• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Penelitian yang berjudul Etnomatematika pada Kain Tapis Lampung Motif Pucuk Rebung oleh Avelia, Nugraheni, dan Palma (2019) menunjukkan bahwa bentuk etnomatematika masyarakat Lampung berupa aktivitas mengukur dan merancang. Aspek matematika yang terdapat dalam kain Tapis motif Pucuk Rebung ini adalah sumbu simetris, translasi, refleksi, dan rotas. Perbedaan yang dimiliki dengan penelitian ini terletak pada objek penelitian.

2. Penelitian yang berjudul Etnomatematika: Eksplorasi dalam Tarian Tradisional pada Pembukaan Asian Games 2018 oleh Maryati dan Pratiwi (2019) menunjukkan bahwa dalam tarian tradisional pada pemukaan Asia Games 2018 yaitu tari Saman memiliki berbagai konsep matematika berupa konsep bangun datar dan himpunan sehingga dapat digunakan sebagai konteks dalam pembuatan desain pembelajaran untuk anak sekloah dasar maupun menegah. Perbedaan yang dimiliki dengan penelitian terletak pada objek penelitian.

3. Penelitian yang berjudul Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau Sebagai Sumber Belajar Matematika Sesuai Kurikulum 2013 oleh Yani, Izzati, dan Dwinata (2019) menujukan bahwa terdapat dua aktivitas matematika dalam kesenian tari Sekapur Sirih yaitu aktivitas mengukur dan aktivitas mendesain serta empat konsep matematika sekolah yang dapat dijadikan sumber belajar berupa LKPD yaitu konsep bangun datar, sudut, refeksi, dan kekongruengan. Perbedaan yang dimiliki dengan penelitian terletak pada objek penelitian.

4. Penelitian yang berjudul Kajian Etnomatematika Terkait Aktivitas Pembuatan Kerajinan Pahat Batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika oleh Purwaningsih (2019). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa awal mulanya kegiatan pahat batu berawal dari keluarga Salim Joyo Pawiro bersaudara yang berprofesi sebagai jlagran. Kemudian bakat dan keterampilannya diwariskan terus menerus kepada generasinya sehingga menghasilkan barang-barang kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi sampai saat ini. Makna di balik kegiatan pahat batu (aspek filosofis) diantaranya kegiatan pahat batu dijadikan sarana untuk melestarikan kebudayaan leluhur dengan berpegang teguh kepada nilai-nilai kepercayaan setempat dan juga sebagai wujud ungkapan syukur, masyarakat menggelar Saparan Merti Dusun. Aspek matematis pada kegiatan pahat batu menurut Bishop diantaranya; a) counting meliputi perkiraan (approximation) harga bahan baku, harga jual

patung, penetuan upah pegawai, ketepatan (accuracy), perhitungan menggunakan jari tangan (finger and body counting) dan menetukan banyaknya pegawai, b) locating meliputi jarak (ditances), lokasi lingkungan (enviromental location), penggunaan garis lurus dan garis lengkung (straight and curves lines), bentuk melingkar (circle) ataupun elips, pembagian lahan untuk proses produksi, c) measuring meliputi kualitas (qualities), perkiraan (estimation) waktu (time), memaksimalkan luasan (area) atau volume (volume), d) designing meliputi desain (design), bentuk (shapes), ukuran besar (large), kecilnya (small), proporsi (proportion), perbandingan (ratio), pembesaran skala (scale-model enlargements), simetri (simetris), dan nilai seni/keindahan pada patung (aesthetics), e) playing meliputi prediksi/berspekulasi (prediction), melakukan rencana (plans strategies), model (modelling) dan f) explaining meliputi penjelasan (explanation) dan simbol (symbol) makna tertentu. Implementasinya dalam pembelajaran matematika digunakan sebagai pembuatan permasalahan kontekstual pada tingkat SMP meliputi materi; Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Pecahan, Persamaan dan Pertidak Samaan Linear Satu Variabel, Perbandingan, Aritemetika Sosial, Pola Barisan, Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar dan Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung. Perbedaan yang dimiliki dengan penelitian terletak pada objek penelitian.

5. Penelitian yang berjudul Kajian Etnomatematika pada Aktivitas Pertanian di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Abiyasa (2019). Hasil dari penelitian ini adalah Perkembangan Pertanian di Kecamatan merupakan peralihan dari penanaman komoditas tembakau menjadi sayur-sayuran atau komoditas lainnya dan perkembangan ritual dalam tradisi pertanian, dari berdoa kepada Dewi Sri menjadi sesuai dengan kepercayaan agama. Kebudayaan, penggunaan paham-paham tradisional dan perhitungan-perhitungan tradisional pada aktivitas pertanian yaitu; a) Kearifan lokal Pranata Mangsa, b) Tradisi Labuh, Wiwit, dan Rasulan.

Aspek matematis pada Aktivitas Pertanian menurut Bishop diantaranya; a) Aktivitas Designing pada penerapan sistem tanam jajar legowo dan pemasangan wearinng untuk mengatasi hama burung b) Locating pada penempatan lokasi persemaian benih, c) Measuring pada penentuan luas lahan sawah dan penetuan jarak tanam antar padi, d) Counting pada penentuan jumlah bibit, penentuan jumlah pupuk, dan perhitungan biaya pengeluaran, e) Expalining pada makna dari pelaksanaan tradisi labuh, wiwit dan rasulan, f) Playing pada aturan kesempatan pengairan dan kesepakatan jeda tanam. Pemetaan aspek-aspek matematis pada pembelajaran matematika di SMP meliputi; a) Kelas VII, aspek-aspek matematis dapa diterapkan pada semua Kompetensi Dasar, di mana terdapat 12 KD, b) Kelas VIII, aspek-aspek matematis dapat diterapkan pada enam Kompetensi Dasar, dari 11 KD yang ada, c) Kelas IX, aspek-aspek matematis dapat diterapkan pada tiga Kompetensi Dasar, dari 7 KD yang

ada. Perbedaan yang dimiliki dengan penelitian ini terletak pada objek penelitian.

6. Penelitian yang berjudul Aspek Matematis pada Aktivitas Pembuatan Gergabah di Kasongan dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika oleh Sari (2018). Hasil penelitian menunjukan terdapat enam aspek matematis fundamental menurut Alan J Bishop yang terdapat pada setiap aktivitas pengrajin tersebut meliputi; a) Menghitung (Counting) yang terdiri dari perkiraan (approximation), ketetapan (accuracy) dan tenaga atau kekuatan (power), b) Menentukan lokasi (Locating) yang terdiri dari lokasi lingkungan (enviromental location), menggunakan garis lurus (straight), bentuk melingkar (circle) dan elips (ellips), c) Mengukur (Measuring) yang terdiri dari perkiraan waktu (time), luas (area), volume (volume), suhu (temperature) dan pemesanan (ordering), d) Merencanakan (Designing) terdiri dari bentuk (shapes), ukuran besar (large), kecilnya (small), permukaan (surfaces), e) Bermain (Playing) yang terdiri dari prediksi (prediction plan strategy) dan model (modelling), f) Menjelaskan (Explaining) yang terdiri dari penjelasan (explanation) dan simbol (symbol).

Implementasi hasil penelitian ini dalam pembelajaran matematika berkaitan dengan bidang ekonomi meliputi aritmetika sosial di dalam menentukan harga gerabah agar diperoleh keuntungan bagi pengrajin, perhitungan harga gerabah dengan pertimbangan bahan baku dan biaya pembakaran sampai pemolesan, dan menentukan harga eceran gergabah dari bahan baku tanah liat yang dipergunakan untuk memproduksi gerabah tersebut dengan

menggunakan perhitungan integral volume dalam menentukan volume satuan gerabah. Perbedaan yang dimiliki dengan penelitian terletak pada objek penelitian.

7. Penelitian yang berjudul Bentuk dan Perubahan Fungsi Seni Pertunjukan Tari Opak Abang Desa Pasigitan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal oleh Mawasti (2017). Hasil penelitian menujukan bahwa tari Opak Abang berkembang di desa Pasigitan sejak tahu 1956. Pertunjukan tari Opak Abang memiliki 4 urutan sajian yaitu Gayung Seribu Gayung, Opak-Opak, Terang Bulan, dan Bunga Rampai. Tari Opak Abang memiliki tema keagamaan dan perjuangan. Iringan tari Opak Abang menggunakan alat musik rebana, bass drum, krecek, dan biola/violin. Tata rias tari Opak Abang menggunakan rias korektif, dengan atribut busana berupa Plisir dengan buku mentok di ujung, selempang, slepe, baju lengan panjang, celana panjang, kaos kaki berwarna putih, kain songket, sampur, kipas dari kertas untuk telinga, kacamata hitam, dan kain penutup kepala. Pertunjukan tari Opak Abang berfungsi sebagai sarana hiburan akan tetapi pertunjukan tari Opak Abang mengalami perubahan pada beberapa fungsi lainnya dalam kurun waktu tahun 1956 hingga tahun 2017, yaitu sebagai sarana upacara, sarana pertunjukan, syair agama Islam, dan media informasi seputar kemerdekaan Indonesia.

Perbedaan penelitian Mawasti dengan penelitian ini adalah penelitian Mawasti membahas tentang bentuk dan fungsi pertunjukan tari Opak Abang sedangkan pada penelitian ini membahas tentang kajian etnomatematika pada kesenian tari Opak Abang.

8. Penelitian yang berjudul Kajian Etnomatematika pada Tari Srimpi Pandhèlori oleh Pramestika (2020). Hasil penelitian menujukan bahwa a) Adanya filosofi pada gerakan, pakaian, dan aksesoris. Empat penari dalam tarian tersebut bermakna sebagai elemen kehidupan manusia yaitu api (gromo), udara (hangin), air (toya), dan tanah (bumi). Ada filosofi pada gerakan, seperti gerakan nglayang yang berarti sikap rendah hati. Filosofi pada jenis pakaian dan aksesoris adalah sikap tidak iri hati dan lebih unggul dari yang lain. b) Ada enam aktivitas fundamental matematis menurut Bishop yaitu counting, locating, measuring, designing, playing, explaining yang terlihat dari gerakan, pola lantai, pakaian, dan aksesoris. c) Ada 19 aspek matematis pada tari Srimpi Pandhèlori yaitu bilangan; logika; pola bilangan; relasi; himpunan; aritmetika sosial; kedudukan titik dan garis;

trigonometri; jarak titik dan garis; kesebangunan; luas bangun datar;

konversi satuan; garis dan sudut; bangun datar; transformasi geometri;

aljabar; peluang; pemodelan matematika; penyajian data dan statistika.

Aspek-aspek matematis yang ditemukan digunakan untuk membuat permasalahan kontekstual matematika dalam bentuk soal cerita yaitu 6 soal untuk jenjang SD, 24 untuk jenjang SMP, dan 11 soal untuk jenjang SMA.

Persamaan penelitian Pramestika dengan penelitian ini adalah meneliti kajian etnomatemtika pada tarian. Perbedaan penelitian Pramestika dengan penelitian ini adalah penelitian Pramestika membahas tentang tari Srimpi Pandhèlori sedangkan pada penelitian ini membahas tentang kesenian tari Opak Abang.

Dokumen terkait