• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagi peneliti selanjutnya

BAB V PENUTUP

C. Saran

2. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti berikutnya perlu menggali informasi lebih banyak tentang coping stress yang lebih variatif dari korban, misalnya dengan memilih partisipan yang sedang atau baru saja menjadi korban cyberbullying, dan partisipan yang pernah menjadi korban cyberbullying. Pengumpulan data dengan melibatkan konselor yang memberikan konseling kepada partisipan akan menghasilkan data yang lebih kaya.

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, S. (2015). Keterkaitan self-efficacy dan self-esteem terhadap prestasi belajar mahasiswa. Jurnal Fokus Konseling, 1(2). 151-161.

https://ejournal.umpri.ac.id/index.php/fokus/article/view/101/53.

Bartram, A & Gardner, D. (2008). Coping with stress. In Practice, 30, 228-231.

Baron, R. A & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (1). Erlangga.

Baron, R. A & B, Donn. (2005). Psikologi sosial (2). Erlangga.

Bayani, I & Sarwasih, S. (2013). Attachment dan peer group dengan kemampuan coping stress pada siswa kelas vii di SMP RSBI Al-Azhar 8

Kemang Pratama. Jurnal Soul, 6(1), 77-96.

https://portalgaruda.fti.unissula.ac.id/index.php?ref=browse&mod=viewart icle&article=94985

Beran, T & Li, Q. (2007). The relationship between cyberbullying and school bullying. Journal of Student Wellbeing, 1(2), 15-33.

https://doi.org/10.21913/jsw.v1i2.172.

Besag, V.E. (1994). Bullies and victims in schools. Open University Press.

Besser, A & Priel, B. (2003). Trait vulnerability and coping strategies in the transition to motherhood. Current psychology: Developmental, learning, personality, social, 22(1), 57-72. https://doi.org/10.1007/s12144-003-1013-7.

Bottino, S.M.B., Bottino, C.M.C., Regina, C.G., Correia, A.V.L. & Ribeiro, W.S.

(2015). Cyberbullying and adolescent mental health: Systematic review.

Cad. Saúde Pública, 31(3). 463-475. http://dx.doi.org/10.1590/0102-311X000361 14.

Budiarti, A. I. (2016). Pengaruh interaksi dalam peer group terhadap perilaku cyberbullying siswa. Jurnal Pemikiran Sosisologi, 3(1), 1-15.

https://journal.ugm.ac.id/jps/article/view/23522/15519.

Burgess-Proctor, Amanda, Sameer. H., & Justin W. Patchin. (2009).

Cyberbullying research summary: Victimization of adolescent girls.

https://cyberbullying.org/cyberbullying_girls_victimization.pdf.

Cartwright, M., Wardle, J., Steggles, N., Simon, A.E., Croker, H., & Jarvis, M.J.

(2003). Stress and dietary practices in adolescents. Health Psychology, 22, 362- 369. https://doi.org/10.1037/0278-6133.22.4.362.

Carver, C.S., Scheier, M. F & Weintraub, J.K. (1989). Assessing coping strategies:

A theoretically based approach. Journal Pers Social Psychology, 56, 267-288. https://doi.org/10.1037/0022-3514.56.2.267.

Coloroso, B. (2007). The Bully, The Bullied, and The Bystander. New York:

HarperCollins.

Creswell, J. W (2012). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Pustaka Pelajar.

Ditch the Label (2020), The annual report bullying survei, https://www.ditchthelabel.org,

Dwipayanti, I. A. S & Indrawati, K. R. (2014). Hubungan antara tindakan bullying dengan prestasi belajar anak korban bullying pada tingkat sekolah dasar.

Jurnal Psikologi Udayana, 1(2), 251-260.

https://doi.org/10.24843/jpu.2014.v01.i02.p04.

Ekasari, A & Yuliyana, S. (2012). Kontrol diri dan dukungan teman sebaya dengan coping stress pada remaja. Jurnal Soul, 5(2), 55-66.

https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1381220.

Feist, Jess & J. Feist Gregory. (2008). Theories of Personality. Pustaka Pelajar.

Fekkes, M, Pijpers, F. I. M & Verloove-Vanhorick S. P. (2004). Bullying: Who does what, when and where? Involvement of children, teachers and parents in bullying behavior. Health Education Research, 20(1), 81–91.

https://doi.org/10.1093/her/cyg100.

Gini, G. & Pozzoli, T. (2013). Bullied Children and Psychosomatic Problems: A

Metaanalysis. Pediatric. 132(4). 720–729.

https://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/132/4/720.full.pdf.

Gunarsa, S. (2002). Psikologi remaja. PT. BPK Gunung Mulia.

Ghufron, M.N & Risnawati, S. R. (2010). Teori-teori psikologi. Ar-ruz Media Group.

Hartati, N & Kinanti, D. R. (2017). The effects of self-esteem, social support, and religious orientation toward cyberbullying intention on adolescents at senior high school. TAZKIYA Jurnal of Psychology, 5(2). 191-201.

https://doi.org/10.15408/tazkiya.v22i2.8400.

Heiman & Kariv. (2005). Task-oriented versus emotion-oriented coping strategies:

The Case of College Students. College Student Journal, 39(1), 72-89.

https://www.researchgate.net/publication/287831370Taskoriented_versus_

emotion-oriented_coping_strategies_The_case_of_college_students.

Herdiansyah, H. (2015). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi.

Salemba Humanika.

Hidayati, N. (2012). Bullying pada anak: analisis dan alternatif solusi. Jurnal INSAN, 14(1), 41-48. https://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-artikel%205-14-1.pdf.

Hinduja, S & Justin W. P. (2010). Bullying, Cyberbullying and suicide. Archives of

Suicide Research. 14,(3) 206-221.

https://doi.org/10.1080/13811118.2010.494133.

HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia. Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.

Hurlock, E. B. (1980). Developmental psychology a life-span approach (edisi kelima). Mc Graw- Hill Companies.

Hurlock, E. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Terjemahan Istiwidianti dan Soedjarwo. Erlangga.

Jalal, N. M., Idris, M. & Muliana. (2021). Faktor-faktor cyberbullying pada remaja.

Jurnal IKRA-ITH Humaniora, 5(2), 146-154.

Jatmika, S. (2010). Genk Remaja, Anak Haram Sejarah ataukah Korban Globalisasi? Kanisius.

Jayani D.H., (2019). Survei APJII: 49% Pengguna Internet Pernah Dirisak di Medsos, https://databoks.katadata.co.id, diakses 25 Juli 2021

KPAI. Data Kasus Pengaduan Anak 2016 – 2020. (2021, Mei 18).

https://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-data/data-kasus-pengaduan-anak-2016-2020.

Lazarus, R. S. (1993). From psychological stress to the emotion: A history of changing outlooks. Annu Rev. Psychology, 44, 1-21.

https://doi.org/10.1146/annurev.ps.44.020193.000245.

Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. Springer Publishing Company.

Maramis W.F. (2005). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Airlangga University Press.

Meiriana, A. (2016). Hubungan antara coping stress dan dukungan sosial dengan motivasi belajar pada remaja yang orang tuanya bercerai (Samarinda).

Jurnal PSIKOBONEO, 4(2), 396-406.

http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4007.

Muhammad. (2009). Aspek perlindungan anak dalam tindak kekerasan (bullying) terhadap siswa korban kekerasan di sekolah. Jurnal Dinamika Hukum, 9, 230 - 236. https://doi.org/10.20884/1.jdh.2009.9.3.234.

Moleong, L. J (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Monks, F. J. (2002). Psikologi Perkembangan. Gajah Mada University Press.

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2014). Abnormal psychology in a changing world. Pearson.

Newman, B.M. & Newman, P.R., (2012). Development through life: A psychosocial approach. Belmont: Cengage Learning.

Newall, M. Global Views on Cyberbullying. (2018, Juni 27). IPSOS.

https://www.ipsos.com/en/global-views-cyberbullying.

Ningrum, D. W. (2011). Hubungan antara optimism dan coping stress pada mahasiswa UEU yang sedang menyusun skripsi. Jurnal Psikologi, 9(1), 41-47. https://www.neliti.com/publications/126155/hubungan-antara-optimisme-dan -coping-stres-pada-mahasiswa-ueu-yang-sedang-menyusun skripsi.

Nisfiannoor, M. & Yulianti, E. (2005). Perbandingan perilaku agresif antara remaja yang berasal dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh. Jurnal Psikologi, 3(1), 1-18. https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4962-M.Nisfiannoor,EkaYulianti.pdf.

Nugroho, A. S, Andrian & Marselius. (2012). Studi deskriptif burnout dan coping stress pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1), 1-6.

https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/50.

Nurhidayanti, Y. D., Prabamurti, P. N., & Husodo, B. T. (2019). Strategi coping kejadian bullying (perundungan) siswa smp di wilayah Kecamatan Banyumanik. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(4), 266-272.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/24440.

Pandie, M. M & Weismann, I. Th. J. (2016). Pengaruh cyberbullying di media sosial terhadap perilaku reaktif sebagai pelaku maupun sebagai korban cyberbullying pada siswa Kristen SMP Nasional Makassar. Jurnal Jaffray, 14(1). 43-62. https://ojs.sttjaffray.ac.id/JJV71/article/view/188/pdf_142.

Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. (2001). Human Development (eight edition). McGraw-Hill.

Papalia Diane. E, Diana Gross, Ruth Duskin Feldman. (2002). Child Development:

A topical approach. McGraw Hill.

Patchin, J.W., & Hinduja, S. (2010). Cyberbullying and self-esteem. Journal of School Health, 80(12), 614-621. https://doi.org/10.1111/j.1746-1561.2010.00548.x.

Pramadi, A. & Lasmono, H.K. (2003). Koping Stres Pada Etnis Bali, Jawa, dan Sunda. Anima, Indonesian Psychological Journal, 18(4), 327-337.

https://lib.atmajaya.ac.id/Uploads/Fulltext/109526/artikel/Koping%20Stre s%20Lintas%20Budaya%20-%20Pramadi%20dan%20Lasmono.pdf.

Prasetyo, A. B. E (2011). Bullying di sekolah dan dampaknya bagi masa depan

anak. Jurnal Pendidikan Islam, 1(4), 19-26.

https://doi.org/10.20885/tarbawi.vol4.iss1.art2.

Prasetyo, A & Wurjaningrum, F. (2008). Pengaruh stres terhadap komitmen mahasiswa-mahasiswa Universitas Airlangga untuk menyelesaikan

pendidikan mereka dengan faktor kecemasan sebagai variabel moderator.

Majalah Ekonomi. 18(3). 257-270.

https://www.neliti.com/publications/4105/pengaruh-stres-terhadap-

komitmen-mahasiswa-mahasiswa-universitas-airlangga-untuk- menyelesaikan-pendidikan-mereka-dengan-faktor-kecemasan-sebagai-variabel-moderator.

Putra, R. P & Ariana, A. D. (2016). Gambaran strategi coping stress pada remaja korban cyberbullying. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi. 5(1). 1-10.

http://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpkkf4cb24e9d62full.pdf.

Rachel. C. V, MD & Aaron E. C, MD, MS. (2007). A aystematic review of school based interventions to prevent bullying. American Medical Association, 161, 78-88. https://doi.org/10.1001/archpedi.161.1.78.

Rahmania. P. N. & Yuniar C, I. (2012). Hubungan antara self-esteem dengan kecenderungan body dysmorphic disorder pada remaja putri. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan, 1(2), 102-109.

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/jpkk76a52dc72afull.pdf.

Rahayu, F. S. (2012). Cyberbullying sebagai dampak negatif penggunaan teknologi informasi. Journal of Information System, 8(1), 23-31.

https://doi.org/10.21609/jsi.v8i1.321.

Rahmawati, A & Asyanti, S. (2017). Fenomena perilaku agresif pada remaja dan penanganan secara psikologi. Seminar Nasional UMS, 1-10.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/9257/Adel ina%20Rahmawati.pdf?sequence=1&isAllowed=y.

Rakhmawati, E. (2013). Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku bullying pada siswa kelas VII SMP H. Isriati Semarang tahun pelajaran 2009-2010. Jurnal Penelitian PAUDIA, 2(1), 142-162.

https://doi.org/10.26877/paudia.v2i1%20mei.366.

Rastati, R. (2016). Bentuk perundungan siber di media sosial dan pencegahannya bagi korban dan pelaku. Jurnal Sosioteknologi, 15(2), 169-186.

https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2016.15.02.1.

Remaja, Pengertian dan Definisinya. (2011, September 12). Dunia Psikologi.

http://www.duniapsikologi.com/remaja-pengertian-dan-definisinya

Rifauddin, M. (2016). Fenomena cyberbullying pada remaja. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 4(1), 35-44.

https://doi.org/10.24252/kah.v4i1a3.

Rudi, T. (2010). Informasi perihal bullying. Edisi Maret 2010.

https://bigloveadagio.files.wordpress.com/2010/03/informasi_perihal_bull ying.pdf.

Rustiana, E. R. & Cahyati, W. H. (2012). Stress kerja dengan pemilihan strategi coping. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7(2), 149-155.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2811.

Robert V. Kail and John C. Cavanuagh (2016), Human development: A life-span view, seventh edition. Boston: Cengage Learning.

Safira, T., Suyono, H., & Tentama, F (2016). Cyberbullying, cybervictim, and forgiveness among Indonesian High School Students. The Turkish online Journal of Educational Technology, 15(3), 40-48.

https://eric.ed.gov/?id=EJ1106360.

Sanitioso, R. B., Setiady, D. A., & Srisayekti. W. (2015) Harga diri (self-esteem) terancam dan perilaku menghindar. Jurnal Psikologi, 42(2), 141-156.

https://doi.org/10.22146/jpsi.7169.

Santrock, J.W. (2007). Adolescence (edisi kesebelas). McGraw Hill.

Sarafino, E.P. & Smith, T.W. (2012). Health psychology biopsychosocial interactions. Seventh Edition, Danvers: John Wiley & Sons.

http://www.wiley.com/go/permissions.

Sari, P. (2010). Coping stress pada remaja korban bullying di sekolahan ”x”. Jurnal

Psikologi, 8(2), 75-81.

https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Puspita+Sar i+%282010%29&btnG=.

Sarwono, S. W. (1997). Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, S. W. (2008). Psikologi perkembangan remaja. PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, R. B. (2019). Menelisik dorongan agresi parapelajar pelaku “klithih” di Yogyakarta. Jurnal of Counseling and Personal Development, 1(1), 58-70.

https://e-journal.usd.ac.id/index.php/solution/article/view/2260.

Satalina, D. (2014). Kecenderungan perilaku cyberbullying ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan

Ejournal UMM, 2(2), 294-310.

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/2003/2105.

Sigelman, C.K., & Rider, E. A. (2009). A life-span: Human development. Belmont:

Cengage Learning. https://www.cengage.com/global.

Siswanto. (2007). Kesehatan mental: Konsep, cakupan dan perkembangannya.

Andi.

Sejiwa. (2008). Bullying, Mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar anak. Grasindo.

Sukadiyanto. (2010). Stress dan cara menguranginya. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1, 55-66. https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.218.

Sunyoto, D. (2015). Manajemen dan pengembangan sumber daya manusia. CAPS.

Supratiknya. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam psikologi. Universitas Sanata Dharma.

Sutjiato, M., Kandou, G. D., & Tucunan. A. A. T. (2015). Hubungan faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Artikal Penelitian

(JIKMU), 5(1), 30-42.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/view/7176.

Trevi. & Respati, W. S. (2012). Sikap siswa kelas x SMK y Tanggerang terhadap bullying. Jurnal Psikologi, 10(1), 14-26. https://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/126253-ID-none.pdf.

Triantoro, S. (2015). Are dialy spiritual experiences, self-esteem, and family harmony predictors of cyberbullying among high school student?

International Jurnal of Research Studies in Psychology, 4(3), 23-33.

https://doi.org/10.5861/ijrsp.2015.1103.

Vydia, V., Irliana, N. & Savitri, A. D. (2014). Pengaruh sosial media terhadap komunikasi interpersonal dan cyberbullying pada remaja. Jurnal

Transformatika, 12(1), 14-18.

https://journals.usm.ac.id/index.php/transformatika/article/view/86/85.

Weiten, W. (2010). Psychology: Themes and variation (edisi kedelapan).

Wadworth.

Widyatama, T. (2010). Kamus psikologi. Widyatama.

Willard, N. (2005). Educator’s guide to cyberbullying addressing the harm caused by online social cruelty.

Willard, N. (2007). Educator’s guide to cyberbullying and cyberthreats.

Responding to the Challenge of Online Social Aggression, Threats, and Distress (Research Press).

Whitney, I & Smith, P.K, (1993). A survey of the nature and extent of bullying in junior/middle and secondary schools. Educational Research, 35(1), 3–25.

https://doi.org/10.1080/0013188930350101.

Wiyani, N. A. (2012). Save our children from school bullying. Ar-Rus Media.

LAMPIRAN

Lampiran Kesepakatan Partisipan 1

Lampiran Kesepakatan Partisipan 2

Lampiran Kesepakatan Partisipan 3

Lampiran Daftar Koding Cyberbullying dan Coping Stress Hubungan dengan Keluarga Bapak

Ibu Kakak Adik

Cyberbullying Dikeluarkan dari grup

Dilecehkan secara fisik Mendapatkan pesan amarah Mendapatkan ucapan kasar Dampak cyberbullying

Coping Stress Emotion Focused Coping (Turning to

Religion)

Emotion Focused Coping (Seeking of Emotional Social Support)

Emotion Focused Coping (Positive Reinterpretation)

Emotion Focused Coping (Acceptance) Problem Focused Coping ( Suppresion of Competing Activities)

Problem Focused Coping (Seeking of Instrumental Social Support)

Problem Focused Coping (Resistant Coping)

Problem Focused Coping (Planning) Problem Focused Coping (Active Coping)

Daftar tema partisipan 1

Tema : Hubungan dengan Keluarga (Verbatim 1)

Subtema Verbatim Line Makna

Bapak - - -

Ibu Ee soalnya gak tau sih kak emang ngerasa enak aja gitu kalo bilang apa apa sama mama

37-38 Merasa nyaman dengan mama

Kakak - - -

Adik - - -

Tema : Hubungan dengan Keluarga (Verbatim 2)

Subtema Verbatim Line Makna

Bapak sama papa sih waktu aku cerita gitu, papa

nanggepinnya sih ya cuma sekedar aja kak, maksudnya cuma kaya “yaudah diemin aja”.

73-75 Papa menanggapi cerita subjek hanya sekedar

Ibu kalo mama bisa dibilang aku bisa cerita keseharian ku kaya di sekolah gitu tapi ya yang menurutku seru sama kaya yg buat aku aneh aja

80-83 Cerita keseharian dengan mama

Kakak Kalo sama kakak sih waktu cerita cerita sama dia ya cuma kaya nanya

pengalaman gitu aja sih kak

84-85 Cerita pengalaman dengan kakak

Adik - - -

Tema : Cyberbullying (Verbatim 1)

Subtema Verbatim Line Makna

Dikeluarkan dari grup

Eeem dulu jamannya grup LINE sama WA, nah kalo misalkan yang di Line itu yaudah kan kita sering main bareng terus abis itu chatting chattingan eh chatting chattingan Line gitu, terus yaudah kayanya mereka juga entah

mungkin juga ada masalah apa sama aku, terus mereka tiba-tiba udah saling nyindir nyindir gitu, terus abis itu akunya di keluarin dari grup, entah kenapa. Kalo di WA sih kurang lebih juga kaya gitu kak, lagi biasa biasa

84-94 Teman subjek saling mensindir namun subjtek tiba-tiba dikeluarkan dari grup

aja tiba-tiba aku udah gak ada di grup itu. Pas ku Tanya kenapa aku dikeluarin jawaban alibinya dia sih kepencet, ya kali kepencet? kan gak mungkin banget, udah gitu cuma aku yang dikeluarin Dilecehkan

secara fisik

Emm waktu itu sih, pernah kaya ada orang yang di twitter gitu aku kan badannya kurus, nah dia kaya nyindir

ngelecehin ngomongnya kaya lagi pas mention sama temen ku yang se-geng gitu dulunya. Kaya ngmong ee “itu lho, yang kurus itu ee nyebelin ngomongnya itu” ya gitu pokoknya ngehina ngehina fisik gitu. Gimana ya kak kenapa harus bawa bawa fisik wong ini anugrah dari Tuhan.

98-104 Orang lain mengatakan bahwa diri subjek yang kurus

Oh ya, ada juga kak waktu itu aku lagi jerawatan gitu kan. Aku jadiin foto profil di WA ada temenku yang nyeleneh bilang “itu jerawat apa gunung meletus? Merah merah amat muka lo” disitu aku langsung jleb dihati. Apa iya orang udah gitu cewek gak boleh jerawatan kayadirinya yang paling sempurna ajaa

104-109

Seorang teman yang melecehkan wajah subjek

Mendapatkan pesan amarah

Jadi temen aku abis ngeluarin aku dari grup, itu kan aku tanya dong sama dia personal gitu, aku tanya “eee, kenapa kok aku di keluarin dari grup? Terus aku juga tanya “kenapa kok nyindir

121-138

Teman subjek yang tidak suka dengan tingkah laku subjek yang berkomunikasi dengan pacarnya

nyindir aku gitu di

twitter?” Gitu. Soalnya dia bikin status gitu tentang aku dan aku merasa kak itu buat aku. Terus tiba tiba dia kaya marah-marah gitu, marah-marah sama aku ngomong, intinya tuh ngomong kalo aku deketin cowoknya dia padahal aku tuh gak ada deketin sama sekali gitu. Secara aku main sama siapa aja masuk kak. Temen ku cowok juga banyak kali gak cuma satu dua orang aja kan. Eeee mungkin, mungkin aja dia dapet eeee pesen gitu dari temennya dia yg ngeliat pas aku sama cowoknya dia, mungkin lagi ngobrol atau lagi apa itu tapi aku juga gak ada apa apa sama cowok itu, terus dia ngomel ngomel gitu eee terus pokoknya dia ngomel ngomel, terus bingung harus ngelakuin apa. Nyerocos apa yang dia keluarin dari uneg-unegnya kak. Jadinya ya aku di semprot gitulah dengan semua amarah yang dia rasakan sama itu orang.

Mendapatkan ucapan kasar

Eeee waktu itu sih kak, aku gak tau siapa kan di twitter ada orang tiba tiba nge-retweet postingan ku katanya “ini orang apa banget sih caper gak jelas”

tapi gak masuk akal. Terus dia nambahin bilang juga

“udah gitu jelek lagi”.

Aku disitu tuh kaya, anjir

141-150

Orang yang tidak dikenal subjek mengucapkan kata kasar

salah gue dimana coba. Ini kan media sosial orang mah bilang apa aja bebaskan kak tapi kok ya masih aja bersikap kaya gitu. Bersikap komentar negatif gitu sama orang yg gak dia kenal dan aku pun enggak kenal sama dia juga itu siapa. Kok masih bisa ya kak sesuatu yang mestinya bebas masih ada yang mencela diri kita Dampak

Cyberbullying

Kesel juga pasti, sampe buat aku harus merenung sendiri, kan udah dalem bgt buat aku kak.

153-154

Kesal hingga membuat subjek merenung

Jadinya aku ya lebih menarik diri aja sih, buat kaya, salah gue tuh dimana

155-156

Menarik diri

dibilang stres juga sih kak, dapet serangan kaya gitu, apalagi aku gak tau orangnya siapa kan

158-159

Stress mendapat serangan dari orang tidak dikenal sedih, pasti sedih terus

juga sambil mikir gitu

164 Perasaan sedih sedih apalagi sambil

dikata-katain yg sakitin hati kaya gitukan, buat aku stress juga karena selalu kepikiran kak

166-168

Perasaan sedih hingga membuat partisipan stress

takut gitu untuk ketemu sama mereka gitu

169 Perasaan takut dengan orang lain

gimana sempet takut juga kalo gua ketemu dia di sekolah gitu. Eeeee terus aku ngerasanya itu kaya mau ngapain aja gitu kaya salah aja. Yaudah aku lebih milih di kamar aja diem terus akunya mau ngomong sama orang juga kaya males kaya takut, takut salah gitu jadi kaya diem aja gitu diem aja.

174-179

Merasa dirinya takut serta merasa bersalah ketika ingin melakukan sesuatu

Diem aja dikamar main hp.

Tema : Cyberbullying (Verbatim 2)

Subtema Verbatim Line Makna

Dampak Cyberbullying

Bingung aja kak, kok tiba tiba keluar gitu. Awalnya emang bener gak tau ee pas aku mau ngechat di grup itu pas aku cari kok udah gak ada.

174-176

Bingung karena keluar dari grup

Dampak Lain-lain (Corona)

Yaaa aku jenuh aja kak di rumah terus kegiatan begitu terus.

11-12 Perasaan jenuh

Sedih juga waktu ada yang pertama kali ketauan orang Indonesia kena di depok.

30-32 Perasaan sedih

Sempet takut juga tapi skg yaudah bodo amat gitu kak, gak tau kenapa.

44-45 Perasaan takut

Nah disitu udah anjuran utk di rumah aja kan kak, yaudah aku cukup

mengurung diriku di kamar aja sesering mungkin dan agak menghindar kalo ada orang dateng.

51-54 Mengurung diri dan menghindari orang yang dating

Tema : Coping Stress (Verbatim 1)

Subtema Verbatim Line Makna

Emotion

Focused Coping (Turning to Religion)

Eee udah gitu aku juga berdoa biar orang orang yang nyerang aku juga capek sendiri

188-190

Berdoa agar dirinya terhindar dari serangan Selalu berdoa juga biar

jauh dari hal-hal yang kaya begitu.

Emotional

Terus juga kadang aku mengabaikan kaya bodoamatlah lu mau bilang apa sama gue, lagi pula pada akhirnya lu juga diem sendiri. Aku lebih cuek kak,

190-192

Bersikap lebih cuek

Eeeee aku sih

melampiaskan ke kaya main game aja gitu sih kak karena ya biar gak kepikiran juga kan.

Paling ya buat aku gak mikirin itu lagi sih

203-205

Bermain game untuk tidak kepikiran

Dengerin lagu udah cukup buat aku sih

207 Mendengarkan lagu Problem

Focused Coping (Seeking of Instrumental Social Support)

Eee lebih akunya aja sih kak yang cerita ke temen ku soal kejadian yang menurutku parah aja sih

211-212

Bercerita dengan teman

Cukup buat aku lebih step up lagi sih kak, memberi support lebih untuk aku biar gak selalu kepikiran yang orang lain bilang negatif tentang diriku.

Selagi memberi hal positif aku bakalan respect sama dia kak

Problem

Focused Coping (Active Coping)

- - -

Tema : Coping Stress (Verbatim 2)

Subtema Verbatim Line Makna

Emotion

Focused Coping (Turning to Religion)

Yaa aku cukup berdoa

Yaa aku cukup berdoa