• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU KURIKULUM 2013 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU KURIKULUM 2013 SKRIPSI"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU

KURIKULUM 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anjar Astuti NIM: 141134216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus, kedua orang tua Albertus Wagiya dan Dominika Tri Isyuwanti, kedua kakakku Melvina Okta Vianingsih dan Yustinus Rudi Setiawan,

kawan hatiku Lauren, sahabatku Elis dan Ria, dosen pembimbing dan teman Univesitas Sanata Dharma yang telah memberi motivasi dan menjadi inspirasi serta yang tiada henti memberikan dukungan dan doa, semuanya akan ku kenang

sepanjang masa

(5)

v MOTTO

Kerjakanlah sesuatu dengan sungguh-sungsuh, karena proses tidak akan menghianati hasil”

(Nimas Karomah Dyahningrum)

“Jangan berkecil hati dengan kekurangan kita karena setiap orang bodoh yang rajin belajar pasti bisa mengalahkan orang pintar “

(Nasihat Mama)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Mei 2018 Penulis

Anjar Astuti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anjar Astuti

Nomor Mahasiswa : 141134216

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENGACU KURIKULUM 2013”.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memplubikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 30 Mei 2018 Yang menyatakan

Anjar Astuti

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU

KURIKULUM 2013

Anjar Astuti

Universitas Sanata Dharma 2018

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe connected mengacu Kurikulum 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe connected untuk siswa kelas IV mengacu Kurikulum 2013 dan mengetahui kualitas produk yang dihasilkan.

Penelitian menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall yang dikombinasikan dengan desain instruksional yang dikembangkan oleh Dick dan Carey. Ada 10 (sepuluh) langkah pengembangan penelitian menurut Borg dan Gall, namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah, yaitu: 1) pontesi dan masalah (wawancara), 2) pengumpulan data (hasil wawancara), 3) desain produk (identifikasi tujuan instruksional, analisis pembelajaran, analisis siswa dan konteks pembelajaran), 4) validasi desain (evaluasi formatif), 5) revisi produk (revisi pembelajaran), 6) uji coba produk (evaluasi sumatif), 7) revisi produk akhir.

Berdasarkan Hasil validasi yang dilakukan oleh dua pakar pembelajaran terpadu dan dua guru SD kelas IV melalui uji coba terbatas, validator pakar pembelajaran terpadu (A) memberikan skor 4,22 dengan kategori “sangat baik”, sedangkan validator pakar pembelajaran terpadu (B) memberikan skor 3,52 dengan kategori “baik”, guru SD Kelas IV (A) memberikan skor 3,98 dengan kategori “baik”, sedangkan guru kelas IV (B) memberikan skor 3,68 dengan kategori “baik”. Peneliti mendapat rerata skor 3,85 dengan kategori “baik”. Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu tipe connected yang dikembangkan memiliki kualitas “baik”.

Kata Kunci: Pembelajaran terpadu tipe connected, perangkat pembelajaran, Kurikulum 2013

(9)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING TOOL CONNECTED TYPE FOR FORTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL

STUDENTS REFFERING TO CURRICULUM 2013

Anjar Astuti

Sanata Dharma University 2018

This research are development research that conducted based on teacher needs sample of integrated learning tools connected type based of curriculum 2013. The purpose of this research is to produce a product in the form of integrated learning tool connected type for forth grade students in elementary school reffering to curriculum 2013 and knowing the quality of product.

The researchers used Borg and Gall’s research and develepment steps and combined with Dick and carey’s instructional design. There are 10 (ten) research development however researcher uses 7 (seven) steps, there are 1) potential and problems (interview), 2) data collection (interview result, 3) product design (assess need to indetify goal, conduct instructional analysis, analyze learners and context), 4) design validation (formative evaluation), 5) design revision (revise instruction), 6) product test (summative evaluation), 7) Final product revision.

Based on the validasi results that conducted by two experts of integrated learning and two elementary school teachers of forth grade, The validator of integrated learning expert (A) gave 4,22 score with the category "very good ", while the integrated learning expert validator (B) gave scores 3.52 with the

"good" category, elementary school teachers of grade IV (A) gave scores 3,98 with the "good" category, while elementary school teachers of grade IV (B) gave score of 3,68 with the category "good". The average score is 3,85 in “good”

category. The score indicates that the integrated connected learning device developed has " good " quality.

Key words: Integrated learning connected type, learning tools, Curriculum 2013

(10)

x

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Connected untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013” ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bimbingan, bantuan, motivasi dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Galih Kusuma, S.Pd., M.Pd., yang telah memberikan banyak bantuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

6. Ibu M selaku validator pakar pembelajaran terpadu yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Para Dosen dan Staf PGSD yang telah melayani penelitian dengan baik 8. Supriyati Basuki Rahayu, S.Pd. selaku kepala SD Negeri Selomulyo yang

telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

9. Ibu T selaku guru kelas IV SD Negeri Selomulyo yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk.

10. Saryanto, A.Ma selaku kepala SD Negeri Gentan yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

11. Bapak K selaku guru kelas IVA SD Negeri Gentan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk.

12. Orang tuaku tercinta, Albertus Wagiya dan Domika Tri Isyuwanti yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.

13. Kedua kakakku, Melvina Okta Vianingsih dan Yustinus Rudi Setiawan yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.

14. Pacar saya yang telah banyak membantu dan memotivasi dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta.

15. Keluargaku di beauty boarding home yang memberikan dukungan.

16. Teman-teman 25 mahasiswa skripsi payung pengembangan perangkat pembelajaran terpadu mengacu Kurikulum 2013.

17. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

18. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu terselesaikannya skripsi/ tugas akhir ini.

(12)

xii

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih adanya kekurangan baik bentuk, isi, maupun penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya atas kekurangan yang terdapat dalam penulisan tugas akhir ini. Penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan dan sempurnanya tugas akhir ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Mei 2018 Penulis

Anjar Astuti

(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batas Istilah ... 6

F. Spesifikasi Produk ... 7

(14)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Kajian Pustaka ... 13

1. Pengertian Kurikulum 2013 ...13

2. Karakteristik Kurikulum Sekolah Dasar 2013 ...14

3. Perangkat Pembelajaran ...21

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...22

5. Pembelajaran Terpadu ...25

6. Pembelajaran Terpadu Tipe Connected ...35

B. Penelitian Yang Relavan ... 42

C. Kerangka Berfikir ... 46

D. Pertanyaan Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian... 49

B. Prosedur Pengembangan ... 58

C. Uji Coba Terbatas ... 63

1. Subjek Uji Coba Terbatas ...63

2. Instrumen Penelitian ...63

3. Teknik Pengumpulan Data ...64

4. Teknik Analisis Data ...66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Analisis Kebutuhan ... 71

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...72

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...75

B. Deskripsi Produk Awal . ... 76

C. Validasi Asli ... 79

(15)

xv

1. Data Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu ...79

2. Revisi Produk ...82

D. Uji Coba Terbatas ... 86

1. Data uji coba terbatas ...86

2. Revisi Produk ... ...87

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 89

1. Kajian Produk Akhir ...89

2. Pembahasan ...92

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Keterbatasan Pengembangan ... 100

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

BIODATA PENULIS ... 140

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif ... 28

Tabel 3.1 Konvensi Skala Lima ... 67

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 69

Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 70

Tabel 4.1 Rekapitulasi Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Para Ahli ... 81

Tabel 4.2 Komentar Pakar Pembelajaran Terpadu beserta Revisi ... 83

Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Guru ... 87

Tabel 4.4 Komentar Guru Kelas IV SD Uji Coba beserta Revisi ... 88

Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Produk oleh Pakar ... 98

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Tipe Connected Fogarty ... 39

Gambar 2.2 Peta Konsep Terpadu Tipe Connected Kelas IV ... 40

Gambar 2.3 Penelitian yang Relevan ... 45

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ... 46

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Borg dan Gall ... 50

Gambar 3.2 Desain Instruksional Dick and Carey ... 54

Gambar 3.3 Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 59

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pertanyaan dan Hasil Wawancara ... 107

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian... 112

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... . 114

Lampiran 4 Hasil Validasi Produk Pakar 1 ... 116

Lampiran 5 Hasil Validasi Produk Pakar 2 ... ... 121

Lampiran 6 Hasil Validasi Uji Coba Guru SD 1... 126

Lampiran 7 Hasil Validasi Uji Coba Guru SD 2... 132

Lampiran 8 Foto Uji Coba Produk Perangkat Pembelajaran ... 138

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi setiap manusia dalam membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Adanya pendidikan menjadikan seseorang dapat melakukan segala sesuatu dengan baik dikarenakan pendidikan merupakan sarana untuk membuka pola pikir seseorang sehingga ilmu yang dipelajari mampu mengubah sikap, pengetahuan menjadi lebih baik. Muslich (2007:12) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan SD adalah untuk meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri. Berbicara tentang pendidikan, pendidikan di negara Indonesia ini lebih menekankan pada kurikulumnya.

Kurikulum itu sendiri merupakan alat pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan atau sekolah di mana guru tersebut mengajar (Hidayat, 2013:26). Guru tersebut diharapkan untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan perkembangan kurikulum, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan zaman. Perkembangan kurikulum saat ini pemerintah menerapkan Kurikulum 2013 guna untuk memperbaiki pembelajaran di Indonesia. Kurikulum 2013 khususnya Sekolah Dasar (SD) merupakan pendekatan dan landasan sebagai kurikulum yang

(20)

menganut pendekatan terintegrasi dengan melalui pendekatan tematik dan memiliki pendidikan karakter yang menjadi fondasi untuk tingkat berikutnya. Ciri utama dari Kurikulum 2013 yaitu adanya pembelajaran terpadu.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik (Trianto, 2010:57). Dalam pembelajaran terpadu peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka telah pelajari melalui pengamatan langsung atau menghubungkan dengan konsep lainnya yang mereka sudah pahami. Dengan adanya pembelajaran terpadu guru diharapkan dapat mudah memahami hal yang sederhana sampai ke hal yang kompleks. Adapun sepuluh tipe yang ditemukan oleh Fogarty (dalam Trianto, 2010:40) yang dapat dikombinasikan dalam pembelajaran terpadu meliputi; (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.

Peneliti memilih pembelajaran terpadu tipe connected dikarenakan sangatlah cocok untuk diterapkan di sekolah dasar dan guru lebih memahami pengetahuan tipe connected sebagai inspirasi guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Tipe keterhubungan (connected) itu sendiri adalah tipe pembelajaran yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lainya, tugas-tugas yang

(21)

dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang akan dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu bidang studi (Majid, 2014:76). Artinya, bidang studi adalah mata pelajaran yang bisa di kelompok menjadi beberapa bagian. Tipe connected itu sendiri memiliki kelebihan yaitu siswa memiliki gambaran yang besar dalam bidang studi.

Berdasarkan hasil wawancara dari dua Sekolah Dasar wilayah kota Yogyakarta Kecamatan Depok Sleman yang dilakukan di SD Negeri Deresan dan SD Negeri Kintelan 1 pada tanggal 12 April 2017 dan 14 April 2017 kepada guru kelas IV terkait dengan pembelajaran terpadu khususnya tipe connected bahwa guru di SDN Deresan sudah menerapkan kurikulum 2013 dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 tetapi hanya berlangsung selama satu semester kemudian dilanjutkan tahun ajaran 2016-2017 namun hanya difokuskan pada kelas 1 dan kelas 4. Sedangkan, guru di SDN Kintelan 1 menerapkan Kurikulum 2013 pada semester 1 namun pada semester 2 tidak diterapkan dan pada tahun 2016/2017 mulai menggunakan Kurikulum 2013. Kedua guru tersebut sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 yang membahas terkait perangkat pembelajaran, penilaian, raport, dan proses penilaian.

Selain itu, guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tidak merasa kesulitan akan tetapi guru merasa kesulitan dalam melakukan penilaian terhadap para siswa karena dalam penilaian sangatlah susah.

(22)

Kemudian ketika bertanya kepada dua guru tersebut terkait dengan sepuluh tipe pembelajaran terpadu guru belum begitu mengenal dan menguasi adanya sepuluh tipe pembelajaran terpadu. Kedua guru itu dalam melaksanakan pembelajaran terpadu hanya melihat pada buku guru dan buku siswa yang telah dibuat oleh pemerintah sehingga guru tidak begitu mengetahuai nama-nama setiap tipe yang digunakan dalam menggabungkan mata pelajaran tersebut.

Pada pembelajaran terpadu tipe connected kedua guru pernah mendengar bahwa ada tipe connected, namun belum begitu mengetahui dan menguasai adanya tipe tersebut. Guru belum begitu mengetahui tipe tentang menggabungkan mata pelajaran dalam bidang studi dan beberapa guru juga hanya mencocokkan pada buku tematik. Guru dalam menggunakan model pembelajaran hanya melihat kurikulum dan kondisi sekolah serta perserta didiknya. Oleh karena itu, guru sangat membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe connected untuk siswa kelas IV yang mengacu Kurikulum 2013 agar guru lebih memahami pengetahuan tipe connected dan dapat dijadikan sebagai acuan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe connected atau mendapatkan gambaran maupun insprasi bagi guru dalam melakukan pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti dari hasil wawancara tersebut maka diperlukan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe connected. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk

(23)

memberikan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi tersebut, yang berjudul: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Connected untuk Siswa Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe connected untuk siswa kelas IV sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe connected untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya mengembangkan suatu perangkat pembelajaran terpadu khususnya tipe connected.

2. Bagi guru

Guru lebih memahami pengetahuan tentang pembelajaran terpadu tipe connected yang dilaksanakan Kurikulum 2013 di SD. Selain itu, dalam mengembangkan suatu perangkat pembelajaran terpadu tipe connected dapat memberikan inspirasi guru tentang bagaimana melakukan pengajaran di dalam kelas.

(24)

3. Bagi sekolah.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah khususnya dalam mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe connected.

Selain itu, sekolah memperoleh wawasan bahwa suatu perangkat pembelajaran terpadu tipe connected yang sangat penting digunakan sehingga sekolah lebih mengoptimalkan dan membuat pengajaran yang berkualitas.

4. Bagi Prodi PGSD

Bagi prodi dapat menambakan pustaka terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran terpadu khususnya tipe connected untuk siswa kelas IV sekolah dasar mengacu Kurikulum 2013.

E. Batas Istilah

1. Kurikulum Sekolah Dasar 2013 adalah kurikulum yang menganut pendekatan terintegrasi serta memiliki pendidikan karakter yaitu keterampilan, sikap, dan pengetahuan.

2. Pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran di mana guru mengkaitkan berbagai mata pelajaran yang saling berkaitan serta siswa aktif belajar, baik secara individu maupun kelompok dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.

(25)

3. Pembelajaran terpadu tipe connected adalah suatu pembelajaran yang menunjukan adanya keterpaduan atau keterhubungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain, satu materi dengan materi lainnya, satu konsep dengan konsep lainnya tetapi masih dalam suatu bidang studi.

4. Perangkat pembelajaran adalah suatu perangkat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang diperlukan, di antaranya: buku siswa, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen evaluasi atau Hasil Tes Belajar (THB), serta media pembelajaran.

5. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur yang akan digunakan oleh guru dalam pembelajaran guna mencapai tujuan kompetensi dasar dan telah di jabarkan dalam silabus. Namun, pada perangkat pembelajaran ini tidak terdapat silabus, hal tersebut dikarenakan pada pembelajaran ini kompetensi dasar yang dikembangkan adalah berdasarkan lintas tema sehingga silabus sulit untuk dibuat dan dikembangkan.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Cover Depan dan Cover Belakang

Cover depan yang menggambarkan adanya isi buku yang memuat judul pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe connected untuk siswa kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013, gambar

(26)

mencerminkan tipe connceted dalam pembelajaran terpadu yang ditemukan oleh Fogarty, logo Universitas Sanata Dharma, nama penulis dan keterangan yang berisikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Sedangkan cover belakang yang berisi sinopsis buku, logo Universitas Sanata Dharma, nama penulis. Sampul dibuat dengan menggunakan ivory 230 ukuran A4 dan menggunakan jenis huruf times new roman.

2. Kata pengantar

Kata pengantar berupa ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta pihak-pihak yang berkait dalam pembuatan produk tersebut, permohonan kritik dan saran dalam menyempurnakan produk yang di buat oleh penulis dan tanggal beserta tanda tangan penulis.

3. Daftar Isi

Daftar isi berisikan garis besar isi yang terdapat dalam perangkat pembelajaran terpadu khususnya tipe connected tersebut, serta terdapat halaman.

4. Uraian Singkat Tentang Pembelajaran Terpadu Tipe Connected.

Dalam penjelasan pembelajaran berisikan tentang pengertian- pengertian terkait pembelajaran terpadu tipe connected serta karakteristik, langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe connected, contoh bagan peta konsep tipe connected, serta kekuatan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu tipe connected.

(27)

5. Pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator berdasarkan Tipe Connected

Produk terdapat tiga jenis contoh pemetaan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran terpadu. Pemetaan kompetensi dasar dan indikator dilakukan dengan memadukan antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain, konsep satu dengan konsep yang lain, materi satu dengan materi lain, keterampilan satu dengan keterampilan lain namun masih dalam satu bidang studi.

6. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Tipe Connected

Dalam RPPT terdapat beberapa kompenen di antaranya; (1) satuan pendidikan, kelas/ semester, tema, bidang studi, muatan pembelajaran yang terkait, pembelajaran terpadu tipe, pembelajaran, alokasi waktu, hari/tanggal, (2) pemetaan dan indikator berdasarkan tipe connected, (3) kompetensi inti, (4) kompetensi dasar, indikator, dan tujuan, (5) materi ajar, (6) pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran (7) media, alat/bahan, dan sumber belajar, (8) kegiatan pembelajaran, (9) penilaian dalam muatan pelajaran, (10) instrumen penilaian setiap pembelajaran, (11) materi pembelajaran, (12) media pembelajaran, (13) Lembar Kerja Siswa (LKS), (14) lembar refleksi.

(28)

7. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran terdiri dari cover/ sampul yang menggambarkan secara singkat bentuk dari isi buku yaitu pembelajaran terpadu tipe connected, terdapat kata pengantar, deskripsi dan karakteristik tipe connected, bagan pemetaan indikator tipe connected. Selanjutnya, rencana pembelajaran terpadu tipe connected yang terdapat 12 komponen yang meliputi identitas satuan pendidikan, identitas mata pelajaran/ tema atau subtema, kelas, semester, materi pokok, alokasi waktu, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, LKS, sumber dan bahan media, penilaian dan lembar refleksi.

8. Mengandung Karakteristik Kurikulum SD 2013

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu (RPPT) ini merupakan perpaduan antara konsep/ muatan pelajaran dalam satu bidang studi.

RPPT ini menggunakan saintifik dengan melakukan pendekatan saintifik yang terdiri dari 5M di antaranya mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu (RPPT) menggunakan penilaian otentik.

Dalam penilaian otentik ini berupa penilaian kinerja, proyek dan tertulis. Dalam penilaian kinerja ini bertujuan untuk menilai kemampuan siswa melalui tugas-tugas yang diberikan. Pada penilaian proyek ini bertujuan untuk menilai tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Dalam tes tertulis bentuk pilihan

(29)

ganda berfungsi agar siswa mampu memahami, mengingat, mengevaluasi pada materi yang telah dipelajari. RPPT ini berpusat pada siswa atau siswa dijadikan sebagai subjek pembelajaran bukan objeknya dan guru hanya sebagai fasilitator.

9. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa Tingkat Tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator mata pelajaran yang di susun dengan menggunakan kata kerja operasional yaitu dengan melihat Taksono Bloom serta disesuaikan dengan tingkatan perkembangan siswa. Tingkatan Taksonomi Bloom memiliki 6 (enam) tingkatan (C1- 6) yaitu mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat. Indikator dikembangkan kali ini dengan tingkan (C4-6).

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dikembangkan dengan memperhatikan keutuhan perkembangan individu siswa yaitu dengan memperhatikan kemampuan kognitif, sikap sosial dan keterampilan.

11. Sesuai dengan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Connected Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran terpadu tipe connected di antaranya; 1) karakteristik pembelajaran terpadu tipe connected sebagai berikut jaringan indikator sesuai dengan pembelajaran terpadu tipe connected, 2) adanya keterpaduan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain atau terpadunya antara materi yang

(30)

satu dengan materi yang lain dalam suatu bidang studi, 3) pembelajaran direncanakan secara sistematis/ terperinci, 4) adanya keterkaitan indikator dalam beberapa mata pelajaran, 5) batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, dikenal dengan broad field (bidang studi).

12. Daftar Referensi

Daftar referensi memuat referensi-referensi buku atau sumber yang digunakan oleh penulis dalam membuat produk tersebut.

13. Perangkat pembelajaran praktis (mudah dilaksanakan) dan fungsional (banyak manfaat sebagai pedoman pembelajaran).

Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti sangat mudah dipahami dan dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran dalam pembelajaran.

14. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini dengan memperhatikan tentuan ejaan yang telah telah disempurnakan di mana harus memperhatikan tanda baca, huruf kapital, nama tempat, kata penghubung. Kemudian menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

15. Isi buku produk yang dikembangkan peneliti berukuran ukuran kertas A4, spasi 1,5 cm menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran font 12.

(31)

13 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Kurikulum 2013

Kurniasih dan Sani (2014:13) menjelaskan bahwa pengertian kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari dan curere yang artinya tempat berlari.

Majid (2014:2) menjelaskan kurikulum adalah suatu rencana yang memberi pedoman atau proses kegiatan dalam belajar-mengajar.

Pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum dengan kebijakan kurikulum baru untuk pendidikan dasar dan menengah melalui Kurikulum 2013 sebagai pengganti dan penyempurnaan Kurikulum 2006 (KTSP) (Prastowo, 2014:2). Dengan adanya Kurikulum 2013 ini bertujuan agar dapat mewujudkan masyarakat Indonesia mampu bersaing dan menyesuaikan perubahan diri dengan mengikuti perubahan zaman.

Mulyasa (2013:66) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 merupakan tindakan lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada Kurikulum 2004. KBK digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam jenjang pendidikan terutama untuk SD. Peningkatan keseimbangan aspek

(32)

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran tidak berlangsung di ruang kelas saja melainkan juga di lingkungan sekolah dan masyarakat adalah Kurikulum 2013 (Nuh, 2013:190-191). Selain itu, Majid (2014:80) mengemukakan pula bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang bersifat tematik integratif pada level pendidikan dasar (SD). Kurikulum ini dimulai tahun ajaran 2013-2014, dalam menerapkan kurikulum baru khususnya sekolah dasar akan mendapatkan porsi perubahan yang cukup banyak.

Berdasarkan ketiga pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa pengetian Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan pendekatan tematik integratif dan memiliki karakter pendidikan seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2. Karakteristik Kurikulum Sekolah Dasar 2013

Ada beberapa karakteristik kurikulum Sekolah Dasar 2013 sebagai berikut:

a. Pembelajaran Terpadu

Karakteristik Kurikulum 2013 untuk SD ini menggunakan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu siswa tidak lagi mempelajari dengan menggunakan mata pelajaran secara terpisah.

Pembelajaran terpadu yang diterapkan pada pendidikan dasar menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian

(33)

dikombinasikan dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia perserta didik dalam kehidupan sehari-hari (Ujang dalam Trianto, 2010:57).

Majid (2014:80) menjelaskan pula bahwa pembelajaran terpadu yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistis, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu di Indonesia pada saat ini menggunakan model pembelajaran dipelajari dan dikembangkan adalah model pembelajaran terpadu yang dikemukan oleh Fogarty.

Pembelajaran terpadu terdapat pada bagian kurikulum terpadu. Prastowo (2015:17-18) menjelaskan bahwa kurikulum terpadu adalah kurikulum yang mampu membangkitkan minat perserta didik, mampu mendorong kerjasama, mampu memberikan ruang yang lebar bagi pengaplikasian teori pembelajaran populer, mampu menghargai kreativitas guru sebagai agen pendidik, menciptakan akuntabilitas dan relevansi dengan dunia nyata, mampu memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik dan memungkinkan untuk mempelajari konsep secara mendalam. Berdasarkan penjelasan dari ketiga para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik Kurikulum 2013 terdapat pembelajaran terpadu, yaitu suatu pembelajaran yang

(34)

menekankan siswa secara individu maupun kelompk, aktif menggali dan menemukan konsep serta di mana dalam pembelajaran secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran terpadu ini guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang di dalam diri siswa aktif dalam mengikut proses pembelajaran.

b. Pendekatan Saintifik

Karakteristik Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang menjadi ciri khasnya. Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah tentang proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik. (Abidin, 2014:125) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu cara atau mekanisme pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi peserta didik agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur yang didasari pada suatu metode ilmiah. Pembelajaran dengan pedekatan saintifik ini menekankan pada keterampilan proses secara sistem dalam penyajian materi. Keterampilan proses direncanakan dengan cara mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan (Sani, 2014:54).

Berdasarkan pendapat ketiga para ahli peneliti menyimpulkan bahwa Kurikulum 2013 terdapat pendekatan saintifik yang merupakan kegiatan dalam proses pembelajaran meliputi 5M

(35)

yaitu mengamati, menanya, mencoba/ mengumpulkan data, mengasosiasi/ menalar, dan mengomunikasikan.

c. Mengembangkan Pendidikan Karakter

Fadlillah (2014:175) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 lebih menekan pada pendidikan karakter dengan menggunakan kompetensi lulus berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu, mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik (Prastowo, 2014:67). Mulyasa (2014:102) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 yaitu pembentukan sikap, kompetensi dan karakter siswa dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: (1) mendorong siswa untuk menerapkan konsep, pengertian, kompetensi, dan karakter yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (2) Mempraktekkan pembelajaran secara langsung, agar siswa dapat menbangun sikap, kompetensi dan karakter baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari. (3) Menggunakan metode yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap, kompetensi dan karakter peserta didik secara nyata.

(36)

Selain itu, (Prastowo, 2014:67) menjelaskan bahwa indikator dikembangkan dari kompetensi dasar pada kompetensi inti 3 (Kompetensi inti pengetahuan) dan kelompok inti 4 (Kompetensi keterampilan yang termaksud dalam jaringan tema). Sementara itu, KD dari kelompok kompetensi inti 1 (sikap spritual) dan Kelompok inti 2 (sikap sosial) tidak menjadi keharusan dikembangkan indikator. Pada sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk siswa karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan dan tidak diujikan, akan tetapi gunakan dalam pembelajaran ada pesan sosial dan spritual yang terkandung dalam materi. Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara tidak langsung yaitu waktu perserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI- 3) dan keterampilan (mendukung KI-4). Dengan demikian, dalam penyusunan dimulai dari kompetensi dasar kelompok 3 digunakan untuk kompetensi dasar kelompok 4. Hasil rumusan kelompok dasar kelompok 3 dan 4 digunakan untuk merumuskan kompetensi dasar kelompok 1 dan 2. Proses berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut dengan keterampilan dan bermuara ke sikap, sehingga terkait antara sikap, kompetensi dasar pengetahuan, dan kompetensi dasar keterampilan.

(37)

Dengan demikian Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengembangkan pendidikan karakternya. Berdasarkan ketiga pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah mengembangkan sikap-sikap di dalam proses belajar mengajar serta secara tidak langsung terdapat sikap spiritual dan sikap sosial.

d. Berpusat Pada Siswa

Kurniawan Deni (2014:97) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu yang memposisikan siswa sebagai pusat dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran terpadu (Majid dan Rochman, 2014:111). Di dalam pembelajaran ini siswa diminta untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran yang mereka pelajari. Sama seperti pendapat diatas, Daryanto (2014:5) mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik pembelajaran terpadu ini berpusat pada siswa. Siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan keleluasaan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar. Berdasarkan ketiga pendapat para ahli peneliti menyimpulkan bahwa berpusat pada siswa adalah kegiatan belajar mengajar dipusatkan kepada siswa agar siswa lebih aktif mengikut pembelajaran yang mereka pelajari.

(38)

e. Berpikir Tingkat Tinggi

Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 ini dasarnya merujuk pada pendapat Bloom dalam Taxonomy Of Educational Objectives yang diterbitkan pada 1965, yang menyatakan bahwa bentuk perilaku sebagai tujuan yang dirumuskan menjadi tiga bidang yaitu kognitif, afektif, dan psikomotori (Prastowo, 2014:133). Pada domain kognitif menurut Bloom terdiri dari enam tingkatan, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan menciptakan (C6) yang mana berpikir tingkat tinggi ini dengan menggunakan tingkatan berpikir Taksonomi Bloom yang dimulai dari tingkatan 4 sampai 6 di antaranya menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat berpikir tingkat tinggi dalam mengikuti suatu pembelajaran.

f. Penilaian Autentik

Prastowo (2014:67) menyatakan bahwa penilaian autentik adalah suatu jenis penilaian yang mengakomodasi pengukuran pada seluruh aspek yang semestinya diukur dalam proses pembelajaran, baik aspek kompetensi sikap, keterampilan maupun pengetahuan dan penilaian ini berbagai teknik dan bentuk penilaiannya. Penilaian autentik ini dilakukan dengan berbagai

(39)

cara seperti pengumpulan hasil kerja siswa (portfolio), hasil karya (product), penungasan (poject), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper anda pencil). Penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian proyek adalah penilaian autentik (Majid dan Rochman, 2014:6). Selain itu, Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses pembelajaran siswa yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian yang secara utuh meliputi kesiapan siswa, proses dan hasil belajar disebut penilaian autentik (Fadlillah, 2014:175).

Berdasarkan paparan ketiga para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan autentik yaitu suatu penilaian dengan melihat proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

Penilaian autentik yang guru lakukan dapat dengan menilai hasil belajar siswa berdasarkan tingkatan presentasi yang dicapai.

3. Perangkat Pembelajaran

Sudjana (dalam Trianto, 2010:81) mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran digunakan untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajar sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan model-model pengembangan yang sesuai dengan

(40)

sistem pendidikannya. Perangkat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar disebut perangkat pembelajaran (Trianto 2010:96).

Ibranihim (dalam Trianto, 2010:96) mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk mengelola proses belajar mengajar di antaranya: buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen evaluasi atau Hasil Tes Belajar (THB), serta media pembelajaran. Perangkat pembelajaran sangat penting bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan disampaikan oleh peserta didik.

Berdasarkan pendapat dari ketiga para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah perangkat yang digunakan untuk proses belajar mengajar guna mencapai tujuan yang akan dicapai oleh siswa di mana perangkat itu sendiri meliputi; buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen evaluasi atau Hasil Tes Belajar (THB), serta media pembelajaran. Peneliti ini hanya dibatasi pada RPP dikarenakan kompetensi dasar yang digunakan dalam perangkat pembelajaran dibuat lintas tema sehingga sulit untuk dibuat silabus.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Trianto (2010:70) mengemukakan bahwa RPP adalah rencana pengajaran pendidikan yang lebih mengarah kepada guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

(41)

menggambarkan prosedur dan pengorganisasi pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan di dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus (Abdu dan Rochman, 2014:261).

Senada dengan pendapat di atas, Daryanto (2014:122) menjelaskan bahwa rencana pelaksanan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang diterapkan. Rencana pelaksanan pembelajaran memiliki unsur-unsur pokok dalam rencana pelaksanan pembelajaran meliputi: identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat/ media/ sumber pembelajaran, evaluasi.

Berdasarkan ketiga pendapat para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu perencanaan yang menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dalam mencapai kompetensi dasar yang akan dicapai.

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses, kompetensi RPP terdiri sebagai berikut: 1) indentitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, 2) indentitas mata pelajaran atau tema/ sub tema, 3) kelas/semester, 4) materi pokok, 5) alokasi waktu , 6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata operasional yang dapat diamati diukur dengan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan, 5) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, 8) materi pembelajaran,

(42)

memuat fakta, konsep, prinsip dan produser yang relavan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator tercapai kompetensi, 9) metode pembelajaran, 10) media pembelajaran, 11) sumber belajar, 12) langkah-langkah pembelajaran, dan 13) penilaian hasil pembelajaran.

Salah satu dari kompetensi RPP di atas yang paling penting adalah pembuatan indikator dan tujuan pembelajaran. Trianto (2010:169) menjelaskan bahwa merumuskan indikator berdasarkan kompetensi dasar dan sub-keterampilan yang telah dipilih dirumuskan indikator.

Setiap indikator harus meliputi audience, behaviour, condition dan degree. Tujuan pembelajaran ini dapat melihat ABCD yang berarti yaitu (a) tujuan pembelajaran yang baik dimulai dengan menyebutkan kata audience perserta didik berkaitan dengan untuk siapa tujuan pembelajaran disampaikan, (b) tujuan pembelajaran behaviour atau kemampuan yang didemonstrasikan, serta condition tentang prilaku atau kemampuan yang diamati, (c) tujuan mencantumkan degree atau keterampilan atau kemampuan peserta didik yang dicapai dan diukur.

Kadir dan Asrohah (2014:135) menjelaskan bahwa guru harus menjabarkan indiktor berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditentukan dalam standar isi. Dalam mengembangkan indikator beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:

a. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.

(43)

b. Indikator dikembangkan dengan karakteristik mata pelajaran.

c. Dirumuskan dalam kerja operasional yang dukur dan /atau dapat diamati.

Selanjutnya, Tim MEDP (dalam Kadir dan Asrohah 2014:135) menjelaskan bahwa ada kriteria indikator sebagai berikut:

a. Sesuai tingkat perkembangan berpikir peserta didik.

b. Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

c. Memerhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

d. Menunjukan pencapaian hasil belajar peserta didik secara utuh.

e. Memerhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.

f. Dapat diukur/ dapat dikuantifikasi.

g. Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional.

h. Berisi kata kerja operasional.

i. Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).

5. Pembelajaran Terpadu

a. Hakikat Pembelajaran Terpadu

Daryanto (2014:96) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengkaitkan beberapa mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pembelajaran dalam pembahasan yang materinya saling mengkaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpisah dalam fokus tertentu adalah pembelajaran terpadu

(44)

(Kurniawan, 2014:59). Suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik adalah pembelajaran terpadu (Tim Pengembangan PGSD, 2001:57)

Senada dengan pendapat Hadisubroto (dalam Trianto, 2007:6) bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran dengan mengkaitkan suatu pokok bahasa atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu terkait dengan konsep lain, yang dilakukan secara direncanakan atau tanpa direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat simpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang mengkaitkan mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya yang memperoleh pembelajaran bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat partisipasi aktif mengikut pembelajaran.

b. Landasan Pembelajaran Terpadu

Daryanto (2014:85-87) menjelaskan bahwa landasan pembelajaran terpadu sebagai berikut:

(45)

1) Progresivisme

Pembelajaran dilakukan secara berlangsung yang dialami oleh peserta didik.

2) Konstrukivisme

Pengetahuan didapatkan dari pengalaman tiap individu yang dapat menjadikan kunci belajar bermakna.

3) Developmentallny Appropriate practice (DAP)

Pembelajaran terpadu disesuaikan mengikuti perkembangan individu perkembangan kognitif, emosi, minat dan bakat siswa.

4) Landasan Normatif

Pembelajaran terpadu berdasarkan dengan gambar ideal guna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

5) Landasan Praktis

Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keadaan yang dapat berpengaruh dalam pelaksanaan yang akan dicapai.

Selain dari teori landasan pembelajaran terpadu terdapat beberapa teori belajar sebagai berikut:

a. Teori Perkembangan Jean Piaget

Jean Piaget (dalam Trianto, 2010:106-110) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seseorang menjadi empat tahap pada tabel sebagai berikut:

(46)

Tabel 2.1 Tahap - Tahap Perkembangan Kognitif

Tahap Umur Ciri Pokok Perkembangan

Sensorimotor 0-2 tahun

Terbentuknya konsep

“kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari perilaku refleksi yang mengarah ke tujuan.

Praoperasi 2-7 tahun

Penggunaan simbol-simbol untuk menyatakan obyek–

obyek dunia Operasional

Konkret 8-11 tahun Kemampuan untuk berpikir secara logis

Operasi formal

11 tahun ke atas

Abstrak dan masalah- masalah dapat dipecahkan

dengan melalui

eksperimentasi sistematis.

b. Teori Vygotsky

Teori ini menekankan pada konteks sosial pembelajaran.

Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi apabila anak dapat bekerja atau belajar menangani tugas yang belum pernah dikerjakan oleh anak sebelumnya namun masih dapat dijangkau oleh pemikiran anak tersebut.

c. Teori Konstruktivisme

Teori ini, siswa adalah subjek utama dalam penemuan pengetahuan. Teori ini menekanan siswa untuk menyusun dan membangun pengetahuan dengan berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuk pengetahuan (Hambali dan Jaenudin, 2013:43). Peserta didik harus menjalanin sendiri dari

(47)

pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Dengan demikian siswa dapat pembelajaran mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan yang siswa butuhkan. Peneliti menyimpulkan bahwa teori konstruktivisme adalah teori pembentukan pengetahuan dalam diri sendiri ketika ada keinginan untuk belajar.

c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Depdikbud (dalam Trianto, 2010:93-94) menyatakan bahwa beberapa karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

1) Holistik,

Pada pembelajaran terpadu pembelajaran akan menjadi pusat perhatian yaitu dengan diamati dan dijadikan dari beberapa bidang kajian dan tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak.

Pembelajaran yang nantinya dapat membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak dalam menghadapi sebuah kejadian di depan siswa.

2) Bermakna

Siswa mampu menerapkan pelajaran sehingga mampu memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan serta menambah pembelajaran yang bermakna dengan konsep yang telah dipelajari oleh mereka.

(48)

3) Otentik

Dalam pelajaran siswa dapat memahami secara langsung konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pembelajaran secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan.

Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

4) Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan bahwa siswa aktif dalam mempelajari baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional yang dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan sesuai kemampuan siswa sehingga siswa dapat termotivasi belajar terus menerus. Dengan demikian pembelajaran terpadu tidak hanya merencanakan aktivitas-aktivitas tetapi harus dari masing- masing mata pelajaran yang berkaitan. Dalam pembelajaran terpadu dapat dikembangkan dengan suatu tema yang telah disepakati dengan pengembangan tema tersebut.

(49)

Selanjutnya, Daryanto (2014:87-88) menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu sebagai berikut:

1) Pembelajaran berpusat pada anak

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran yang memberikan keleluasaan bagi siswa, baik secara kelompok atau individu. Dalam pembelajaran ini siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang dipelajari.

2) Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.

Pembelajaran terpadu peserta didik akan terlihat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.

3) Belajar melalui pengalaman langsung

Dalam proses pembelajaran siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan hanya informasi dari guru. Dalam pembelajaran guru hanya sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing siswa ke arah tujuan yang akan ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari kenyataan dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

(50)

4) Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata.

Pembelajaran terpadu dikembangkan dengan melalui pendekatan penemuan terbimbing yang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Dalam pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat kemampuan siswa sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

5) Sarat dengan muatan yang keterkaitan

Pembelajaran terpadu mengarah perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu masalah atau peristiwa dari berbagai mata pelajaran, tidak dari sudut padang yang berkotak-kotak.

Berdasarkan kedua pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu adalah karakteristik yang terdiri dari: berpusat pada anak, pembelajaran yang bermakna, pengalaman secara langsung, melihat kemampuan siswa sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dan pembelajaran dilakukan dengan pengamatan dan pengkajian suatu masalah yang mereka pelajari.

d. Keunggulan Pembelajaran Terpadu

Daryanto (2014:92) mengemukakan tentang keunggulan pembelajaran terpadu yaitu sebagai berikut:

(51)

1) Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan bagi siswa sehingga siswa dengan mudah memahami dan melaksanakan.

2) Siswa dengan mudah dapat mengkaitkan hubungan materi pelajaran antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.

3) Bekerja sama dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajar dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

4) Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.

5) Dengan pendekatan pembelajaran, guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

Selanjutnya, Depdiknas (dalam Trianto, 2010:88-8) menjelaskan bahwa kelebihan pembelajaran terpadu sebagai berikut:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.

2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

3) Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat tahan lama.

4) Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.

5) Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis lingkungan anak.

(52)

6) Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan berupa kerjasama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

e. Tipe-Tipe Pembelajaran Terpadu

Fogarty (dalam Trianto, 2010:42) mengungkapkan bahwa tipe- tipe pembelajaran terpadu terdapat sepuluh tipe sebagai berikut:

1) Terpisah (Fragmented) merupakan berbagai dispilin ilmu yang berbeda dan saling terpisah.

2) Keterkaitan/ keterhubungan (Connected) merupakan topik- topik dalam satu displin ilmu yang saling berhubungan satu sama lain.

3) Berbentuk sarang/ kumpulan (Nested) merupakan keterampilan-keterampilan sosial, berpikir dan konten (Contents skill) dicapai di salah satu mata pelajaran (subject area).

4) Dalam satu rangkaian (Sequence) merupakan persamaan- persamaan yang ada secara bersamaan meskipun termasuk ke dalam mata pelajaran yang berbeda.

5) Terbagi (Shared) merupakan perencanaan tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua displin difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap (attitudes) yang sama.

(53)

6) Berbentuk jaring laba-laba (Webbed) merupakan pengajaran tematis, menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai dispilin mata pelajaran.

7) Untaian (Threaded) merupakan keterampilan–keterampilan sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar „rentangkan‟ melalui berbagai displin.

8) Terpadu (Intergrated) yaitu dalam berbagai prioritas yang saling tumpang tindih dalam berbagai dispilin ilmu, dicari, keterampilan, konsep, dan sikap- sikap yang sama.

9) Pencelupan (Immersed) merupakan pelajaran yang memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai siswa.

10) Membentuk jejaring (Networked) merupakan pelajaran melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan sumber daya.

6. Pembelajaran Terpadu Tipe Connected

a. Pengertian dan karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Connected

Majid (2014:76) mengemukakan bahwa tipe keterhubungan (connected) adalah tipe pembelajaran secara disengaja dan diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan

(54)

keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan pada hari berikut, bahkan ide- ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikut di dalam satu bidang studi.

Fogarty (dalam Trianto, 2010:39) menyatakan bahwa tipe connected adalah tipe integrasi inter bidang studi. Senada dengan Fogarty, Sukayati (dalam Kadir dan asrohan, 2014:39) mengemukakan pula bahwa tipe connected adalah model integrasi inter-bidang studi. Tipe tersebut secara nyata mengorganisasikan atau mengintergrasikan satu konsep, keterampilan atau kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam suatu pokok bahasan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan lain, dalam satu bidang studi. Selanjutnya, Hadisubroto (dalam Trianto, 2010:40) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu tipe connected adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya, mengkaitkan satu konsep dengan konsep lain, mengkaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, dan juga mengkaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau hari berikutnya dalam suatu bidang studi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu tipe connected adalah pembelajaran yang mengkaitkan antara mata pelajaran satu dengan mata

(55)

pelajaran yang lainnya, satu konsep dengan konsep lainya, satu keterampilan dengan yang satu keterampilan yang lain tetapi dalam bidang studi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu tipe Connected sebagai berikut:

1) Jaringan indikator sesuai dengan pembelajaran terpadu tipe connected.

2) Adanya keterpaduan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain atau terpadunya antara materi yang satu dengan materi yang lain dalam suatu bidang studi.

3) Pembelajaran direncanakan secara sistematis/ terperinci.

4) Adanya keterkaitan indikator dalam beberapa mata pelajaran.

5) Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, dikenal dengan Broad Field (bidang studi).

b. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Connected

Prabowo (dalam Trianto, 2010:95-90) mengungkapkan bahwa langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe connected terdapat tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Sedangkan Kadir dan Asrohah (2014:40-45) menjelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe connected sebagai berikut:

(56)

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini guru mencermati standar kompetensi suatu mata pelajaran untuk menentukan terkaitan antar kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam satu tingkat kelas. Kemudian guru menjabarkan standar kompetensi ke dalam indikator. Setelah guru menentukan tema, dilanjutkan dengan menyusun dan merencanakan pembelajaran yang mengkaitkan materi satu dengan materi yang lain dalam suatu bidang studi. Kemudian dilanjutkan dengan membuat suatu bagan.

2) Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan terdiri dari 5 kegiatan yaitu:

a) Metode/ Strategi

b) Skenario KBM (kegiatan belajar mengajar) c) Kegiatan belajar mengajar

d) Media e) Penilaian

Berdasarkan kedua pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe connected adalah model pembelajaran yang memiliki tiga tahap berupa tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi, di mana guru dapat menentukan tema dan dalam penyusun pembelajaran mengkaitan mata pelajaran satu

(57)

dengan mata pelajaran lainya tetapi masih dalam satu bidang studi kemudian dilanjutkan dengan menyajikan bagan.

c. Contoh Bagan Peta Konsep Tipe Connected

Fogarty (2009:35) menjelaskan bahwa bagan peta konsep pembelajaran terpadu tipe connected sebagai berikut:

Gambar 2.1 Peta Konsep Tipe Connected dalam Fogarty Sejalan dengan diagram peta connected yang diketemukan oleh Fogarty, maka peneliti membuat peta konsep tipe connected seperti pada diagram dibawah ini:

Mental Health Topic, unit, concept

Healthy Decision Making Concept, skill, attitude

Relationships/ Loss Topic, unit, concept

SCIENCE

(58)

Gambar 2.2 Peta Konsep Terpadu Tipe Connected Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013

d. Kekuatan dan kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Connected

1) Kekuatan Pembelajaran Terpadu Tipe Connected

Tim Pengembangan PGSD (2001:20) menjelaskan bahwa kekuatan dalam pembelajaran terpadu tipe connected sebagai berikut: (1) mengkaitkan ide-ide inter-bidang studi, siswa memiliki keuntungan gambaran yang besar seperti halnya suatu studi yang berfokus pada suatu aspek tertentu, (2) konsep–konsep kunci dikembangkan oleh siswa terus- menerus, sehingga terjadi internalisasi, (3) mengkaitkan ide-

(59)

ide dalam suatu bidang studi sehingga dapat memungkinkan untuk mampu mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur- angsur dan memudahkan proses transfer ide-ide tersebut dalam memecahkan masalah.

Selanjutnya, senada Fogarty (dalam Trianto, 2010:40) memaparkan tentang kekuatan dari pembelajaran terpadu tipe connected adalah (a) dengan pengintegrasi ide-ide bidang studi, maka siswa mempunyai gambaran luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu, (b) siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara menerus, sehingga terjadi proses internalisasi, (c) mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah.

2) Kelemahan Pembelajaran Terpadu tipe Connected

Fogarty (dalam Trianto, 2010:41) memaparkan bahwa kelemahan dalam pembelajaran terpadu tipe connected sebagai berikut: (a) masih kelihatan terpisah interbidang studi, (b) tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep

(60)

serta ide-ide antarbidang studi, (c) dalam memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

Selanjutnya, Daryanto (2014:108) memaparkan bahwa kelemahan pembelajaran terpadu tipe connected adalah (1) berbagai mata pelajaran di dalam tipe ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antar mata pelajaran (interdisplin), (2) guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap tidak berfokus tanpa merentangkan konsep- konsep dan ide-ide antar mata pelajaran, (3) usaha-usaha yang terkonsentrasikan untuk mengintregrasikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran.

B. Penelitian Yang Relavan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Wedayanti, Suarjana, Widiana (2015) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menujukan bahwa 10,68 > 2,000 (dengan tafat signifikan 5%), maka H1 diterima, jadi terdapat hasil

Referensi

Dokumen terkait

Selon elle, comme on peut penser sans difficulté que dans la citation 1F « distingue » englobe « disctincte et determinante », « repræsentans et significans » seraient assimilés

Adanya pabrik teh hitam Kaligua telah membawa dampak pada mata pencaharian masyarakat Pandansari dan sekitarnya, baik pengaruh langsung ataupun pengaruh tidak langsung,

PT Perkebunan Tambi Wonosobo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri perkebunan yang mengolah produk teh hitam. Proses produksi dilakukan secara massa atau

En este contexto, esta obra se presenta como una selección de casos sobre aplicacio- nes de Internet en la comunicación comercial e institucional, y ofrece una perspectiva

Pemanfatan daun ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas L) dalam ransum yang dikombinasikan dengan daun mengkudu ( Mironda citrifolia L) dan daun sirih ( Piper beetle L),

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

ناونع اياراكنلابءاملعلا ةضهن تاملسم ةطسوتملا ةسردملا فاونع مقر تياج عراشلا فى ةسردلدا 41 قطانلدا تكدنىاب ةيرق ةيرضح ةنيدم نبرناب اياراكنلاب ( فتالذا مقر 0536