• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kartu suku kata untuk membaca permulaan berbasis metode Montessori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kartu suku kata untuk membaca permulaan berbasis metode Montessori"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i. KARTU SUKU KATA UNTUK MEMBACA PERMULAAN BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Yoshinta Woro Indriyani NIM: 131134141. PROGRAM STUDI PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv. iv.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v. v.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi. PERSEMBAHAN. Karya tulis sederhana ini peneliti persembahkan kepada:. 1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya 2. Kedua orang tuaku bapak Sukijan dan ibu Handayani, Kakak untuk doa yang terus mengalir 3. Para sahabat yaitu Frater Okto, Alfa, Candra, Nia, Grontil, Bayu, Lemon Squash, Nadia, Agnes, dan Erfindo yang telah memberi semangat. 4. Almamater Universitas Sanata Dharma.. Salam Hormat dan Bakti. vi.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v. MOTTO “ Memberikan kesempatan untuk membaca permulaan bagi anak usia dini merupakan kesempatan yang sangat berharga dan kesempatan emas bagi Bangsa Indonesia untuk bersaing di kancah dunia”. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, selayaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 12 Januari 2018 Peneliti. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Yoshinta Woro Indriyani. Nomor Mahasiswa. : 131134141. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: KARTU SUKU KATA UNTUK MEMBACA PERMULAAN BERBASIS METODE MONTESSORI Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal,12 Januari 2018. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii. ABSTRAK KARTU SUKU KATA UNTUK MEMBACA PERMULAAN BERBASIS METODE MONTESSORI. Yosinta Woro Indriyani 131134141 Universitas Sanata Dharma. Potensi pada penelitian ini berkaitan dengan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD N 1 Keputran. Masalah yang peneliti dapatkan, Saat peneliti memberi lima kata permulaan (babi, kaki, dadu, kuda, dan sapi) pada 22 siswa: ada satu siswa tidak dapat membaca semuanya dan ada dua siswa baru dapat membaca tiga kata (babi, sapi, dan kaki). Oleh karena itu peneliti terdorong membantu tiga siswa tersebut untuk dapat membaca permulaan dengan baik. Caranya dengan mengembangkan alat peraga kartu suku kata untuk membaca permulaan berbasis metode Montessori. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan model Borg dan Gall. Prosedur dalam penelitian ini melalui 5 tahap penelitian, yaitu (1) potensi dan masalahan,(2) penyusunan rencana, (3) pengembangan bentuk produk awal, (4) validasi produk dan (5) uji coba lapangan terbatas. Alat peraga terdiri dari huruf, suku kata, kartu kata, kartu gambar dan kata, benda miniatur. Validasi alat peraga oleh ketiga ahli menunjukkan kualitas baik dengan skor rata-rata 3,55 dari skor maksimal 4 sehingga layak diuji cobakan. Alat peraga kartu suku kata untuk membaca permulaan berbasis metode Montessori ini memiliki lima ciri alat peraga Montessori yang bersifat auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi dan kontekstual. Uji coba terbatas dilakukan pada tiga siswa kelas satu SD N 1 Keputran. Satu siswa dapat membaca tiga kata (babi, sapi, dan kaki) dengan benar. Dua siswa menjadi dapat membaca semua kata (babi, kaki, dadu, kuda, dan sapi) dengan benar. Jadi alat peraga kartu suku kata berbasis metode Montessori dapat membantu siswa yang belum bisa membaca permulaan menjadi dapat membaca permulaan. Kata Kunci: Penelitian dan Pengembangan, membaca permulaan, alat peraga membaca permulaan, Montessori.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix. ABSTRACT Yoshinta Woro Indriyani 131134141 Sanata Dharma University. The potential of this study is related to the ability to read the beginning of students in grade 1 SD N 1 Keputran. The problem the researchers got, When the researchers gave five preliminary words (pigs, legs, dice, horses, and cows) to 22 students: one student could not read them all and two new students could read three words (pigs, cows and legs ). Therefore researchers are encouraged to help the three students to be able to read the beginning well. How to develop syllabic card props to read the beginning of Montessori-based method. The researcher uses research and development designs by using model of Borg and Gall. The procedure through 5 steps, they are (1) potency and problem, (2) problem arranging, (3) the beginning form product development,(4) product validation, and (5) limited field trial. The results show aids syllable cards to read onset using Montessori method have some components. Aids components such as letter, syllable, word card, picture card, and words, miniature. Aids validation by the three experts prove good quality with average 3,55 from maximum score 4. A syllable aids that is used to read onset based on Montessori method which has 5 characteristics of Montessori aids they are that has a character of auto-education, auto-correctio, interesting, gradation, and contextual. A limited trial was conducted on three first graders of SD N 1 Keputran. One student can read three words (pig, cow, and leg) correctly. Two students became able to read all the words (pigs, feet, dice, horses, and cows) correctly. So the Montessori based syllabs can help students who can not read the beginning to be able to read the beginning. Keywords : Research and development, reading onset, reading onset aids, Montessori.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x. KATA PENGANTAR. Puji dan rasa syukur yang berlimpah peneliti haturkan ke hadirat Tuhan Yang maha belaskasih, atas berkat hidup, kesehatan yang telah diberikan kepada peneliti, sehingga sampai saat ini peneliti masih merasakan kasih dan kebaikan yang besar dari pada-Nya. Lebih dari itu peneliti juga bersyukur sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini tepat pada waktunya. Semuanya ini peneliti menyadari bahwa ada berbagai pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini dengan harapan untuk terus berjuang dalam mencapai cita-cita. Untuk itu semua, pada kesempatan yang penuh kegembiraan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.. Rohandi., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2.. Christiyanti Aprinastuti., S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 3.. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 4.. Dra. Ignatia Esti Sumrah, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu,. tenaga,. sumbangan pikiran untuk. memberikan. pengetahuan, kesabaran, memotivasi, untuk membimbing serta memberikan teladan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5.. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi, menyumbangkan pikiran untuk memberikan pengetahuan, kesabaran serta teladan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.. 6.. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh.. 7.. Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah menjadi wadah bagi peneliti untuk menimba ilmu.. 8.. Para Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah turut membimbing dan mengajarkan ilmu kepada peneliti.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xi. 9.. Kepala sekolah SD N 1 Keputran yang telah memberikan izin serta masukanmasukan kepada peneliti selama melakukan penelitian.. 10. Pakar pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah bersedia untuk menjadi validator pengembangan alat peraga berbasis metode Motessori. 11. Guru Para siswa Kelas I SD N 1 Keputran yang turut membantu peneliti untuk melakukan penelitian baik di kelas maupun di luar kelas. 12. Para guru SDN 1 Keputran yang turut mendukung peneliti selama melakukan penelitian. 13. Ibu dan bapak yang telah melahirkan, membesarkan, merawat dan selalu memanjatkan doa untuk peneliti. 14. Kakak dan adik yang memberikan penghiburan yang hangat kepada peneliti. 15. Teman-teman seangkatan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang juga telah menjadi rekan, teman dengan cara masing-masing dalam mendukung peneliti. 16. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih ada kekurangan dan keterbatasan, akan tetapi peneliti berharap skripsi dapat bermanfaat bagi pembaca.. Peneliti. Yoshinta Woro Indriyani.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xii. DAFTAR ISI. PENGESAHAN .................................................... Error! Bookmark not defined. PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi MOTTO........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................... vii ABSTRAK .................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1. 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 6. 1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 6. 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6. 1.5. Spesifikasi Produk yang Diharapkan .................................................... 8. BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 11 2.1. Kajian Pustaka................................................................................... 11. 2.1.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia................................................... 11. 2.1.1.1 Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran ................................. 11 2.1.1.2 Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar .......................................... 12 2.1.2. Membaca.................................................................................... 13. 2.1.2.1 Pengertian Membaca ............................................................... 13 2.1.3. Membaca Permulaan .................................................................. 14. 2.1.3.1 Pengajaran Membaca .............................................................. 14 2.1.3.2 Materi Pelajaran Membaca Permulaan ..................................... 15 2.1.4. Metode Pelajaran Membaca Permulaan ....................................... 16. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii. 2.1.4.1 Metode Pelajaran Membaca Permulaan .................................... 16 2.1.5. Teori Perkembangan Anak .......................................................... 17. 2.1.6. Pendidikan Montessori................................................................ 19. 2.1.6.1 Sejarah Montessori .................................................................. 19 2.1.6.2 Metode Montessori .................................................................... 21 2.1.7. Alat Peraga Montessori ............................................................... 22. 2.1.7.1 Hakikat Alat Peraga ................................................................ 23 2.1.7.2 Alat Peraga Berbasis Metode Montessori ................................. 23 2.2. Penelitian yang relevan ...................................................................... 26. 2.2.1. Penelitian tentang Alat Peraga Berbasis Metode Montessori......... 26. 2.2.2. Penelitian tentang Membaca Permulaan....................................... 27. BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 33 3.1. Jenis Penelitian .................................................................................. 33. 3.2. Setting penelitian ............................................................................... 34. 3.2.1. Subjek Penelitian ........................................................................ 34. 3.2.2. Objek Penelitian ......................................................................... 34. 3.2.3. Lokasi Penelitian ........................................................................ 34. 3.2.4. Waktu Penelitian ........................................................................ 34. 3.3. Rancangan Penelitian......................................................................... 35. 3.4. Prosedur Penelitian ............................................................................ 38. 3.4.1. Potensi dan Masalah ................................................................... 40. 3.4.2. Penyusunan rencana.................................................................... 41. 3.4.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk ........................................... 41. 3.4.4. Validasi Produk .......................................................................... 42. 3.4.5. Uji Coba Lapangan Terbatas ....................................................... 42. 3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43. 3.5.1. Observasi ................................................................................... 43. 3.5.2. Wawancara................................................................................. 44. 3.5.3. Kuesioner ................................................................................... 45. 3.6. Instrumen Penelitian .......................................................................... 46. 3.6.1. Pedoman Observasi .................................................................... 46. 3.6.1.1 Wawancara Guru Kelas I ......................................................... 47.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiv. 3.6.1.2 Wawancara Siswa Kelas I....................................................... 47 3.6.2. Kuesioner ................................................................................... 48. 3.6.2.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ................................................. 49 3.6.2.2 Kuesioner Validasi Produk ...................................................... 49 3.6.3. Kuesioner tanggapan mengenai alat peraga.................................. 51. 3.6.4. Soal Tes ..................................................................................... 52. 3.7. Triagulasi .......................................................................................... 52. 3.8. Teknik analisis data ........................................................................... 54. 3.8.1. Analisis Data Kualitatif ............................................................... 54. 3.8.2. Analisis Data Kuantitatif ............................................................. 55. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 56 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 56 4.1.1 Potensi dan Masalah......................................................................... 56 4.1.1.1 Identifikasi Masalah................................................................... 56 4.1.1.1.1 Observasi ............................................................................ 56 4.1.1.1.2 Wawancara ......................................................................... 59 4.1.1.2 Analisis Kebutuhan ................................................................... 64 4.1.1.2.1 Analisis Karakteristik Siswa ................................................ 64 4.1.1.2.2 Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori ..................... 65 4.1.1.2.3 Uji Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan .......................... 65 4.1.1.2.4 Data Analisis Kebutuhan Guru ............................................ 67 4.1.2 Penyusunan Rencana........................................................................ 70 4.1.2.1 Disain Alat Peraga ..................................................................... 70 4.1.2.2 Validasi Produk ......................................................................... 72 4.1.3. Uji Coba Produk ......................................................................... 74. 4.2 Pembahasan ........................................................................................... 81 4.2.1 Produk Akhir .................................................................................. 81 4.2.2 Kualitas Alat Peraga......................................................................... 83 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 86 5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 86. 5.2. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 87. 5.3. Saran................................................................................................. 88.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xv. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 92.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xv. DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Gambar Alat Peraga ....................................................................... 9 Gambar 2. 1 Literatur Map dari Penelitian yang Relevan .................................. 30 Gambar 3. 1 Tahapan Penelitian Sugiono ......................................................... 36 Gambar 3. 2 Prosedur Penelitian ...................................................................... 39 Gambar 3. 3 Trigulasi Teknik Pengumpulan Data............................................. 53 Gambar 3. 4 Trigulasi Sumber Data ................................................................. 53 Gambar 4. 1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ........................................... 63. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xvi. DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ................................... 46 Tabel 3. 2 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas I ....................................... 47 Tabel 3. 3 Rencana Wawancara Identifikasi Masalah dengan Siswa .................. 48 Tabel 3. 4 Rencana Wawancara Analisis Kebutuhan dengan Siswa ................... 48 Tabel 3. 5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ........................................... 49 Tabel 3. 6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk ................................................ 50 Tabel 3. 7 Kisi-kisi Kuesioner Tanggapan Untuk Guru Mengenai Alat Peraga .. 51 Tabel 3. 8 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ............................................ 55 Tabel 4. 1 Hasil Penilaian Pedoman Observasi oleh Ahli .................................. 57 Tabel 4. 2 Hasil Observasi Ketersediaan Alat Peraga danPembelajaran Membaca Permulaan di Kelas I ....................................................................................... 58 Tabel 4. 3 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ........................................ 59 Tabel 4. 4 Hasil Wawancara dengan Guru ........................................................ 61 Tabel 4. 5 Hasil Wawancara dengan Siswa....................................................... 62 Tabel 4. 6 Hasil Validasi Kuisioner Analisis Kebutuhan Guru Oleh Ahli .......... 65 Tabel 4. 7 Hasil Validasi Wawancara Analisis Kebutuhan Untuk Siswa ............ 66 Tabel 4. 8 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan dengan Siswa ........................ 66 Tabel 4. 9 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru .......... 67 Tabel 4. 10 Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Oleh Guru.............. 68 Tabel 4. 11 Hasil Penilaian Produk Oleh Ahli .................................................. 72 Tabel 4. 12 Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga ....................................... 74 Tabel 4. 13 Hasil Unjuk Kerja Siswa Sebelum Menggunakan Alat Peraga ........ 77 Tabel 4. 14 Hasil Unjuk Kerja Siswa Setelah Menggunakan Alat Peraga .......... 78 Tabel 4. 15 Peningkatan Hasil Unjuk Kerja Siswa ............................................ 79 Tabel 4. 16 Hasil Wawancara dengan Siswa ..................................................... 80. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xvii. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah ...................................................... 94 Lampiran 1. 1 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah, Guru dan Siswa .............................................................................................................. 94 Lampiran .1 2 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah ............................ 98 Lampiran 2 Lampiran 2Instrumen Analisis Kebutuhan ..................................107 Lampiran 2. 1 Lembar Vlidasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli..107 Lampiran 2. 2 Lembar Hasil Validasi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa...111 Lampiran Lampiran 2. 3 Lembar Hasil Pengisiaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Oleh Guru ......................................................................................................113 Lampiran 3 Validasi Kuisioner ......................................................................119 lampiran 3. 1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk ....................119 lampiran 3. 2 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Ahli Montesori ...................122 lampiran 3. 3 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Ahli Bahasa Indonesia .......129 lampiran 3. 4 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru Kelas I SD .................136 Lampiran 4 Hasil Observasi ........................................................................ 13939 lampiran 4. 1 Hasil Observasi Setelah Menggunakan Alat Peraga ................ 13939 Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian................................................................... 1400 Lampiran 5. 1 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ...................................... 140. Lampiran 6 Dokumentasi ............................................................................. 1411 Lampiran 7 Petunjuk Penggunaan Alat Peraga ............................................. 1422 Lampiran 8 Curriculum Vitae ....................................................................... 1512. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN. Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan dan definisi operasional. 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti ini, telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. pada bidang teknologi informasi dan komunikasi, selain itu dalam dunia pendidikan pun juga turut adanya kemajuan. Kemajuan pendidikan sangat dirasakan saat ini, berbagai metode, strategi pembelajaran dan alat peraga banyak bermunculan. Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia dan dirasakan penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasarkan pada tujuan yang telah ditentukan (Suparlan, 2009: 84). Semua kemajuan dalam bidang pendidikan tersebut menuntut dukungan dalam keterampilan membaca maka dari itu banyak orang tua saat ini yang sudah memberikan pengajaran anaknya dalam usia dini. Sedangkan membaca sendiri merupakan suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa (Tarigan, 1979: 8). Sebenarnya saat ini, membaca permulaan dapat diajarkan setelah anak masuk Sekolah Dasar sebagaimana kebijakan kurikulum Taman Kanak-kanak yang diterapkan pada saat ini. Tetapi orang tua pada saat ini banyak yang sudah menuntut anaknya agar bisa membaca pada usia dini, bahkan tidak sedikit orang tua yang sudah memberikan pendidikan diluar sekolah anaknya untuk belajar membaca.. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Membaca permulaan ini termuat dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang dimana memiliki ruang lingkup yang mencangkup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi empat aspek antara lain mendengarkan, berbicara, membaca itu sendiri dan menulis (BNSP, 2006: 318). Sebenarnya keempat aspek tersebut dilaksanakan secara terpadu. akan tetapi, pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 1 menekankan pada aspek peningkatan membaca dan menulis permulaan.Membaca permulaan merupakan sajian utama di awal-awal pembelajaran kelas 1 Sekolah Dasar. Pembelajaran membaca memiliki tujuan utama, adapun tujuan utama dari membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan (Tarigan, 1979: 9). Sedangkan membaca permulaan sendiri juga memiliki tujuan yaitu agar siswa memiliki pengetahuan dasar yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membaca bahasa Indonesia, dan diarahkan untuk memperkuat kemampuan berbahasa lisan siswa. Sedangkan menurut Solchan, 2008: 8.5 mengatakan bahwa tujuan dari membaca permulaan adalah untuk membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Penjabaran tujuan membaca permulaan di atas, kenyataan di lapangan terdapat masalah-masalah yang menghambat tercapainya tujuan tersebut. Menurut Slamet 2014: 107-108 menyebutkan permasalahan umum yang dihadapi anak dalam membaca antara lain, (1) kesulitan anak mengenali huruf; (2) membaca suara, kesulitannya pada (a) membaca kata demi kata, (b)pemarafrasean yang salah, (c) kesalahan mengucapkan, (d) penghilangan, (e) pengulangan,.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. (f) pembalikan, (g) penyisipan, (h) penggantian, dan (i) penggunaan gerak bibir, menggunakan jari telunju, dan menggerakkan kepala; dan (3) pemecah kode yang meliputi (a) kesulitan konsonan, (b) kesulitan vokal, (c) kesulitan kluster, diftong, disgraph, (d) kesulitan menganalisis struktur kata, dan (e) tidak mengenali kata dalam kalimat. Selain permasalahan yang diungkapkan diatas oleh Slamet 2014; 107 – 108 permasalahan dalam membaca ternyata terjadi di salah satu sekolah. Salah satu kasus permasalahan dalam membaca dialami oleh siswa kelas I SD N 1 Keputran. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan guru kelas I SD N 1 Keputran untuk mengetahui sejauh mana permasalahan dalam membaca yang dialami siswa. Dari hasil wawancara menunjukan data bahwa mayoritas siswa yang mengalami kesulitan dalam mengenal huruf dan membaca adalah siswa kelas I. Dari jumlah 22 siswa yang ada di kelas I, ada 3 siswa laki-laki yang masih kesulitan dalam hal mengenal kata dan membaca. Hal ini disebabkan oleh beberapa persoalan diantaranya karena tidak mengalami masa Taman KanakKanak (TK), dengan demikian siswa yang belum mengalami masa Taman KanakKanak (TK) ini belum mengenal huruf apalagi membaca. Selain itu juga ada yang dalam pengucapannya susah dan ada juga yang disebabkan malu dan malas karena merasa ketinggalan dengan teman yang lainnya yang menyebabkan rendahnya konsentrasi siswa ketika belajar mengenal huruf dan membaca. Permasalahan ini diperkuat saat peneliti kembali ke SD N 1 Keputran untuk melakukan observasi pada bulan Oktober 2016. Dari hasil obervasi permasalahan yang muncul antara lain adalah (1) Terdapat 1 siswa yang sudah mampu menghafal alfabet namun pada saat peneliti memberi 5 kata hanya dapat membaca 3 kata dengan benar, (2).

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. 1 bisa membaca 3 kata dari jumlah 5 kata yang diberikan peneliti, dan (3) 1 siswa hanya dapat membaca 1 kata yang diberikan oleh peneliti. Metode pelajaran yang sesuai untuk mengatasi permasalahan dalam membaca permulaan ini adalah metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Asyar (dalam Prastowo, 2015: 298) yang mengungkapkan bahwa alat peraga adalah media yang memiliki ciri dan atau bentuk dari konsep materi ajar yang digunakan untuk memperagakan materi tersebut sehingga materi pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa. Salah satu metode pembelajaran yang khas dengan penggunaan alat peraga adalah metode pembelajaran Montessori. Pembelajaran ini diciptakan oleh dokter Maria Montessori (1870-1952). Alat peraga dalam pembelajaran Montessori memiliki ciri-ciri yaitu 1) auto-education,2) auto-correction,3) menarik, 4)bergradasi dan 5) kontekstual.. Dalam penggunaan alat peraga tersebut, dapat memungkinkan terjadinya perkembangan sendiri (Montessori, 2002: 169-174). Alat peraga Montessori sangat cocok diberikan untuk siswa kelas I karena dalam alat peraga Montessori ini sangat kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu alat peraga Montessori merupakan sesuatu yang konkret bagi siswa sehingga sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget, anak usia 7-12 tahun (usia anak Sekolah Dasar) masuk dalam tahapan operasional konkret (Salkind, 2004: 326). Selama tahap ini, proses pemikiran diarahkan pada kejadian riil yang agak kompleks selama problem itu konkret dan tidak abstrak (Hergenhahn & Olson, 2008: 320)..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Selain kontekstual dan kongkrit alat peraga Montessori ini juga dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2016) mengenai alat peraga berbasis Montessori. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2016) menunjukkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan dapat membantu kesulitan belajar siswa dalam membaca dan menulis permulaan serta alat peraga sudah baik. Akan tetapi alat peraga wulan baru dalam pengenalan huruf. Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru SD N 1 Keputran guru kelas IA dan IB yang menggunakan metode suku kata untuk belajar membaca permulaan. Alat peraga Montessori ini tidak terdapat peraga suku kata untuk belajar membaca permulaan, akan tetapi di Indonesia dikenalkan metode suku kata untuk belajar membaca permulaan. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru kelas IA dan IB tentang cara mengajar membaca permulaan menyatakan bahwa prosesnya mulai dari mengenalkan huruf, kemudian mengenalkan suku kata hingga terbentuk dalam kata sampai nanti menjadi kalimat, paragraf. Berdasarkan. permasalahan. yang. muncul. peneliti. melakukan. pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk membaca permulaan. Khususnya media kartu suku kata yang dapat digunakan untuk melatih membaca permulaan. Alat peraga ini diharapkan juga dapat digunakan untuk anak yang berkebutuhan khusus dalam hal ini penglihatan, karena kartu suku kata ini memiliki permukaan yang timbul sehingga dapat dikenali melalui indera peraba. Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan Research and Development..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 1.2. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan dua rumusan masalah.. Rumusan masalah tersebut sebagai berikut. 1.. Bagaimana proses pengembangan alat peraga kartu suku kata berbasis metode montessori untuk membaca permulaan?. 2.. Bagaimana kualitas produk alat peraga kartu suku kata untuk menunjang membaca permulaan berbasis metode Montessori yang dikembangkan?. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan dalam pelaksanaanya. Tujuan tersebut. sebagai berikut. 1.. Memaparkan proses pengembangan alat peraga kartu suku kata berbasis metode Montessori untuk membaca permulaan.. 2.. Mendeskripsikan kualitas produk alat peraga kartu suku kata untuk menunjang membaca permulaan berbasis metode Montessori.. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk berbagai. pihak. Manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut. 1.. Manfaat Teoretis a.. Penelitian ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan bagi penelitian yang akan datang yang terkait dengan penelitian ini..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. b.. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan prestasi bahasa Indonesia (membaca permulaan) dengan penggunaan alat peraga suku kata berbasis metode Montessori.. 2.. Manfaat Praktis a.. Bagi peneliti 1) Memperoleh pengalaman langsung dalam melaksanakan mengajar anak yang kesulitan mengenal kata untuk bekal membaca permulaan sehingga akan menjadi bekal ketika kelak menjadi guru. 2) Penelitian ini memberikan pemikiran baru bagi mahasiswa bahwa alat peraga suku kata untuk siswasekolah dasar berbasis metode montessori dapaat dibuat dan dikembangkan di Indonesia dengan biaya yang lebih murah.. b.. Bagi siswa 1) Dapat meminimalkan kesulitan belajar mengenal kata, sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa. 2) Meningkatkan keterampilan membaca permulaan. 3) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang melatih panca indera secara maksimal, dan sesuai dengan kemampuan belajar setiap siswa. 4) Siswa mendapatkan pengalaman langsung dengan menggunakan alat peraga suku kata berbassis metode montessori..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. c.. Bagi guru 1) Dapat memberikan alternatif kepada guru dalam menggunakan media suku kata sebagai sarana untuk mengatasi masalah kesulitan mengenal kata untuk belajar membaca permulaan siswa bagi siswa berkesulitan belajar. 2) Dapat memberikan wawasan bagi guru dalam menyiapkan media suku kata. yang. berbasis. metode. montessori. yang. sesuai. dengan. kebutuhan/materi pelajaran bahasa Indonesia. 3) Guru dapat mengembangkan sendiri berbagai alat peraga yang lain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis metode Montessori.. 1.5. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang dikembangkan adalah alat peraga kartu suku kata untuk. menunjang membaca permulaan berbasis metode Montessori. Alat peraga ini terdiri dari kotak suku kata, kartu gambar, kartu suku kata, kartu bergambar, dan kartu gambar suku kata. Kotak suku kata terdiri dari 30 kotak kecil yang terdiri dari 26 kotak didalam kotak terdapat kartu suku kata dan 4 kotak lainnya adalah satu kotak untuk kartu bergambar, kartu suku kata berserta gambar dan dua lainya adalah kotak suku kata untuk memasangkan dengan kartu bergambar. Bahan pembuatan kotak ini adalah kayu Mdf begitu juga dengan kartu suku kata. Dalam media ini huruf vokal diberi warna merah sedangkan huruf konsonan diberi warna biru. Tata letak suku kata disusun berdasarkan urutan abjad dimana nantinya suku kata.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. tersebut berfungsi sebagai alat untuk menyusun kata benda berdasarkan kartu gambar yang sudah disediakan.. Gambar 1. 1 Gambar Alat Peraga. 1.6. Definisi Operasional. 1.. Metode Montessori adalah metode pembelajaran yang dikembangkan dengan mengutamakan pada kebebasan, kemandirian, untuk melatih indra dan pemikiran anak.. 2.. Alat peraga adalah suatu media yang digunakan untuk membantu siswa dalam pembelajaran agar lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan, media ini dapat mengambarkan konsep materi ajar yang diajarkan.. 3.. Alat peraga berbasis metode Montessori adalah suatu media yang menekankan pada indra-indra dan pemikiran anak dengan menggunakan prinsip yang ada dalam Montessori, didalam alat peraga ini memiliki karakteristik antara lain menarik, kontekstual, bergradasi (melibatkan beberapa indera yang dimiliki oleh anak), auto-correction (dapat digunakan oleh anak secara mandiri tanpa bantuan orang lain) dan auto-.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. education (adanya pengendali kesalahan yang berfungsi untuk mengetahui salah atau benar yang dikerjakan oleh anak). 4.. Suku kata adalah struktur yang terjadi dari beberapa huruf dimana ada huruf konsonan dan huruf vokal didalamnya.. 5.. Membaca permulaan adalah pembelajaran membaca tahap awal yang dilakukan dikelas menggunakan metode suku kata..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. BAB II LANDASAN TEORI. Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir. 2.1. Kajian Pustaka Subbab ini menguraikan beberapa teori pendukung penelitian. Teori-teori. tersebut di antaranya adalah Pembelajaran Bahasa Indonesia, Membaca, Membaca permulaan, Metode Pelajaran Membaca Permulaan, Pendidikan Montessori, dan Alat Peraga Montessori. 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Uraian dalam subbab ini terdiri dari Bahasa Indonesia sebagai Mata Pelajaran dan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut. 2.1.1.1 Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara yang berfungsi sebagai bahasa pemersatu, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lambang kebanggaan nasional, serta untuk kepentingan pemerintahan dan kenegaraan (Ngalimun, 2014: 4). Karena itu, pembelajaran bahasa di pendidikan Indonesia diajarkan kepada siswa melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu Pelajaran bahasa Indonesia ini adadi tingkat pendidikan SD - Sarjana. Pelajaran Bahasa Indonesia ini memiliki tujuan akhir agar siswa dapat terampil berbahasa yang tercermin dalam empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Mulyati, 2011: 1). Keempat keterampilan tersebut berjalan dengan terpadu selain itu juga keempat keterampilan tersebut merupakan ruang lingkup. 11.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan secara bertahap. Keterampilan mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif (Ngalimun, 2014: 5). Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan proses-proses berfikir yang mendasari bahasa. 2.1.1.2 Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pembelajaran. bahasa. tidak. lepas. dari. pendekatan pembelajaran.. Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Terdapat empat pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yakni pendekatan tujuan, pendekatan struktural, pendekatan komulatif, dan pendekatan terpadu. Pendekatan tujuan dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah bahasa atau tata bahasa. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pelajaran bahasa. Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam situasi formal maupun non formal, tiap-tiap aspek tidak berdiri sendiri melainkan bersama-sama dalam penggunaanya. Dengan kata lain, penggunaan bahasa dalam prakteknya komunikasi akan tampil secara terpadu (Slamet, 2014: 19-22). Dalam kenyataannya pembelajaran di sekolah dasar,untuk kelas 1 pembelajaran bahasa Indonesia lebih menekankan pada aspek peningkatan.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedangkan untuk kelas 3-6 menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan dan tertulis.. 2.1.2 Membaca Uraian dalam subbab ini terdiri dari pengertian membaca. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut. 2.1.2.1 Pengertian Membaca Menurut Hodgson (dalam Tarigan, 2008: 7) membaca merupakan proses yang digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang akan disampaikan peneliti melalui tulisan Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh peneliti melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik menurut Hodson (dalam Tarigan, 2008: 43-44). Katz (1997: xi) mengatakan bahwa kegiatan membaca merupakan langkah awal pendidikan bagi seorang anak. Membaca merupakan bagian dari penguasaan bahassa-bunyi yang dilukiskan dengan simbol-simbol. visual.. Membaca. merupakan pemakaian kata-kata kompleks di mana anak sudah menguasaina. Pada anak usia 5 tahun, seorang anak mungkin sudah memiliki sekitar 2000.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. perbendarahan kata. Belajar memakai kata-kata untuk meembentuk percakapan merupakan langkah pertama yang penting. Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri bahkan terkadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung kadang tersirat pada lambanglambang tertentu. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna baca (Tarigan 1979: 79). Berdasarkan pengertian-pengertian membaca diatas, maka dapat diartikan membaca merupakan suatu aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi dari aktivitas membaca tersebut.. 2.1.3 Membaca Permulaan Uraian dalam subbab ini terdiri dari pengajaran membaca dan materi pelajaran membaca permulaan. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut. 2.1.3.1 Pengajaran Membaca Pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran membaca yang didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangan apa yang telah dikuasai anak. Rubin (dalam Slamet 2014: 107) mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengajaran membaca yakni sabegai berikut, (1) peningkatan ucapan, (2) kesadaran fonemik (bunyi bahasa), (3) hubungan antara huruf-huruf merupakan prasyarat untuk membaca, (4) membedakan bunyi-bunyi merupakan hal penting dalam pemerolehan bahasa, khususnya membaca, (5) kemampuan mengingat, (6) membedakan huruf, (7) orientasi kekiri dan ke kanan, (8) keterampilan pemahaman, dan (9) penguasaan kosakata..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan ini akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca selanjutnya. Sebagai mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan benarbenar memerlukan perhatian guru. (Slamet, 2014: 24).. 2.1.3.2 Materi Pelajaran Membaca Permulaan Materi membaca permulaan di sekolah dasar terdapat di kurikulum dan silabus kelas I dan II. Dalam penelitian ini peneliti membatasi pada kelas I saja dikarenakan jumlah anak kelas satu yang bermasalah dalam membaca cukup banyak. Materi membaca permulaan untuk kelas I semester pertama dan kedua diuraikan oleh Slamet (2014: 24-27) sebagai berikut, 1. Kelas I Semester Pertama a.. Persiapan (pramembaca) Anak dikenalkan tentang sikap duduk yang baik, cara meletakan atau menempatkan buku di meja, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, dan memperhatikan gambar atau tulisan.. b.. Sesudah Pramembaca Anak dikenalkan tentang lafal atau ucapan kata (menirukan guru), intonasi kata dan intonasi kalimat (lagu kalimat sederhana), huruf-huruf yang sudah dikenal anak, dan kata-kata baru yang bermakna. Tahap pertama, anak dikenalkan secara bertahap dengan keempat belas huruf yaitu: 1) a, i, m dan n; 2) u,b, dan i; 3) e, t dan p; 4) o dan d; 5) k dan s..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 2.. Kelas I semester Kedua Materi pembelajaran membaca permulaan berikut adalah bacaan kurang lebih 10 kalimat (dibaca dengan lafal dan intonasi yang wajar), kalimatkalimat sederhana (untuk dipahami isinya), dan huruf kapital pada awal kata nama orang, Tuhan, agama, kitab suci.. 2.1.4 Metode Pelajaran Membaca Permulaan Uraian dalam subbab ini terdiri dari metode pelajaran membaca permulaan. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut. 2.1.4.1 Metode Pelajaran Membaca Permulaan Menurut Solchan (2008: 6.16-6.22) menguraikan enam metode dalam pembelajaran membaca permulaan. Keenam metode tersebut adalah metode SAS. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakaan 3 metode dari keenam metode tersebut yaitu metode eja, metode suku kata, dan metode kata. Berikut uraian dari ketiga metode yang digunakaan peneliti. 1.. Metode Eja Metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Huruf-Huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Setelah itu, siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenal. Misalnya: b, o, l, a menjadi b-o → bo { dibaca atau dieja/be-o → (bo) }.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 2.. Metode Suku Kata Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bo. suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaian menjadi kata-kata bermakna. Misalnya: cu-ci Kegiatan ini dapat melanjutkan dengan perangkaian kata menjadi kelompok kata sederhana. Contoh: cu-ci bo-la.. 3.. Metode Kata Metode ini disebut juga metode kata lembaga. Dalam pembelajarannya, diawali dengan mengenal kata tertentu kemudian diuraikan menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, perangkaian menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan dikembalikan ke bentuk asal sebagai kata lembaga (kata semula). Contoh: sapi → sa-pi→s-a-p-i→sa-pi→sapi Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa ada beragam metode membaca permulaan. Adapun dalam penelitian ini, akan dikembangkan metode membaca yang berdasarkan pada penggunaan metode suku kata yang dimulai dari penggenalan suku kata kemudian dirangkai menjadi kata sederhana.. 2.1.5 Teori Perkembangan Anak Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks, di dalamnya banyak mengandung dimensi. Oleh karena itu untuk dapat memahami beberapa konsep perkembangan perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. dalamnya, diantaranya : pertumbuhan, kematangan, dan perubahan (Desmita, 2007: 3). Menurut Reni Akbar Hawadi (dalam Desmita, 2007: 4), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari saat pembuahan dan akhir dengan kematian. Menurut Piaget ( dalam Dahar, 2011:136) setiap individu mengalami tingkatan-tingkatan perkembangan intelektual sebagai berikut. a. Sensori-motor (0-2 tahun) ada tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lain-lain. b. Tahap Praoperasi (2-7 tahun) Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Adanya penggunaan simbol,. seorang anak dapat mengungkapkan dan. membicarakan suatu hal yang sudah terjadi. c. Tahap Operasi Konkret (7-11 tahun) Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. d. Tahap Operasi Formal (11 tahun ke atas) Pada tahap ini, logika remaja mulai berkembang dan digunakan. Cara berpikir yang abstrak mulai dimengerti. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah proses perubahan yang terjadi pada anak yang berlangsung secara bertahap-tahap.. Dalam. penelitian ini,. alat. peraga yang. dikembangkan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. diperuntukkan untuk siswa yang berada pada peralihan tahap praoperasional ke operasi konkret. Maka dari itu, berdasarkan referensi di atas, alat peraga yang dikembangkan menggunakan objek untuk membantu anak dalam mengasosiasi sebuah simbol dan sudah mulai memasukkan aturan-aturan tertentu.. 2.1.6 Pendidikan Montessori Uraian dalam subbab ini terdiri dari Sejarah Montessori, Metode Montessori. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut. 2.1.6.1 Sejarah Montessori Perjalanan hidup Maria Montessori dimulai sejak kelahirannya pada tanggal 31 Agustus 1870 di Chiaravalle kota bukit dengan pemandangan Laut Adriatik, di provinsi Ancona di Italia Utara (Gutek, 2013:1). Ayah Montessori adalah Alesssandro Montessori seorang seorang tentara Italia, karena jasanya Alesandro diangkat menjadi karyawan kepausan dan bekerja di departemen keuangan sebagai akutan, tetapi beralih menjadi pengawas perusahaan garam dan temabakau. Saat menjalankan tugasnya sebagai inspektur bertemulah dengan Renilde Stoppani yang merupakan keturunan bangsawan. Renilde Stoppani adalah ibu Montessori. Renilde Stoppani seorang wanita bangsawan dengan pola hidup tradisional, tetapi tetap memberikan dukungan pada perjuangan wanita untuk meningkatkan derajatnya. Masa kecil Maria Montessori tetap di kota kelahirannya. Pada masa itu di daerah semenanjung Italia dikuasai oleh Perancis dan Australia,pada akhirnya terjalin persatuan di Italia serta berhasil terbebas dari Australia. Pada pertengahan 1870 Italia mengalami pemindahan kekuasaan tetapi kondisi di Italia belum.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. mengalami perubahan yang signifikan untuk menjadi negara yang lebih baik. Kondisi negara yang seperti itu tidak memberikan pengaruh banyak pada kehidupan Montessori. Montessori hidup dalam lingkungan keluarga yang terbuka, demokrasi, dan disiplin sehingga Montessori pun mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap masalah sosial di sekitarnya. Pada tahun 1900’s Maria Montessori bekerja di klinik psikiatri di Roma dengan menjadi direktur sekolah ortopredik yang mempersiapkan para guru untuk anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan. Sekolah pertama yang didirikan oleh Montossori adalah House of Children (Casa dei Bambini) di Via dei Marsi, Roma yang dibuka pada tanggal 6 Januari tahun 1907 lalu diikuti tahun 1908 membuka Casa Dei Bambini di Vai Solari, Milan (Magini, 2013: 103-111). Sekolah tersebut menerapkan metode khusus yang dirancang langsung oleh Montessori. Metode pendidikan yang diterapkan oleh Montessori terinspirasi dari penemuan Edward Séguin (1812-1881) dan Jean Marc Gaspard Itard (1775-1838) tentang keberhasilannya membimbing anak-anak berkebutuhan khusus secara mental maupun fisik. Pada akhirnya Montessori mengundurkan dari sebagai dosen di Universitas Roma dan meninggalkan praktik sebagai dokter untuk fokus pada dunia pendidikan. Pada tahun 1911, pendekatan Montessori sudah banyak dipakai di sekolahan-sekolahan di Inggris, Argentina, dan di sekolah dasar di Italia dan Swiss (Magini, 2013: 103-111). Sebelum Pada tanggal 6 Mei 1952 Maria Montessori meninggal dunia di Noordwijkaan Zee, Belanda Montessori memulai menyelenggarakan kursus pelatihan dan kongres Montessori di beberapa negara seperti Eropa. Maria montesori mengabdikan pada pendidikan (Magini, 2013: 103-111)..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 2.1.6.2 Metode Montessori Berawal dari Casa dei Bambini atau rumah anak-anak yang didirikan oleh Montessori pada 6 Januari 1907, dimana Montessori juga seorang dokter mulai mempelajari berbagai tingkah laku anak. Dari situlah Montessori melakukan observasi langsung, ia melihat kecendurungan dan kebiasaan anak yang padaakhirnya menjadi dasar bagi metode Montessori. Di rumah anak-anak ia meletakkan berbagai jenis mainan dan beberapa alat didaktis dari Itard dan Seguin yang telah ia modifikasi (Magini, 2013: 43-46). Berdasarkan pada alat peraga yang digunakan Itard dan Seguin, Montessori telah mengembangkan dan mengujicobakan pada anak-anak normal di distrik kumuh di daerah Roma sebelum ia mendirikan Casa dei Bambini (Montessori, 2002: 32). Pada percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa anak-anak tunagrahita dapat belajar dengan baik. Karena kesibukan Montessori sebagai pengajar, dokter, maupun pembantu dalam penelitian, Montessori hanya bisa mengunjungi Casa dei Bambini seminggu sekali. Setiap kunjungannya Montessori selalu melakukan observasi terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan anak. Ia menemukan bahwa konsentrasi, kebebasan, kemandirian, rasa hormat dan menghargai, adalah hal dasar yang harus diciptakan di sekitar lingkungan belajar anak (Magini, 2013: 49-54). Montessori mulai mengembangkan rumah anak dengan menambah berbagai alat peraga yang didesainnya sendiri, mengatur ulang lingkungan belajar agar lebih relevan dengan kebutuhan anak, dan membuka jelas eksperimental lainnya. Beberapa bulan berjalan, hasil eksperimen Montessori melalui menunjukkan hasil. Anak-anak terlihat lebih mandiri, teratur, ramah, dan aktif sehingga orang tua mereka bangga karena kebiasaan tersebut tidak hanya berlangsung di rumah anak-anak tersebut menarik berbagai pihak untukdatang.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. melihat aktivitas belajar sehingga mampu menjunjung popularitas Casa dei Bambini (Magini, 2013: 56). Melalui kegiatan belajar, Montessori menggunakan konsentrasi sebagai indikasi bahwa anak telah benar-benar belajar. Selain konsentrasi, kebebasan adalah hak mutlak yang harus dimiliki anak. Kebebasan memberikan kepercayaan pada anak untuk melakukan segala sesuatu, sehingga rasa enggan dan takut telah terhindar. Melalui kebebasan juga anak disiapkan untuk dapat menerima konsep baru kapanun tanpa terkait situasi dan kondisi. Tentunya sebebas-bebasnya anak dalam belajar tetaplah ada pengontrolnya. Kelas Montessori benar-benar diatur untuk mempelajari sumua hal, baik itu matematika, bahasa, seni, dan sebagainya. Belajar di suatu lingkungan kelas yang dihuni banyak anak dengan hanya satu atau dua direktris, menuntut anak untuk memiliki sikap mandiri atas kebebasan yang diberikan kepadanya. Prinsip kemandirian ini memiliki peran yang besar dalam pembelajaran berbasis individu. Dengan atau tanpa pendidik, anak mampu mengontrol diri dan memahami apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan ketika berada pada situasi kelas Montessori. Pendidik harus memberikan kebebasan pada anak untuk membentuk kemandirian dengan tidak memberikan interventasi. yang. terlalu. dalam. pada. aktivitas. belajarnya. (Montessori, 2002: 95-101).. 2.1.7 Alat Peraga Montessori Uraian dalam subbab alat peraga Montessori menguraikan pengertian alat peraga, fungsi alat peraga, kriteria alat peraga dan alat perga berbasis metode Montessori. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 2.1.7.1 Hakikat Alat Peraga Alat merupakan benda yang digunakan untuk mengerjakan suatu hal,sedangkan alat peraga adalah alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti oleh siswa (KBBI, 1991: 24). Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran. Segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan (Arsyad, 2014: 9). Fungsi alat peraga untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar (Sudono, 2010: 14). Sedangkan menurut Prastowo (2015: 295) alat peraga digunakan antara lain untuk: pertama, membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, kedua, mengilustrasikan. dan. memantabkan. pesan. dan. informasi,. dan. ketiga,. menghilangkan ketegangan dan hambatan dan rasa malas siswa. Melalui pengertian diatas dapat diartikan bahwa alat peraga adalah alat yang yang digunakan untuk membantu siswa dalam pembelajaran agar siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan. 2.1.7.2 Alat Peraga Berbasis Metode Montessori Alat peraga Montessori memiliki ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, autoeducation, auto-correction, dan kontekstual. Secara lebih rinci karakteristik alat peraga Montessori sebagai berikut,.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 1). Menarik Alat peraga Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa karena anak belajar sesuatu melalui panca indera. Pertama jika melihat warna, diamati menggunakan indera penglihatan anak warna dari alat peraga sangat cerah, kedua mengaktifkan sensorial anak ketika menyentuh dan meraba alat peraga menggunakan indera peraba, ketiga mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh alat. peraga. menggunakan. indera. pendengaran. (Montessori, 2022: 174). 2). Bergradasi Alat peraga Montessori mempunyai ciri bergradasi. Dilihat dari segi fisik alat peraga Montessori, gradasi yang dimaksud ialah gradasi warna, kekerasan, berat, dan rangsangan-rangsangan yang akan dimunculkan oleh anak. Alat peraga bergradasi ini melibatkan panca indera anak. Oleh karena itu, alat peraga dibuat agar anak terlatih panca inderanya, dan dapat digunakan juga untuk berbagai macam usia dan berbagai macam konsep (Gutek, 2013: 234-240). 3). Ciri yang ketiga adalah auto-correction. Alat peraga Montessori mempunyai pengendali kesalahan pada alat peraga itu sendiri, jadi apabila anak menggunakan alat peraga montessori ini tanpa ada pengawasan dari guru ia dapat mengetahui benar atau salah. Control of error adalah sebutan dari pengendali kesalahan yang ada pada setiap alat peraga Montessori (Montessori, 2002: 83)..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 4). Auto-education Ciri yang keempat dari alat peraga Montessori ini adalah auto-education. Tujuan. dari. penggunaan. alat. peraga. Montessori. adalah. untuk. memunculkan pembelajaran sendiri. Guru atau Direktris (sebutan guru di sekolah Montessori) tidak perlu ikut campur, cukup mengamati dan memberikan kebebasan untuk anak bekerja (Montessori, 2002: 172-173). 5). Ciri yang kelima adalah kontekstual Penelitian yang dilakukan oleh Montessori untuk menemukan metode Montessori sekarang ini dilakukan dengan merancang alat peraga dan lingkungan belajar yangg disesuaikan dengan lingkungan anak di mana ia tinggal untuk mendapatkan konteks yang sesuai melalui observasi pada anak (Lillard, 2005: 32). Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa konteks lingkungan yang sudah akrab dengan siswa dapat menjadi sumber belajar yang disediakan banyak pengetahuan dan kesempatan belajar bagi anak. Dengan hal tersebut pembuatan alat peraga dalam penelitian ini memanfaatkan benda-benda di lingkungan sekitar sesuai dengan penelitian terdahulu Montessori yang melaksanakan hal tersebut sehingga diperoleh konteks yang sesuai dengan siswa.. Berdasarkan uraian diatas, alat peraga berbasis metode Montessori ialah alat peraga yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation, dan kontekstual. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan lat peraga yang sudah ada dengan membuat beberapa modifikasi. Alat peraga yang dikembangkan menarik, berwarna, cara penggunaannya menyenagkan, dan dapat.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. pulla dikembangkan dengan berbagai macam permainan.alat peraga bergradasi karena dapat digunakan oleh berbagai usia. Terdapat pengendali kesalahan dimana siswa dapat menemukan dan memperbaiki kesahan itu sendiri (autocorrection). Sehingga memungkinkan timbulnya pembelajaran sendiri tanpa didampingi oleh guru (auto-education). Benda yang disebuutkan dalam alat peraga ini dapat ditemukan di sekitar anak. Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti adalah alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori.. 2.2. Penelitian yang relevan Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian yang. relevan.Peneliti membahas penelitian yang relevan dengan metode Montessori dan penelitian yang relevan dengan membaca permulaan. Berikut penjabaran dari penelitian tersebut. 2.2.1 Penelitian tentang Alat Peraga Berbasis Metode Montessori Penelitian tentang alat peraga berbasis metode Montessori dilakukan oleh Danik (2014), dan Hadrianus (2015). Danik (2014) mengembangkan alat peraga matematika untuk materi sudut berbasis metode Montessori. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk melatih siswa dalam mengidentifikasi besar dan jenis sudut pada siswa kelas III semester genap (1) memiliki lima ciri yaitu auto education, menarik, bergradasi, auto correction, dan kontekstual; (2) memiliki kualitas “sangat baik” (3) berdampak pada meningkatnya kepercayaan diri siswa dan hasil belajar melalui peningkatan pretest ke posttest sebesar 56,18%..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Hadrianus (2015) mengembangkan alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis metode montessori. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga papan perkalian memiliki lima ciri, antara lain, menarik bagi siswa, bergradasi, memiliki pengendalian kesalaahan dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa.Kualitas alat peraga papan perkalian ditunjukan dengan perolehan skor validasi 3,73 dalam kategori “sangat baik”. Terdapat perbedaan nilai ketika uji coba terbatas, skor pretest menunjukkan rerata 58,21 sedangkan posttest menunjukkan rerata 97,82. Oleh sebab, itudapat disimpulkan bahwa alat peraga papan perkalian sudah layak digunkan dan dapat melalui tahap uji coba yang lebih luas.. 2.2.2 Penelitian tentang Membaca Permulaan Penelitian tentang membaca permulaan dilakukan oleh Sunarni (2014), Titik (2014), dan Wulan (2016). Sunarni (2014) meningkatkan keterampilan membaca permulaan melalui media animasi pada anak kelompok B1 TK KKLKMD Rukun, Bambanglipuro, Bantul. Peneliti menggunakan jenis penelitian penelitian tindak kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif yang dilakukan pada anak kelompok B1 TK KKLKMD Rukun, Bambanglipuro, Bantul. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca permulaan anak melalui media animasi. Pada kegiatan pratindakan sebesar 41%, meningkat pada siklus I menjadi 49%, dan meningkat pada Siklus II menjadi 86%. Adapun langkahlangkah pembelajaran adalah: 1) Anak mengamati dan mengenal media animasi dan alat yang digunkan; 2) Anak menonton media animasi dan mendengarkan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. penjelasan guru secara klasikal; 3) Anak diberikan contoh pengucapan (anak mendengarkan kemudian menirukan); dan 4) Anak maju kedepan secara individu untukmenjalani rangkaian kegiatan dari melafalkan huruf, membaca huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata menjadi kata dengan media animasi sebagaimana yang telah dijelaskan guru. Titik (2014) Peningkatan kemampuan membaca awal melalui penggunaan media papan flanel pada anak kelompok B di TK ABA Kalikotak, Sendangsari, Minggir, Sleman. Adapun jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindak kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif menggunakan modifikasi model Kemmis dan Mc. Taggart. Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B TK ABA Kalikotak. Adapun hasail dari penelitian ini adalah peningkatan persentase rata-rata kelas kemampuan membaca awal pada setiap siklusnya. Presentase rata-rata kelas kemampuan membaca awal pada saat Pratindak sebesar 47,22%, pada Siklus I menjadi 56,11%, pada Siklus Iimenjadi 67,5%, pada Siklus III menjadi 79,44%. Adapun keberhasilan tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru mempersiapkan media papan flanel beeserta item-itemnya: (2) anak memberikan contoh cara mengenal huruf dan kata, (3) memberikan contoh membaca gambar bertuliskan kalimat sederhana, (4) anak diberikan kesembatan melihat, meraba huruf-huruf dan melepas atau menempelitem-item, (5) guru lebih menenkankan pengenlan huruf yang masih sulit dikenali anak, (6) memberikan kesempatan lebih besar pada anak yang peningkatan kemampuan membaca awal masih sulit, anak lebih dibimbing dan dimotivasi..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 2.2.3 Penelitian Tentang Pengembangan Alat Montessori untuk Membaca Permulaan Wulan (2016) Mengembangkan alat peraga membaca dan menulis berbasis metode Montessori dan mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Penelitian ini dilaksanakan pada sampel yaitu siswa kelas I SD N Karangwuni I tahun ajaran 2015/2016. Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan yang dikembangkan dari alat peraga Montessori yaitu Large Movable Alphabet (LMA) memiliki beberapa komponen. Komponen alat peraga berupa kotak huruf, kartu suku kata, kartu diftong, kartu kata, kartu gambar, kartu garis, papan petunjuk penelitian huruf, dan papan tulis. Uji lapangan terbatas menunjukkan hasil bahwa perolehan nilai maksimal 4. Uji coba lapangan terbatass menunjukkan hasil bahwa perolehan nilai membaca dan menulis dalam posttest lebih tinggi daripada nilai pretest. Selisih rerata nilai membaca dalam pretest dan posttest sebesar 26,2. Sedangkan selisih nilai menulis dalam pretest dan posttest sebesar 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan dikembangkan dari alat peraga Montessori yang sudah ada, memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam membaca dan menulis. Berdasarkan beberapa penelitian di atas, peneliti menemukan relevansi dari penelitian-penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan. Dari studi relevansi tersebut, terbukti bahwa alat peraga berbais metode Montessori mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tentang memaca dan menulis permulaan menunjukkan hasil bahwa pembelajaran membaca permulaan dapat.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. ditingkatkan berbagai metode dan pengembangan. Walaupun sudah ada yang melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan namun peneliti mencoba menawarkan penelitian yang mengembangkan alat perga untuk membaca permulaan berbasis metode Montessori dengan memodifikasi alat peraga dapat digunakan untuk anak yang memilki kebutuhan khusus dalam indera penglihatan. Adapun kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map pada gambar 2.1.. Gambar 2. 1 Literatur Map dari Penelitian yang Relevan.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 2.3. Kerangka Berfikir Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dilakukan seseorang. sejak dini. Keterampilan membaca permulaan ini dimasukkan dalam pelajaran di Sekolah Dasar. Di kelas rendah, membaca ini masuk dalam satu pembelajaran yang disebut membaca menulis permulaan (MMP). Pelajaran tersebut harus diberikan kepada siswa untuk melatih dan mendalami keterampilan membaca dan menulis. Sebab, membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang wajib dikuasai oleh siswa agar mampu menguasai keterampilan lainnya. Namun pada penelitian ini hanya terbatas pada keterampilan membaca permulaan saja. Pada kenyataannya, tidak sedikit permasalahan yang muncul dalam pelajaran membaca permulaan. Oleh karena itu, sebagai sarana untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu metode yakni metode Montessori untuk membantu kebutuhan siswa dalam mengatasi permasalahan dalam membaca serta meningkatkan kemampuan membaca. Kekhasan dari metode ini adalah alat peraganya yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-corection, autoeducation, dan kontekstual. Pembelajaran dengan alat peraga dalam metode ini memungkinkan siswa agar belajar secara mandiri tanpa bantuanorang lain dan menyenagkan. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan guna menjawab akan kebutuhan alat peraga di sekolah. Namun pada penelitian ini dibatasi pada pembelajaran membaca permulaan untuk mengenal dan merangkai suku kata, kata. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas I di SD N 1 Keputran. Jika alat peraga berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran membaca.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. permulaan,. diharapkan. siswa. akan. terbantu. dalam. menguasai. dan. mengembangkan keterapilan membaca permulaan.. 2.4. Pertanyaan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian adalah. sebagai berikut: 1.. Bagaimana hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan yang dilakukan di SD N 1 Keputran?. 2.. Bagimana langkah pengembangan alat peraga membaca permulaan berdasarkan metode alat perga Montessori?. 3.. Bagaimana hasil penilaian terhadap ciri alat peraga Montessori pada alat peraga membaca permulaan?. 4.. Bagaimana hasil ujicoba terbatas kepada siswa atas alat peraga yang dikembangkan?.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. BAB III METODE PENELITIAN. Urian bab ini berisi (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) rancangan penelitian, (4) prosedur penelitian, (5) instrumen penelitian, (6) teknik pengumpulan data, dan (7) teknik analisis data. 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan. pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan atau reseach and development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Trianto, 2010: 206). Borg & Gall (dalam Setyosari, 2010: 194) mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dua model yaitu langkah pengembangan Borg & Gall (dalam Setyosari, 2010: 204-207) dan langkah pengembangan Sugiyono (2010: 409-426). Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan pada siswa kelas I untuk mengetahui perkembangan yang dialami siswa dengan menggunakan alat peraga tersebut. Hasil penelitian ini berupa media membaca permulaan berbasis metode Montessori.. 33.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 3.2. Setting penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah tiga siswa kelas satu SD N 1 Keputran, Kemalang, Klaten semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.. 3.2.2 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah alat peraga kartu suku kata berbasis metode Montessori. Alat peraga ini dirancang untuk membantu siswa melatih kemampuan mengenal suku kata untuk membaca permulaan yang dikembangkan melalui alat peraga yaitu kemampuan membaca suku kata. Alat peraga ini terbuat dari kayu pinus yang dibagi menjadi 30 kotak kecil. Kotak-kotak kecil tersebut berisi kartu huruf-huruf abjad a-z dan kartu suku kata yang dibuat dari MDF. Alat peraga tersebut digunakan untuk berlatih membaca permulaan.. 3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD N 1 Keputran dengan alamat Keputran, Kemalang, Klaten. Peneliti memilih sekolah ini karena lokasinya mudah dijangkau oleh peneliti. Selain itu, siswa yang diteliti tempat tinggalnya berdekatan dengan peneliti. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari 2017 sampai bulan April 2017. Selama waktu kurang lebih 2-3 bulan ini, sudah termasuk analisis kebutuhan siswa dan guru, validasi produk oleh guru kelas 1 dan uji produk oleh siswa..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 3.3. Rancangan Penelitian Penelitian dan pengembangan ini mengadaptasi pada model penelitian dan. pengembangan dari Borg dan Gall. Borg dan Gall (dalam Tegeh, Jampel, & Pudjawan, 2014: 7) mengemukakan langkah umum dalam siklus R&D. Langkah tersebut yaitu 1) Penelitian dan pengumpulan informasi, 2) Perencanaan, 3) Mengembangkan bentuk pendahuluan produk, 4) Uji lapangan persiapan, 5) Revisi produk utama, 6) Uji lapangan utama, 7) Pelaksanaan revisi produk, 8) Uji lapangan operasional, 9) Revisi produk akhir, dan 10) Penyebaran dan pengimplementasian. Sugiyono (2015: 35-36) menguraikan secara singkat setiap langkah penelitian dari Borg dan Gall sebagai berikut.1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi disain, 5) revisi disain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, 10) produksi massal. Langkah penelitian menurut Sugiyono dapat dilihat pada gambar 3.1..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Gambar 3. 1 Tahapan Penelitian Sugiono. Sugiyono menjelaskan bahwa tahap pertama dilakukan analisis potensi atau masalah yang ada. Analisis ini harus ditunjukkan dengan data empirik sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Setelah ditemukan sebuah masalah atau potensi maka selanjutnya harus mengumpulkan informasi lebih banyak lagi terkait dengan masalah atau potensi yang telah ditetapkan.Informasi yang diperoleh dipaparkan secara faktual, dapat dilakukan perencanaan produk yang akan dikembangkan. Tahapan berikutnya adalah desain produk. Produk yang dihasilkan dalam R&D bermacam-macam dapat dalam bentuk bagan atau gambar dengan spesifikasi setiap bagian sehingga desain produk yang dihasilkan jelas. Setelah desain produk diperoleh, tahap berikutnya adalah validasi desain. Validasi desain ini dilakukan oleh ahli untuk mengetahui kelemahan dan kekuatannya. Kelemahan yang diketahui diperbaiki pada langkah revisi desain. langkah.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. selanjutnya adalah membuat produk berdasarkan hasil revisi disain yang kemudian akan diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Setelah uji coba terbatas, dilakukan revisi kembali untuk memperbaiki kelemahan produk selama diujicobakan. Selanjutnya, produk tersebut diujicobakan pada kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Apabila dalam pemakaian terjadi kekurangan dan kelemahan, produk sebaiknya direvisi kembali. Setelah melalui proses penyempurnaan, langkah terakir adalah pembuatan produk masal (Sugiono, 2012: 298-311). Pengembangan alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori ini peneliti mengadaptasi dan memodifikasi model penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall (dalam Tegeh, Jampel, & Pudjawan, 2014: 7) dan Model Sugiyono (2012: 298 -311). Apabila peneliti menggunakan kesepuluh langkah, penelitian ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada ujicoba lapangan terbatas dan menghasilkan alat peraga yang telah divalidasi. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi oleh peneliti berupa potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Penelitian dan pengembangan dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan analisis kebutuhan siswa dan guru. Selanjutnya peneliti membuat instrumen penelitian pada tahap perencanaan. Kemudian peneliti membuat desain produk dan membuat produk yang sesuai dengan lima ciri alat peraga Montessori. Setelah produk selesai, produk tersebut divalidasi oleh ahli bidang Montessori dan ahli bidang bahasa. Produk kemudian diujicobakan pada sekelompok siswa secara terbatas. Kelima tahap penelitian tersebut disajikan dalam prosedur penelitian pada gambar 3.2..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. 3.4. Prosedur Penelitian Berikut adalah kelima tahap penelitian, dimulai dengan mengetahui. potensi masalah, penyusunan rencana agar penelitian dapat rinci dan testruktur, pengembangan bentuk awal produk, uji coba lapangan terbatas, dan validasi produk. Tahap penelitian disajikan pada bagan 3.2 berikut,.

Gambar

Gambar 1. 1 Gambar Alat Peraga
Gambar 2. 1 Literatur Map dari Penelitian yang Relevan
Gambar 3. 1 Tahapan Penelitian Sugiono
Gambar 3. 2 Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan faktor kebutuhan eksternal diwakili oleh variabel kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri yang mampu menjelaskan

Pada hasil perilaku pergerakan NPC dengan algoritma fuzzy type-1 dengan tiga variabel input dan empat himpunan yaitu variabel kesehatan baik, sedang, buruk, sangat buruk,

Permasalahan pedagang kaki lima di Sentra PKL Jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto pasca relokasi adalah permasalahan pemasaran, permodalan, sarana dan prasarana dalam

Berdasarkan Wawancara dengan Staff Program BKBL PT PLN (Persero) Tbk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau cabang Pekanbaru menyatakan Upaya untuk mengatasi hambatan

Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang- orang sehat (petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas orang sehat (petugas dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Untuk menguji keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap. nilai perusahaan.

dengan mempedomani Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar Bagi