• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.3 Saran

Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut,

1. Ukuran berat yang akan digunakan perlu dipertimbangkan matang-matang agar berat yang diperoleh masih sesuai apabila digunakan untuk siswa kelas I. 2. Pembuatan disain dapat dilakukan dengan bantuan orang yang lebih

berpengalaman dalam desain grafis apabila peneliti mengalami masalah dalam pembuatan disain.

92

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2014). Media Pelajaran (edisi revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Badan Nasional Standar Pendidikan. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tingkat SD, MI, dan SD-LB, Jakarta: BNSP

Cresswell, W. (2012). Reseach design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gutek, G. L. (2013). Metode Montessori Panduan Wajib untuk Guru dan Orangtua Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lillard, A. S. (2005). Montessori the Science Behind the Genius. New York: Oxford University Press

Magini, A. P., (2013n). Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius. Montessori, M. (2002). The Montessori Method. New York: Frederick A. Stokescompany.

Mulyati, Y. (2010). Pembelajaran Membaca dan Menulis. Jurnal FPBS Univeritas Pendidikan Indonesia. Diunduh pada 30 Januari 2016.

Ngalimun & Alfulaila, N. (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:. Aswaja pressindo.

Prastowo, A. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenadamedia Group.

Setyosari, P. (2013). Metode Peneltian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Slamet,S.Y. (2014). Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas Rendah dan Tinggi Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

Solchan, Mulyati, Syarif. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudarsono. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudaryono: Margono, & Rahayu, (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudono, A. (2010). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT. Grasindo. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Supratiknya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Tarigan, H.G. (1985). Pengajar Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa Tengeh, Jambel, & Pudjawan. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widoyoko, S.E. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lampiran 1. Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1. 1 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah, Guru dan Siswa

Lampiran 1. 2 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah

TRANSKIP WAWANCARA IDENTIFIKASI MASALAH DENGAN KEPALA SEKOLAH SD 2 SUKORINI

Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai pelajaran Bahasa Indonesia?

Kepala Sekolah : Untuk pelajaran bahasa Indonesia ini merupakan pelajaran dasar dan inti ya mbak, karena pelajaran bahasa Indonesia ini diajarkan dari SD sampai keperguruan tinggi

Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai pelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan pengenalan huruf abjad? Kepala Sekolah : Kalau menurut sayamengenaipelajaran Bahasa Indonesia

terkaitpenggenalan huruf seharunya guru jeli dalam hal ini karena penggenalan huruf ini merupakan bagian dari membaca yang nantiya dapat mendorong mata pelajaran yang lainnya.

Peneliti : Apakah di sekolah terdapat alat peraga untuk latihan membaca permulaan?

Kepala Sekolah :Alat peraga di sekolahan ini sebenarnya banyak mbak tapi karena beberapa waktu lalu ada renovasi jadi tidak terawat dan banyak yang hilang. Namunmasih ada beberapa yang tersisa yang berada di kelas I yaitu papan huruf-huruf a-z yang terpajang di dinding-dinding.

Peneliti : Jika ada, apa saja alat peraga yang digunakan?

Kepala Sekolah : Alat peraga yang digunakan untuk kelas rendah itu hanya papan huruf a-z ya mbak.

Peneliti : Apakah alat peraga tersebut dibeli dari luar atau membuat sendiri?

Kepala Sekolah : Kalau alat peraga untuk sekolah biasanya kami disubsididari pemerintah ya mbak

Peneliti : Apakah alat peraga dirawat dengan baik?

Kepala Sekolah : Ada beberapa alat peraga yang dirawat seperti papan huruf a-z yang diletakkan di kelas rendah yang digantungkan di tembok.

Lampiran 1. 3 Transkip Wawancara dengan Guru Kelas I

TRANSKIP WAWANCARA IDENTIFIKASI MASALAH DENGAN GURU KELAS I SD 2 SUKORINI

Peneliti : Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar di kelas terutama dalam latihan membaca permulaan?

Guru : Untuk kegiatan belajar permulaan di kelas I diawali dengan mengenalkan huruf abjad dulu ya mbak baru ke suku kata, kata, lalu kemudian kalimat.

Peneliti :Apakah dalam proses belajar mengajar di kelas, Bapak/Ibu menggunakan alat peraga untuk latihan membaca permulaan ? Guru : Ya mbak,namun ya seadanya alat peraganya saja tidak semua

menggunakan alat peraga. Karena anak-anak itu lebih tertarik apabila menggunakan alat peraga.

Peneliti : Apa alat peraga yang Bapak/Ibu gunakan?

Guru : kalau dulu banyak ya mbak ada kotak-kotak huruf, namunkarena sudah tidak ada jadi ya tinggal menggunakan huruf-huruf saja yang terpajang di dinding.

Peneliti : Apakah alat peraga tersebut digunakan siswa secara individu atau kelompok?

Guru : Kalau penggunaan alat peraga ini berkelompok ya mbak, karena terbatasnya alat peraga yang ada.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu sering mengggunakan alat peraga?

Guru : Hanya awal-awal saja, karenaa alat peraga banyak yang hilang dan hanya sedikit yang tersisa yang mbak.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam membimbing siswa dalam latihan membaca permulaan?

Guru : Iya mbak, karena ada siswa yang tidak mengalami taman kanak-kanak jadi agak sulit dan tertinggal dibandingkan teman yang lain.

Peneliti : Apa saja kesulitan yang dialami Bapak/Ibu ketika membimbing siswa dalam latihan membaca permulaan ?

Guru : Ya itu tadi mbak ada siswa yang belum mengenal huruf a-z , jadi harus dari awal.

Peneliti : Berapa siswa yang benar-benar belum bisa membaca dan menulis terutama mengenal huruf a-z

Guru : Kalau untu yang belum benar-benar bisa membaca ada 6 anak mbak, namun yang 3 sudah lebih baik.

Peneliti : Apa saja faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan tersebut?

Guru : Siswa yang belum mengetahui huruf a-z kurang adanya tekanan dalam pengenalan huruf. Kemudia minat siswa untuk berlatih membaca hingga mereka merasa kesulitan dalam membaca. Peneliti : Apa saja bentuk kesulitan yang dialami siswa?

Guru : Kesulitan yang dialami siswa dalam hal membaca yaitu pengucapan bunyi huruf dan dalam pengejaan mbak.

Peneliti : Apa saja faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan tersebut?

Guru : Kurang ditekankan dalam hal pengenalan huruf sehingga ada beberapa huruf yang mereka sulit dalam pengucapannya , selain itu juga karena adanya siswa yang tidak mengalami masa kanak-kanak.

Peneliti : Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut?

Lampiran 1. 4 Transkip Wawancara dengan Siswa Kelas I

TRANSKIP WAWANCARA IDENTIFIKASI MASALAH DENGAN SISWA SD 2 SUKORINI

Peneliti : Apakah kamu suka pelajaran bahasa Indonesia? Siswa : Kadang suka kadang tidak.

Peneliti : Apakah di kelasmu terdapat kartu huruf untuk latihan membaca ? Siswa : Tidak ada

Peneliti : Apakah kamu menginginkan ada kartu suku kata untuk latihan membaca ?

Siswa : iya, ingin ada kartu suku kata

Peneliti : Apakah kamu masih kesulitan dalam mengucapkan bunyi huruf? Siswa : Masih

Lampiran 2. Lampiran Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2. 4 Transkip Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa

TRANSKIP WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN OLEH SISWA

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga untuk latihan membaca permulaan?

Siswa : Belum pernah

Peneliti :Apakah dengan menggunakan alat peraga kamu merasa lebih mudah untuk latihan membaca?

Siswa : Iya, kalau ada alat peraga jadi mudah dan asik.

Peneliti : Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk latihan membaca?

Siswa :Kayaknya pernah, menyebutkan nama benda yang ada di kelas.

Peneliti : Dari bahan pembuatan alat peraga seperti kayu, kertas, dan plastik, manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka?

Siswa :Kayu, biar awet.

Peneliti : Apakah pemberian warna pada alat peraga membuat lebih menarik?

Siswa :Iya biar bagus.

Peneliti : Apakah kamu melihat alat peraga dari bentuknya? Siswa :iya, kalau bentuknya lucu pasti bagus mbak.

Peneliti : Apakah kamu menginginkan alat peraga yang melibatkan lebih dari satu indera?

Peneliti : Apakah kamu menginginkan alat peraga yang dapat digunakan untuk belajar lebih dari satu materi?

Siswa : Iya mbak aku mengiginkannya.

Peneliti : Apakah dengan menggunakan alat peraga, kamu dapat menemukan kesalahanmu sendiri ketika latihan mebaca? Siswa : Iya,biar pintar.

Peneliti : Apakah dengan menggunakan alat peraga, kamu dapat menemukan cara yang benar ketika belajar membaca dan menulis?

Lampiran 3. Validasi Kuisioner

Lampiran 4. Hasil Observasi

Lampiran 4. 1 Hasil Observasi Setelah Menggunakan Alat Peraga

No Aspek yang dinilai Nama siswa

DV RY HS

1. Ketertarikan menggunakan alat peraga. Tertarik menggunakan alat peraga. Tertarik menggunakan alat peraga. Tertarik menggunakan alat peraga.

2. Menggunakan alat peraga secara mandiri tanpa bantuan guru/pembimbing. Dapat menggunakan alat peraga secara mandiri. Dapat menggunakan alat peraga secara mandiri, namun perlu pendampingan dalam memasangkan. Dapat menggunakan alat peraga secara mandiri. 3. Penggunaan benda-benda konkret. Menyukai menggunakan benda konkret atau benda-benda disekitar. Menyukai menggunakan benda konkret atau benda-benda disekitar. Menyukai menggunakan benda konkret atau benda-benda disekitar.

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 7. Petunjuk Penggunaan Alat Peraga

Disusun oleh :

Yoshinta Woro Indriyani PGSD – 131134141 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan album petunjuk penggunaan alat peraga membaca permulaan ini. Album alat peraga ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir skripsi yang berjudul “Kartu Suku Kata Berbasis Metode Montessori untuk Latihan Membaca Permulaan”. Selain itu, album alat peraga ini digunakan sebgai buku petunjuk penggunaan dari alat peraga membaca permulaan.

Peneliti dibantu oleh berbagai pihak sehingga peneliti berhasil menyelesaikan album alat peraga dengan lancar. Semoga album ini dapat berguna bagi para pembaca dan bisa menjadi salah satu sumber inspirasi untuk lebih baik lagi. Peneliti mohon maaf apabila ada beberapa kesalahan dalam penyajian album alat peraga ini.

Yogyakarta, Maret 2017

PENGENALAN ALAT PERAGA MEMBACA PERMULAAN

Kotak alat peraga membaca permulaan terdiri dari lima bagian, yaitu kotak huruf, kotak benda nyata, kotak kartu suku kata, kotak kartu bergambar, kotak pengendali kesalahan (kartu gambar dan suku kata). Pada kotak huruf terdapat atas huruf abjad a – z dimana di bawah huruf-huruf konsonannya terdapat kartu suku kata. Pada kotak benda nyata terdapat beberapa miniatur benda nyata yang sering ditemui oleh anak dalam kehidupan sehari-hari. Kotak kartu bergambar memuat kartu gambar. Pengendali kesalahan terdapat kartu gambar suku kata. Di bagian atas terdapat gambar sedangkan di bawah gambar terdapat ejaan suku kata dari gambar tersebut.

PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU SUKU KATA

Materi Pembelajaran Membaca

Tujuan langsung Mengenalkan suku kata untuk membaca permulaan

Usia Mulai usia 6 tahun

Syarat Siswa mengenal abjad

Alat peraga Kartu Suku Kata

Pengendali kesalahan - Kartu gambar beserta penelitian

Persiapan Pertama

1. Direktris mengajak siswa belajar dengan berkata “Hari ini kita akan belajar mengenal suku kata. Mari bekerja dengan menggunakan alat peraga suku kata bersama ibu!”

2. Direktris mengarahkan siswa mengambil alat peraga suku kata dari tempat penyimpanan dengan berkata “Mari bantu ibu membawa alat peraga suku kata!”.

3. Direktris mengarahkan siswa dalam membawa alat peraga suku kata. 4. Siswa mengambil alat peraga suku kata dari tempat penyimpanan bersama

teman atau direktris.

6. Direktris mengarahkan siswa untuk duduk di samping kirinya.

Latihan pertama

8. Direktris memperlihatkan apa saja yang ada di kotak suku kata

9. Direktris mengenalkan alat peraga suku kata kepada siswa dan berkata “ Ini adalah alat peraga suku kata “

10. Direktris menunjukkan letak setiap huruf pada kotak huruf dan berkata “Disini adalah tempat huruf a!” sambil menunjuk kotak huruf a. Begitu seterusnya sampai z.

11. Direktris menunjukkan letak kartu suku kata dan berkata “ Di bawah huruf konsonan terdapat suku kata di dalamnya!” Sambil salah satu menunjuk huruf konsonan.

12. Direktris menunjukkan letak benda kongkrit pada kotak dan berkata “Di sini adalah tempat benda kongkrit!” sambil menunjukkan kotak benda kongkrit.

13. Direktris bertanya kepada siswa “Mana letak huruf a?”. Siswa menunjuk letak yang diminta direktris.

14. Direktris bertanya kepada siswa “Mana letak huruf b?”. Siswa menunjukkan letak yang diminta direktris.

15. Direktris bertanya kepada siswa “Mana letak suku kata?”. Siswa menunjuk letak yang diminta direktris.

16. Direktris bertanya kepada siswa “Mana letak benda kongkrit?” Siswa menunjukkan letak yang diminta direktris.

Persiapan kedua

17. Direktris mengajak siswa dengan berkata “Sekarang kita akan belajar menyusun suku kata agar menjadi kata benda dengan alat ini”.

Latihan pertama

18. Direktris mengeluarkan benda konkret dari kotak dan meletakkannya 19. Direktris menyebutkan nama benda yang ada tersebut

20. Direktris mengambil huruf yang sesuai dengan nama, kemudian menyusunnya.

21. Direktris mengambil suku kata yang sesuai dengan nama, kemudian menyusun dibawah susunan huruf.

22. Direktris kemudian membaca nama benda berdasarkan susunan huruf dan suku kata.

23. Direktris mengecek kebenaran menyusun huruf dan suku kata dengan mencari kartu kata bergambar.

24. Direktris menawarkan kepada siswa untuk menyusun huruf sambil berkata “Apakah kamu mau mencoba?”.

25. Siswa melanjutkan menyusun huruf dan suku kata berdasarkan benda.

Penutup

26. Direktris memberi kesimpulan ”Hari ini, kita telah belajar menyusun huruf dan suku kata dengan menggunakan alat peraga suku kata”.

27. Direktris meminta siswa mengembalikan alat peraga suku kata dengan berkata, “Mari bantu ibu mengembalikan alat peraga suku kata!”.

29. Siswa membereskan tempat kerja.

Catatan Tambahan

- Dalam satu pertemuan siswa harus mempelajari lima benda kongkrit yang sudah disediakan.

- Jika siswa sudah memahami, siswa boleh belajar sendiri tanpa bantuan direktris, dengan menggunakan kartu-kartu yang telah disediakan. - Jika siswa belum paham, Direktris mengulangi

presentasi kembali pada hari berikutnya.

- Selanjutnya jika sudah mengerjakan semua yang sudah disediakan maka siswa dapat melanjutkan menyusun kata dengan melihat benda disekitarnya

Lampiran 8. Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Yoshinta Woro Indriyani merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang lahir di Klaten, 8 Juli 1996. Peneliti memperoleh pendidikan dasar di SD Negeri 2 Sukorini, tamat pada tahun 2006. Kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP 1 Manisrenggo, tamat pada tahun 2011. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA 1 Jogonalan, tamat pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD). Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul: "Kartu Suku Kata untuk Membaca Permulaan Berbasis Metode Montessori”.

Dokumen terkait