• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D). Sanjaya (2013: 129) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan atau R&D adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan. Senada dengan hal tersebut, Borg and Gall (dalam Tegeh, 2014: xiii) memaparkan bahwa R&D atau research and development adalah usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan. Dalam bukunya, Sugiyono (2010: 407) menjelaskan bahwa penelitian pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Reseacrh and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Berdasarkan pendapat para tokoh dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan atau Research and development (R&D) adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk atau mengembangkan produk yang sudah ada.

Penelitian ini disebut R&D karena di dalam penelitian ini mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran yang nantinya dapat digunakan guru untuk mengajar di dalam kelas. Penelitian ini

mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2010: 409) mengemukakan bahwa ada 10 langkah penelitian dan pengambangan, yaitu : 1) Potensi dan masalah, 2) Mengumpulkan informasi, 3) Desain produk, 4) Validasi desain, 5) Perbaikan desain, 6) Uji coba produk, 7) Revisi produk, 8) Uji coba pemakaian, 9) Revisi produk dan 10) Pembuatan produk masal.

Berikut pemaparan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang berupa gambar beserta penjelasannya.

Gambar 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg and Gall

Borg and Gall (dalam Sugiyono 2010: 410-426) menjelaskan 10 langkah penelitian sebagai berikut :

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Uji coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi

tambah. Masalah juga dapat dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Masalah adalah penyimpanan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2. Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan berbagai informasi dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Metode yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain Produk

Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru. Rancangan mengajar produk baru ini dibuat berdasarkan penilaian terhadap metode mengajar lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap metode tersebut.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini yaitu perangkat pembelajaran terpadu akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.

5. Revisi Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan menghasilkan produk tersebut.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dapat dilakukan setelah produk diperbaiki dan mendapat saran dari validator ahli. Pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah prangkat pembelajaran layak untuk diterapkan.

7. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah melakukan uji coba produk. Produk yang yang sudah diuji cobakan nantinya akan direvisi untuk perbaikan. 8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk yang berupa perangkat pembelajaran tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang lebih luas. Dalam penerapannya, tetap harus dinilai kekurangan dan hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian di lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam

uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah metode mengajar.

10. Produksi Masal

Bila produk telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. Produk juga dapat dibuat produk masal. Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak produksi masal.

Penelitian ini juga mengkombinasikan dengan desain pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick and Carey. Dick and Carey (dalam Tung 2017: 13) memaparkan 10 langkah desain pembelajaran yaitu: 1) Analisis kebutuhan dan tujuan, 2) Analisis instruksional, 3) Analisis pembelajaran dan konteks, 4) Menuliskan hasil belajar atau kinerja objektif, 5) Mengembangkan kriteria tes kinerja, 6) Mengembangkan strategi instruksional, 7) Mengembangkan bahan instruksional, 8) Merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) Melakukan revisi, 10) Merancang dan melakukan evaluasi sumatif.

Berikut pemapaparan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang berupa gambar beserta penjelasannya:

Gambar 3.2 Desain Pembelajaran Menurut Dick and Carey

Dick and Carey (dalam Tung 2010: 410-426) menjelaskan 10 langkah desain pembeljaran sebagai berikut :

1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan

Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini yaitu peneliti mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera perlu dipenuhi. Dengan melakukan analisis ini, peneliti akan menemukan persoalan dan sekaligus menawarkan solusinya. Analisis kebutuhan ini nantinya akan digunakan peneliti untuk mengidentifikasi tujuan seperti tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

2. Analisis Instruksional

Analisis instruksional merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk mencapai aktivitas tujuan instruksional. Tahapan ini mengidentifikasi langkah-langkah yang relevan untuk aktivitas Analisis kebutuhan dan tujuan Analisis instruksional Analisis pembelajaran dan konteks Menulis hasil belajar/ kinerja objektif Mengem-bangkan kriteria tes kinerja Mengem-bangkan strategi instruksional Merancang dan melakukan evaluasi formatif Mengem-bangkan bahan instruksional Melakukan revisi Merancang dan melakukan evaluasi sumatif

pembelajaran sesuai tujuan serta keterampilan bawaan yang dibutuhkan bagi siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Analisis Pembelajaran dan Konteks

Analisis ini dilakukan secara simultan dengan memperhatikan tujuan instruksional untuk siswa. Analisis pembelajaran ini mencakup keterampilan, proses, prosedur dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Konteks yang terdapat dalam hal ini berkaitan dengan analisis pembelajaran.

4. Menuliskan Hasil Belajar atau Kinerja Objektif

Kegiatan ini dilakukan dalam tujuan instruksional yang spesifik, dikenal dengan nama Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Tujuan Instruksional Khusus (TIK) memuat unsur-unsur ABCD (Audience, Behaviour, Condition, and Degree). Tujuan Instruksional Khusus (TIK) disusun dengan harapan dapat memberikan petunjuk bagi pembuat tes agar dapat mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur indikator keberhasilan atau perilaku yang terdapat di dalamnya.

5. Mengembangkan Kriteria Tes Kinerja

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini terdapat dua cara yaitu pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk mengukur kemampuan awal dalam mengidentifikasi pengajaran sesuai dengan tujuan. Posttest digunakan untuk mengukur kemampuan akhir setelah mendapat pembelajaran. Posttest juga digunakan untuk mengetahui pembelajaran yang dirasa kurang dimengerti siswa dengan baik.

6. Mengembangkan Strategi Instruksional

Mengembangkan strategi instruksional sama dengan mengambangkan startegi pembelajaran. Pengembangan strategi instruksional ini bertujuan untuk mencapai kemampuan yang ditetapkan sesuai dengan skenario yang sudah direncanakan. Kegiatan ini juga mengembangkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Strategi instruksional mengandung empat hal penting yaitu: a) Tahapan kegiatan instruksional, berupa urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa, b) Metode instruksional, berupa cara penyampaian guru dalam mengorganisasikan materi pelajaran agar terjadi proses pembelajaran secara efektif dan efisien, c) Media isntruksional, berupa penggunaan peralatan dan bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan d) Alokasi waktu yang digunakan untuk menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional.

7. Mengembangkan Bahan Instruksional

Bahan instruksional meliputi media yang digunakan dalam pembelajaran. Media yang akan digunakan nantinya akan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Media yang akan digunakan perlu disiapkan sebaik mungkin agar nantinya dapat benar-benar bermanfaat dalam membantu jalannya kegiatan pembelajaran serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk dikembangkan. Evaluasi formatif juga dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan peningkatan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Evaluasi formatif akan membantu pengembang untuk meningkatkan instruksi dalam pembelajaran setelah mendapat berbagai masukan.

9. Melakukan Revisi

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Data yang didapat dari tahap evaluasi formatif dirangkum untuk menemukan kusulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

10. Merancang dan Melakukan Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif merupakan evaluasi untuk menilai efektivitas pengajaran dan dilakukan untuk mengevaluasi suatu tujuan pembelajaran pada waktu tertentu. Evaluasi sumatif biasanya dilakukan pada akhir semester.

B. Setting Penelitian

Dokumen terkait