• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.3 Uji Coba Produk

Prosedur kelima dalam penelitian dan pengembangan ini adalah uji coba produk. Uji coba produk ini dilakukan secara terbatas. Uji coba produk dilakukan pada tiga siswa-siswa SD N 1 Keputran yang terdiri satu siswa perempuan dan dua siswa laki-laki. Ketiga siswa-siswa tersebut dipilih berdasarkan saran dari guru dan observasi yang dilakukan peneliti. Selama uji coba produk, peneliti melakukan observasi pada siswa terhadap penggunaan alat peraga. Pedoman observasi penggunaan alat peraga dapat dilihat pada tabel dibawah ini,

Tabel 4. 12 Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga

Hal yang diamati Siswa

DV

Siswa RY

Siswa HS Membawa alat peraga dengan benar

Menggunakan alas

Mengetahui huruf a-z

Meletakkan kartu kata dibawah kartu gambar

benda x

Menggunakan kartu pengendali kesalahan dengan benar

Meletakkan kartu pada wadahnya x

Menyimpan alat peraga pada wadah penyimpanan

Berdasarkan tabel observasi penggunaan alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori di atas dapat diketahui bahwa, semua siswa dapat menggunakan alat peraga. Semua siswa dapat membawa alat peraga dengan benar sesuai dengan cara membawa alat peraga Montessori dengan temannya. Semua siswa menggunakan alas berupa kain hitam yang dibentangkan di atas lantai.

Siswa pertama bernama DV. Ketika DV melihat alat peraga langsung berkata “Hore, apa itu bu guru”. Saat melakukan uji coba, DV melakukannya dengan penuh konsentrasi dan paling aktif bertanya. Meskipun ada beberapa gangguan dari temannya yang berada dalam satu ruangan yang sama, namun DV tetap melanjutkan pekerjaanya. Pada latihan pertama, DV berhasil memasangkan benda, kartu bergambar dan kartu suku kata. DV terlihat senang dan puas. Pada saat mengembalikan komponen alat peraga dalam kotak, DV dapat melakukannya dengan baik.

Siswa kedua bernama RY. Pada saat peneliti memperkenalkan alat peraga, RY merasa penasaran dengan alat peraga. Ketika giliran RY untuk menggunakan alat peraga RY merasa gugup karena mendapat gangguan dari teman-temannya. Ketika pertama memperkenalkan kartu huruf a-z dia tidak begitu ragu karena memang RY tidak menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak. Setelah berhasil dengan kartu huruf RY melanjutkan dengan memasangkan benda miniatur, kartu gambar dan kartu suku kata RY belum berhasil memasangkan semua dengan benar. Saat menggunakan kartu pengendali kesalahan untuk memeriksa jawabannya RY dapat menemukan bahwa dirinya salah dalam memasangkan. RY dapat menemukan bahwa dirinya salah dalam meletakkan kata “babi” di bawah kartu gambar “sapi”. Dengan begitu RY langsung mencari kartu kata “sapi” kemudian meletakkannya dibawah kartu gambar “sapi”. Karena masih ada kesalahan maka RY mendapatkan kesempatan untuk menggulang, kembali RY belum dapat memasangkan kartu gambar, kartu suku kata.

Siswa ketiga bernama HS. Ketika peneliti memperkenalkan alat peraga, siswa HS langsung bertanya, “kotak apa itu bu?” kemudian peneliti menjelaskan alat peraga kemudian membuka kotak tersebut dan memperkenalkan komponen-komponen alat peraga. HS begitu antusias dan memperhatikan alat peraga. HS memulai latihan menggunakan alat peraga pada penggunaan ini HS berhasil menyeselaikan dan memasangkan benda miniatur, kartu gambar dan kartu sukukata dengan tepat. HS terlihat bahagia ketika berhasil dengan sempurna menyelesaikan latihan pertama. Namun pada saat penggunaan kartu pengendali kesalahan dia nampak ragu dan sering melihat ke peneliti. Setelah selesai

menggunakan alat peraga, HS menyimpan komponen alat peraga pada wadahnya masing-masing.

Berdasarkan hasil uji coba produk pada ketiga siswa dapat diketahui bahwa, alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori disukai oleh anak dan dapat menarik perhatian siswa. Dengan demikian alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam latihan membaca permulaan dikelas I.

Selain melakukan observasi terhadapap penggunaan alat peraga, peneliti juga melakukan observasi terhadap kemampuan siswa dalam membaca membaca kata. Observasi kemampuan siswa dalam membaca dilakukan dua kali yaitu sebelum siswa menggunakan alat peraga dan setelah siswa menggunakan alat peraga. Hasil observasi peneliti terhadap kemampuan siswa dalam membaca kata sebelum menggunakan alat peraga sebagai berikut,

Tabel 4. 13 Hasil Unjuk Kerja Siswa Sebelum Menggunakan Alat Peraga

Kalimat Siswa DV RY HS Kuda X X Babi X X Sapi Dadu X X X Kaki X Total 3 1 3

Total x 2 4 2

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebelum menggunakan alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori, siswa DV dapat membaca 3 kata dari 5 kata. Kata yang berhasil dibaca oleh DV adalah babi, sapi, kaki.sedangkan kalimat yang belum berhasil dibaca oleh DV adalah kuda, dadu. Siswa RY dapat membaca satu kata saja yaitu kata sapi. Sedangkan 4 kata lain yang belum bisa dibaca oleh siswa RY yaitu kuda, babi, dan, kaki.

Siswa HS dapat membaca tiga kata sederhana dari jumlah total lima kata sederhana yang diberikan peneliti. Ketiga kata tersebut adalah kuda, sapi, dan kaki. Sedangkan dua kata yang belum dapat dibaca oleh oleh siswa HS yaitu babi dan dadu.

Setelah siswa menggunakan alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori, peneliti kembali melakukan observasi unjuk kerja siswa dalam membaca lima kata sederhana.

Tabel 4. 14 Hasil Unjuk Kerja Siswa Setelah Menggunakan Alat Peraga

Kalimat Siswa DV RY HS Kuda X Babi Sapi Dadu X

Kaki

Total 3 1 3

Total x 2 4 2

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui setelah menggunakan alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori, siswa DV berhassil membaca lima kata yang telah disediakan menggunakan alat peraga. Lima kata yang di berikan peneliti tersebut adalah kuda, babi, sapi, dadu, dan kaki.

Siswa RY mengalami peningkatan dengan mampu membaca tiga kata yang disediakan peneliti dari lima kata. Ketiga kata tersebut adalah babi, sapi, dan kaki. Sedangkan kata yang belum dapat dibaca adalah kuda dan dadu.

Siswa HS dapat membaca kelima kata dari jumlah lima kata yang diberikan peneliti. Kelima kata tersebut yaitu kuda, babi, sapi, dadu, kaki. Peningkatan kemampuan membaca kata ketiga siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini,

Tabel 4. 15 Peningkatan Hasil Unjuk Kerja Siswa Nama Siswa Sebelum Menggunakan Alat Peraga Setelah Menggunakan Alat Peraga Poin Peningkatan

DV 3 kata 5 kata 2 kata

RY 1kata 3 kata 2 kata

HS 3 kata 5 kata 2 kata

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa DV sebelum menggunakan alat peraga, dapat membaca 3 kata setelah menggunakan alat

peraga dapat membaca lima kata. Dengan demikian siswa DV mengalami peningkatan (kenaikan jumlah kata yang berhasil dibaca) yaitu sebanyak dua kata. Sebelum menggunakan alat peraga, siswa RY dapat membaca satu kata saja dari lima kata dan setelah menggunakan alat peraga, dapat membaca sebanyak tiga kata dengan demikian siswa RY mengalami peningkatan 2 kata. Setelah menggunakan alat peraga HS mampu membaca lima kata dari lima kata yang disediakan peneliti sebelum menggunakan alat peraga HS hanya mampu membaca tiga kata saja. Dengan demikian, siswa HS mengalami peningkatan 2 kata.

Selain melakukan observasi unjuk kerja siswa, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa, mengenai tanggapan siswa tentang alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montessori. Daftar pertanyaan dan jawaban wawancara siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini,

Tabel 4. 16 Hasil Wawancara dengan Siswa

Pertanyaan Jawaban Siswa DV Siswa RY Siswa HS Apakah kamu suka dengan alat peraga ini ? Suka Suka Suka

Apakah kamu kesulitan menggunakan alat

peraga ini ? Tidak Tidak Engga

Apakah kamu suka dengan warna dan bentuk

dari alat peraga ini ? Iya Suka Iya suka

benda ini?

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa, dapat diketahui bahwa alat peraga membaca permulaan berbasis metode Montesori disukai oleh siswa. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa alat peraga tidak sulit digunakan oleh siswa kelas I. Selain siswa juga menyukai miniatur benda-benda dalam alat peraga.

4.2 Pembahasan

Dokumen terkait