berikut (Wuryani, 2008: 164):

1. Jika ada orang meraba-raba bagian-bagian pribadi tubuhmu atau menyentuhmu dengan cara yang menyakitkan atau membuatmu merasa tidak enak atau tidak senang, katakan “jangan” dengan tegas. Katakan kepada orang itu supaya tidak melakukan perbuatan itu, dan ancamlah mereka bahwa kamu akan melaporkan ke polisi.

2. Kamu harus melapor kepada orang tua, guru atau keluarga terdekat jika kamu merasa diperlakukan tidak menyenangkan dan tidak sopan. Jika kamu merahasiakanya, kekerasan ini akan berlangsung terus. Jangan takut,

ingatlah bahwa kamu tidak bersalah dan kamu berhak mendapatkan rasa aman.

3. Jika ada temanmu yang menceritakan hal-hal yang tidak mereka sukai dari orang lain, atau menceritakan secara langsung kekerasan yang dialaminya. Bantulah temanmu itu dengan menyampaikan ceritanya kepada orang dewasa atau orang tua sehingga mereka dapat segera bertindak menyelamatkan temanmu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa cara melindungi anak dari kekerasan seksual perlu supaya mereka terhindar dari bahaya. Contohnya meraba bagian-bagian yang tidak boleh disentuh oleh sembarang orang, ajarkan pada anak bahwa mereka harus lapor pada polisi atau orang yang ada di sekitarnya.

2.1.2.4 Pendidikan Seksualitas di Sekolah

Selain di rumah, sekolah merupakan lingkungan kedua bagi remaja untuk melakukan berbagai aktivitas dan menjalin hubungan sosial dengan teman-temannya sehingga bisa dikatakan sekolah mempunyai pengaruh yang besar bagi remaja. Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai peranan yang strategis untuk pembinaan remaja. Secara umum, pendidikan seksualitas di sekolah menyediakan informasi seksualitas dan mengajarkan berbagai kemampuan dalam mengambil keputusan mengenai seksualitas. Selain itu, pendidikan seksualitas merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai seksualitas dan mengubah sikap terhadap perilaku seksual. Tujuan pendidikan seksualitas adalah mengurangi resiko yang ditimbulkan dari perilaku seksual sebelum menikah

seperti kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual, aborsi, dan HIV/AIDS (Prameswari, 2013).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks di sekolah mempunyai pengaruh besar bagi remaja. Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai peranan yang strategis untuk pembinaan remaja. Secara umum, pendidikan seksualitas di sekolah menyediakan informasi seksualitas dan mengajarkan berbagai kemampuan dalam mengambil keputusan mengenai seksualitas sehingga anak dapat memiliki pengetahuan tentang seksualitas dan dapat merubah sikap terhadap perilaku seksual.

2.1.3 Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Memasuki Remaja

Dokumen terkait