DAFTAR LAMPIRAN
V HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Persepsi Rumah Makan Terhadap Daging Sap
Dari hasil analisis persepsi diperolehperceptual map sebagai berikut.
Gambar 5.Perceptual Map Responden
Perceptual map dari responden di atas memiliki nilai stress sebesar 0,0249 dan nilai RSQ sebesar 0,998. Nilai stress yang bernilai 2,49 persen menunjukkan bahwa model memilikigoodness of fitsedikit di bawahexcellent. Sedangkan nilai RSQ yang lebih dari 0,6 menunjukkan bahwa model ini dapat diterima. Interpretasiperceptual map yang telah diperoleh tersebut dikombinasikan dengan skala semantic differential melalui profil visual berupa diagram ular (snake diagram) yang ditunjukkan dalam Gambar 6. Bagian kiri diagram merupakan pernyataan atribut berupa kutub positif sedangkan bagian kanan diagram merupakan pernyataan atribut kutub negatif. Dalam hal ini, pasar yang memiliki posisi paling kiri dipersepsikan memiliki atribut yang paling baik sedangkan pasar yang memiliki posisi paling kanan dipersepsikan memiliki atribut paling tidak baik. Perumusan skala dan skorsemantic differential dilampirkan dalam Lampiran 8. TD MD PG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PG : Pasar pejagalan TD : Pasar tradisional M D : Pasar modern 1 : Harga 2 : Tingkat kesegaran 3 : Tingkat kekenyalan 4 : Tingkat lemak 5 : Tingkat serat 6 : Kejelasan sertifikasi 7 : Asal daging 8 : M acam daging 9 : Kelengkapan daging
harga sangat murah : : : : : : harga sangat mahal kesegaran sangat baik : : : : : : kesegaran sangat tidak baik
sangat kenyal : : : : : : sangat empuk
atau sangat alot
lemak sangat sedikit
: : : : : : lemak sangat
banyak
serat sangat halus : : : : : : serat sangat kasar
sertifikasi sangat jelas : : : : : : sertifikasi sangat tidak jelas semuanya daging lokal : : : : : : semuanya daging impor semuanya daging segar : : : : : : semuanya daging beku bagian daging sangat lengkap : : : : : : bagian daging sangat tidak lengkap Pasar Pejagalan Pasar Tradisional Pasar Modern
Gambar 6. Diagram UlarSemantic Differential
Dalam gambar diperoleh bahwa untuk posisi pasar pejagalan lebih dekat dengan atribut tingkat kesegaran, kelengkapan daging, dan asal daging. Ini berarti, responden menilai bahwa daging sapi yang dijual di pasar pejagalan terutama memiliki tingkat kesegaran yang baik, ketersediaan daging yang lengkap, semuanya merupakan daging sapi segar dan berasal dari dalam negeri (lokal). Dalam diagram ular juga terlihat bahwa posisi pasar pejagalan dalam keempat atribut tersebut berada paling kiri dibandingkan kedua tempat penjualan lainnya. Bahkan secara kesuluruhan, posisi pasar pejagalan untuk semua atribut berada di sebelah kiri atau sama dengan posisi pasar tradisional dan modern. Ini menunjukkan bahwa daging sapi yang dijual di pasar pejagalan relatif lebih unggul dibandingkan kedua tempat lainnya. Daging sapi yang dijual di pasar
pejagalan berasal dari sapi yang baru dipotong sehingga memiliki tingkat kesegaran yang sangat baik. Di pasar pejagalan juga, ketersediaan bagian-bagian daging sapi sangat lengkap karena pasokannya langsung berasal dari RPH yang memproduksi daging sapi secara utuh dari seekor sapi. Pengelolaan Rumah Pemotongan Hewan sebagai pemasok pasar pejagalan, diatur dengan ketat oleh pemerintah mencakup kehalalan, kesehatan, dan kehigienisan hewan ternak yang akan dipotong, mulai dari pra pemotongan hingga pasca pemotongan. Sehingga untuk lebih memudahkan pengendalian kualitas terutama mengenai bahan baku atau sapi hidup, pasar pejagalan menggunakan sapi lokal sebagai bahan bakunya.
Untuk pasar tradisional posisinya lebih dekat dengan atribut harga, kelengkapan daging, tingkat kesegaran, dan tingkat kekenyalan. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai bahwa daging sapi yang dijual di pasar tradisional memiliki tingkat kesegaran yang baik, tingkat keknyalan yang baik, ketersediaan daging yang lengkap, serta harga yang murah. Dalam diagram ular juga terlihat bahwa meskipun daging sapi yang dijual di pasar pejagalan relatif lebih unggul, namun masih dapat disaingi oleh pasar tradisional, terutama atribut harga, kelengkapan daging, tingkat kesegaran, dan tingkat kekenyalan. Posisi pasar pejagalan pada diagram ular untuk keempat atribut tersebut pun sama dengan pasar pejagalan. Para pedagang sapi di pasar tradisonal membeli daging sapi dari pasar pejagalan atau tempat lainnya dan langsung berjualan dalam selang waktu beberapa jam setelah pembelian. Hal ini menyebabkan tingkat kesegaran dan tingkat kekenyalan daging sapi masih tergolong baik. Pedagang sapi di pasar tradisional biasanya merupakan penjual tangan kedua dari penjual grosir daging sapi seperti pasar pejagalan dan biasanya mencari lokasi pembelian yang tidak terlalu jauh sehingga harga daging sapi di pasar tradisional tergolong murah. Dalam kenyataannya, daging sapi yang dijual di pasar pejagalan memiliki harga per kilogram yang lebih murah daripada daging sapi yang dijual di pasar tradisional. Namun, pembelian di pasar pejagalan harus dalam jumlah yang banyak (partai besar) sehingga pembeli harus membayar dalam jumlah yang besar pula. Selain itu, para pedagang daging sapi di pasar tradisional berhubungan langsung dengan konsumen sehingga mengetahui kebutuhan bagian-bagian daging bagi konsumen Hal ini yang menyebabkan pasar tradisional dapat
menyediakan bagian-bagian daging tertentu yang diinginkan konsumen dengan lengkap.
Sedangkan posisi pasar modern pada perceptual map relatif jauh dari semua atribut dibandingkan pasar pejagalan dan pasar tradisional. Ini berarti, daging sapi yang dijual di pasar modern dianggap tidak memiliki keunggulan apapun dibandingkan kedua jenis pasar lainnya. Namun, diagram ular menunjukkan bahwa pasar modern masih dapat mencapai tingkat lemak, tingkat serat, dan kejelasan sertifikasi. Hal ini ditunjukkan oleh posisi pasar modern yang sama dengan pasar pejagalan dan pasar tradisional pada diagram ular untuk keempat atribut tersebut. Selain itu, posisi ketiga atribut tersebut dalamperceptual maplebih dekat dengan pasar modern dibandingkan atribut lainnya.
Secara garis besar, perbandingan ketiga tempat penjualan dalam gambar menunjukkan bahwa pasar pejagalan dan pasar tradisional memiliki kemiripan karena posisinya yang berdekatan. Hal ini menunjukkan bahwa daging sapi yang dijual di pasar pejagalan dan pasar tradisional bersaing satu sama lain. Persaingan terutama terjadi dalam hal harga, tingkat kesegaran, tingkat kekenyalan, tingkat lemak, tingkat serat, dan kejelasan sertifikasi. Kesamaan ini terutama disebabkan para pedagang sapi di pasar tradisional biasa membeli daging sapi di pasar pejagalan dan langsung menjualnya kembali dalam selang waktu beberapa jam setelah pembelian. Sedangkan pasar modern memiliki tempat tersendiri di pertengahan kuadran sebelah kanan sehingga daging sapi yang dijual di pasar modern terkesan tidak bersaing dengan daging sapi yang dijual di kedua tempat penjualan lainnya.
D. Bauran Pemasaran
Berdasarkan perilaku pengambilan keputusan pembelian serta persepsi rumah makan terhadap daging sapi, maka disusun suatu bauran pemasaran yang meliputi strategi produk, harga, promosi dan distribusi dalam pemasaran daging sapi kepada rumah makan di Kota Bogor.
1. Produk
Produk daging sapi yang dijual pesaing utama (pasar tradisional) berada pada tingkat produk yang diharapkan (expected product). Karena berdasarkan
analisis persepsi konsumen (rumah makan), atribut dan kondisi daging sapi yang dijual di pasar tradisional telah memenuhi harapan pembeli ketika akan membeli produk. Oleh karena itu, untuk mengatasi persaingan yang ketat, produk yang ditawarkan merupakan produk yang sudah ditingkatkan (augmented product) dan diposisikan sebagai merek yang memiliki kualitas tinggi. Strategi produk yang direkomendasaikan untuk mencapai tingkat augmented product adalah dengan melakukan pemberian nama merek utama, diferensiasi, pengemasan vakum dalam ukuran kecil, pelabelan, sistem pembayaran berjangka, dan sistemdelivery order. Uraian masing-masing strategi produk tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pemberian nama merek utama
Produk daging sapi yang dijual pada pesaing utama (pasar tradisional) merupakan daging sapi tanpa merek. Merek berperan dalam memudahkan identifikasi konsumen terhadap suatu produk. Merek juga akan memudahkan konsumen untuk mengingat suatu produk dibandingkan produk lain yang tidak bermerek. Merek utama yang diberikan pada produk daging sapi adalah “Aruna Beef“. Kata Aruna berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “bersinar kemerah- merahan“ dan melambangkan cahaya fajar yang senantiasa siap sedia menyongsong hari baru. Sedangkan kata “beef“ mengidentifikasikan bahwa produk yang dijual merupakan daging sapi.
b) Diferensiasi produk
Diferensiasi yang dilakukan adalah dengan membuat tiga produk dari satu lini produk (daging sapi), yaitu produk daging sapi reguler, sekunder, dan khusus. Diferensiasi didasarkan pada perbedaan jenis daging sapi dan nilai tambah yang diberikan pada daging sapi. Adapun ketiga produk tersebut adalah:
• Produk reguler yaitu Aruna Has , Aruna Kepala , dan Aruna Iga Daging has, kepala, dan iga merupakan bagian daging yang paling sering dikonsumsi oleh rumah makan. Bagian daging ini berkaitan dengan jenis olahan daging sapi atau masakan yang paling sering dibuat oleh rumah makan, yaitu rendang, bakso, rawon, dan sop. Bagian daging has cocok untuk digunakan sebagai rendang, daging kepala cocok diolah menjadi bakso, dan daging iga sesuai digunakan sebagai bahan baku masakan sop dan rawon. Merek daging ini dijual dalam keadaan segar atau dingin karena permintaan
untuk merek daging ini diperkirakan akan lebih banyak dan kontinu. Namun, jika terjadi penumpukan persediaan dapat juga disimpan dalam keadaan beku. • Produk sekunder, yaitu Aruna Rendang , Aruna Bakso , Aruna
Rawonf , dan Aruna Sop
Daging has, kepala, dan iga paling sering dikonsumsi oleh rumah makan karena berkaitan dengan jenis olahan daging sapi atau masakan yang paling sering dibuat oleh rumah makan, yaitu rendang, bakso, rawon, dan sop. Namun, harus dipersiapkan pula alternatif bagian daging lain yang cocok untuk digunakan sebagai bahan baku rendang dan rawon jika bagian daging utama (has, kepala, dan daging iga) habis. Alternatif bagian daging inilah yang dijual dengan merek “Aruna Rendang”, “Aruna Bakso”, “Aruna Rawon”, dan “Aruna Sop”. Nama yang digunakan untuk merek daging ini melambangkan jenis masakan yang dibuat (rendang, bakso, rawon, dan sop). Hal ini dikarenakan alternatif bagian daging sapi yang bisa digunakan sebagai produk subtitusi sangat beragam. Selain itu, hal ini juga untuk memberikan perbedaan antara daging utama (“Aruna Has”, “Aruna Kepala”, dan “Aruna Iga”) dan daging sekunder (“Aruna Rendang”, “Aruna Bakso”, “Aruna Rawon”, dan “Aruna Sop”). Alternatif bagian daging sapi yang bisa digunakan adalah daging penutup dan lamusir (rendang dan bakso) serta sandang lamur dan samcan (rawon dan sop). Semua merek daging ini (kecuali “Aruna Bakso”) akan dijual dalam keadaan dingin atau beku karena permintaannya yang diperkirakan akan lebih sedikit dan tidak terlalu sering. Sedangkan merek “Aruna Bakso” akan dijual dalam keadaan segar atau dingin karena daging sapi yang digunakan untuk bakso tidak bisa menggunakan daging beku.
• Produk khusus (---- Special)
Produk daging sapi merek khusus ini merupakan merek daging sapi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, namun telah dipotong-potong kecil atau dihancurkan agar bisa langsung dimasak tanpa perlu memotong lagi. Hal ini akan memberikan kemudahan rumah makan dalam melakukan proses pengolahan masakannya. Produk daging sapi ini memiliki merek yang sama dengan merek daging sapi yang biasa dengan tambahan Special di
belakangnya. Produk regular khusus diberi nama merek “Aruna Has Special”, “Aruna Kepala Special”, dan “Aruna Iga Special”. Sedangkan produk sekunder khusus diberi nama merek (“Aruna Rendang Special”, “Aruna Bakso Special”, “Aruna Rawon Special”, dan “Aruna Sop Special”.
Untuk merek “Aruna Has Special” dan “Aruna Rendang Special” yang digunakan dalam pembuatan rendang, daging telah dipotong kecil dengan perbandingan 20 potongan untuk 1 kilogram daging. Untuk merek “Aruna Has Special” dan “Aruna Bakso Special” yang digunakan dalam pembuatan bakso, daging sapi telah digiling halus. Sedangkan untuk merek daging sapi “Aruna Iga Special”, “Aruna Rawon Special”, dan “Aruna Sop Special”, telah dipotong dalam ukuran kecil dengan perbandingan 40 potongan untuk 1 kg daging.
c) Pengemasan vakum dalam ukuran kecil
Merek daging sapi yang dijelaskan di atas dikemas dengan menggunakan kemasan vakum. Hal yang diperhatikan rumah makan dalam melakukan pembelian adalah tingkat kesegaran. Selain itu, sebagian besar rumah makan membeli daging sapi yang segar. Sehingga diperlukan kemasan yang dapat menjaga tingkat kesegaran daging sapi dengan baik. Kemasan vakum dapat mencegah rusaknya warna daging akibat oksigen serta menghambat pertumbuhan mikroba aerob. Selain itu, fungsi kemasan juga dapat diperluas untuk menimbulkan daya tarik rumah makan, meningkatkan citra produk, dan sarana promosi. Daging sapi yang dikemas secara vakum bisa menimbulkan daya tarik tersendiri dibandingkan daging sapi yang dikemas dengan kantung plastik biasa. Hal ini juga akan meningkatkan citra daging sapi dalam hal kualitas yang lebih baik.
Sebagian besar rumah makan membeli daging sapi dalam ukuran kecil (1- 5 kilogram). Sehingga daging sapi yang dijual pun dikemas dalam ukuran kecil. Ukuran kemasan daging sapi terutama sebesar 2 kilogram untuk menyesuaikan kebutuhan konsumen sekaligus mendukung penjualan. Jika ukuran ditetapkan lebih kecil akan meningkatkan biaya pengemasan sebaliknya jika dikemas dalam ukuran terlalu besar akan menyulitkan konsumen. Dengan pengemasan 2 kilogram, ukuran pembelian maksimal yang sering dibeli (5 kilogram) dapat
tercapai dengan membeli 3 kemasan daging sapi. Meskipun melebihi kebutuhan maksimal, namun tidak terlalu signifikan. Hal ini pun dapat mendorong jumlah pembelian daging sapi yang lebih banyak. Selain itu, ada daging sapi yang juga dikemas dalam ukuran 1 kilogram, yaitu untuk pemberian bonus bagi konsumen.
d) Pelabelan (nama merek, contact person, label halal dan izin depkes)
Daging sapi yang dijual di pasar tradisional tidak memiliki label pada kemasannya. Label memberikan berbagai keuntungan bagi penjual dalam berbagai cara. Nama merek yang dicantumkan dalam label bertujuan agar kosumen mudah mengidentifikasi produk daging sapi yang dijual. Pencantuman contact person pada kemasan memudahkan rumah makan dalam menghubungi penjual. Sertifikasi (label halal dan depkes) merupakan atribut yang dinilai cukup penting oleh rumah makan dalam membeli daging sapi sehingga dapat membangun kepercayaan konsumen (rumah makan) untuk membeli produk daging sapi.
e) Sistem pembayaran berjangka.
Sebagian besar rumah makan melakukan pembayaran secara tunai, namun ada beberapa pula yang melakukan pembelian secara berhutang. Untuk menarik minat rumah makan bisa dilakukan sistem pembayaran berjangka (termin) yang dapat meringankan rumah makan dalam melakukan pembayaran. Apalagi rumah makan merupakan konsumen bisnis yang melakukan pembelian dalam jumlah besar yang juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Karena rentang pembelian daging sapi yang dilakukan rumah makan relatif singkat (1-4 hari), waktu termin yang digunakan adalah setiap satu minggu. Sehingga pembayaran dilakukan setelah satu minggu masa pembelian oleh rumah makan.
f) Sistem delivery order
Penjualan daging sapi dilakukan berdasarkan pesanan dan diantarkan kepada konsumen (delivery order). Sebagian besar rumah makan melakukan pembelian secara langsung ke tempat penjualan, namun ada juga beberapa yang memesan kepada penjual. Sistem delivery order dapat memberikan kemudahan dan kepraktisan pembeli dalam melakukan pembelian.
2. Harga
Seperti yang telah dijelaskan dalam strategi produk, produk daging sapi “Aruna Beef“ ditempatkan pada tingkat augmented product dan diposisikan sebagai produk berkualitas tinggi. Oleh karena itu, penetapan harga ditujukan untuk kepemimpinan mutu produk. Dari hasil analisis persepsi konsumen juga ditunjukkan bahwa harga bukan merupakan hal paling penting bagi rumah makan ketika membeli daging sapi. Ini mengindikasikan bahwa rumah makan kurang peka tehadap harga sehingga harga yang lebih tinggi atau lebih rendah tidak menjamin dapat mengubah permintaan secara signifikan. Selain itu, produk yang ditawarkan pesaing tidak lebih baik dibandingkan produk yang direkomendasikan dalam strategi produk. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka strategi harga yang direkomendasikan adalah stratifikasi harga.
Stratifikasi harga dilakukan berdasarkan diferensiasi produk yang direkomendasikan pada strategi produk. Harga yang ditetapkan untuk setiap lini produk berbeda-beda. Merek khusus akan lebih mahal daripada harga merek reguler, dan harga merek reguler akan lebih mahal dari harga merek sekunder. Sebagai acuan, penetapan harga pertama kali dilakukan terhadap produk reguler dan sekunder. Stratifikasi harga yang dilakukan adalah sebagai berikut:
• Harga produk reguler (Aruna Has, Aruna Kepala, dan Aruna Iga) serta produk sekunder (Aruna Rendang, Aruna Bakso, Aruna Rawon, dan Aruna Sop) merupakan harga premium
Seperti yang telah dijelaskan di atas, produk yang direkomendasikan bertujuan untuk kepemimpinan mutu produk, para konsumen tidak terlalu peka terhadap pasar, dan produk yang direkomendasikan pun lebih baik dari pesaing. Hal ini membuat penetapan harga tidak terlalu bergantung pada pesaing dan konsumen. Maka dari itu, metode penetapan harga yang dilakukan adalah berdasarkan biaya produksi dan margin yang ditambahkan (mark-up pricing). Misalkan, harga dasar produk dianggap sama dengan harga produk pesaing. Maka harga produk yang direkomendasikan akan lebih tinggi daripada harga pesaing karena harga produk yang direkomendasikan membutuhkan biaya tambahan, minimal untuk pengemasan vakum dan pelabelan.
• Harga produk khusus (---- Special) lebih mahal dari reguler dan sekunder Penetapan harga untuk produk khusus sesungguhnya sama tahapannya dengan penetapan harga lini produk reguler dan sekunder. Hal ini disebabkan jenis daging yang digunakan sama saja. Perbedaan antara produk reguler dan sekunder dengan produk khusus terdapat pada nilai tambah yang diberikan. Produk reguler dan sekunder hanya dikemas vakum saja, sedangkan produk khusus dipotong-potong kecil atau dihaluskan terlebih dahulu sebelum dikemas. Hal ini menyebabkan harga produk khusus akan lebih mahal dibandingkan produk reguler dan sekunder sebagai akibat dari tambahan biaya untuk nilai tambah yang diberikan.
Berikut ini merupakan tabel yang memberikan ilustrasi penetapan harga untuk semua produk.
Tabel 24. Stratifikasi Harga dalam Bauran Harga Merek Daging Sapi Harga pesaing
(Rp per kg)
Harga (Rp per kg)
Harga (Rp per kg)
Merek Reguler Special
Aruna Has/Special 50000 55000 57000
Aruna Kepala/Special 40000 45000 47000
Aruna Iga/Special 35000 40000 42000
Merek Sekunder Special
Aruna Rendang/Special 45000 50000 52000
Aruna Bakso/Special 45000 50000 52000
Aruna Rawon/Special 35000 38000 40000
Aruna Sop/Special 35000 38000 40000
3. Distribusi
Rumah makan sebagai target pasar merupakan konsumen yang sudah lama berlangganan kepada pemasok tertentu. Hal ini menyebabkan rumah makan telah memiliki loyalitas merek yang tinggi dan sangat memahami perbedaan kualitas atau atribut daging sapi yang akan dibeli. Untuk itu, strategi yang sesuai untuk diterapkan adalah strategi tarik (pull strategy) yang mengintensifkan iklan dan promosi serta tenaga penjualan langsung untuk membangkitkan minat konsumen agar memesan produk yang ditawarkan. Hal lain yang mempengaruhi strategi distribusi atau saluran pemasaran adalah kondisi geografis dan lalu lintas di
wilayah Kota Bogor. Maka dari itu, strategi distribusi yang direkomendasikan adalah:
a) Saluran pemasaran nol-tingkat
Tingkat saluran yang digunakan adalah saluran nol-tingkat atau saluran pemasaran langsung dimana penjualan dilakukan langsung terhadap konsumen tanpa melalui perantara. Dalam hal ini, penjualan dilakukan langsung oleh tenaga penjualan internal. Wilayah Kota Bogor sebagai area pemasaran tidak terlalu luas sehingga kebutuhan tenaga penjualan sedikit. Selain itu, saluran pemasaran yang pendek dapat menekan harga jual kepada konsumen.
b) Alat transportasi motor
Pendistribusian dilakukan menggunakan motor. Hal yang harus diperhatikan dalam pendistribusian adalah waktu dan pengemasan. Wilayah Kota Bogor tidak terlalu luas sehingga motor sudah cukup untuk digunakan sebagai sarana transportasi. Selain itu, motor memudahkan pengantar dalam menghindari kemacetan yang biasa terjadi di Kota Bogor sehingga dapat mengantar pesanan dengan cepat.
c) Mengunakan cooler box ber-logger
Pesanan daging sapi yang diantarkan disimpan dalam cooler box (kotak pendingin) untuk mempertahankan kesegaran daging sapi sepanjang perjalanan. Hal ini sangat penting karena tingkat kesegaran adalah salah satu yang paling diperhatikan rumah makan dalam melakukan pembelian daging sapi. Selain itu, untuk mengawasi dan mengevaluasi perubahan suhu produk ketika diantar, digunakan pulalogger.Logger ini berfungsi untuk mencatat waktu dan perubahan suhu yang berlangsung dalam kotak pendingin.
4. Promosi
Komunikasi pemasaran utama yang dilakukan dalam bauran promosi adalah melalui iklan, promosi, dan personal selling. Berikut ini merupakan strategi pemasaran dari ketiga komunikasi pemasaran tersebut:
a) Iklan
Iklan merupakan salah satu komunikasi pemasaran yang menawarkan konsumen alasan untuk membeli produk. Rekomendasi strategi untuk iklan adalah iklan yang bertujuan informatif dan persuasif serta menggunakan media koran,
brosur, dan leaflet. Koran, brosur, dan leaflet cocok digunakan karena dianggap efektif dan efisien. Wilayah Kota Bogor yang tidak terlalu luas masih dapat dijangkau oleh ketiga media tersebut dan biaya yang dikeluarkan pun tidak besar. Uraian ketiga rekomendasi iklan tersebut adalah:
• Iklan bertujuan informatif dan persuasif
Iklan yang dibuat memiliki tujuan informatif dan persuasif. Tujuan informatif ditujukan untuk membangun kesadaran dan pengetahuan terhadap produk daging sapi merek “Aruna Beef“ dan ciri-ciri utamanya yaitu dikemas vakum, memiliki sertifikasi yang jelas, dan memiliki berbagai variasi daging yang dibutuhkan konsumen. Tujuan persuasif ditujukan untuk membangun kepercayaan dan minat konsumen untuk membeli daging sapi merek “Aruna Beef“ dengan menginformasikan keunggulannya bila dibandingkan dengan pasar tradisional sebagai pesaing utama. Keunggulan ditekankan pada kualitas daging yang lebih baik, sistem pembelian delivery order, sistem pembayaran berjangka, serta penerapan garansi, diskon, dan bonus.
• Pemasangan iklan di koran Radar Bogor dan Jurnal Bogor
Strategi iklan yang lain adalah dengan memasang iklan di koran. Koran yang digunakan untuk pemasangan iklan adalah Radar Bogor dan Jurnal Bogor