• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGARANG DAN KARYANYA

B. Sinopsis

1. Kumpulan Cerpen Rectoverso

1.1"Malaikat Juga Tahu"

Cerita ini berawal dari sebuah persahabat seorang perempuan dengan seorang laki-laki yang mengidap penyakit autis, ia biasa dipanggil dengan sebutan Bunda. Persahabatan mereka terkadang dianggap tidak wajar oleh orang-orang sekitar. Setiap, malam minggu mereka berdua akan duduk dan terbaring di pekarangan belakang rumah Bunda, dan juga rumah yang menjadi tempat kos perempuan tersebut. Perempuan itu akan bercerita banyak hal kepada Bunda, namun jangan harap Bunda akan memberikan solusi atau pendapatnya, ia hanya akan mendengarkan dengan baik setiap cerita yang disampaikan perempuan itu. Akhirnya, bunda menemukan sesuatu di kamar Abang, sebuah surat cinta untuk perempuan tersebut. Bunda sadar, bahwa Bunda telah jatuh cinta kepada perempuan itu dengan seluruh jiwanya. Hingga, keadaan berubah ketika anak bungsu bunda pulang dari luar negeri dan ia mulai mengenal perempuan itu. Mereka pun berpacaran, bunda sadar ada hubungan lebih antara si perempuan dan anak bungsunya. Tentu, itu sangat menyakitkan Bunda, karena bagi bunda aturan hidupnya, aturan orang lain, tidak akan pernah

56 Diunduh dari http://www.rachelmaryams.com/profile, pada tanggal 14 Mei 2014

berlaku bagi Bunda. Mereka berdua pun meninggal rumah dan juga Bunda. Kebiasaan malam minggu indah Bunda, kini selalu berubah menjadi malam yang penuh kesedihan.

1.2"Cicak di Dinding"

Cerita ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang tiba-tiba terperangkap dalam hati seorang laki-laki. Laki-laki ini merupakan seorang pelukis handal yang mampu membuat perempuan itu terkagum-kagum akan lukisannya. Suatu hari seorang sahabat laki-laki itu datang ke pameran yang digelar olehnya, sahabatnya itu mengenalkan seorang perempuan yang mengaku sangat mengagumi karyanya, seketika laki-laki itu pun jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, dan seterusnya sampai mati pada perempuan itu. Sayangnya, sahabatnya memperkenalkan perempuan itu sebagai calon istrinya. Seketika, pelukis itu patah hati pada pandangan pertama, kedua, seterusnya, dan moga-moga tidak sampai mati. Pertemuan mereka bertiga kembali terjadi ketika sahabat pelukis itu memintanya untuk melukis di rumahnya pada sebuah studio yang disiapkan untuk hadiah kepada calon istrinya. Pelukis itu pun mulai melukis ruangan kosong tersebut hingga tengah malam. Tiba-tiba perlahan-lahan perempuan itu masuk dan membuka pintu studio, namun ia tidak menemukan apapun, hanya tembok kosong yang ia lihat. Tiba-tiba terdengar lampu saklar dimatikan, kini ratusan cecak berpendar menyelimuti empat bidang dinding dan langit-langit. Laki-laki itu mendekat kepada

perempuan tersebut dan membisikkan satu kalimat, “kutitipkan mereka untuk menjaga kamu, mengagumi kamu.”

1.3"Firasat"

Cerita ini berkisah tentang sebuah firasat seseorang. Ia masuk dalam sebuah perkumpulan yang bernama “Firasat”. Hampir selama setahun ia bergabung dengan kelompok tersebut.

Pertemuan mereka seminggu sekali selama dua jam, namun perempuan itu hanya mendengarkan saja tanpa pernah menyampaikan apa yang ia rasa dan pendapatnya. Ibunya pun heran, apa yang membuat puterinya bertahan lama dalam klub tersebut. Perempuan itu tahu apa yang menjadi tujuannya selama ini. Suatu saat, perempuan itu mendapat firasat kurang menyenangkan ketika lelaki pendiri klub firasat itu akan pergi keluar kota untuk menemui orang tuanya. Ia sendiri tidak tahu bagaimana menerima firasat yang ia rasakan. berbagai kejadian yang tak bias ia terima, perlahan hadir. Kuping yang tahu-tahu mendengar tiupan angin seperti memanggil nama seseorang, mata yang menangkap pola awan di langit seperti raut muka seseorang, hingga ia merasa membaui wanginya dimana-mana. Ketika, ia menyadari disaat ia mulai jatuh hati, saat hatinya mulai tertambat bahkan firasat yang ia miliki pu tak sanggup menyelamatkannya, tak juga firasatnya.

1.4"Curhat Buat Sahabat"

Cerita ini berawal ketika seorang perempuan bertemu dengan sahabat laki-lakinya disebuah restoran. Ia sudah terbiasa bercerita banyak hal dengan sahabatnya itu. Rupanya, malam itu berbeda karena itu momen penting bagi si perempuan. Gaun indah, sebotol muscat, dan restoran terbaik menjadi penanda bahwa malam itu memang benar-benar penting. Perempuan itu mulai bercerita kepada sahabatnya bahwa malam itu, ia merasa lahir kembali. Perempuan itu mulai bercerita, bahwa ia akan mengakhiri kisah cintanya selama lima tahun kebelakang. Hal itu terjadi karena satu hal, ketika ia menyadari bahwa sesungguhnya ada seseorang yang benar-benar tulus menyayanginya ketika ia sedang susah, bahkan ketika ia tengah membutuhkan segelas air dan obat, yaitu sahabatnya sendiri.

1.5"Hanya Isyarat"

Cerita ini, mengisahkan tentang seorang perempuan yang mengagumi laki-laki tanpa pernah ia ungkapkan dan laki-laki itu tahu. Semua berawal pada suatu tempat yang mempertemukan mereka berempat. Satu perempuan dan tiga laki-laki yang disatukan oleh waktu dan tempat. Perempuan itu hanya mampu memandang dan memperhatikan dari sebatas punggung salah satu dari ketiga laki-laki itu yang menjadi tujuannya untuk selalu bertahan. Ia pun tak tahu apa warna matanya, entah hijau atau cokelat muda. Suatu waktu mereka berkumpul dan berbincang- bincang, namun perempuan itu tetap hanya menjadi siluet dikejauhan. Tiba-tiba laki-laki itu menoleh kearahnya, dan ia mengajak perempuan itu untuk bergabung. Kini,ia tak bisa lagi menghindar, laki-laki itu bercerita bahwa mereka tengah bermain untuk menceritakan kisah paling menyedihkan yang mereka punya. Satu persatu mereka mulai bercerita, hingga tiba laki-laki itu bercerita tentang kisah sedihnya. Ia pun, mengakhiri ceritanya dan meminta perempuan itu bercerita. Perempuan itu bercerita tentang sahabatnya yang merupakan orang paling berbahagia, karena ia mampu menikmati punggung ayam sepanjang hidupnya tanpa ia tahu bagian lain, ia hanya mengetahui apa yang sanggup ia miliki, namun perempuan itu adalah orang yang paling bersedih karena ia mengetahui apa yang tidak sanggup ia miliki.

2. Film Rectoverso

Cerita pada film ini dimulai dengan cerita, Malaikat juga tahu (MJT), Bunda meminta pakaian berwarna putih kepada seluruh penghuni kost rumahnya. Kisah kedua adalah Firasat, senja membuat kue namun gagal. Lalu ia membawa satu kue untuk diberikan kepada klub firasatnya. Kisah ketiga berjudul, Curhat Buat Sahabat, pertemuan Amanda dan Regi pada sebuah café. Amanda bercerita kepada Regi. Kisah keempat berjudul, Cicak di Dinding, pertemuan Saras dan Taja

pada sebuah café lalu mereka bercinta hingga Taja mengetahui tato cicak pada tubuh saras. Kisah terakhir berjudul, Hanya Isyarat, awal mula perjalanan tokoh Al bertemu dengan kawan baru dalam forum milis. MJT- Bunda mengamuk ketika melihat salah 1 tumpukan dari 100 sabun yang ia miliki hilang. Bunda berlari keluar rumah untuk mencari sabunnya, hingga akhirnya ia bertemu Lea. Firasat- senja berkumpul dengan klub firasatnya. Namun selama ada di dalam kelompok itu ia tak pernah membagi firasatnya, hingga panca bertanya padanya. Suatu malam, Senja dihantui mimpi yang menjadi firasat buruk baginya. Hanya Isyarat – suatu malam keempat backpaker berkumpul dalam satu meja saling berbincang. Al hanya memperhatikan dari belakang. Hingga akhirnya Al, bergabung dengan mereka untuk saling menceritakan kisah paling menyedihkan. Curhat buat Sahabat– Amanda berbagi cerita tentang mantan-mantan kekasihnya kepada sahabatnya Regi. MJT– adik Abang yang bernama Hans kembali pulang dari luar negeri, dan ia berkenalan dengan Lea. Melihat kedekatan Bunda dan Lea, Hans pun jatuh hati kepada Lea. Seperti Bunda yang dalam keterbatasannya pun menyimpan cinta bagi Lea. Firasat – Panca berkunjung ke rumah Senja untuk mengajaknya berjalan-jalan, dan mereka menuju sebuah tempat favorit Panca. Di sana Senja dan Panca membicarakan banyak hal. Hingga akhirnya Senja mulai merasakan firasatnya kembali. Curhat buat Sahabat – cerita Amanda kepada Regi mengenai kesedihannya selama ini bersama kekasih-kekasihnya. Serta ingatan Amanda ketika Regi datang menemaninya dikala sakit.. Hanya Isyarat – Al dan keempat kawan laki-lakinya berkumpul untuk melakukan sebuah permainan. Yaitu bercerita mengenai kisah paling sedih dan siapa yang menang boleh menyuruh satu orang untuk melakukan apapun. Dimulai oleh Tano, Bayu, dan Dali. Cicak di Dinding – Taja kembali bertemu dengan Saras pada pameran galeri lukisan. Dan akhirnya Taja mengetahui bahwa Sarah akan menikah dengan Bang Irwan calon suami Saras. Hingga akhirnya Saras pun menikah dengan Irwan. Firasat – acara ulangt ahun

klub Firasat. Senja akhirnya bercerita mengenai firasat buruknya mengenai panca yang diakhiri dengan pertengkaran. Hingga akhirnya Senja pergi meninggalkan acara ulang tahun. MJT – Bunda kini menikmati malam-malamnya sendiri tanpa Lea. Terkadang bunda yang menemani Bunda ditaman. Lea semakin dekat dengan Hans, hingga makan malam bersama. Hanya Isyarat – Cerita sedih raga mengenai pengalaman mati surinya, lalu dilanjutkan oleh Cerita Al, tentang seseorang perempuan yang amat bersedih karena hanya mampu mengagumi seorang laki-laki dari sebatas punggungnya saja. Dan, Al pun dinobatkan sebagai pemenang. Hingga Al kini tahu, bahwa warna mata raga ialah coklat tua. Curhat Untuk Sahabat – Amanda memberikan sebuah lagu special untuk regi. Namun karena Regi sedang tidak enak badan maka ia tiak melihat penampilan Amanda karena harus membuang rasa mualnya di kamar mandi. Cicak di Dinding – Saras Membicarakan Taja bersama suaminya Irawan di dalam kamar. Hingga ketika lampu dimatikan ia mendapat gambar cicak didinding yang merupakan kado pernikahan bagi Irawan dan Saras. MJT – bunda melihat ketika Lea berciuman dengan Hans di Mobil. Akhirnya bunda menemui Lea di kamarnya untuk berbicara mengenai perasaan Bunda kepada Lea, dan meminta Lea serta Hans untuk merahasiakan hubungan mereka berdua. Curhat Untuk Sahabat – Amanda mengetahui bahwa Regi ternyata tengah sakit karena harus menerjang hujan ketika mengantar obat kerumahnya di waktu ia sakit. Firasat – Panca naik taksi memutuskan untuk pergi ke Padang menjenguk Ibunya. MJT – Bunda seperti biasa mengambil baju pada kamar kost. Ketika mengetuk pintu kamar Lea ia menemukan bahwa lea telah pergi meninggalkannya. Bunda pun mengalami depresi yang berat. Cicak di Dinding – Taja kembali mengisi harinya dengan berkunjung ke café ketika ia pertama kali bertemu dengan Saras. Hanya Isyarat – kini Al, mampu menatap dan memandang Raga, tidak hanya dibalik punggungnya saja. Firasat – Panca menitipkan buku kepada Ibu Senja, akhirnya Senja pun tidak dapat menahan kepergian Panca, ia pergi. ketempat favorit panca

dengan sepedanya. Hingga ia memutuskan untuk pulang, namun di tengah perjalanan senja pun terjatuh. MJT- Bunda depresi berat di kamarnya, hingga bunda hanya mampu menangis melihat tingkah laku Bunda.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Objektif

Kumpulan Cerpen dan Film Rectoverso

1. Tema

Cerpen Malaikat Juga Tahu memiliki tema cinta seorang Ibu kepada seorang anak yang menderita autis, pada cerpen tersebut digambarkan bagaimana perjuangan seorang Ibu untuk selalu ada bagi anaknya dalam keadaan apapun dan berusaha mewujudkan keinginan anaknya dengan cara apapun. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cinta ibu secara langsung ialah,

“dia mencintai tidak cuma dengan hati. Tapi seluruh

jiwanya. Bukan basa-basi surat cinta, tidak cuma rayuan gombal, tapi fakta, adiknya bisa cinta sama kamu, tapi kalau kalian putus, dia dengan gampang cari lagi. Tapi Bunda tidak mungkin cari yang lain. Dia cinta sama kamu

tanpa pilihan. Seumur hidupnya.” (Rectoverso: 18)

Kutipan di atas menggambarkan bagaimana perjuangan Ibu untuk membahagiakan anak laki-lakinya untuk dapat bersatu dengan wanita idamannya. Rasa sayang seorang Ibu kepada anak laki-lakinya yang mengidap penyakit autis membuat ia rela melakukan apapun untuknya walaupun harus berdebat besar dengan anaknya yang lain. Dapat dilihat pada kutipan berikut,

“Dia akan segera tahu kalian berpacaran”

“Mami, lebih baik dia tahu sekarang daripada nanti setelah kami menikah”

Bunda melengakkan kepala dengan tatapan tidak percaya.

“Bagi Bundamu, apa bedanya sekarang dan nanti?”

“Kami tidak mungkin sembunyi-sembunyi seumur hidup!” Anak laki-lakinya setengah berseru.

“Kalau perlu kalian harus sembunyi-sembunyi seumur

hidup!” balas Bunda lebih tegas

“Initidak adil. Ini tidak masuk akal…” protes anaknya

Tema pada cerpen dan film Rectoverso secara keseluruhan tentang percintaan, pada film tema cerpen Malaikat juga Tahu tidak mengalami perubahan. Tema pada film ini ialah kecintaan seorang Ibu yang begitu besar terhadap anaknya.

Cerpen berikutnya ialah Cerpen Cecak di Dinding, cerpen ini memiliki tema tentang sebuah cinta yang tidak tersampaikan, cerpen ini menggambarkan tentang kekaguman seorang pelukis kepada Perempuan yang akan menjadi calon istri sahabatnya. Dapat dilihat pada kutipan berikut,

“Lelaki itu mengulang kalimat persis sama dalam hati.

Matanya ingin mengekal apa yang ia lihat, hatinya ingin mengkristalkan apa yang ia rasa. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, dan seterusnya sampai mati.” Tidak lama, sahabatnya mengaku bahwa Perempuan yang dikenalkannya tadi baru saja resmi ia pacari. Pelukis itu pun patah hati pada pandangan pertama, kedua, seterusnya, dan semoga tidak sampai mati” (Rectoverso:97)

Ia tidak berbicara banyak tentang isi hatinya kepada Perempuan yang ia kagumi, namun ia mampu mengungkapkan sedikit isi hatinya melalui lukisan yang ia persembahkan khusus untuk Perempuan milik sahabatnya itu, dapat dilihat pada kutipan berikut,

“tubuh mereka melekat, lengan mereka saling mengikat dan

ke telinga Perempuan itu dibisikkanlah satu kalimat, kutitipkan mereka untuk menjaga kamu… mengagumi kamu.” (Rectoverso:99)

Hal ini berbeda dengan tema yang disajikan pada film Rectoverso,

pada film tema yang muncul ialah sebuah cinta segitiga, kisah dimulai dengan pertemuan dan percintaan tokoh Taja dengan Saras, setelah itu Saras pergi meninggalkan Taja begitu saja. Sampai akhirnya Taja bertemu lagi dengan Saras, pada sebuah pameran tunggal sahabatnya sekaligus sahabatnya memperkenalkan Saras sebagai calon istrinya. Taja pun kembali menikmati kesakitannya, ketika akhirnya sahabatnya menikah dengan Saras.

Cerpen berikutnya ialah Cerpen Firasat, pada cerpen ini tema yang diangkat masih mengenai percintaan. Kisah percintaan ini menggambarkan seorang pemuda yang mengajarkan tentang bagaimana cara untuk dapat menerima kenyataan dalam hidup. Melalui firasat yang datang Perempuan itu yang awalnya menolak kenyataan yang akan terjadi, namun pemuda itu mengajarkan banyak hal untuk belajar menerima setiap kenyataan dalam hidup. Sampai akhirnya ia benar-benar menolak akan firasat yang datang, karena firasat itu berkaitan dengan lelaki yang ia sayangi. Sekeras apapun ia mencoba menentang firasatnya itu, namun kenyataan itu pasti akan datang. Dapat dilihat pada kutipan berikut,

“bagaimana kita bisa tahu sesuatu firasat atau bukan?”

tanyaku tiba-tiba.

“kamu harus cek ke dalam” ia meletakkan jari di dadanya, “dan cek ke luar. Pesan yang sama biasanya datang berulang. Lewat suara hati, atau gejala alam. Dan biarpun pikiran kamu ingin menyangkal, seluruh sel di tubuh kamu

seperti sudah tahu.”

“lalu…kalau saya tidak suka dengan yang dikatakan firasat saya, lantas apa?”

“kamu hanya perlu belajar menerima. Ketika belum terjadi terima firasatnya. Ketika sudah terjadi, terima kejadiannya.

Menolak, menyangkal, cuma bikin kamu lelah.”

(Rectoverso:111)

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat sikap dewasa pemuda tersebut untuk mengingatkan Perempuan itu bahwa segala kenyataan harus diterima dengan ikhlas. Cerpen ini pada film

Rectoverso, tidak mengalami perubahan tema, namun terjadi perubahan yang sifarnya berkaitan dengan alur. Cerpen menggambarkan firasat Perempuan terhadap pemuda tersebut, namun pada film akhirnya Perempuan mengalami kecelakaan setelah pemuda itu pergi.

Cerpen Curhat buat Sahabat memiliki tema yang sama dengan cerpen-cerpen yang lain yaitu dengan tema pokok

percintaan, namun kisah yang menjadi dasar ialah tentang pengorbanan terhadap orang yang dicintai. Cerita ini mengisahkan tentang bersahabatan seorang laki-laki dan Perempuan, cerpen ini menggambarkan bagaimana penyesalan tokoh Perempuan terhadap pilihan hatinya terdahulu, sebenarnya tanpa ia sadari ada seseorang yang benar-benar sayang dan tulus terhadapnya, selalu ada untuknya dalam suka dan duka. Dapat dilihat pada kutipan tersebut,

“malam itu rasanya aku sampai ke titik terendah. Aku

capek, dan kamu tahu? Aku tidak butuh dia. Yang kubutuhkan adalah orang yang menyayangi aku…dan segelas air putih.” “tapi… aku janji.. tangisan ini buat yang

kali terakhir” katamu tersendat, antara tawa dan isak.

Berusaha tampil tegar. (Rectoverso:6)

“teleponku berdering pukul setengah dua belas malam. Aki

mobilku kering, jadi kupinjam motor adikku. Sayangnya adikku tidak punya ja hujan. Dan aku terlalu terburu-buru untuk ingat bawa baju ganti. Ada seseorang yang membutuhkanku. Ia minta dibelikan obat flu Karena stok di rumahnya habis. Ia lalu minta dibawakan segelas air putih

yang hangat.” (Rectoverso: 7)

Kutipan di atas menggambarkan bagaimana pengorbanan sahabat laki-lakinya terhadap Perempuan tersebut. ia selalu ada waktu kapan saja untuk Perempuan itu. Sebetulnya pengarang seolah

memiliki kata kunci dan makna pada kata “segelas air putih” hal ini

muncul pada cerpen sebanyak empat kali. Dapat dilihat pada kutipan berikut,

“yang aku butuhkan adalah orang yang menyayangi aku… dan segelas air putih.” (Rectoverso:6)

“ia minta dibelikan obat flu karena stok di rumahnya habis.

Ia lalu minta dibawakan segelas air putih yang hangat.” (Rectoverso:7)

“lama baru aku bisa menggeleng. Tidak ada yang muluk dari obat flu dan air putih.” (Rectoverso:7)

“sebotol mahal anggur putih ada di depan matamu, tapi

kamu tidak pernah tahu. Kamu terus menanti segelas air

putih.” (Rectoverso:7)

Dilihat dari makna air putih, benda ini merupakan sesuatu yang tidak berwarna dan tidak ada sesuatu yang spesial, tapi setiap orang membutuhkan air putih, untuk mereka konsumsi. Hal ini jika dianalogikan dengan tema cerita, Perempuan itu terlalu sIbuk mencari sesuatu yang spesial sesuatu yang mampu membuat hidupnya lebih berwarna, namun tanpa ia sadari sesungguhnya ada seseorang yang selalu ada untuknya. Ketika ia butuh maupun tidak, laki-laki ini di ibaratkan segelas air putih bagi si Perempuan. Seperti yang tertulis pada kutipan terakhir, walaupun ada anggur mahal dihadapannya, nyatanya ia masih membutuhkan segelas air putih. Cerpen Curhat buat Sahabat setelah mengalami proses ekranisasi tidak mengalami perubahan pada segi tema, tema yang diangkat sama dengan apa yang digambarkan di dalam cerpen.

Cerpen Hanya Isyarat memiliki tema yang sama dengan cerpen-cerpen yang lain yaitu dengan tema pokok percintaan, namun kisah yang menjadi dasar ialah tentang rasa cinta yang tidak harus memiliki. Seorang Perempuan yang mengagumi laki-laki tanpa ia pernah tahu warna matanya apa, ia hanya mampu memandang laki-laki itu dari kejauhan melihat punggungnya dan tanpa pernah berkomunikasi secara dekat. Dapat dilihat pada kutipan berikut,

“entah hijau, entah cokelat muda. Belum pernah kulihat

bola matanya berwarna hijau, tapi tidak bisa terlalu yakin.”

(Rectoverso:46)

“aku pun tidak bisa lagi menyamar menjadi latar. Sebuah

kursi didekatkan ke meja mereka, dan dia mempersilakan aku duduk. Dia yang paling kucari. Tapi tidak dalam jarak

seperti ini.” (Rectoverso:47)

“andai ada pintu masuk di situ, akan kuselundupkan

setengah bahkan tigaperempat jiwaku untuk merasukinya, untuk membaca pikirannya, memata-matai perasaannya.

Cukup sepertempat saja jiwaku berjaga di meja itu.”

(Rectoverso:47-48)

Berdasarkan kutipan di atas terlihat ada sebuah harapan pada diri si Perempuan pada lelaki itu, ia ingin mengetahui pikiran dan isi hatinya namun bukan sebuah harapan yang menggebu-gebu untuk dapat terwujud. Sebuah harapan kecil atas kekagumannya kepada lelaki itu. Hal ini dapat diperjelas pada kutipan berikut,

“sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia

menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang sanggup ia miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih karena saya mengetahui apa

yang tidak sanggup saya miliki” (Rectoverso:52)

Berdasarkan analisis tema tersebut, tampak cerpen dan film

Rectoverso memiliki tema tentang percintaan, walaupun ada pergeseran tema karena adanya penambahan pada cerita. Dapat dilihat pada tabel simpulan berikut,

Penam bahan Penciut an Perubahan Bervariasi Keterangan 1. Malaikat juga tahu

- - - Tema antara cerpen dan film ialah tentang cinta

seorang ibu kepada anaknya. 2. Cecak di

Dinding

- - √ Tema pada cerpen dan

film berbeda, cerpen mengangkat tentang cinta

yang tidak tersampaikan sedangkan di film, menggambarkan cinta

segitiga.

3. Firasat - - - Tema pada cerpen dan

film tidak mengalami perubahan, tema yang

diangkat sama yaitu tentang rasa cinta untuk

dapat menerima segala keadaan.

Dokumen terkait