• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERBASIS HASIL IDENTIFIKASI TUMBUHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BERBASIS HASIL IDENTIFIKASI TUMBUHAN "

Copied!
351
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL

BERBASIS HASIL IDENTIFIKASI TUMBUHAN

DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN PROBOLINGGO PADA MATERI PLANTAE KELAS X SMA NEGERI

1 DRINGU PROBOLINGGO

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Sains Program Studi Tadris Biologi

Oleh:

Mawaddah Roziyana Dewi NIM: T20178012

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

ii

1 DRINGU PROBOLINGGO

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Sains Program Studi Tadris Biologi

Oleh:

Mawaddah Roziyana Dewi NIM: T20178012

Disetujui Pembimbing

Heni Setyawati, S.Si.,M.Pd.

NIP. 198707292019032006

(3)

iii

PENGEMBANGAN MODUL

BERBASIS HASIL IDENTIFIKASI TUMBUHAN

DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN PROBOLINGGO PADA MATERI PLANTAE KELAS X SMA NEGERI

1 DRINGU PROBOLINGGO

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperolehgelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Sains Program Studi Tadris Biologi

Hari : Jumat

Tanggal : 23 Desember 2022 Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dr. Hj. Umi Farihah, M.M., M.Pd.

NIP. 196806011992032001

Imaniah Bazlina Wardani, M.Si.

NIP. 199401212020122014

Anggota

1. Dr. Andi Suhardi, ST., M.Pd. ( )

2. Heni Setyawati, S.Si., M.Pd. ( ) Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I.

NIP. 196405111999032001

(4)

iv

































































“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka kami keluarkan dari tumbuh- tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak” (Q.S. Al-An’am: ayat 99) (Depag RI, Al-Quran dan Terjemah:198).

(5)

v

PERSEMBAHAN

Dengan sepenuh hati skripsi ini dipersembahkan kepada kedua orang tua saya Bapak Moh. Rofii dan Ibu Sunarsih yang tak pernah berhenti selalu mendokan dan memberikan semangat dalam mencari ilmu, serta keluarga kecil saya suami Moh. Hasim dan putra kecil saya Muhammad Jamaluddin yang selalu mensupport dalam setiap keadaan.

(6)

vi

Materi Plantae Kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

Kata Kunci: Modul, Identifikasi tumbuhan, TWSL

Seorang pendidik memiliki keluwesan untuk mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Namun pada kenyataannya dalam proses pembelajaran di sekolah masih minim pendidik yang mengembangkan bahan ajar. Dari hasil observasi di TWSL Probolinggo bahwa terdapat beragam tumbuhan Spermatophyta sehingga berpotensi untuk dikembangkannya bahan ajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi dan analisis peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Dringu dapat disimpulkan bahan ajar yang dibutuhkan berupa modul pembelajaran untuk memvisualisasikan materi pembelajaran, sehingga penting dilakukan pengembangan bahan ajar ini.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui hasil identifikasi tumbuhan Spermatophyta di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo. 2) Mendeskripsikan kevalidan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo. 3) Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

Penelitian ini menggunakan 2 tahapan penelitian, yaitu tahap identifikasi tumbuhan dan tahap pengembangan modul dengan menggunakan model ADDIE (Analyze, Design, Development, dan Evaluation). Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Dringu. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara dan lembar angket. Penelitian ini menggunakan dua validator ahli materi, dua validator ahli media, satu validator ahli bahasa, dan satu validator pengguna (guru Biologi).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Ditemukan 66 spesies tumbuhan Spermatophyta yang terdiri dari 2 spesies tumbuhan Gymnospermae, dan 64 spesies tumbuhan Angiopermae. 2) Rata-rata hasil validasi ahli materi memperoleh persentase sebesar 98,48% dengan kriteria sangat valid, rata-rata hasil validasi ahli media memperoleh persentase sebesar 93,13% dengan kriteria sangat valid, hasil validasi ahli bahasa memperoleh persentase sebesar 94,79%

dengan kriteria sangat valid, hasil validasi guru Biologi memperoleh persentase sebesar 97,38% dengan kriteria sangat valid. 3) Rata-rata persentase respon peserta didik diperoleh hasil sebesar 88,18% dengan kriteria sangat baik.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

ِمْىِح َّرلا ِنَمحَّّرلا ِهَّلل ا ِمْسِب

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Pengembangan Modul Berbasis Hasil Identifikasi Tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan Probolinggo pada Materi Plantae Kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo” ini dengan baik. Sholawat serta salam tak pernah lupa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan bimbingan, dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor Universitas Islam Negeri KH. Achamad Siddiq Jember yang telah memfasilitasi semua urusan yang diperlukan peneliti selama menempuh studi di UIN KH.

Achamad Siddiq Jember.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) yang telah memfasilitasi dalam penyelesaian studi di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KH. Achamad Siddiq Jember.

3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd. selaku ketua jurusan Pendidikan Sains atas dukungan dan perizinan penelitian.

4. Ibu Dr. Hj. Umi Farihah, M.M., M.Pd. selaku koordinator Program Studi Tadris Biologi atas segala nasihat dan bimbingannya.

5. Ibu Heni Setyawati, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing, mengarahkan, dan menasihati dari awal penelitian hingga akhir.

(8)

viii

proses pengembangan produk yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu menilai serta memberikan kritik dan saran yang begitu manfaat.

7. Bapak Adin Budi Satrio, S.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Dringu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini di SMA Negeri 1 Dringu.

8. Ibu Dra. Etik Puji Tri Ariani, M.Pd. selaku guru biologi yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan penilaian terhadap produk penelitian dan membimbing selama dilakukannya penelitian di SMA Negeri 1 Dringu.

9. Peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Dringu atas bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian.

10. Bapak Akbarul Huzaini, S.H. Selaku kepala pimpinan TWSL Probolinggo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di TWSL Probolinggo.

11. Bapak dan Ibu dosen Tadris Biologi yang telah mendidik dan memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan di UIN Khas Jember.

12. Teman-teman dan saudara-saudara yang telah memberikan semangat dan saling memotivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Segala bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah di hadapan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Jember, Desember 2022 Penulis

(9)

ix

DAFTAR ISI

Hal

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ... 6

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 6

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan... 7

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 8

G. Definisi Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 17

1. Penelitian dan Pengembangan... 17

(10)

x

5. Identifikasi Tumbuhan ... 28

6. Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo .... 30

7. Materi Spermatophyta ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 34

BAB IIIMETODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 35

A. Model Penelitian dan Pengembangan ... 35

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 37

C. Uji Coba Produk ... 41

D. Desain uji Coba ... 42

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 49

A. Penelitian Tahap 1 ... 49

1. Gambaran Objek Penelitian... 49

2. Penyajian Data` ... 50

B. Penelitian Tahap 2 (Pengembangan) ... 66

C. Revisi Produk ... 97

BAB V KAJIAN DAN SARAN ... 111

A. Kajian Produk yang telah Direvisi ... 111

1. Kajian Produk Akhir ... 111

2. Kelebihan dan Kekurangan ... 112 B. Saran, Pemanfaatan, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut. 112

(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 115

(12)

xii

Lampiran 1: Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ... 122

Lampiran 2: Matriks Penelitian ... 123

Lampiran 3: Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 125

Lampiran 4: Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi ... 127

Lampiran 5: Lembar Validasi Ahli Materi... 128

Lampiran 6: Lembar Rubrik Instrumen Validasi Ahli Materi ... 132

Lampiran 7: Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media ... 141

Lampiran 8: Lembar Instrumen Validasi Ahli Media ... 142

Lampiran 9: Lembar Rubrik Instrumen Validasi Ahli Media ... 145

Lampiran 10: Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Bahasa ... 155

Lampiran 11: Lembar Instrumen Validasi Ahli Bahasa ... 156

Lampiran 12: Lembar Rubrik Instrumen Validasi Ahli Bahasa ... 158

Lampiran 13: Kisi-Kisi Instrumen Validasi Guru Biologi ... 161

Lampiran 14: Lembar Instrumen Validasi Guru Biologi ... 162

Lampiran 15: Lembar Rubrik Instrumen Validasi Guru Biologi ... 166

Lampiran 16: Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Respon Peserta Didik ... 180

Lampiran 17: Lembar Instrumen Penilaian Respon Peserta Didik ... 181

Lampiran 18: Lembar Rubrik Instrumen Penilaian Respon Peserta Didik . 184 Lampiran 19: Hasil Validasi Angket Kebutuhan Peserta Didik ... 190

Lampiran 20: Hasil Validasi Instrumen Validasi Ahli Materi ... 192

Lampiran 21: Hasil Validasi Instrumen Validasi Ahli Media ... 198

Lampiran 22: Hasil Validasi Instrumen Validasi Ahli Bahasa ... 204

Lampiran 23: Hasil Validasi Instrumen Validasi Guru ... 206

Lampiran 24: Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik ... 212

Lampiran 25: Surat Permohonan Menjadi Validator Ahli Materi ... 218

Lampiran 26: Surat Permohonan Menjadi Validator Ahli Media ... 220

Lampiran 27: Surat Permohonan Menjadi Validator Ahli Bahasa ... 223

(13)

xiii

Lampiran 28: Surat Permohonan Izin Penelitian di Sekolah ... 223

Lampiran 29: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Sekolah .. 224

Lampiran 30: Hasil Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik... 225

Lampiran 31: Hasil Lembar Validasi oleh Ahli Materi ... 227

Lampiran 32: Hasil Lembar Validasi oleh Ahli Media ... 236

Lampiran 33: Hasil Lembar Validasi Ahli Bahasa ... 245

Lampiran 34: Hasil Lembar Validasi Guru Biologi ... 247

Lampiran 35: Hasil Angket Lembar Respon Peserta Didik ... 251

Lampiran 36: Hasil Lembar Respon Peserta Didik Skala Kecil ... 267

Lampiran 37: Hasil Lembar Respon Peserta Didik Skala Besar... 268

Lampiran 38: Jurnal Kegiatan Penelitian ... 270

Lampiran 39: SK Dosen Pembimbing ... 271

Lampiran 40: Permohonan Bimbingan Skripsi ... 272

Lampiran 41: Surat Seminar Proposal ... 273

Lampiran 42: Surat Telah Melakukan Penelitian di TWSL Probolinggo ... Lampiran 43: Foto-foto Bukti Penelitian ... 276

Lampiran 44: Tumbuhan Spermatophyta yang ada di TWSL Probolinggo 277 Lampiran 45: Tampilan Produk Modul Berbasis Hasil Identifikasi Tumbuhan di TWSL Probolinggo ... 269

(14)

xiv

Tabel 2.2 Karakteristik Modul ... 25

Tabel 3.1 Kriteria Kevalidan Produk ... 47

Tabel 3.2 Kriteria Nilai Kepraktisan atau Respon Peserta Didik ... 49

Tabel 4.1 Jenis Tumbuhan Spermatophyta di TWSL Pobolinggo ... 52

Tabel 4.2 Jenis Tumbuhan Monokotil di TWSL Probolinggo ... 55

Tabel 4.3 Jenis Tumbuhan Dikotil di TWSL Probolinggo ... 56

Tabel 4.4 Hasil Analisis Masalah Pembelajaran ... 66

Tabel 4.5 Analisis Tujuan Pembelajaran ... 68

Table 4.6 Hasil Analisis Peserta Didik ... 69

Tabel 4.7 Rancangan Modul ... 74

Tabel 4.8 Validator Modul Berbasis Hasil Identifikasi Tumbuhan ... 81

Tabel 4.9 Hasil Validasi Ahli Materi ... 82

Tabel 4.10 Komentar dan Saran dari Ahli Materi ... 83

Tabel 4.11 Hasil Validasi Ahli Media... 84

Tabel 4.12 Komentar Kritik dan Saran Ahli Media ... 85

Tabel 4.13 Hasil Validasi Ahli Bahasa ... 86

Tabel 4.14 Komentar Kritik dan Saran Ahli bahasa ... 87

Tabel 4.15 Hasil Validasi Guru Biologi ... 87

Tabel 4.16 Komentar dan Saran Guru Biologi... 88

Tabel 4.17 Hasil Respon Peserta Didik Skala Kecil ... 90

Tabel 4.18 Hasil Respon Peserta Didik Skala Besar... 90

Tabel 4.19 Hasil Validasi Ahli Materi ... 93

(15)

xv

Tabel 4.20 Hasil Validasi Ahli Media... 94 Tabel 4.21 Hasil Uji Coba Ahli Bahasa ... 95 Tabel 4.22 Hasil Uji Coba Ahli Pengguna ... 96 Tabel 4.23 Hasil Respon Peserta Didik Pada Uji Lapangan (Skala Kecil) . 97 Tabel 4.24 Hasil Respon Peserta Didik Pada Uji Lapangan (Skala Besar) 98 Tabel 4.25 Komentar dan Saran Perbaikan Produk Dari Ahli Materi ... 101 Tabel 4.26 Komentar dan Saran Perbaikan Produk Dari Ahli Media ... 105 Tabel 4.27 Komentar dan Saran Perbaikan Produk Dari Ahli Bahasa ... 111 Tabel 4.28 Komentar dan Saran Perbaikan Produk Dari Validator Pengguna 115

(16)

xvi

Gambar 2.1 TWSL Probolinggo ... 31 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 34

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

D. Latar Belakang

Menurut menteri pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi RI No.

56 (2022:68) pendidik memiliki keluwesan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Hasil wawancara dengan Ibu Dra.

Etik Puji Tri Ariani, M.Pd. selaku guru biologi SMA Negeri 1 Dringu, dalam pembelajaran, modul yang digunakan belum sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Modul yang digunakan cenderung monoton dan kurang berinovasi.

Pada pembelajaran Spermatophyta peserta didik masih belum sepenuhnya memahami materi karena cakupan materi yang banyak dan terdapat banyak nama ilmiah.

Firman Allah dalam surah Az-Zumar (39):21

































































Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber- sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikannya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

(18)

Penafsiran ayat di atas menjelaskan bukti-bukti keesaan Allah melalui perumpaan bermacam-macam ciptaan Nya, dimulai dari kuasa Nya menurunkan hujan, menciptakan mata air, menumbuhkan tanaman sampai proses yang dilaluinya hingga hancur. Hujan lebat yang tercurah ke bumi menumbuhkan macam-macam jenis tumbuhan dan rerumputan yang banyak , ada yang menampung air, lalu Allah menganugrahkan kepada manusia kemampuan untuk memanfaatkannya, maka mereka dengan air itu dapat minum, mengairi sawah, dan menanam tumbuhan. Demikianlah perumpamaan siapa yang memahami agama dan bermanfaat untuk apa yang telah Allah sampaikan hingga dia tahu dan mampu mengajarkannya (Quraish. 2007:221).

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan merupakan salah satu materi yang diajarkan pada pelajaran Biologi.

Hasil wawancara dengan Ibu Dra. Etik Puji Tri Ariani, M.Pd. selaku guru Biologi SMA Negeri 1 Dringu diketahui bahwa selama pembelajaran materi Plantae sub bab tumbuhan berbiji (Spermatophyta) menggunakan sumber pembelajaran dengan meminta peserta didik membawa contoh tumbuhan Spermatophyta dari rumah masing-masing, namun jenis tumbuhan Spermatophyta yang dibawa belum mencakup semua jenis tumbuhan biji yang akan dipelajari pada materi sub bab Spermatophyta, sehingga peserta didik kesulitan mengenal berbagai macam tumbuhan Spermatophyta. Bahan ajar yang digunakan yaitu lebih cenderung pada buku paket yang dipinjam diperpustakaan dengan jumlah buku yang tidak sesuai dengan jumlah peserta

(19)

3

didik sehingga peserta didik kesulitan dalam memahami cakupan materi yang ada dalam sub bab Spermatophyta.

Berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Dringu yang berjumlah 36 peserta didik, diketahui bahwa 70%

peserta didik masih kesulitan dalam memahami materi Plantae sub bab Spermatophyta. Hal tersebut selain bahan ajar yang digunakan terbatas jumlahnya, peserta didik juga merasa bosan dengan tampilan buku paket yang menoton dan kurangnya gambar penjelasan materi. Hasil analisis karakteristik peserta didik menunjukkan bahwa 98% peserta didik membutuhkan bahan ajar cetak visual yang dapat membantu dalam pembelajaran dengan dilengkapi gambar-gambar yang membantu pemahaman peserta didik, 94% perserta didik membutuhkan bahan ajar yang berwarna, 85% peserta didik menyukai bahan ajar mandiri dan 100 % peserta didik menyukai materi yang memanfaatkan lingkungan sekitar.

Dari hasil pengamatan lingkungan sekitar SMA Negeri 1 Dringu yaitu terdapat Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo ditemukan tumbuhan Spermatophyta yang beragam yang berpotensi untuk dijadikan sumber belajar pada materi Plantae. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut adalah dengan mengembangkan suatu bahan ajar yang memanfaatkan potensi lingkungan sekitar sekolah, karena materi yang sulit dipahami oleh peserta didik jika tidak divisualisasikan, dimana peserta didik tidak mengetahui bentuk kongkrit dari semua jenis tumbuhan yang dipelajari, dan kurang efesiennya pembelajaran

(20)

jika mengajak peserta didik langsung ke lingkungan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan dengan waktu jam pembelajaran.

Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo merupakan sarana rekreasi sekaligus pembelajaran lingkungan bagi masyarakat Probolinggo yang dikelola oleh pemerintah kota Probolinggo yakni di bawah naungan badan lingkungan hidup kota dan UPT (Krisyanto, 2021:44).

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Dayat pada tanggal 2 Mei 2021 yang merupakan salah satu pengurus TWSL Probolinggo belum ada pendataan kembali mengenai tumbuhan yang ada, dan masih belum ada yang memanfaatkan potensi tanaman sebagai sumber belajar. Potensi tanaman yang ada di TWSL Probolinggo memiliki tanaman Spermatophyta yang beragam dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran materi Plantae sub bab Spermatophyta yang disusun menjadi bahan ajar berbasis hasil identifikasi tumbuhan (Observasi di TWSL Probolinggo, 28 Maret 2021).

Bahan ajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Secara teknis bahan ajar dapat didesain sebagai representasi (wakil) penjelasan guru di depan kelas disamping berperan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran

`termasuk target dan sasaran yang hendak dicapai. Keterangan, uraian, dan pesan yang seharusnya disampaikan, dan informasi yang hendak disajikan dapat dihimpun melalui bahan ajar. Selain itu bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar serta sebagai optimalisasi pelayanan terhadap peserta didik (Yaumi, 2017:273-274). Salah satu bahan ajar cetak yang dapat dikembangkan untuk

(21)

5

membantu kesulitan peserta didik dalam pembelajaran adalah bahan ajar modul.

Modul merupakan materi pembelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis dan sedemikian rupa sehingga pembaca diharapkan dapat manyerap sendiri materi yang disajikan. Modul adalah suatu paket bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan minimal dari guru (tutor), yang meliputi perancanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyedian materi pembelajaran, bahan yang dibutuhkan, dan alat untuk penilai dalam mengukur keberhasilan peserta didik dalam penyelesaian materi pembelajaran (Yunus dan Heldy, 2015:170). Bahan ajar modul dipilih karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan ajar lainnya yaitu dengan modul peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa kehadiran guru, peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan/keceptannya masing-masing untuk memahami materi, dan bahasa yang digunakan dalam modul sederhana sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami konsep dari yang diajarkan (Triyono, 2021:42).

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengembangan Modul Berbasis Hasil Identifikasi Tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada Materi Plantae Kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo”. Dengan adanya bahan ajar tersebut diharapkan dapat memberikan inovasi dalam proses pembelajaran.

(22)

E. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil identifikasi tumbuhan Spermatophyta di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo?

2. Bagaimana kevalidan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo?

3. Bagaimana respon peserta didik terhadap modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo?

F. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

1. Untuk mengetahui hasil identifikasi tumbuhan Spermatophyta di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo.

2. Untuk mendeskripsikan kevalidan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

3. Untuk mendeskripsikan respon peserta didik terhadap modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi

(23)

7

Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu adalah sebagai berikut:

1. Modul materi Plantae ini diperuntukkan kepada peserta didik kelas X MIPA dan guru Biologi untuk menunjang aktifitas belajar pembelajaran.

2. Modul ini memuat materi Biologi Plantae sub bab Spermatophyta berdasarkan KD 3.7 kelas X MIPA SMA/MA yaitu mengklasifikasi menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan Spermatophyta.

3. Bentuk modul memuat teks dan gambar untuk membantu pemahaman peserta didik.

4. Produk modul ini tersusun atas cover (terdiri dari judul, nama penulis, dan gambar pendukung), kata pengantar, petunjuk penggunaan, daftar isi, bagian pendahuluan (yang terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), tujuan pembelajaran, peta konsep, seputar Taman Wisata Studi Lingkungan Probolinggo, metode dan hasil observasi), isi materi Spermatophyta yang mengandung uraian materi pokok berbasis hasil identifikasi tumbuhan beserta gambar yang mendukung pembelajaran, rangkuman, evaluasi pembelajaran, tugas portofolio, penilaian, glosarium, kunci jawaban, biografi penulis, dan daftar pustaka.

H. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai referensi ilmiah dan menambah pengetahuan berkenaan dengan materi

(24)

Plantae sub bab Spermatophyta berbasis hasil identifikasi tumbuhan yang ada di TWSL Probolinggo.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan tambahan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran biologi materi Plantae. Sehingga dapat mempermudah penyampaian materi serta dapat mengembangkan kreativitas guru dalam menerapkan dan menggunakan bahan ajar.

b. Bagi Peserta Didik

Modul yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber dan bahan ajar Biologi bagi peserta didik. Sehingga dapat meningkatkan pamahaman peserta didik tentang materi Plantae.

c. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber dan bahan ajar yang ada di sekolah untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran Biologi.

I. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

1. Asumsi penelitian dan pengembangan bahan ajar ini sebagai berikut:

a. Produk modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan yang dikembangkan dapat digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran.

b. Produk modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan dapat mempermudah peserta didik memahami isi materi dengan kongkrit.

(25)

9

c. Produk modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peserta didik.

d. Produk modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan dapat membantu peserta didik belajar secara mandiri.

e. Produk modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan dapat dijadikan ragam bahan ajar alternatif yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik.

2. Keterbatasan penelitian dan pengembangan bahan ajar ini sebagai berikut:

a. Materi yang dimuat dalam modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan ini terbatas pada materi Plantae sub bab Spermatophyta kelas X SMA/MA.

b. Penelitian tumbuhan Spermatophyta terbatas pada tumbuhan Spermtophyta yang ada di TWSL Probolinggo.

c. Pada penelitian ini produk yang dikembangkan hanya sampai pada tahap uji respon peserta didik pada skala kecil dan skala besar.

J. Definisi Istilah

1. Metode penelitian pengembangan merupakan metode ilmiah untuk memperoleh data sehingga dapat dipergunakan untuk menghasilkan, mengembangkan dan memvalidasi produk. Adapun model penelitian pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation).

2. Modul merupakan bahan ajar berbentuk lembaran-lembaran yang terdiri dari cover, kata pengantar, petunjuk penggunaan, daftar isi, bagian

(26)

pendahuluan isi materi Spermatophyta yang mengandung uraian materi pokok berbasis hasil identifikasi tumbuhan beserta gambar yang mendukung pembelajaran, rangkuman, evaluasi pembelajaran, tugas portofolio, penilaian, glosarium, kunci jawaban, biografi penulis, dan daftar pustaka.

3. Spermatophyta atau tumbuhan berbiji merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri adanya suatu organ yang berupa biji, yakni biji terbuka (Gymnospermae) dan biji tertutup (Angiospermae).

4. Identifikasi tumbuhan adalah proses untuk menentukan identitas suatu tumbuhan. Tumbuhan yang diidentifikasi adalah tumbuhan yang terdapat di TWSL Probolinggo. Cara yang dilakukan dalam mengidentifikasi tumbuhan Spermatophyta dalam penelitian ini dengan mengidentifikasi morfologi tumbuhan yang selanjutnya diklasifikan berdasarkan ciri dan jenis yang sama, kemudian mencocokkan dengan deskripsi dan gambar- gambar yang ada dalam buku-buku flora atau referensi lainnya.

5. Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo merupakan ruang terbuka hijau hutan kota yang dirancang sebagai sarana rekreasi sekaligus pembelajaran lingkungan bagi masyarakat yang dikelola oleh pemerintah kota Probolinggo.

6. Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran.

(27)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2020) yang berjudul

“Pengembangan Modul Plantae Berbasis Identifikasi Keragaman Tumbuhan Paku di Desa Geger Sendang Tulungagung bagi Siswa Kelas X SMA/MA”. Hasil penelitian menunjukkan hasil penilaian dari ahli materi sebesar 85% termasuk dalam kategori sangat layak/sangat valid, dan dari ahli media sebesar 77,56% termasuk dalam kategori layak/valid.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan modul tumbuhan paku yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan yaitu terletak pada bahan ajar yang dikembangkan yaitu memanfaatkan hasil identifikasi tumbuhan sebagai inovasi dalam bahan ajar, dan sama- sama mengembangkan bahan ajar berupa modul. Perbedaan pada kedua penelitian terletak pada metode yang digunakan, pada penelitian tersebut menggunakan langkah-langkah penelitian Borg dan Gall, sedangkan pada penelitian yang akan diteliti menggunakan model ADDIE. Selain itu, materi yang dikembangkan pada penelitian tersebut mengembangkan meteri Plantae pada sub bab tumbuhan paku (Pteridophyta) di desa Geger Sendang Tulungagung untuk kelas X, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan mengembangkan materi Plantae sub bab Spermatophyta di TWSL Probolinggo pada kelas X.

(28)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Purwani (2017) yang berjudul “Penyusunan Modul Biologi SMA Berbasis Metakognisis pada Materi Plantae Melalui Identifikasi Bryophyta di Kawasan Air Terjun Grojogan Sewu Karanganyar”. Hasil penelitian mendapat penilaian yang diberikan validator 1 (dosen) dengan skor total 34 dengan kriteria cukup valid dan layak digunakan, dan validator pengguna (guru) mendapat skor penilaian 38,5 dengan kriteria sangat valid dan layak digunakan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan sangat valid dengan persentase nilai 90,63% layak digunakan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan yaitu terletak pada bahan ajar yang dikembangkan berbasis hasil identifikasi tumbuhan dan sama-sama megembangkan bahan ajar modul, serta menggunakan model ADDIE.

Perbedaan pada kedua penelitian terletak pada materi yang dikembangkan pada penelitian tersebut mengembangkan meteri Plantae sub bab Bryophyta dikawasan air terjun Grojogan Sewu Karanganyar, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan mengembangkan materi Plantae sub bab Spermatophyta di TWSL Probolinggo pada kelas X.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Wati dkk. (2019) dengan judul

“Pengembangan Modul Bryophyta Berbasis Hasil Penelitian di Tahura Ngargoyoso Karanganyar untuk Siswa Kelas X SMA”. Hasil penelitian menunjukkan penilaian yang diberikan validator ahli materi diperoleh sebesar 81,89% sehingga dikatagorikan layak dan sangat baik, dari ahli media penilaian diperoleh 83,62% sehingga masuk dalam katagori layak

(29)

13

dan sangat baik, dan rata-rata nilai praktisi guru biologi diperoleh 83,40%

sehingga masuk dalam katagori layak dan sangat baik, serta presentase pengguna penilaian peserta didik diperoleh 85,53% sehingga masuk dalam katagori layak dan sangat baik. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahawa modul yang dikembangakan termasuk dalam katagori layak dengan kualitas sangat baik dan dapat dilanjutkan dengan uji oprasional.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yakni terletak pada produk yang dikembangkan berupa modul dan sama-sama memanfatkan hasil penelitian hasil identifikasi tumbuhan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yakni pada model pengembangan yang dikembangan oleh Brog

& Gall, sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan model ADDIE. Selain itu materi yang dikembangakan pada penelitian tersebut pada materi plantae sub bab Bryophyta di Tahura Ngargoyoso Karanganyar untuk kelas X, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan mengembangkan materi Plantae sub bab Spermatophyta kelas X.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nursal dkk. (2016) yang berjudul

“Identifikasi Tumbuhan Penghasil Bahan Makanan di Lingkungan Masyarakat Adat Kenegerian Rumbio untuk Pengembangan Modul Pembelajaran pada Konsep Klasifikasi Tumbuhan Kelas X SMA”. Hasil penelitian menunjukkan penilaian yang diberikan oleh 2 validator ahli materi diperoleh hasil rata-rata 3,745 dengan katagori valid, 1 validator ahli pendidikan diperoleh hasil rata-rata 3,5 dengan katagori valid, dan 1

(30)

validator pengguna/guru Biologi memperoleh hasil rata-rata 4,32 dengan katagori valid. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahawa modul yang dikembangkan termasuk dalam katagori valid dan dapat dilanjutkan dengan uji oprasional. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yakni terletak pada produk yang dikembangkan berupa modul dan sama memanfaatkan hasil penelitian hasil identifikasi tumbuhan, serta model yang digunakan yaitu model ADDIE. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yakni pada cakupan materi yang dikembangkan yaitu pada materi klasifikasi tumbuhan sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu pada materi Plantae sub bab Spermatophyta.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Shobah dan Irma Yuniar Wardhani. (2022) yang berjudul “Pengembangan Modul Taksonomi Tumbuhan sebagai Bahan Ajar Materi Plantae pada Pembelajaran Biologi SMA/MA”. Hasil penelitian menunjukkan penilaian yang diberikan oleh validator ahli materi yaitu 93,18% dengan katagori sangat valid, 2 validator ahli media diperoleh nilai 89,28% dengan katagori sangat valid, validator pengguna (guru Biologi) diperoleh nilai 75% dengan katagori valid, dan penilaian peserta didik diperoleh nilai 78,36% dengan katagori praktis. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahawa modul yang dikembangkan sudah diujikan pada tahap validitas dan kepraktisan modul dengan nilai yang baik/layak sehingga modul ini dapat digunakan pada proses pembelajaran.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yakni

(31)

15

terletak pada produk yang dikembangkan berupa modul dan sama memanfaatkan hasil penelitian identifikasi tubuhan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yakni pada model yang digunakan yaitu 4D sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan model ADDIE, dan materi yang dikembangkan pada materi taksonomi tumbuhan sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan pada materi Plantae sub bab Spermatophyta.

Kedudukan penelitian (persamaan dan perbedaan penelitian) disajikan pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

Kedudukan Penelitian (Persamaan dan Perbedaan Penelitian) No Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas Penelitian

1 2 3 4 5

1. Pengembangan Modul Plantae Berbasis

Identifikasi Keragaman Tumbuhan Paku di Desa Geger Sendang

Tulungagung Bagi Siswa

Kelas X

SMA/MA oleh Sulastri (2020)

a. Bahan ajar yang

dikembangka n berbasis hasil

identifikasi tumbuhan b. Mengem

bangkan bahan ajar modul

a. Metode penelitian Borg dan Gall b. Materi yang

dikembangkan yaitu bab Plantae pada sub bab tumbuhan paku (Pteridophyta) di

desa Geger

Sendang Tulungagung untuk kelas X.

Pengembangan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

Model penelitian pengembangan yang digunakan ADDIE.

2 Pengembangan Modul Biologi SMA Berbasis Metakognisi pada Materi Plantae Melalui Identifikasi Bryophyta Dikawasan Air

. a. Bahan ajar yang

dikembangka n berbasis hasil

identifikasi tumbuhan b.Mengembangk

an bahan ajar

a. Materi yang

dikembangkan yaitu bab Plantae sub bab Bryophyta

dikawasan air terjun Grojog Sewu Karanganyar

Pengembangan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

(32)

1 2 3 4 5 . Terjun Grojog

Sewu

Kranganyar oleh Purwani (2017)

modul

c. Menggunakan model

ADDIE

Model penelitian pengembangan yang digunakan ADDIE.

3. Pengembangan Modul

Bryophyta Berbasis Hasil Penelitian di Tahura

Ngargoyoso Karanganyar untuk Siswa Kelas X SMA oleh Wati dkk.

(2019)

a. Bahan ajar yang

dikembangkan berbasis hasil identifikasi tumbuhan.

b. Mengembang kan modul

a. Metode penelitian Borg dan Gall b. Materi yang

dikembangkan yaitu bab Plantae pada sub bab Bryophyta di Tahura

Ngargoyoso Karanganyar untuk kelas X.

Pengembangan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

Model penelitian pengembangan yang digunakan ADDIE 4. Identifikasi

Tumbuhan Penghasil Bahan Makanan di Lingkungan Masyarakat Adat Kenegerian Rumbio untuk Pengembangan Modul

Pembelajaran pada Konsep Klasifikasi Tumbuhan Kelas X SMA oleh Nursal dkk.

(2016)

a. Bahan ajar yang

dikembang kan berbasis hasil identifikasi tumbuhan b. Mengemba

ngkan bahan ajar modul c. Menggunak

an model ADDIE

a. Materi yang dikembangakan yaitu klasifikasi tumbuhan

(pengelompokan dan pemanfaatan tumbuhan sebagai makanan) di masyarakat adat Kenegerian Rumbio desa Rumbiopada kelas X SMA

Pengembangan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

Model penelitian pengembangan yang digunakan ADDIE

5. Pengembangan Modul

Taksonomi Tumbuhan sebagai Bahan Ajar Materi Plantae pada Pembelajaran Biologi

SMA/MA oleh

a. Produk yang dikembang kan berupa modul dan sama memanfatk an hasil penelitian identifikasi

a. model yang

digunakan yaitu 4D sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan model ADDIE b. Materi yang

dikembangkan pada materi taksonomi

Pengembangan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo.

Model penelitian

(33)

17

1 2 3 4 5

Sauki Fadlillah Nurus Shobah dan Irma Yuniar Wardhani.

(2022).

Tubuhan tumbuhan yang ada di Lereng Muria Di Pijar Park.

pengembangan yang digunakan ADDIE.

B. Kajian Teori

1. Penelitian dan Pengembangan

a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Menghasilkan produk tertentu, digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan, dan untuk menguji keefektifan produk supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, yakni dilakukan penelitian untuk menguji produk (Sugiono, 2018:297). Menurut Salim dan Haidir (2019:58) penelitian pengembangan adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan pruduk yang sudah ada agar dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga yaitu berupa perangkat lunak (software), seperti program-program komputer untuk mengolah data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau di laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,

(34)

evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.

2. Model ADDIE

Berikut skema dari model pengembangan ADDIE:

a. Analyze (Tahap Analisis)

Tahap pertama dalam model ADDIE yaitu analyze (analisis).

Tahap analisis ini adalah tahap untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab kesenjangan kinerja (Branch, 2009:24). Tahapan kegiatan analisis terdiri dari tiga tahap, diantaranya sebagai berikut:

1) Validate the Performance Gap (Penentuan Masalah Pembelajaran) Pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis penyebab kesenjangan permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam proses pembelajaran (Branch, 2009:25).

2) Determine Intructional Goals (Penentuan Tujuan Pembelajaran) Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan tujuan pembelajaran dari permasalahan pembelajaran yang terjadi (Branch, 2009:33).

3) Analyze Learner (Analisis Peserta Didik)

Pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis karakter peserta didik, kemampuan, pengalaman, motivasi dan sikap yang dimiliki dalam pembelajaran (Branch, 2009:37).

(35)

19

b. Design (Perancangan)

Tahap desain menurut Branch (2009:59-68) terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan pemilihan bahan ajar, dengan menetukan bahan ajar apa saja yang cocok dikembangkan untuk menunjang perencanaan bahan ajar.

2) Melakukan pemilihan format untuk menyusun produk yang dikembangkan.

3) Melakukan perancangan produk yang akan dikembangkan.

c. Development (Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahap untuk menghasilkan dan memvalidasi bahan ajar yang dikembangakan. Hasil dari tahap ini adalah seperangkat bahan ajar yang lengkap (Branch, 2009:84). Tahap ini dilakukan untuk merevisi produk dan proses intstruksional sebelum tahap implementasi.

d. (Implementation) Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap untuk mempersiapkan lingkungan belajar dalam menerapkan atau mengimplementasikan bahan ajar yang melibatkan peserta didik. Terdapat dua prosedur umum dalam tahap implementasi, yaitu mempersiapkan guru dan mempersiapkan peserta didik (Branch, 2009:133).

(36)

4) Prepare the Teacher (Mempersiapkan Guru)

Tujuan tahap ini adalah mempersiapkan guru untuk memfasilitasi strategi instruksional dan bahan ajar yang dikembangkan. Peran guru adalah sebagai fasilitator utama dalam lingkungan pembelajaran. Pendidik bertanggung jawab untuk memfasilitasi pembelajaran, mengatur kecepatan, memberikan bimbingan dan bantuan, melengkapi keahlian materi pelajaran, membantu dalam penilaian dan evaluasi (Branch, 2009:134-135).

5) Prepare the Student (Mempersiapkan Peserta Didik)

Tujuan tahap ini adalah mengidentifikasi dan mempersiapkan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pengajaran dan berintraksi secara efektif dengan sumber belajar yang baru dikembangkan (Branch, 2009:144-145).

Dalam tahap implementasi dilakukan tahapan uji skala kelompok kecil sebanyak (8-20) peserta didik (Branch, 2009:124).

Uji skala kelompok besar atau uji lapangan dapat dilakukan dengan sebanyak (25-35) peserta didik. Setelah uji kelompok dilakukan dengan mendapatkan kevalidan, keterandalan, dan kehasil gunaan dari uji kelompok maka uji lapangan ini dapat dilakukan di kelas (Rayanto dan Sugiyanti, 2020:37).

Lembar penilaian media pembelajaran pada tahap implementasi terdiri dari dua jenis instrumen, yaitu instrumen yang berfungsi untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan bahan ajar dan

(37)

21

instrumen untuk mengukur kompetensi peserta didik antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran (Batubara, 2020:59).

6) (Evaluation) Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap pemberian kriteria evaluasi atau penilaian terhadap produk yang dikembangkan sesuai dengan harapan awal atau tidak (Branch, 2009:152).

3. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar dapat diartikan sebagai segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar komptensi yang telah ditentukan (Panggabean dan Amir, 2020:3). Bahan ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis sehingga dapat menciptakan suasana lingkungan yang membangkitkan minat peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta didik.

Pelayanan individual dapat terjadi dengan bahan ajar sehingga peserta didik yang cepat belajar akan dapat mengoptimalkan kemampuannya dan peserta didik yang lambat belajar dapat mempelajari bahan ajar

(38)

berulang-ulang kali (Yunus dan Heldi, 2015:162-164).

Berdasarkan beberapa definisi bahan ajar di atas, dapat disimpulkan bahan ajar adalah seperangkat materi/bahan yang disusun secara sistematis untuk kebutuhan pembelajaran yang dapat menjadi representasi sajian guru, sebagai sarana pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar serta sebagai pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik. Bahan ajar tersebut dapat berupa buku teks, modul, foto/gambar, video dan film (Yunus dan Heldi, 2015:164).

b. Jenis Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2018:52) bahan ajar dari segi bentuk dapat diklasifikan menjadi empat macam diantaranya adalah:

1) Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam bentuk kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran yaitu penyampain informasi. Contoh: buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), handout, brosur, leaflet, foto/gambar.

2) Semua sistem yang menggunakan sinyal audio secara langsung yang dapat dimainkan baik oleh individu atau kelompok. Contoh:

radio, kaset, piring hitam, dan compact disk audio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio-visual) adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh video compast disk dan film.

4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials) adalah

(39)

23

kombinasi dari dua atau lebih media baik audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Contoh: aplikasi program komputer, atau gawai.

c. Peran Bahan Ajar

Menurut Nana (2019:4-6) peran bahan ajar dibagi menjadi dua yaitu untuk guru dan peserta didik.

1) Bagi Guru

a) Menghemat waktu guru dalam mengajar. Adanya bahan ajar guru dapat menugaskan peserta didik untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diajarkan serta meminta peserta didik untuk menjawab pertanyan-pertanyan yang ada di bagian akhir pokok pembahasan, sehingga ketika di kelas, guru membahas materi yang belum dipahami saja oleh peserta didik.

b) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi fasilitator.

c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi efektif dan interaktif. Adanya bahan ajar, guru dapat memilih metode yang bervariasi, yaitu tidak hanya metode ceramah satu arah, tetapi juga bersifat interaktif dengan berbagai metode yang dapat digunakan guru seperti metode diskusi, simulasi, role playing, dan sebagainya. Selain itu pembelajaran menjadi efektif karena guru mempunyai waktu untuk berintraksi aktif dengan peserta

(40)

didik.

2) Bagi Peserta Didik

a) Peserta didik dapat belajar mandiri tanpa harus ada guru atau teman.

b) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja.

c) Peserta didik dapat belajar disesuaikan dengan kecepatan sendiri. Kecepatan belajar peserta didik yang lamban dalam menyerap materi yakni dengan belajar sendiri di rumah terlebih dahulu. Kemudian, ketika sudah di kelas pendidik menjelaskan, peserta didik bisa mulai paham. Selain itu peserta didik dapat mengulangnya kembali di rumah.

d. Manfaat Bahan Ajar

Menurut Fahrurrozi dan Mohzana (2020:19-20) manfaat bahan ajar yaitu:

1) Bahan ajar membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum.

2) Bahan ajar merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran.

3) Bahan ajar memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.

4) Bahan ajar dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan jika direvisi dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

5) Bahan ajar memberikan kontinyunitas pelajaran di kelas yang berururtan kalupun pendidik berganti.

(41)

25

6) Bahan ajar memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun.

4. Modul

a. Pengertian Modul

Modul merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik. Modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi yang jelas dan tidak membingungkan (Panggabean dan Amir, 2020:17). Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan materi pembelajaran, petunujuk kegiatan belajar, latihan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sitematis dan menarik untuk mencapai komptensi yang diharapkan dan dapat digunakan secara mandiri (Fahrurrozi dan Mohzana, 2020:76).

b. Karakteristik Modul

Menurut Kurniawan dan Kuswandi (2021:17-18) penyusunan sebuah modul yang menarik perlu diperhatikan beberapa karakteristik modul.

Karakteristik modul menurut Kurniawan dan Kuswandi disajikan pada tabel 2.2 berikut:

(42)

Tabel 2.2

Karakteristik Modul Menurut Kurniawan dan Kuswandi

No Karakteristik Ciri Karakteristik

1 Self Intruction (pelajaran diri sendiri)

a. Rumusan tujuan modul disusun dengan jelas.

b. Menyajikan ilustrasi yang mendukung materi pembelajaran.

c. Bersifat kontekstual.

d. Menyajikan instrumen penilaian yang bertujuan mengevaluasi diri di akhir pembelajaran.

e. Adanya umpan balik terhadap tingkat penguasaan pemahaman peserta didik.

2 Self Contained (satu kesatuan utuh yang dipelajari)

a. Materi pembelajaran dalam satu kesatuan yang utuh untuk dipelajari berdasarkan kompetensi yang ditetapkan.

b. Adanya keharusan peserta didik untuk memepelajari peserta didik mempelajari pelajaran secara utuh.

3 Stand Alone (tidak tergantung faktor lain / berdiri sendiri )

a. Tidak tergantung dengan media yang lain dalam penggunaan.

b. Modul dapat dipelajari secara mandiri.

4 User Friendly (mudah digunakan)

a. Modul dapat digunakan dengan mudah.

b. Modul disajikan secara sederhana dengan kompleksitas konten yang disajikan.

c. Modul dapat diakses berdasarkan keinginan peserta didik.

d. Penggunaan bahasa sederhana dan mudah dipahami.

5 Adaptive (adaptif) a. Modul bersifat adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Modul menyajikan materi pembelajaran yang dapat digunakan pada periode waktu tertentu.

c. Unsur Modul

Menurut Kustandi dan Darmawan (2020:174) modul memilki unsur yaitu:

(43)

27

1) Lembar prancis: ISBN, daftar isi, daftar gambar, hak cipta, penerbit, dan tahun terbit.

2) Bagian pendahuluan: uraian singkat isi, kesesuian modul dengan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki, dan rumusan tujuan belajar.

3) Bagian penyajian atau bagian inti: yang berisi penjabaran materi ajar dalam segmentasi (sub bagian) yang lebih sempit cakupannya, mejadi beberapa kegiatan belajar. Setiap kegiatan belajar terdiri atas judul, uraian perinci, latihan, kesimpulan, tes formatif serta, umpan balik dan tindak lanjut.

4) Kunci jawaban tes formatif.

d. Tujuan Modul

Menurut Fahrurrozi dan Mohzana (2020:77) menyebutkan tujuan modul salah satunya adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik peserta didik, serta setting atau latar belakang lingkungan sosialnya.

e. Manfaat Modul

Menurut Fahrurrozi dan Mohzana (2020:77-78) menyebutkan manfaat modul bagi peserta didik maupun bagi guru yaitu:

1) Bagi Peserta Didik

a) Peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara

(44)

mandiri.

b) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam pelajaran.

c) Memberi kesempatan untuk mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.

d) Memberi kesempatan untuk menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul.

e) Mampu membelajarkan diri sendiri.

f) Mengembangkan kemapuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

2) Bagi Pendidik

a) Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks.

b) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai referensi.

c) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun bahan ajar.

d) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dan peserta didik karena pembelajaran tidak harus bertatap muka.

e) Menambahkan angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

5. Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan untuk ini dapat terlepas dari nama latin. Indentifikasi

(45)

29

tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu tumbuhan yaitu menentukan namanya yang benar, dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi (Wahyuni dkk., 2016:7).

Menurut Arsyad dkk. (2021:36-38) dalam mengidentifikasi suatu tumbuhan akan menghadapi dua kemungkinan:

a. Tumbuhan yang akan diidentifikasi belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, jadi belum ada nama ilmiahnya, dan juga belum ditentukan tumbuhan tersebut berturut-turut dimasukkan dalam kategori yang mana dalam klasifikasi. Cara untuk mengidentifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan yaitu dengan didasarkan atas spesimen (bahan) yang riil, baik spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan. Spesimen yang belum dikenal melalui studi yang seksama kemudian dibuatkan deskripsinya disamping gambar-gambar yang terperinci mengenai bagian-bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostiknya, yang atas dasar hasil studi kemudian ditetapkan spesimen tersebut merupakan anggota populasi jenis apa, dan dimasukkan dalam katagori yang mana (marga, suku, bangsa, kelas, dan divisi).

b. Tumbuhan yang akan diidentifikasi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan yaitu sudah ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Cara seseorang melakukan identifikasi

(46)

tumbuhan yang tidak dikenal, tetapi telah dikenal oleh ilmu pengetahuan, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

1) Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak dikenal tersebut kepada seseorang yang dianggap ahli.

2) Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasi.

3) Mencocokkan dengan deskripsi dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau monografi.

4) Penggunaan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.

5) Penggunaan lembar identifikasi jenis

6. Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo

Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo merupakan ruang terbuka hijau hutan kota. TWSL adalah sarana rekreasi sekaligus pembelajaran lingkungan bagi masyarakat Probolinggo yang dikelola oleh pemerintah kota Probolinggo yakni di bawah naungan badan lingkungan hidup kota dan UPT. Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo sebagai sarana pendidikan dan informasi lingkungan, pengelola mengupayakan solusi dari menurunnya minat masyarakat atau pengunjung, studi dalam lingkup sekolah, dan untuk mengenalkan flora dan fauna di taman wisata studi lingkungan hidup sebagai media pendidikan lingkungan hidup (Krisyanto, 2021:44).

Pada wisata TWSL Probolinggo terdapat fauna atau hewan dan flora atau tanaman yang beragam. Jenis-jenis fauna yang ada diantaranya

(47)

31

singa (Pathera leo), kangguru (Marcopus giganteus), buaya (Crocodylus porosus), burung kakak tua (Cacatua alba) dan lain-lainnya. Jenis-jenis flora yang ada didominasi tanaman Spermatophyta yang seperti pinus (Araucaria heterophylla), palem (Wodyetia bifucata), sikas (Cycas revolute), anggrek (Papilionanthe sylvatica), mawar (Rosa gallica), pisang kipas (Revenala madagascariensis) dan lain-lainnya (Observasi di TWSL Probolinggo, 28 Maret 2021).

Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 2.1

TWSL Probolinggo

(48)

7. Materi Spermatophyta a. Pengertian Spermatophyta

Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani yaitu sperma berarti biji dan phyton berarti tumbuhan, sehingga Spermatophyta merupakan tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji (Rahmayani dkk., 2020:5). Tumbuhan yang tergolong dalam divisi ini merupakan golongan dari alam tumbuhan yang mempunyai tingkat perkembangan paling tinggi, dan telah menghasilkan biji, dari itu sehingga disebut tumbuhan biji (Spermatophyta). Biji tersebut berasal dari organ yang disebut bunga, dari itu Spermatophyta juga dinamakan tumbuhan berbunga atau Anthophyta (Tjitrosoepomo, 2013:118).

b. Klasifikasi Spermatophyta

Tumbuhan berbiji dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) (Campbell dkk., 2003:173).

Gymnospermae merupakan istilah yang memiliki arti biji telanjang/terbuka, tidak memiliki ruangan pembungkus (ovarium) tempat biji Angiospermae berkembang (Campbell dkk., 2003:173).

Biji tanaman ini dapat terlihat dari luar karena terletak diantara daun- daun penyusun astobulus atau daun runjungnya. Gymnospermae merupakan tanaman yang tidak mempunyai bunga sejati. Contoh tanaman Gymnospermae antara lain pinus (Pinus merkusii), gingko

(49)

33

(Ginko biloba), melinjo (Gnetum gnemon) dan pakis haji (Cycas rumphii) (Kiranatama, 2014:37).

Angiospermae berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Aggeion artinya penyangga atau pelindung dan Sperma artinya biji atau biji yang dilindungi. Artinya biji tumbuhan Angiopermae terlindung dalam bakal buah (Ovarium). Pada biji tertutup, biji atau bakal buah selalu terlindungi oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar (Kiranatama, 2014:37-39).

Angiospermae dibagi menjadi dua yakni dikotil dan monokotil.

Dikotil merupakan tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua. Tumbuhan ini juga memiliki sepasang daun lembaga atau kotiledon. Tumbuhan dikotil memiliki ciri: biji berkeping dua, berakar tunggang, batang bercabang, jumlah kelopak bunga dua, empat atau kelipatannya, akar dan batang terdapat kambium sehingga dapat tumbuh berkembang menjadi besar, tidak memiliki tudung akar, dan pola tudung daun menjari atau menyirip. Contoh terong (Solanum melongena. Sedangkan mokotil merupakan tumbuhan yang memiliki biji berkeping satu. Ciri-ciri tumbuhan monokotil diantaranya: biji berkeping satu, berakar serabut, akar dan batang tidak berkambium, pola dan tulang daun melengkung serta sejajar, dan kelopak bunga berjumlah tiga atau kelipatannya. Contoh padi (Oriza sativa), kelapa (Cocos nucifera), dan pisang (Musa paradisiaca) (Monikasari, 2020:21-23).

(50)

C. Kerangka Bepikir

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Hasil Wawancara Penelitian

dengan Guru Biologi dan Peserta Didik a. Bahan ajar yang sering digunakan buku paket.

b. Sebagian peserta didik terkendala mengikuti pembelajaran dan mengumpulkan tugas karena tidak memiliki smartphone atau laptop sebagai media pembelajaran daring.

c. Peserta didik kesulitan memahami materi Plantae.

d. Bahan ajar yang menoton.

e. Peserta didik menginginkan suatu materi yang kongkrit yang dapat membantu pemahaman peserta didik.

f. Soal-soal yang dapat membantu peserta didik untuk mengevaluasi.

g. Peserta didik menginginkan bahan ajar yang dapat menggambarkan materi secara penuh dan dapat dibawa kemana-mana.

h. Peserta didik menyukai materi yang bergambar dan berwarna.

i. Belum pernah menggunakan bahan ajar modul berbasis potensi lingkungan.

j. Peserta didik tertarik menggunakan bahan ajar modul berbasis potensi lingkungan.

Kawasan Taman Wisata Studi Lingkungan Probolinggo a. Memiliki potensi tanaman

Spermatophyta yang beragam.

b. Keragaman tumbuhan Spermatophyta di TWSL Probolinggo belum ada yang memanfaatkan sebagai sumber belajar

Bahan ajar cetak modul memanfaatkan lingkungan sekitar yaitu di Taman Wisata Studi lingkungan (TWSL) Probolinggo

Pengembangan ajar modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo pada materi plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu

Probolinggo

Model ADDIE

Menghasilkan modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Probolinggo yang valid & praktis sebagai bahan ajar kelas X SMA/MA

(51)

35

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan. Tahap pertama yaitu penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman tumbuhan Spermatophyta di TWSL Probolinggo. Tahap kedua yaitu penelitian pengembangan (R&D) yang digunakan untuk mengembangkan hasil identifikasi tumbuhan dari hasil penelitian menjadi modul berbasis hasil identifikasi tumbuhan di TWSL Probolinggo pada materi Plantae kelas X SMA Negeri 1 Dringu Probolinggo. Berikut adalah kedua tahapan penelitian tersebut.

1. Penelitian Tahap 1 (Identifikasi Tumbuhan Spermatophyta) a. Jenis Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode jelajah (cruise method). Metode jelajah dilakukan dengan menjelahi atau eksplorasi menyusuri setiap sudut lokasi TWSL Probolinggo.

b. Penentuan sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu mencari dan mengidentifikasi tumbuhan Spermatophyta di TWSL Probolinggo.

c. Teknik Pengambilan Data

Referensi

Dokumen terkait

Teori mengenai harapan menunjukkan bahwa dasar tingkat harapan individu dewasa terletak pada hubungan dengan orangtua selama pada tahap-tahap awal kehidupan, dengan

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di pulau Burung dan pulau Tikus terdapat 204 individu yang terdiri dari 47 jenis, yaitu 24 jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari

Hubungan negatif antara pdrb dengan tingkat urbanisasi tidak sesuai dengan yang diungkapkan dalam permintaan tenaga kerja, Seperti yang kita ketahui bahwa PDRB merupakan

Tenik analisis data dalam penelitian pengembangan ini adalah dengan mendiskripsikan semua saran, pendapat, dan tanggapan ahli pembelajaran, ahli materi, ahli

sedangkan pengaruh persepsi bahwa laki-laki lebih mempertimbangkan atas dukungan organisasi terhadap Explicit pekerjaan sebagai sesuatu yang sentral knowledge sharing

Perbedaan pengalaman spiritual sehari-hari pada lansia di panti wreda dan di masyarakat dengan nilai significancy yaitu 0,011 (p<0,05) sehingga pada alpha 5% terdapat

Program 5R / 5S merupakan satu alat yang efektif untuk meningkatkan kebiasaan positif para pekerja, karena program ini terbukti efektif dalam mengurangi biaya