• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian tentang Membaca Permulaan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Penelitian yang relevan

2.2.2 Penelitian tentang Membaca Permulaan

Penelitian tentang membaca permulaan dilakukan oleh Sunarni (2014), Titik (2014), dan Wulan (2016). Sunarni (2014) meningkatkan keterampilan membaca permulaan melalui media animasi pada anak kelompok B1 TK KKLKMD Rukun, Bambanglipuro, Bantul. Peneliti menggunakan jenis penelitian penelitian tindak kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif yang dilakukan pada anak kelompok B1 TK KKLKMD Rukun, Bambanglipuro, Bantul. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca permulaan anak melalui media animasi. Pada kegiatan pratindakan sebesar 41%, meningkat pada siklus I menjadi 49%, dan meningkat pada Siklus II menjadi 86%. Adapun langkah-langkah pembelajaran adalah: 1) Anak mengamati dan mengenal media animasi dan alat yang digunkan; 2) Anak menonton media animasi dan mendengarkan

penjelasan guru secara klasikal; 3) Anak diberikan contoh pengucapan (anak mendengarkan kemudian menirukan); dan 4) Anak maju kedepan secara individu untukmenjalani rangkaian kegiatan dari melafalkan huruf, membaca huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata menjadi kata dengan media animasi sebagaimana yang telah dijelaskan guru.

Titik (2014) Peningkatan kemampuan membaca awal melalui penggunaan media papan flanel pada anak kelompok B di TK ABA Kalikotak, Sendangsari, Minggir, Sleman. Adapun jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindak kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif menggunakan modifikasi model Kemmis dan Mc. Taggart. Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B TK ABA Kalikotak. Adapun hasail dari penelitian ini adalah peningkatan persentase rata-rata kelas kemampuan membaca awal pada setiap siklusnya. Presentase rata-rata kelas kemampuan membaca awal pada saat Pratindak sebesar 47,22%, pada Siklus I menjadi 56,11%, pada Siklus Iimenjadi 67,5%, pada Siklus III menjadi 79,44%. Adapun keberhasilan tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru mempersiapkan media papan flanel beeserta item-itemnya: (2) anak memberikan contoh cara mengenal huruf dan kata, (3) memberikan contoh membaca gambar bertuliskan kalimat sederhana, (4) anak diberikan kesembatan melihat, meraba huruf-huruf dan melepas atau menempelitem-item, (5) guru lebih menenkankan pengenlan huruf yang masih sulit dikenali anak, (6) memberikan kesempatan lebih besar pada anak yang peningkatan kemampuan membaca awal masih sulit, anak lebih dibimbing dan dimotivasi.

2.2.3 Penelitian Tentang Pengembangan Alat Montessori untuk Membaca Permulaan

Wulan (2016) Mengembangkan alat peraga membaca dan menulis berbasis metode Montessori dan mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Penelitian ini dilaksanakan pada sampel yaitu siswa kelas I SD N Karangwuni I tahun ajaran 2015/2016. Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan yang dikembangkan dari alat peraga Montessori yaitu Large Movable Alphabet (LMA) memiliki beberapa komponen. Komponen alat peraga berupa kotak huruf, kartu suku kata, kartu diftong, kartu kata, kartu gambar, kartu garis, papan petunjuk penelitian huruf, dan papan tulis. Uji lapangan terbatas menunjukkan hasil bahwa perolehan nilai maksimal 4. Uji coba lapangan terbatass menunjukkan hasil bahwa perolehan nilai membaca dan menulis dalam posttest lebih tinggi daripada nilai pretest. Selisih rerata nilai membaca dalam pretest dan posttest sebesar 26,2. Sedangkan selisih nilai menulis dalam pretest dan posttest sebesar 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan dikembangkan dari alat peraga Montessori yang sudah ada, memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam membaca dan menulis.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, peneliti menemukan relevansi dari penelitian-penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan. Dari studi relevansi tersebut, terbukti bahwa alat peraga berbais metode Montessori mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tentang memaca dan menulis permulaan menunjukkan hasil bahwa pembelajaran membaca permulaan dapat

ditingkatkan berbagai metode dan pengembangan. Walaupun sudah ada yang melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan namun peneliti mencoba menawarkan penelitian yang mengembangkan alat perga untuk membaca permulaan berbasis metode Montessori dengan memodifikasi alat peraga dapat digunakan untuk anak yang memilki kebutuhan khusus dalam indera penglihatan. Adapun kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map pada gambar 2.1.

2.3 Kerangka Berfikir

Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dilakukan seseorang sejak dini. Keterampilan membaca permulaan ini dimasukkan dalam pelajaran di Sekolah Dasar. Di kelas rendah, membaca ini masuk dalam satu pembelajaran yang disebut membaca menulis permulaan (MMP). Pelajaran tersebut harus diberikan kepada siswa untuk melatih dan mendalami keterampilan membaca dan menulis. Sebab, membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang wajib dikuasai oleh siswa agar mampu menguasai keterampilan lainnya. Namun pada penelitian ini hanya terbatas pada keterampilan membaca permulaan saja.

Pada kenyataannya, tidak sedikit permasalahan yang muncul dalam pelajaran membaca permulaan. Oleh karena itu, sebagai sarana untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu metode yakni metode Montessori untuk membantu kebutuhan siswa dalam mengatasi permasalahan dalam membaca serta meningkatkan kemampuan membaca. Kekhasan dari metode ini adalah alat peraganya yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, corection, auto-education, dan kontekstual. Pembelajaran dengan alat peraga dalam metode ini memungkinkan siswa agar belajar secara mandiri tanpa bantuanorang lain dan menyenagkan.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan guna menjawab akan kebutuhan alat peraga di sekolah. Namun pada penelitian ini dibatasi pada pembelajaran membaca permulaan untuk mengenal dan merangkai suku kata, kata. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas I di SD N 1 Keputran. Jika alat peraga berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran membaca

permulaan, diharapkan siswa akan terbantu dalam menguasai dan mengembangkan keterapilan membaca permulaan.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan yang dilakukan di SD N 1 Keputran?

2. Bagimana langkah pengembangan alat peraga membaca permulaan berdasarkan metode alat perga Montessori?

3. Bagaimana hasil penilaian terhadap ciri alat peraga Montessori pada alat peraga membaca permulaan?

4. Bagaimana hasil ujicoba terbatas kepada siswa atas alat peraga yang dikembangkan?

33

Dokumen terkait