DAFTAR LAMPIRAN
II TINJAUAN PUSTAKA
H. Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian terdahulu mengenai daging sapi, persepsi dan perilaku konsumen, serta bauran pemasaran.
1. Penelitian Mengenai Daging Sapi
Dano (2004) melakukan penelitian mengenai analisis keputusan lokasi pembelian dan preferensi terhadap atribut daging sapi segar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap kualitas fisik daging sapi yang dijual di pasar modern dan pasar tradisional serta sejauh mana kedua lokasi penjualan tersebut telah menyediakan daging sapi yang dinginkan. Responden merupakan konsumen rumah tangga yang berbelanja daging sapi segar di pasar modern Hero Pajajaran dan pasar tradisional Citeureup Bogor. Jumlah responden sebanyak 60 (30 orang responden di pasar modern Hero Pajajaran dan 30 orang di pasar tradisional Citeureup). Untuk mengetahui pola konsumsi, pola penyediaan, dan tingkat pengetahuan konsumen, digunakan alat analisis deskriptif. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi pembelian, digunakan analisis model logistik. Sedangkan analisis model sikap fishbein dilakukan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut daging sapi yang ada di pasar modern dan di pasar tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi rumah tangga di pasar modern lebih sering daripada di pasar tradisional karena ditunjang dengan pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik. Untuk responden di pasar modern, frekuensi pembelian rata-rata satu kali seminggu, dengan jumlah rata-rata 1-2 kg daging sapi yang berjenis daging rendang untuk diolah menjadi rendang sebagai santapan makan siang dan malam. Sedangkan responden di pasar tradisional memiliki frekuensi pembelian rata-rata satu kali sebulan dengan jumlah rata-rata kurang dari satu kilogram daging sapi yang berjenis gandik untuk diolah menjadi rendang sebagai santapan siang dan malam. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi konsumen rumah tangga dalam membeli daging
sapi di pasar modern atau di pasar tradisional adalah pendidikan, usia, dan frekuensi pembelian.
Purba (2006) menganalisis tingkat kepuasan konsumen rumah tangga dalam pembelian daging sapi segar. Responden merupakan konsumen rumah tangga yang membeli daging sapi segar di Marketplace, Ekalokasari Plaza, Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen rumah tangga dalam pembelian daging sapi segar; mengidentifikasi prioritas perbaikan manajemen berdasarkan tingkat kepeningan dan kepuasan konsumen; serta mengetahui hubungan antara kinerja dengan karakteristik konsumen dan frekuensi pembelian. Tingkat kepuasan konsumen dan tingkat kinerja Marketplace dianalisis menggunakan Importance-Performance Analysis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kualitas produk dan pelayanan Market Place dinilai belum memenuhi harapan konsumennya, namun secara keseluruhan tingkat kinerja perusahaan dinilai cukup baik. Variabel yang dinilai sangat penting oleh konsumen rumah tangga yang membeli daging sapi segar adalah etos kerja, sertifikat daging, kemampuan karyawan dalam menjelaskan spesifikasi daging, tanggung jawab pemotongan daging yang salah, dan dekorasi serta tata letak di ruang pelayanan. Selain itu, dalam hasil penelitian juga diketahui bahwa kepuasan konsumen tidak ada hubungannya dengan frekuensi pembelian daging sapi dan karakteristik konsumen daging sapi di Market Place.
2. Penelitian Mengenai Persepsi dan Perilaku Konsumen serta Bauran Pemasaran
Christvelldy (2007) melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen dan implikasinya terhadap bauran pemasaran. Penelitian bertempat di Warung Kebun Cempaka Tantri Bogor dengan tujuan sebagai berikut: 1) menganalisis karakteristik umum konsumen Warung Kebun Cempaka Tantri; 2) menganalisis tahapan proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Warung Kebun Cempaka Tantri; 3) menganalisis tanggapan konsumen terhadap atribut-atribut Warung Kebun Cempaka Tantri; serta 4) menyusun rekomendasi alternatif kebijakan pemasaran berdasarkan perilaku konsumen. Karakteristik konsumen dan perilaku keputusan pembelian konsumen dianalisis menggunakan analisis deskriptif serta diuji menggunakan varian rangking dua
arah Friedman. Sedangkan tanggapan konsumen terhadap kinerja dan atribut- atribut Warung Kebun Cempaka Tantri dianalisis menggunakan Importance- Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen di Warung Kebun Cempaka Tantri umumnya berusia 31-45 tahun, berjenis kelamin perempuan, sudah menikah, pendidikan terakhir sarjana, asal Bogor, pekerjaan karyawan swasta dengan tingkat penghasilan Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00. Umumnya, konsumen memilih Warung Kebun Cempaka Tantri karena suasananya yang nyaman, dengan tujuan mencari hiburan, dan direncanakan pada hari libur. Berdasarkan CSI, konsumen dinilai berada pada kriteria puas terhadap Warung Kebun Cempaka Tantri. Dimensi bauran pemasaran yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi adalah tingkat kebersihan sedangkan yang terendah adalah kemudahan menghubungi lewat telepon. Sedangkan dimensi bauran pemasaran yang memiliki tingkat kinerja tertinggi adalah variasi menu dan terendah adalah kecepatan melayani konsumen.
Hermawan (2008) menganalisis preferensi pengunjung dan positioning pusat perbelanjaan modern di Kota Bogor (studi Kasus: Botani Square, Ekalokasari Plaza, Bogor Trade Mall,dan Pangrango Plaza). Tujuan penelitiannya adalah menganalisis tahapan pengambilan keputusan pengunjung PPM di Kota Bogor, mengetahui preferensi pengunjung terhadap atribut PPM di Kota Bogor, dan mengetahui positioning PPM di Kota Bogor untuk studi kasus Botani Square, Ekalokasari Plaza, Bogor Trade Mall, dan Pangrango Plaza. Alat analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, IPA, dan MDS berbasis atribut. Hasil IPA untuk preferensi pengunjung menunjukkan bahwa ketersediaan sarana ibadah dinilai paling penting, sedangkan yang dinilai paling tidak penting adalah ukuran (luas) bangunan. Kinerja atribut Botani Square yang dinilai paling baik adalah lokasi strategis, sedangkan kinerja yang paling tidak baik adalah ketersediaan sarana ibadah. Kinerja atribut Ekalokasari Plaza yang dinilai paling baik adalah kenyamanan, sedangkan kinerja yang paling tidak baik adalah ketersediaan sarana ibadah. Kinerja atribut Bogor Trade Mall yang dinilai paling baik adalah kemudahan akses angkutan umum, sedangkan kinerja yang paling tidak baik adalah desain interior. Kinerja atribut Pangrango Plaza yang dinilai paling baik
adalah kemudahan akses angkutan umum, sedangkan kinerja yang paling tidak baik adalah ketersediaan sarana hiburan. Berdasarkan hasil MDS, terlihat bahwa masing-masing PPM memiliki posisi yang cukup berjauhan. Namun jika dicermati, terdapat tiga PPM yang masing-masing memiliki posisi berdekatan yaitu Botani Square, Ekalokasari Plaza, dan Pangrango Plaza. Kedekatan posisi tersebut mengartikan bahwa Botani Square adalah pesaing langsung Ekalokasari Plaza dan Pangrango Plaza. Percepetual map juga menunjukkan bahwa Ekalokasari Palza memiliki positioning yang paling baik, karena memiliki kedekatan yang paling dominan dengan dua dimensi, yatu dimensi fasilitas pendukung dan kelengkapan variasi.
Rahman (2007) menganalisis Citra Merek atau brand image dalam pengambilan keputusan pembelian Fruit Tea di Kota Sukabumi. Tujuan penelitiannya adalah menganalisis kekuatan citra merek atau brand image Fruit Tea yang relatif terhadap merek lain atau pesaing, menganalisis variabel-variabel yang menjadi dasar konsumen dalam melakukan pembelian Fruit Tea dan menganalisis hubungan antara citra produk atau brand image dengan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian Fruit Tea. Alat analisis yang digunakan adalah MDS, uji cochran, dan buying decision process. Atribut yang digunakan adalah harga murah, rasa nikmat, warna pekat, aroma yang wangi, tanpa bahan pengawet, minuman menyehatkan, isi yang banyak, merek yang terkenal, kemudahan mendapatkan, produk dingin, campuran teh yang bervariasi, dan disain kemasan yang menarik. Hasil yang didapatkan dari perhitungan citra merek adalah merek fresh tea merupakan pesaing utama merek Fruit Tea. Pesaing terdekat berikutnya adalah NuGree Tea, Green-T, Zestea, dan teh kotak. Citra terkuat yang dimiliki Fruit Tea adalah campuran teh yang bervariasi. Sedangkan citra terlemahnya adalah warna teh yang pekat. Hasil yang didapat dari perhitungan proses keputusan pembelian Fruit Tea dari konsumen adalah merek Fruit Tea memiliki keunggulan pada atribut rasa teh yang nikmat, kemudahan mendapatkan, variasi campuran teh, dan disain kemasan yang menarik. Secara keseluruhan, dapat diambil bahwa citra merek yang dimiliki Fruit Tea mampu mempengaruhi keputusan produk Fruit Tea.
Untuk penelitian terdahulu mengenai daging sapi terdapat perbedaan bahasan utama yang dilakukan. Penelitian-penelitian terdahulu membahas mengenai penentuan lokasi pembelian, preferensi, dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pembelian daging sapi. Sedangkan pada penelitian ini, dilakukan penelitian mengenai persepsi rumah makan terhadap daging sapi. Namun dalam prosesnya, penelitian terdahulu memiliki kesamaan dengan penelitian saat ini, yaitu ditelitinya pola konsumsi dan perilaku pengambilan keputusan pembelian daging sapi.
Untuk penelitian terdahulu mengenai bauran pemasaran berdasarkan perilaku konsumen, banyak terdapat kesamaan dengan penelitian saat ini. Perbedaan terdapat pada produk yang diteliti. Produk daging sapi yang diteliti dalam penelitian saat ini membandingkan merek-merek daging sapi berdasarkan tempat penjualannya (pasar pejagalan, pasar tradisional, pasar modern). Selain itu, responden atau target penelitian yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya merupakan konsumen individual sedangkan pada penelitian kali ini, responden yang dijadikan target penelitian adalah konsumen bisnis, yaitu rumah makan.