• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Daging Sapi oleh Rumah Makan

DAFTAR LAMPIRAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Daging Sapi oleh Rumah Makan

Tabel 11. Olahan Daging yang Biasa Dibuat Rumah Makan

Olahan Daging* Frekuensi Persentase

Bakso 14 23,3 Empal 13 21,7 Rawon 16 26,7 Rendang 46 76,7 Semur 2 3,3 Sop 12 20,0 Total 103 171,7

Keterangan : * jawaban boleh lebih dari satu

B. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Daging Sapi oleh Rumah Makan

Proses pengambilan keputusan pembelian daging sapi oleh rumah makan di Kota Bogor terdiri dari pengenalan masalah, perumusan kebutuhan dan spesifikasi daging sapi, pencarian pemasok, pemilihan pemasok, dan spesifikasi rutinitas pesanan.

a) Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah responden dipicu oleh rangsangan internal. Sebagian besar responden (60 persen) melakukan pembelian daging sapi karena kehabisan persediaan daging sapi (bahan baku). Sedangkan sisa responden (40 persen) melakukan pembelian daging sapi dikarenakan kehabisan olahan daging sapi atau masakannya (produk). Perbedaan masalah yang dialami oleh responden akan mempengaruhi proses keputusan pembelian selanjutnya, terutama dalam hal rutinitas pembelian. Persebaran alasan pembelian yang dilakukan responden dapat dilihat dalam Tabel 12.

Tabel 12. Alasan Pembelian yang Dilakukan Responden

Alasan melakukan pembelian daging sapi Frekuensi Persentase kehabisan olahan daging sapi (produk) 24 40 kehabisan persediaan daging sapi (bahan baku) 36 60

b) Perumusan Kebutuhan dan Spesifikasi Produk Umum

Kebutuhan dan spesifikasi umum daging sapi oleh responden meliputi fokus atribut yang dicari, jenis daging sapi yang biasa dikonsumsi, dan bagian daging sapi yang digunakan.

Atribut yang paling diperhatikan responden pada saat membeli daging sapi adalah bagian daging (iga, has, dll) yaitu sebanyak 41,7 persen responden (Tabel 13). Bagian daging sapi yang digunakan biasanya didasarkan pada jenis masakan yang akan dibuat oleh rumah makan. Sebagai pelaku industri, rumah makan tentunya akan memperhatikan keinginan konsumen akhir sehingga akan memilih jenis daging yang sesuai pula. Atribut kedua yang diperhatikan responden adalah tingkat kesegaran yaitu sebesar 38,3 persen. Sebagai konsumen industri pengolahan pangan, responden sangat memperhatikan kualitas bahan pangan (bahan baku) agar masakan yang dibuat pun memiliki kualitas yang baik. Sedangkan atribut ketiga terbanyak yang dipilih oleh responden adalah atribut harga. Sebagai konsumen bisnis, responden akan memilih membeli daging dengan kualitas yang baik tetapi dengan harga yang lebih murah untuk menekan biaya produksi. Oleh karena itulah, harga pun menjadi salah satu pertimbangan utama untuk membeli bahan baku daging sapi.

Tabel 13. Fokus Atribut Daging Sapi yang Dipertimbangkan Oleh Responden Ketika Melakukan Pembelian

Fokus atribut daging sapi* Frekuensi Persentase

Harga 15 25,0

Tingkat kesegaran 23 38,3

Tingkat kekenyalan 2 3,3

Tingkat serat 7 11,7

Sertifikasi (adanya label hala dan depkes) 1 1,7

Asal daging (impor/lokal) 3 5,0

Macam daging (segar/beku) 1 1,7

Bagian daging (iga, has, dll) 25 41,7

Tingkat lemak 5 8,3

Total 82 136,7

Keterangan : * jawaban boleh lebih dari satu

Dalam Tabel 14 terlihat bahwa sebanyak 95 persen responden memilih jenis daging segar. Mereka menganggap bahwa daging sapi yang segar merupakan daging yang paling baik digunakan untuk membuat olahan daging sapi. Jenis

daging sapi dingin hanya dipakai oleh 1,7 persen responden. Responden yang menggunakan daging sapi dingin dalam pengolahannya beralasan bahwa daging sapi dingin lebih murah daripada daging sapi segar sehingga bisa menekan biaya produksi. Sedangkan responden lain yaitu sebesar 3,3 persen, menggunakan kedua jenis daging sapi karena beranggapan bahwa kedua jenis daging tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas masakan olahan.

Tabel 14. Jenis Daging Sapi yang Biasa Dikonsumsi Responden

Jenis daging yang biasa dikonsumsi Frekuensi Persentase

Segar 57 95,0

Dingin 1 1,7

Segar dan Dingin 2 3,3

Total 60 100,0

Sebagian besar responden (46,7 persen) menggunakan bagian sapi berupa daging has sebagai bahan baku masakan. Hal ini berhubungan dengan karakteristik responden yang sebagian besar merupakan Rumah Makan Padang. Masakan yang menjadi menu utama Rumah Makan Padang adalah masakan rendang dan daging has merupakan bagian daging yang sangat cocok untuk digunakan sebagai bahan baku masakan rendang. Selain itu, daging has juga cocok untuk diolah menjadi empal yang juga merupakan jenis olahan masakan yang sering dibuat rumah makan (Tabel 11). Bagian daging yang paling banyak digunakan selanjutnya adalah bagian daging kepala dan daging iga. Daging kepala cocok digunakan sebagai bahan baku bakso sedangkan daging iga cocok diolah menjadi sop dan rawon.

Tabel 15. Bagian Daging yang Biasa Dikonsumsi Responden

Bagian Daging* Frekuensi Persentase

Daging iga 15 25,0 Gandik 1 1,7 Has 28 46,7 Kaki 1 1,7 Kepala 16 26,7 Lamusir 4 6,7 Paha 8 13,3 Pendasar 5 8,3 Penutup 9 15,0 Sandang lamur 3 5,0 Sengkel 6 10,0 Total 96 160,0

Keterangan : * jawaban boleh lebih dari satu

c) Pencarian Pemasok

Untuk dapat membuat masakan dari daging sapi, responden memerlukan pemasok yang dapat memenuhi kebutuhan daging sapi sebagai bahan baku produksi. Dalam mencari pemasok, responden melakukan pencarian informasi secara internal dan eksternal.

Dalam Tabel 16 terlihat bahwa sebagian besar responden (68,3 persen) melakukan pencarian informasi secara internal yaitu mengandalkan ingatan mereka karena pengalaman pribadi yang dialami. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah percaya sekali dengan pemasok yang sudah ada atau dengan kata lain, sudah memiliki pemasok tetap. Banyak keuntungan yang diperoleh dengan membeli kepada pemasok tetap antara lain dapat menjamin ketersediaan bahan baku, memperoleh daging berkualitas baik dengan harga yang sedikit lebih murah, serta dapat melakukan pengembalian jika daging yang diterima memiliki kualitas yang kurang baik. Selain memiliki pemasok tetap, responden juga mencari informasi lain secara eksternal yaitu dengan mendatangi langsung penjual daging (50 persen). Hal ini dilakukan untuk melakukan perbandingan kualitas dan harga serta untuk mencari pemasok tambahan jika ketersedian daging tidak dapat terpenuhi oleh pemasok tetap.

Tabel 16. Sumber Informasi Responden dalam Membeli Daging Sapi Sumber-sumber informasi* Frekuensi Persentase

Pengalaman pribadi 41 68,3

Langsung dari penjual 30 50,0

Rekomendasi orang lain 12 20,0

Total 83 138,3

Keterangan : * jawaban boleh lebih dari satu

d) Pemilihan Pemasok

Setelah melakukan pencarian pemasok, maka dilakukan pemilihan pemasok. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mencari pemasok, rumah makan mengandalkan pengalaman pribadinya. Dengan kata lain responden akan memilih pemasok yang sudah menjadi langganannya.

Hampir semua (96,7 persen) responden lebih memilih untuk membeli daging sapi di pasar tradisional (Tabel 17). Sedangkan hanya masing-masing 1,7 persen responden yang memilih pasar pejagalan dan pasar modern sebagai tempat pembelian.

Tabel 17. Tempat Responden Membeli Daging Sapi

Tempat membeli daging sapi Frekuensi Persentase

Pasar Tradisional 58 96,7

Pasar Pejagalan 1 1,7

Pasar Modern dan Pasar Tradisional 1 1,7

Total 60 100,0

Pemilihan lokasi pembelian daging sapi pasar tradisional terutama didasari oleh dua hal. Alasan pertama adalah karena responden sudah menjadi langganan (68,3 persen) di pasar tradisional dan dekat dengan rumah (tempat produksi) responden (26,7 persen). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, sebagian besar responden telah berjualan dalam waktu yang lama dan telah memiliki pemasok tetap (berlangganan). Pasar tradisional di Kota Bogor telah lama berdiri dibanding pasar modern, sehingga sebagian besar responden sudah terlebih dahulu berlangganan di pasar tradisional. Sedangkan pasar pejagalan sesungguhnya juga telah lama berdiri sama seperti pasar tradisional, hanya saja pembelian di pasar pejagalan harus dalam jumlah yang banyak (partai besar) sehingga para responden

kurang berminat untuk membeli daging sapi di pasar pejagalan. Persebaran alasan membeli di pasar tradisional tersebut dapat dilihat dalam Tabel 18.

Tabel 18. Alasan Responden Membeli Daging Sapi di Pasar Tradisional Alasan membeli di pasar tradisional* Frekuensi Persentase

Dagingnya segar 1 1,7

Dekat rumah 16 26,7

Sudah langganan 41 68,3

Harga lebih murah 1 1,7

Lebih banyak pilihan 5 8,3

Praktis 3 5,0

Total 67 11,7

Keterangan : * jawaban boleh lebih dari satu

Di Kota Bogor sendiri banyak terdapat pasar tradisional. Pasar tradisional yang sebagian besar dipilih responden adalah pasar Bogor (44,1 persen) dan Pasar Anyar (39 persen). Pasar Anyar dan Pasar Bogor merupakan pasar tradisional yang terbesar dan tertua di Kota Bogor, sehingga sebagian besar responden (yang juga telah berjualan dalam waktu yang lama) lebih memilih kedua tempat tersebut sebagai tempat pembelian daging sapi. Persebaran tempat pembelian daging sapi di pasar tradisonal dapat dilihat dalam Tabel 19.

Tabel 19. Pasar Tradisional Tempat Responden Membeli Daging Sapi Pasar Tradisional Frekuensi Persentase

Pasar Bogor 26 44,1

Pasar Gunung Batu 5 8,5

Pasar Anyar 23 39,0 Pasar Ciawi 2 3,4 Pasar Sukasari 1 1,7 Pasar Cibinong 1 1,7 Pasar Ciluar 1 1,7 Total 59 100,0

e) Spesifikasi Rutinitas Pesanan

Dalam Tabel 20 terlihat bahwa sebagian besar responden (68,3 persen) melakukan pembelian daging sapi setiap hari. Daging sapi yang dibeli kemudian diolah tersebut biasanya habis dalam hari yang sama, sehingga responden tidak menyiapkan persediaan daging sapi. Sebanyak 25 persen responden membeli daging sapi dua sampai empat hari sekali. Namun ini tidak berarti mereka menyimpan daging sapi mereka dengan didinginkan karena sebagian besar

responden menyukai daging sapi yang segar. Oleh sebab itu, mereka lebih menyukai untuk membuat persediaan dalam bentuk olahan daging karena (olahan daging sapi yang paling banyak dibuat responden) bisa awet selama beberapa hari.

Tabel 20. Rutinitas Pembelian Daging Sapi Oleh Responden

Waktu Pembelian Daging Sapi Frekuensi Persentase

Setiap hari 41 68,3 2-4 hari sekali 15 25,0 5-7 hari sekali 2 3,3 Tidak tentu 1 1,7 Lainnya 1 1,7 Total 60 100,0

Dalam setiap kali pembelian, sebagian besar responden (128,3 persen) membeli sebanyak satu sampai lima kilogram daging sapi (Tabel 21). Jumlah pembelian yang relatif sedikit ini juga yang menyebabkan responden lebih memilih membeli di pasar tradisional dibandingkan di pasar pejagalan. Hal ini dikarenakan pembelian di pasar tradisional bisa dalam jumlah sedikit, sedangkan pembelian di pasar pejagalan harus dalam jumlah yang banyak.

Tabel 21. Jumlah Pembelian Daging Sapi Oleh Responden

Jumlah Pembelian dalam Setiap Pembelian (kg)* Frekuensi Persentase

1 – 5 77 128,3

5,1 – 10 11 18,3

>10 9 15,0

Total 90 150,0

Keterangan : * jawaban boleh lebih dari satu

Dalam Tabel 22 terlihat bahwa pembelian oleh sebagian besar responden (90 persen) dilakukan dengan mengambil secara langsung ke penjual dengan alasan dapat mengendalikan kualitas daging sapi yang mereka pesan sebelumnya dan sekalian berbelanja produk lainnya seperti sayuran dan bumbu dapur. Hanya 10 persen responden yang membeli daging sapi dengan cara diantar dengan alasan lokasi pembelian yang jauh dan agar tidak repot.

Tabel 22. Cara Pembelian yang Dilakukan Responden

Cara Pembelian yang Dilakukan Frekuensi Persentase

Langsung 54 90,0

Diantar 6 10,0

Total 60 100,0

Pembayaran yang dilakukan sebagian besar responden dilakukan secara tunai (90 persen). Hal ini dilakukan responden dengan alasan agar tidak memiliki beban hutang dalam usahanya. Sebanyak 10 persen responden melakukan pembayarannya dengan cara berhutang yaitu membayar seluruhnya pada waktu yang ditentukan. Tetapi berdasarkan penjelasan responden, hutang tersebut dibayar satu sampai dua hari setelah dilakukan pembelian. Responden yang membayar dengan cara berhutang beralasan bahwa dengan berhutang akan meringankan mereka dalam melakukan pembayaran. Persebaran cara pembayaran yang dilakukan responden dapat dilihat dalam Tabel 23.

Tabel 23. Cara Pembayaran yang Dilakukan Responden

Cara Pembayaran yang Dilakukan Frekuensi Persentase

Tunai 54 90,0

Berhutang 6 10,0

Dokumen terkait