• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian yangrelevan dengan penelitian ini adalah penelitian Rinda Suardika (1997) studi tindakan pada siswa kelas VI SD nomor 2 dan 8 Pendungan dengan judul “Efektifitas Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar IPA. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas di SD nomor 2 dan 8 Pendungan pada tahun 1997. Pada penelitian ini, diambil kesimpulan bahwa pengajaran dengan metode demonstrasi

45

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Rosdakarya, 2009) h. 22

melalui pendekatan yang bersifat konvensional.46

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian yangrelevan dengan penelitian ini adalah penelitian Sutarman (2009) studi tindakan pada siswa kelas VII SMP dengan judul “Metode Demonstrasi Menggunakan Mikroskop Pada Mata pelajaran Biologi Tentang Mikroskop Dapat Meningkatkan Prestasi belajar Siswa Kelas VIIE SMP Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak”. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII E sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak semester genap tahun ajaran 2007/2008 pada mata pelajaran biologi tentang mikroskop. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas di kelas VII E sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam khususnya biologi pada konsep mikroskop bagi siswa kelas VII E Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak semester genap tahun ajaran 2007/2008.

Penelitian yangrelevan dengan penelitian ini adalah penelitian Siti Fatimah Azzahra (2009) studi tindakan pada siswa kelas XI SMA Darunnajah judul “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Laju Reaksi”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode Eksperimen terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep lanjutan reaksi. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan kuasi eksperimen dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan di SMA Darunnajah kelas XI pada tahun ajaran 2009/2010. Pada penelitian ini, diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar kimia siswa.47

46“Rinda Suardika. Efektifitas Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA, (Singaraja: Aneka Widya)

47“Siti Fatimah Azzahra.Pengaruh Metode Ekperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Lanjutan Reaksi , ()

Izzah (2011) studi tindakan pada siswa kelas IV B MI Al-Husna dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA siswa melalui metode eksperimen”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada energi dan perubahannya dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas di MI Al-Husna pada tahun ajaran 2011/2010. Pada penelitian ini, diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.48

C. Kerangka Berfikir

Mata pelajaran IPA di sekolah dasar merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan menilai ilmiah kepada siswa, dengan pelajaran IPA diharapkan siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dan memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan ide tentang alam.

Peranan guru IPA sangatlah penting,guru dituntut untuk dapat melatih pemikiran logis dengan konsep yang kongkrit melalui pengalaman proses dalam memperoleh pengetahuan dan guru juga berfungsi sebagai fasilitator yang membimbing serta mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar. Sedangkan, siswa diharapkan lebih aktif dalam mencari informasi mempelajari konsep IPA. Namun demikian, kenyataan yang dijumpai di lapangan masih terdapat kesenjangan dalam pelaksanaannya antara apa yang diharapkan kurikulum dengan pusat belajarnya yaitu siswa. Guru lebih terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan kepada siswa. Guru berusaha menjelaskan seluruh materi yang diajarkan sejelas-jelasnya dengan harapan siswa dapat dengan cepat memahami materi yang diajarkan tanpa memperhatikan minat dan motivasi siswa.. Siswa mau tidak mau harus mendengarkan guru yang belum tentu pandai berceramah. Siswa dituntut mendengarkan dan menelan mentah-mentah teori yang diajarkan, tanpa tahu dari mana proses asal muasal konsep-konsep tersebut.

48“Immaratul Izzah.Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Ekperimen, (Singaraja: Aneka Widya)

mendominasi pembelajaran, tidak berpusat pada siswa sebagai warga belajar, sehingga siswa kurang diberi kebebasan berpikir, membangun sendiri pengetahuannya serta menghayati proses pencapaian konsep sebagai produk IPA.

Dalam penelitian ini penulis memilih satu sub konsep atau bahan kajian yaitu sifat cahaya. Alasan penulis mengambil sub konsep ini karena konsep sifat-sifat cahaya menuntut siswa untuk mengamati, mengidentifikasi berbagai macam sifat-sifat cahaya, dari cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat menembuh benda bening, sehingga dituntut pembuktian secara langsung untuk mengungkap kebenaran konsep tersebut, metode demonstrasi dan eksperimen menyajikan pembelajaran sesuai kebutuhan konsep tersebut. Dengan metode ini siswa dapat melihat kebenaran konsep-konsepnya, bukan hanya menerima “cerita” guru tentang cahaya. Percobaan yang dilakukan akan menarik minat, rasa keingintahuan, keinginan bertanya, memberi tanggapan dan motivasi siswa. Siswa konsentrasinya terarahkan pada kegiatan pembelajaran.

Namun dalam metode demonstrasi unsur guru masih dominan dalam pembelajaran. Guru masih menjadi pusat pembelajaran. Guru memperagakan dan menunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tersebut, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Dalam hal ini siswa masih agak pasif, mendengarkan, sambil melihat peristiwa yang terjadi.

Sedangkan dalam metode eksperimen siswa mempraktekkan langsung untuk menguji atau membuktikan suatu konsep yang sedang dipelajari. siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Siswa mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Siswa dilatih untuk menuliskan dan membuat laporan terkait percobaannya dan mengkomunikasikan hasil yang diperolehnya kepada siswa lain. Siswa akan lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri. Siswa

suatu konsep bersifat mendalam dan bertahan lama. Siswa yang belajar dengan menggunakan metode eksperimen juga lebih aktif, karena memang dituntut demikian, dibandingkan siswa yang belajar dengan metode demonstrasi. Sehingga pembelajaran dengan metode eksperimen akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan metode demonstrasi.

a. Pembentukan konsep IPA pada siswa secara langsung melalui kegiatan belajar

b. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA relativ rendah

(KKM)

Secara umum pembelajaran IPA di Sekolah-Sekolah Dasar a) Kurang memberikan pengalaman langsung pada siswa dalam

mengembangkan konsep IPA-nya sehingga konsep yang diberikan siswa relativ lemah

b) Siswa relativ kurang tertarik belajar IPA sehingga dalam proses pembelajaran cenderung pasif

Implementasi metode yang relativ efektif Perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA yang bertujuan memberi pengalaman langsung dan mengaplikasikan siswa dalam pembelajaran