• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

F. Penelitian Terdahulu

Juanda (2007) melakukan penelitian pengaruh risiko litigasi dan tipe strategi terhadap hubungan antara konflik kepentingan dan konservatisme akuntansi. Penelitian dilakukan di Bursa Efek Jakarta dengan tahun sampel 1995 sampai dengan 2003. Variabel yang digunakan untuk memprediksi konservatisme akuntansi antara lain konflik kepentingan, risiko litigasi dan tipe strategi. Hasil penelitian ini mendukung argumen bahwa konservatisme akuntansi merupakan praktik umum yang dilakukan perusahaan secara diskresioner. Pertama, bukti empiris menunjukkan bahwa konflik kepentingan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini mendukung prediksi bahwa semakin tinggi intensitas konflik kepentingan, maka semakin tinggi kecenderungan penerapan konservatisme akuntansi. Kedua, pengaruh pemoderasian risiko litigasi terhadap hubungan konflik kepentingan dan konservatisme akuntansi bersifat memperlemah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko litigasi perusahaan, maka hubungan positif konflik kepentingan dan konservatisme akuntansi semakin lemah namun hasil ini tidak mendukung hipotesis yang diprediksi. Hal ini kemungkinan disebabkan

commit to user

berakibat pada lemahnya antisipasi manajer terhadap risiko litigasi. Ketiga, pengaruh pemoderasian tipe strategi perusahaan terhadap hubungan antara konflik kepentingan dan konservatisme akuntansi bersifat memperlemah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika perusahaan bertipe pros-pektor, maka hubungan positif konflik kepentingan dan konservatisme akuntansi semakin lemah. Demikian sebaliknya, ketika perusahaan bertipe defender, maka hubungan positif konflik kepentingan dan konservatisme akuntansi semakin kuat.

Sari (2004) melakukan penelitian tentang hubungan antara konservatisme akuntansi dengan konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi seputar kebijakan dividen dan peringkat obligasi. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang menerbitkan obligasi sekaligus menerbitkan saham di Busa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara konservatisme akuntansi dengan fruktuasi ROA dan rasio kas dividen yang merupakan indikator konflik kepentingan antara pemegang saham dan pemegang obligasi seputar dividen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konservatisme akuntansi mampu berperan dalam konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi seputar kebijakan dividen yang timbul dari perusahaan yang menerbitkan saham dan obligasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Lasdi (2008) melakukan penelitian tentang determinant konservatisme akuntansi. Konservatisme dalam penelitian ini diproksikan dengan non operating accrual mengacu pada penelitian Givoly and Hayn (2000). Non operating accrual merupakan selisih antara total akrual dan akrual operasi. Variabel yang diuji dalam penelitian ini sebagai determinan akuntansi konservatif diambil dari penelitian Watts (2003). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tuntutan litigasi dan kontrak hutang berpengaruh terhadap penerapan akuntansi konservatif. Sedangkan untuk variabel kompensasi kontrak, pajak dan biaya politik tidak terbukti signifikan sebagai determinan konservatisme akuntansi.

Ahmed et al (2000) melakukan pengujian empiris tentang akuntansi konservatif dengan biaya hutang (cost of debt). Penelitian yang dilakukan mencoba untuk memberikan bukti bahwa peran akuntansi konservatif dalam upaya mengurangi konflik yang terjadi antara pemegang saham dan pemegang obligasi tentang kebijakan dividen perusahaan. Akuntansi yang konservatif akan berpengaruh terhadap laba dan laba ditahan perusahaan yang akan digunakan untuk membayar hutang. Hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham. Dari pengujian yang dilakukan diketahui bahwa perusahaan yang memiliki dividend payout, leverage dan operating uncertainty yang tinggi cenderung untuk memilih akuntansi yang konservatif.

Wijaya (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh akuntansi konservatif dan laba terhadap laba masa depan perusahaan. Penelitian

commit to user

konservatisme dalam penelitian tersebut diukur dengan menggunakan non operating akrual. Sedangkan laba dalam penelitian tersebut menggunakan earning per share. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa laba dan konservatisme akuntansi saat ini berpengaruh terhadap laba masa depan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa konservatisme bermanfaat bagi perusahaan karena akan menjadikan laba perusahaan menjadi labih baik di masa yang akan datang.

Wardhani (2008) melakukan penelitian tentang konservatisme akuntansi dan hubungannya dengan dewan komisaris sebagai bagian dari mekanisme corporate governance. Konservatisme dalam penelitian tersebut diproksikan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan pasar dan pendekatan akrual. Sedangkan karakteristik board of directors yang diteliti dalam penelitian ini mencakup independensi dari komisaris, kepemilikan perusahaan oleh komisaris dan direksi, dan ada/tidaknya komite audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi komisaris independen terhadap total jumlah komisaris maka semakin besar pula tingkat konservatisme akuntansi yang diukur dengan ukuran pasar. Hasil di atas menunjukkan bahwa board of directors yang kuat (dewan yang memiliki komisaris independent dalam proporsi lebih tinggi) akan mensyaratkan informasi yang lebih berkualitas sehingga mereka akan cenderung untuk lebih menggunakan prinsip akuntansi yang lebih konservatif. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional dalam struktur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kepemilikan perusahaan maka semakin mendorong penggunaan prinsip akuntansi yang konservatif.

Kiryanto dan Suprianto (2006) melakukan penelitian tentang pengaruh moderasi size terhadap hubungan laba konservatisme dengan neraca konservatisme. Penelitian ini menguji adanya good news dan bad news bagi perusahaan serta pengaruhnya terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini juga mencoba memberikan bukti apakah laba perusahaan yang konservatif dipengaruhi oleh neraca yang konservatif serta apakah ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap akuntansi konservatif. Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa laba yang konservatif memiliki hubungan negatif dengan neraca konservatif, konservatisme perusahaan lebih besar ketika perusahaan menerima bad news. Hasil ini menunjukkan bahwa laba perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih konservatif dengan price to book yang kecil sebaliknya perusahaan-perusahaan kecil cenderung kurang konservatif sehingga Price to book nya cenderung besar. Variabel besaran perusahaan (firms size) sebagai variabel moderasi ternyata dapat memperkuat hubungan negative antara laba yang konservatif dan neraca yang konservatif.

Lo (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian tersebut menguji tentang perbedaan prediksi antara positive accounting theory dan signaling theory tentang pengaruh kesulitan keuangan perusahaan dalam penggunaan akuntansi konservatif. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1994-2000. Dari hasil

commit to user

perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan tingkat konservatisme akuntansi yang dibuat oleh manajer perusahaan. Simpulan ini mendukung prediksi teori signaling mengenai pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme akuntansi.

Liu and Thornthon (2008) melakukan penelitian tentang risiko litigasi, price to book ratio dan konservatisme laporan keuangan. Penelitian dilakukan di USA tahun 1993 sampai dengan 1998. Data diambil dari COMPUSTAT. Dalam penelitian tersebut konservatisme dihitung dengan menggunakan model pasar mengcu pada Basu Model (1997). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara price book ratio (PBR) terhadap konservatisme yang sejalan dengan upaya mengurangi biaya litigasi pada perusahaan dengan PBR rendah. Konservatisme dinilai mampu mengurangi tuntutan hukum karena overstatement laporan keuangan. Semakin tinggi kemungkinan terjadinya tuntutan hukum maka akan semakin tinggi pula tuntutan untuk menerapkan akuntansi yang konservatif dengan harapan mampu mengurangi litigastion cost yang dikeluarkan perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dokumen terkait