• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

E. Penelitian Relevan

Berdasarkan penelusuran penulis dibeberapa Universitas, penelitian dengan objek kajian berupa analisis perbandingan alur karya sastra dan film Rectoverso belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dalam upaya menyusun skripsi ini dan berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut.

1. Dimas Wahyu T, Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2007. Mengangkat skripsi dengan tema “Sisi punk dalam diri Bodhi sebuah tinjauan psikologi sosial terhadap tokoh utama novel Supernova (Akar) bab "Akar" dan "Selamat menjadi S"”. Pemilihan novel Supernova (Akar) karya Dewi Lestari sebagai objek penelitian didasarkan pada temuan adanya gambaran punk, sesuatu yang hingga kini masih dipandang negatif oleh sebagian masyarakat. Lebih jauh, pemilihan novel tersebut

44

Diterjemahkan dari Susan Hayward, Key Concepts In Cinema Studies, (London: Routledge, 1996), hlm.312-313

45

Alain Viala dan M.P. Schimtt, Savoir-lire. (Paris: editions Didier, 1982), dalam Tesis

Rosida Erowati dengan judul melintas batas: represebtasi kondisi multicultural dalam film monsieur Ibrahim et les fleur du coran, Program Pascasarjana Ilmu Susatra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2006.

juga didasari karena adanya penggambaran bahwa Bodhi, sebagai tokoh yang sebelumnya tidak mengenal punk, disebut sebagai seorang punk dan penganut ideologi anarki. Pemilihan novel ini pun terkait dengan ciri tema-tema sekuel Supernova tentang kaum muda dan hubungannya dengan religiusitas atau spiritualitas dalam bentuk yang menyesuaikan zaman. Novel Supernova Akar bab Akar dan Selamat Menjadi S, berkisah tentang perjalanan hidup tokoh Bodhi dalam mencari kesejatian. Latar belakang hidupnya yang tidak jelas, tanpa tahu data diri dan siapa orang tuanya, dan adanya kisah karma yang harus dijalani memicu Bodhi untuk mengembara dan mencari apa yang disebutnya sebagai kesejatian diri. Kisah ini dimulai dengan penceritaan Bodhi sebagai seorang punk yang juga hidup di lingkungan punk. Sebuah kilas balik memperlihatkan latar belakang Bodhi dimulai dari saat ia masih bayi, tinggal di lingkungan vihara, kemudian bertemu seorang backpacker dan bergabung bersama para backpacker lain, hingga akhirnya bertemu dengan lingkungan punk dan memilihnya sebagai jalan hidup. Tinjauan psikologi sosial telah disimpulkan bahwa, melalui interaksi sosial, tokoh Bodhi cenderung mengidentifikasi seseorang atau kelompok di dalam sebuah lingkungan sosial jika ia bersimpati kepada seseorang atau kelompok tersebut. Proses identifikasi itu pun mencakup proses mengimitasi budaya (mulai dari cara berpakaian, cara hidup, hingga cara pikir) di lingkungan tempat seseorang atau kelompok yang diidentifikasikannya itu. Selama pengembaraan, Bodhi memperoleh banyak pemahaman, baik terhadap individu, masyarakat, hingga peristiwa-persitiwa di dalam kehidupan manusia. Latar dan tokoh yang Bodhi temui selama perjalanan memberi pengaruh pada sikapnya. Pemahaman-pemahaman itu bersinambung dengan nilai-nilai di dalam kehidupan punk, seperti anarki, konsep egaliter, dan konsep bertahan hidup secara mandiri.46

46

Skripsi Dimas Wahyu T, Sisi punk dalam diri Bodhi sebuah tinjauan psikologi sosial terhadap tokoh uta a o el “uper o a Akar bab "Akar" da "“ela at e jadi “" , Perpustakaan Universitas Indonesia: Depok, 2007.

2. Tira Anggreyani. “Gaya Bahasa Simile dalam novel Perahu Kertas

Karya Dewi “Dee” Lestari dan Pembelajarannya di SMK Kelas XII”.

Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2013. Tujuan penelitiannya adalah: Mendeskripsikan dan menjelaskan gaya bahasa simile yang digunakan

Dewi “dee” Lestari dalam novel Perahu Kertas, Mendeskripsikan dan menjelaskan makna dan fungsi simile dalam novel Perahu Kertas, Mendeskripsikan dan menjelaskan pembelajaran gaya bahasa simile dalam novel Perahu Kertas pada siswa kelas XII SMK. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sumber data berasal dari kutipan dan dialog dalam novel Perahu Kertas, teknik pengumpulan data dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teori yang menjadi bahan acuan skripsi adalah kajian stilistika dan semiotik. Pradopo (2005:277) menyatakan, kajian semiotik digunakan untuk memahami makna gaya bahasa. Gaya bahasa simile dibagi menjadi beberapa kategori menurut pembentuk pembanding. Wahab (1995:55), mengistilahkan bahan pembentuk pembanding ini dengan istilah medan makna yang terdiri dari beberapa kategori, yakni being, cosmos, energy, substance, terrestrial, object, living, animate, human. Penelitian ini merupakan penelitian desriptif kualitatif. Hasil analisis membuktikan, Novel Perahu Kertas gaya bahasa simile yang ditemukan berjumlah 74 data. Kategori simile berdasarkan unsur pembanding yang membentuk simile yang ada dalam novel Perahu Kertas, yakni: kategori being berjumlah 22 data, kategori cosmos berjumlah 2, kategori energy berjumlah 5, kategori substance berjumlah 3, kategori terrestrial berjumlah 3, kategori object berjumlah 13, kategori living berjumlah 3, kategori animate berjumlah 7, dan kategori human berjumlah 16, makna atau motif simile yang terdapat dalam novel Perahu Kertas yaitu motif terbuka sebanyak 33 data dan motif tertutup sebanyak 41 data. Pembelajaran gaya bahasa simile dikolaborasikan dengan pembelajaran sastra tentang makna idiomatik dalam karya sastra denagn model pembelajarn CTL. Gaya

bahasa simile yang dideskripsikan telah disesuaikan dan dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran di SMK. Kesesuaian tersebut dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran novel diajarkan pada kelas XII semester 1. 47

3. Skripsi Arthadea Anggitapraha, dengan judul “Alih Wahana, Lirik Lagu, Cerpen, Video Klip Malaikat Juga Tahu Karya Dewi Lestari”. Mahasiswi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur-unsur lirik lagu, cerpen, video klip Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari. Unsur-unsur lirik lagu meliputi pembaitan, diksi, pengimajian, bahasa figuratif, tema dan amanat. Unsur-unsur cerpen dan video klip meliputi alur, penokohan, latar, tema dan amanat. Mendeskripsikan alih wahana yang terjadi di dalam lirik lagu, cerpen, video klip Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari yang meliputi penciutan, penambahan (perluasan), dan perubahan bervariasi. Analisis unsur dari masing-masing wahana, yaitu lagu, cerpen, dan video klip,bertujuan untuk dapat mengetahui proses pengalihwahanaan yaitu terdapat penciutan, penambahan (perluasan) atau perubahan bervariasi. Malaikat Juga Tahu berasal dari ide lagu yang kemudian dialihwahanakan menjadi bentuk cerpen. Dari bentuk cerpen dialihwahanakan lagi menjadi bentuk video klip. Alih wahana dari lagu ke cerpen terdapat proses perubahan bervariasi dan penambahan/perluasan. Proses perubahan bervariasi terjadi pada penggunaan bahasa dalam pengungkapan makna rasa cinta sejati. Pada lirik lagu, rasa cinta sejati diungkapkan dengan kalimat /cinta yang nyata setia hadir setiap hari tak tega biarkan kau sendiri/, kemudian mengalami perubahan bervariasi pada cerpen menjadi kalimat naratif yaitu cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang. Bukan baginya.

47

Skripsi Tira Anggreyani, Gaya Bahasa “i ile dala o el Perahu Kertas Karya De i Dee Lestari da Pe belajara ya di “MK Kelas XII , Universitas Muhammadiyah Purworejo, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2013.

Cintanya tak punya cukup waktu untuk dirinya sendiri. Proses penambahan/perluasan terjadi pada tema. Tema lagu dan cerpen sama tentang percintaan. Pada lagu yang tampak hanya percintaan antara seseorang dengan seseorang kemudian mengalami penambahan/perluasan menjadi percintaan antara seorang ibu kepada seorang anak yang autis. Alih wahana dari cerpen ke video klip mengalami proses penciutan dan penambahan. Penciutan tampak pada penyajian cerita tentang rutinitas tokoh laki-laki autis. Unsur tokoh di cerpen pun ada yang tidak diungkapkan di video klip. Pada cerpen terdapat tokoh anak-anak kos yang sangat gemar pada masakan Bunda dan anak-anak kos yang pernah menjaili laki-laki autis itu dengan menyembunyikan satu dari seratus batang sabun. Tokoh anak- anak kos pada cerpen tidak diungkapkan pada video klip. Penciutan ini dilakukan oleh Dewi Lestari karena dianggap tokoh anak-anak kos ini bukan merupakan tokoh yang penting yang masuk ke dalam inti cerita. Penambahan yang terjadi adalah penambahan rutinitas tokoh laki-laki autis yang sedang menggambar.48

Dokumen terkait