• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dan Pengembangan

Dalam dokumen BERBASIS HASIL IDENTIFIKASI TUMBUHAN (Halaman 33-44)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Teori

1. Penelitian dan Pengembangan

a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Menghasilkan produk tertentu, digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan, dan untuk menguji keefektifan produk supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, yakni dilakukan penelitian untuk menguji produk (Sugiono, 2018:297). Menurut Salim dan Haidir (2019:58) penelitian pengembangan adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan pruduk yang sudah ada agar dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga yaitu berupa perangkat lunak (software), seperti program-program komputer untuk mengolah data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau di laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,

evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.

2. Model ADDIE

Berikut skema dari model pengembangan ADDIE:

a. Analyze (Tahap Analisis)

Tahap pertama dalam model ADDIE yaitu analyze (analisis).

Tahap analisis ini adalah tahap untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab kesenjangan kinerja (Branch, 2009:24). Tahapan kegiatan analisis terdiri dari tiga tahap, diantaranya sebagai berikut:

1) Validate the Performance Gap (Penentuan Masalah Pembelajaran) Pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis penyebab kesenjangan permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam proses pembelajaran (Branch, 2009:25).

2) Determine Intructional Goals (Penentuan Tujuan Pembelajaran) Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan tujuan pembelajaran dari permasalahan pembelajaran yang terjadi (Branch, 2009:33).

3) Analyze Learner (Analisis Peserta Didik)

Pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis karakter peserta didik, kemampuan, pengalaman, motivasi dan sikap yang dimiliki dalam pembelajaran (Branch, 2009:37).

19

b. Design (Perancangan)

Tahap desain menurut Branch (2009:59-68) terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan pemilihan bahan ajar, dengan menetukan bahan ajar apa saja yang cocok dikembangkan untuk menunjang perencanaan bahan ajar.

2) Melakukan pemilihan format untuk menyusun produk yang dikembangkan.

3) Melakukan perancangan produk yang akan dikembangkan.

c. Development (Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahap untuk menghasilkan dan memvalidasi bahan ajar yang dikembangakan. Hasil dari tahap ini adalah seperangkat bahan ajar yang lengkap (Branch, 2009:84). Tahap ini dilakukan untuk merevisi produk dan proses intstruksional sebelum tahap implementasi.

d. (Implementation) Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap untuk mempersiapkan lingkungan belajar dalam menerapkan atau mengimplementasikan bahan ajar yang melibatkan peserta didik. Terdapat dua prosedur umum dalam tahap implementasi, yaitu mempersiapkan guru dan mempersiapkan peserta didik (Branch, 2009:133).

4) Prepare the Teacher (Mempersiapkan Guru)

Tujuan tahap ini adalah mempersiapkan guru untuk memfasilitasi strategi instruksional dan bahan ajar yang dikembangkan. Peran guru adalah sebagai fasilitator utama dalam lingkungan pembelajaran. Pendidik bertanggung jawab untuk memfasilitasi pembelajaran, mengatur kecepatan, memberikan bimbingan dan bantuan, melengkapi keahlian materi pelajaran, membantu dalam penilaian dan evaluasi (Branch, 2009:134-135).

5) Prepare the Student (Mempersiapkan Peserta Didik)

Tujuan tahap ini adalah mengidentifikasi dan mempersiapkan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pengajaran dan berintraksi secara efektif dengan sumber belajar yang baru dikembangkan (Branch, 2009:144-145).

Dalam tahap implementasi dilakukan tahapan uji skala kelompok kecil sebanyak (8-20) peserta didik (Branch, 2009:124).

Uji skala kelompok besar atau uji lapangan dapat dilakukan dengan sebanyak (25-35) peserta didik. Setelah uji kelompok dilakukan dengan mendapatkan kevalidan, keterandalan, dan kehasil gunaan dari uji kelompok maka uji lapangan ini dapat dilakukan di kelas (Rayanto dan Sugiyanti, 2020:37).

Lembar penilaian media pembelajaran pada tahap implementasi terdiri dari dua jenis instrumen, yaitu instrumen yang berfungsi untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan bahan ajar dan

21

instrumen untuk mengukur kompetensi peserta didik antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran (Batubara, 2020:59).

6) (Evaluation) Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap pemberian kriteria evaluasi atau penilaian terhadap produk yang dikembangkan sesuai dengan harapan awal atau tidak (Branch, 2009:152).

3. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar dapat diartikan sebagai segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar komptensi yang telah ditentukan (Panggabean dan Amir, 2020:3). Bahan ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis sehingga dapat menciptakan suasana lingkungan yang membangkitkan minat peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta didik.

Pelayanan individual dapat terjadi dengan bahan ajar sehingga peserta didik yang cepat belajar akan dapat mengoptimalkan kemampuannya dan peserta didik yang lambat belajar dapat mempelajari bahan ajar

berulang-ulang kali (Yunus dan Heldi, 2015:162-164).

Berdasarkan beberapa definisi bahan ajar di atas, dapat disimpulkan bahan ajar adalah seperangkat materi/bahan yang disusun secara sistematis untuk kebutuhan pembelajaran yang dapat menjadi representasi sajian guru, sebagai sarana pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar serta sebagai pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik. Bahan ajar tersebut dapat berupa buku teks, modul, foto/gambar, video dan film (Yunus dan Heldi, 2015:164).

b. Jenis Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2018:52) bahan ajar dari segi bentuk dapat diklasifikan menjadi empat macam diantaranya adalah:

1) Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam bentuk kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran yaitu penyampain informasi. Contoh: buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), handout, brosur, leaflet, foto/gambar.

2) Semua sistem yang menggunakan sinyal audio secara langsung yang dapat dimainkan baik oleh individu atau kelompok. Contoh:

radio, kaset, piring hitam, dan compact disk audio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio-visual) adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh video compast disk dan film.

4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials) adalah

23

kombinasi dari dua atau lebih media baik audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Contoh: aplikasi program komputer, atau gawai.

c. Peran Bahan Ajar

Menurut Nana (2019:4-6) peran bahan ajar dibagi menjadi dua yaitu untuk guru dan peserta didik.

1) Bagi Guru

a) Menghemat waktu guru dalam mengajar. Adanya bahan ajar guru dapat menugaskan peserta didik untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diajarkan serta meminta peserta didik untuk menjawab pertanyan-pertanyan yang ada di bagian akhir pokok pembahasan, sehingga ketika di kelas, guru membahas materi yang belum dipahami saja oleh peserta didik.

b) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi fasilitator.

c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi efektif dan interaktif. Adanya bahan ajar, guru dapat memilih metode yang bervariasi, yaitu tidak hanya metode ceramah satu arah, tetapi juga bersifat interaktif dengan berbagai metode yang dapat digunakan guru seperti metode diskusi, simulasi, role playing, dan sebagainya. Selain itu pembelajaran menjadi efektif karena guru mempunyai waktu untuk berintraksi aktif dengan peserta

didik.

2) Bagi Peserta Didik

a) Peserta didik dapat belajar mandiri tanpa harus ada guru atau teman.

b) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja.

c) Peserta didik dapat belajar disesuaikan dengan kecepatan sendiri. Kecepatan belajar peserta didik yang lamban dalam menyerap materi yakni dengan belajar sendiri di rumah terlebih dahulu. Kemudian, ketika sudah di kelas pendidik menjelaskan, peserta didik bisa mulai paham. Selain itu peserta didik dapat mengulangnya kembali di rumah.

d. Manfaat Bahan Ajar

Menurut Fahrurrozi dan Mohzana (2020:19-20) manfaat bahan ajar yaitu:

1) Bahan ajar membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum.

2) Bahan ajar merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran.

3) Bahan ajar memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.

4) Bahan ajar dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan jika direvisi dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

5) Bahan ajar memberikan kontinyunitas pelajaran di kelas yang berururtan kalupun pendidik berganti.

25

6) Bahan ajar memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun.

4. Modul

a. Pengertian Modul

Modul merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik. Modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi yang jelas dan tidak membingungkan (Panggabean dan Amir, 2020:17). Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan materi pembelajaran, petunujuk kegiatan belajar, latihan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sitematis dan menarik untuk mencapai komptensi yang diharapkan dan dapat digunakan secara mandiri (Fahrurrozi dan Mohzana, 2020:76).

b. Karakteristik Modul

Menurut Kurniawan dan Kuswandi (2021:17-18) penyusunan sebuah modul yang menarik perlu diperhatikan beberapa karakteristik modul.

Karakteristik modul menurut Kurniawan dan Kuswandi disajikan pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2

Karakteristik Modul Menurut Kurniawan dan Kuswandi

No Karakteristik Ciri Karakteristik

1 Self Intruction (pelajaran diri sendiri)

a. Rumusan tujuan modul disusun dengan jelas.

b. Menyajikan ilustrasi yang mendukung materi pembelajaran.

c. Bersifat kontekstual.

d. Menyajikan instrumen penilaian yang bertujuan mengevaluasi diri di akhir pembelajaran.

e. Adanya umpan balik terhadap tingkat penguasaan pemahaman peserta didik.

2 Self Contained (satu kesatuan utuh yang dipelajari)

a. Materi pembelajaran dalam satu kesatuan yang utuh untuk dipelajari berdasarkan kompetensi yang ditetapkan.

b. Adanya keharusan peserta didik untuk memepelajari peserta didik mempelajari pelajaran secara utuh.

3 Stand Alone (tidak tergantung faktor lain / berdiri sendiri )

a. Tidak tergantung dengan media yang lain dalam penggunaan.

b. Modul dapat dipelajari secara mandiri.

4 User Friendly (mudah digunakan)

a. Modul dapat digunakan dengan mudah.

b. Modul disajikan secara sederhana dengan kompleksitas konten yang disajikan.

c. Modul dapat diakses berdasarkan keinginan peserta didik.

d. Penggunaan bahasa sederhana dan mudah dipahami.

5 Adaptive (adaptif) a. Modul bersifat adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Modul menyajikan materi pembelajaran yang dapat digunakan pada periode waktu tertentu.

c. Unsur Modul

Menurut Kustandi dan Darmawan (2020:174) modul memilki unsur yaitu:

27

1) Lembar prancis: ISBN, daftar isi, daftar gambar, hak cipta, penerbit, dan tahun terbit.

2) Bagian pendahuluan: uraian singkat isi, kesesuian modul dengan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki, dan rumusan tujuan belajar.

3) Bagian penyajian atau bagian inti: yang berisi penjabaran materi ajar dalam segmentasi (sub bagian) yang lebih sempit cakupannya, mejadi beberapa kegiatan belajar. Setiap kegiatan belajar terdiri atas judul, uraian perinci, latihan, kesimpulan, tes formatif serta, umpan balik dan tindak lanjut.

4) Kunci jawaban tes formatif.

d. Tujuan Modul

Menurut Fahrurrozi dan Mohzana (2020:77) menyebutkan tujuan modul salah satunya adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik peserta didik, serta setting atau latar belakang lingkungan sosialnya.

e. Manfaat Modul

Menurut Fahrurrozi dan Mohzana (2020:77-78) menyebutkan manfaat modul bagi peserta didik maupun bagi guru yaitu:

1) Bagi Peserta Didik

a) Peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara

mandiri.

b) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam pelajaran.

c) Memberi kesempatan untuk mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.

d) Memberi kesempatan untuk menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul.

e) Mampu membelajarkan diri sendiri.

f) Mengembangkan kemapuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

2) Bagi Pendidik

a) Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks.

b) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai referensi.

c) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun bahan ajar.

d) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dan peserta didik karena pembelajaran tidak harus bertatap muka.

e) Menambahkan angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

Dalam dokumen BERBASIS HASIL IDENTIFIKASI TUMBUHAN (Halaman 33-44)

Dokumen terkait