• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISTILAH/GLOSSARY

4.4 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu ukuran kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Daya saing sebuah bangsa tidak bisa dipisahkan dari mutu dan kualitas SDM nya. Pemuda merupakan kelompok usia produktif yang merupakan komponen modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas menjadi tujuan utama pembangunan seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Gambaran kualitas SDM Indonesia dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan seperti yang disajikan pada Tabel 4.4.1.

Pada Tabel 4.4.1 ditampilkan bahwa persentase pemuda yang menamatkan jenjang SMP/sederajat, SM/sederajat dan PT berturut-turut adalah sebesar 31,19 persen, 30,93 persen dan 6,18 persen. Sementara itu, persentase pemuda yang menyelesaikan jenjang pendidikan SD/sederajat persentasenya masih cukup besar (23,93 persen) dan yang belum tamat SD dan

tidak/belum sekolah masing-masing persentasenya sebesar 6,51 persen dan 1,25 persen. Fenomena ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan pemuda masih rendah.

Tabel 4.4.1

Persentase Pemuda menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009

Tipe Daerah/ Jenis Kelamin Jenjang Pendidikan Jumlah Tidak/ Belum Sekolah Belum Tamat SD SD/ Sede-rajat SMP/ Sede-rajat SM/ Sede-rajat PT (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan (K) Laki-laki 0,38 3,88 14,92 29,91 42,90 8,01 100,00 Perempuan 0,55 3,16 15,88 30,14 39,57 10,70 100,00 L+P 0,47 3,52 15,41 30,03 41,22 9,37 100,00 Perdesaan (D) Laki-laki 1,71 10,23 32,16 32,56 21,16 2,18 100,00 Perempuan 2,46 9,17 33,80 32,32 18,86 3,38 100,00 L+P 2,09 9,69 32,99 32,44 20,00 2,79 100,00 K + D Laki-laki 1,03 6,96 23,28 31,19 32,36 5,18 100,00 Perempuan 1,48 6,07 24,57 31,20 29,53 7,15 100,00 L+P 1,25 6,51 23,93 31,19 30,93 6,18 100,00 Sumber: BPS RI – Susenas 2009

Tabel 4.4.1 juga menunjukkan, bahwa tingkat pendidikan pemuda perkotaan lebih tinggi dibandingkan pemuda perdesaan. Persentase pemuda yang menamatkan jenjang pendidikan dasar (SD/sederajat dan SMP/sederajat) di daerah perdesaan lebih tinggi

Penyajian Data & Informasi Statistik Kepemudaan 2010 51 dibandingkan daerah perkotaan. Pola sebaliknya terjadi pada jenjang pendidikan menengah ke atas. Kondisi ini sekaligus menunjukan terjadinya urbanisasi pemuda dalam rangka mencari kehidupan yang lebih baik (bekerja maupun sekolah di perkotaan)

Dilihat sebarannya menurut jender, tingkat pendidikan yang berhasil ditamatkan pemuda perempuan hingga jenjang SMP/sederajat lebih tinggi dari pemuda laki-laki, namun pada jenjang SM/sederajat keatas pemuda laki-laki lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan, dan pada jenjang PT pemuda perempuan lebih tinggi dibanding pemuda laki-laki.

Ketenagakerjaan

Penduduk dipandang dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi pasar tenaga kerja di suatu negara. Namun tidak semua penduduk mampu melakukannya karena hanya penduduk yang berusia kerjalah yang bisa menawarkan tenaganya di pasar kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu yang termasuk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penggolongan usia kerja di Indonesia mengikuti standar internasional yaitu usia 15 tahun atau lebih.

Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran. Pengangguran meliputi penduduk yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang pada periode rujukan tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan yang lain).

Pembahasan mengenai ketenagakerjaan ini menarik karena beberapa alasan. Pertama, dapat dilihat berapa besar jumlah penduduk yang bekerja. Kedua, dapat diketahui jumlah

Penyajian Data & Informasi Statistik Kepemudaan 2010 53 pengangguran dan pencari kerja. Ketiga, apabila dilihat dari segi pendidikan maka hal ini akan mencerminkan kualitas tenaga kerja. Keempat, dilihat dari statusnya dapat diperoleh berapa jumlah penduduk yang bekerja di sektor formal yang jaminan sosialnya baik, dan berapa yang bekerja di sektor informal. Kelima, informasi karakteristik dan kualitas tenaga kerja berguna sebagai dasar pengembangan kebijakan ketenagakerjaan, terutama perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas SDM yang diharapkan dapat meminimalkan angka pengangguran. Hal ini penting karena tingginya angka pengangguran akan menimbulkan konsekuensi negatif misalnya meningkatnya kriminalitas. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dalam pembangunan di bidang ketenagakerjaan.

Perencanaan dan pembangunan di bidang ketenagakerjaan tidak dapat terlepas dari isu tentang pemuda karena pemuda merupakan kelompok yang penting dan mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi. Pemuda merupakan kelompok sumber daya manusia (SDM) yang paling potensial dibandingkan dengan kelompok penduduk lainnya. Sumber daya pemuda merupakan komponen cukup besar dari populasi penduduk secara keseluruhan. Hal tersebut sekaligus merefleksikan gambaran kuantitatif potensi sumber daya pemuda.

Tingkat produktivitas sumber daya pemuda secara umum lebih tinggi dari kelompok penduduk lainnya. Ini merupakan potensi lain yang dimiliki sumber daya pemuda. Sebagian besar penduduk yang berusia di bawah usia pemuda (usia ≤ 15 tahun) umumnya masih bersekolah. Walaupun ada yang memasuki angkatan kerja namun karena faktor usia yang masih terlampau muda, ketrampilan

dan pengalaman yang mereka miliki masih sangat terbatas sehingga produktivitasnya cenderung rendah. Sementara itu, penduduk yang lebih tua dari pemuda (usia ≥ 30 tahun) mencakup lansia, umumnya memiliki kemampuan fisik maupun mental yang semakin berkurang karena faktor usia.

Sejalan dengan kenyataan di atas, arah dan kebijakan pembangunan ketenagakerjaan khususnya upaya perluasan kesempatan kerja dan penciptaan lapangan pekerjaan baru seyogyanya lebih diprioritaskan pada upaya pemberdayaan pemuda. Hal ini sejalan dengan peranan sumber daya pemuda sebagai tenaga pelaksana pembangunan yang turut menentukan langkah dan keberhasilan pembangunan.

Kondisi dan situasi ketenagakerjaan pemuda yang dibahas pada bagian ini meliputi jenis kegiatan utama, partisipasi pemuda dalam angkatan kerja, lapangan usaha, kualitas pekerja, status pekerjaan, jam kerja dan tingkat pengangguran. Hasil pembahasan pada bagian ini secara keseluruhan akan dapat memberikan gambaran secara makro mengenai potensi, peranan dan kontribusi pemuda dalam kegiatan pembangunan ekonomi.

Dokumen terkait