• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau research and development (R & D). Research and Development (R & D) merupakan proses pengembangan dan validasi produk pendidikan (Wina, 2013:129). Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R & D) merupakan langkah-langkah dalam mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang dapat dilakukan dengan mempertanggung jawabkan (Sukmadinata, 2008:164).

Produk tersebut dapat berupa bentuk perangkat keras (hardware), misalnya buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas, ataupun perangkat lunak (software), misalnya program komputer untuk mengolah data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau model-model lainnya, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, dan lain sebagainya. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektivitasan produk tersebut (Sugiyono, 2009:297). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis yang digunakan untuk merancang suatu produk dan menguji keefetivitasan pada produk yang dibuat.

Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe connected. Penelitian ini mempunyai batasan sampai dengan uji coba produk terbatas. Hal tersebut yang bertujuan untuk mendapatkan infomasi tentang apakah produk baru yang telah dikembangkan lebih efektif dan efesien. Hasil dari penelitian ini berupa produk perangkat pembelajarn terpadu tipe connected.

Borg dan Gall (Sugiyono, 2012:298-311) mengemukakan beberapa langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk (10) produksi masal. Berikut pemaparan langkah-langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan Borg dan Gall Potensi dan

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dalam Research and Devolepment (R&D) dimulai dari adanya potensi atau masalah. Potensi memiliki pengertian yaitu sesuatu yang didayagunakan dapat memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.

Potensi dan masalah tidak harus dicari namun bisa dilihat berdasarkan hasil laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan informasi bertujuan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan oleh peneliti R&D bermacam-macam. Desain produk ini harus diwujudkan berupa gambar atau bagan yang dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

4. Validasi Desain

Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dari beberapa pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang

telah dirancang. Dalam hal ini setiap pakar diminta untuk menilai produk tersebut yang dapat diketahui kelemahan dan kelebihanya.

5. Revisi Desain

Setelah melalui proses validasi oleh pakar maka akan ditemukan kelemahan dari produk tersebut. Kelemahan tersebut dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain produk. Peneliti merevisi sesuai komentar atau saran dari validasi pakar.

6. Uji Coba Produk

Setelah divalidasi dan direvisi oleh peneliti maka produk dapat diuji cobakan yang bertujuan untuk dapat mengetahui kualitas dari produk tersebut. Uji coba dapat dilakukan di lapangan pada subjek yang akan peneliti gunakan.

7. Revisi Produk

Setelah produk diuji cobakan di lapangan maka akan tampak kelemahanya. Revisi produk dilakukan untuk menyempurnakan produk tersebut. Revisi produk bertujuan untuk memaksimalkan produk yang akan diterapkan.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah revisi produk maka tahap selanjutnya adalah dengan melakukan uji coba pemakaian yang diterapkan secara lingkup yang lebih luas. Uji coba pemakaian tersebut akan mendapatkan kelemahan yang digunakan untuk memperbaiki lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan dari hasil uji coba pemakaian ini merupakan tahap terakhir. Kelemahan yang ditemukan merupakan revisi untuk terakhir kali. Dalam uji pemakaian, sebaiknya dalam pembuatan produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk. Pada tahap ini revisi produk dilakukan dengan mengevaluasi.

10. Produksi Masal

Produk massal ini merupakan tahap terakhir. Produksi masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

Selain itu, peneliti juga mengkombinasikan dengan menggunakan model Dick, Carey dan Carey. Dick, Carey dan Carey (dalam Abdin, 2013:45-53) menjelaskan bahwa model atau langkah pengembangan desain sistem pembelajaran yang dapat divisualkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Desain Instruksional Dick, Carey and Carey

1. Asses Needs To Identify Goal(S)/ Analisis Kebutuhan untuk Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran.

Langkah pertama, analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah desain sistem pembelajaran. kegiatan ini bertujuan apa yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran.

2. Conduct Instructional Analysis/ Melakukan Analisis Pembelajaran, Langkah kedua, melakukan analisis pembelajaran dalam mengembangkan desain pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013.

Analisis pembelajaran adalah suatu produk, jika diterapkan dalam suatu tujuan pembelajaran dapat menghasilkan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan yang diperlukan untuk mencapai

tujuan pembelajaran utama. Selain itu, analisis pembelajaran dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diterapkan dengan melakukan analisis tujuan–tujuan pembangun tujuan akhir.

3. Analysis Learners and Context/ Menganalisis Siswa dan Konteks Pembelajaran.

Langkah ketiga, menganalisis siswa dan konteks pembelajaran.

analisis konteks ini meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang dipelajari oleh peserta didik dan situasi terhadap tugas yang dihadapi oleh siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa, gaya siswa, sikap terhadap aktivitas belajar, dan termasuk di dalamnya karakter serta pribadi. Identifikasi yang akurat pada karakteristik siswa yang akan belajar dapat membantu dalam perancang program pembelajaran dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang digunakan.

4. Write Perfomances Objectives/ Merumuskan Tujuan Performasi Langkah keempat, tujuan performasi adalah sebuah gambaran detail tentang apa yang akan dapat dilakukan oleh siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Selain itu, tujuan performasi lebih menyarankan bagaimana siswa mampu menerapkan seluruh

pengetahuan, keterampilan dan sikapnya dalam konteks dunia nyata di luar pembelajaran.

5. Develop Assesment Instrument/ Mengembangkan Instrumen Penilaian.

Langkah kelima, mengembangkan instrumen ini digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Mengembangkan instrumen penilaian sebaiknya dilakukan sebelum proses pembelajaran bukan setelah proses pembelajaran sehingga penilaian harus benar-benar sesuai dengan tujuan performa yang telah diterapakan.

6. Develop Instructional Strategy/ Mengembangkan Strategi Pembelajaran.

Langkah keenam, mengembangkan strategi pembelajaran digunakan untuk menentukan strategi yang digunakan dalam pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya bersifat konstruktivis dan kontekstual.

7. Develop and Select Instructional Material/ Mengembangkan Materi Pembelajaran.

Langkah ketujuh, mengembangkan pembelajaran adalah mengembangkah bahan ajar atau materi pembelajaran. Bahan ajar atau materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

8. Design and Conduct Formative Evaluation Of Instruction/ Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif.

Langkah kedelapan, tujuan evaluasi formatif adalah untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan desain pembelajaran yang dikembangkan. Hasil dari proses evaluasi formatif dapat digunakan untuk masukan dalam memperbaiki draf terkait desain pembelajaran.

9. Revise Instruction/ Merivisi Pembelajaran.

Langkah kesembilan, melakukan revisi pembelajaran terhadap materi bahan ajar yang digunakan. Data yang digunakan untuk landasan revisi yang diperoleh dari evalusi formatif yang telah didapatkan. Revisi pembelajaran ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas dalam bahan ajar tersebut.

10. Design And Conduct Summative Evaluation/ Mengembangkan Evaluasi Sumatif.

Langkah kesepuluh, evaluasi sumatif bertujuan untuk menguji keefektifan desain sistem pembelajaran yang dikembangkan dengan

dibandingkan desain pembelajaran yang selama ini digunakan di sekolah.

Dokumen terkait