• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

D. Risiko litigasi dan Konservatisme Akuntansi

Watts (2003) menjelasakan ada empat hal yang menjadi penjelasan tentang pilihan perusahaan dalam menerapkan akuntansi konservatif.

commit to user

Konservatisme merupakan upaya untuk membentuk mekanisme kontrak yang efisien antara perusahaan dan berbagai pihak eksternal. Atas dasar penjelasan kontrak, konservatisme akuntansi dapat digunakan untuk menghindari moral hazard yang disebabkan oleh pihak-pihak yang mempunyai informasi asimetris, pembayaran asimetris, harison waktu yang terbatas, dan tanggung jawab yang terbatas. Moral hazard adalah suatu tipe asimetri informasi dimana satu orang atau lebih pelaku bisnis dapat mengamati kegiatan-kegiatan dibandingkan dengan pihak lain. Masalah moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak diluar perusahaan (investor) mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian tersebut (Kiryanto dan Suprianto, 2006).

2. Litigation

Risiko litigasi berkaitan dengan posisi kreditor dan investor sebagai pihak eksternal. Investor dan kreditor adalah pihak yang memperoleh perlindungan hukum. Risiko potensial terjadinya litigasi dipicu oleh potensi yang melekat pada perusahaan berkaitan dengan tidak terpenuhinya kepentingan investor dan kreditor. Dalam rangka memperjuangkan hak-haknya investor dapat saja melakukan litigasi dan tuntutan hukum terhadap perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Taxation

Penerapan akuntansi konservatif dilakukan dalam upaya memperkecil pajak penghasilan perusahaan. Perusahaan dapat memilih metoda-metoda yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya pajak sepanjang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Di Indonesia peraturan perpajakan mewajibkan dilakukannya rekonsiliasi fiskal dengan tujuan mencocokan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Ada peraturan yang diperbolehkan dalam standar akuntansi namun tidak diperbolehkan dalam perpajakan. Seperti pengakuan biaya sumbangan yang tidak boleh dibebankan dan harus dikoreksi. Meskipun aspek perpajakan tetap menjadi pertimbangan pilihan perusahaan untuk menerapkan akuntansi konservatif.

4. Regulation

Regulator membuat serangkaian intensif bagi laporan keuangan agar disusun secara konservatif. Negara-negara dengan regulasi tinggi memiliki tingkat konservatisme yang lebih tinggi dari pada negara-negara dengan tingkat regulator rendah. Menurut Lo (2005) Standar Akuntansi Keuangan (SAK) lebih memposisikan pada Akuntansi netral tidak pada akuntansi konservatif atau liberal. Manajer diberi beberapa pilihan untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif atau optimis/liberal.

Juanda (2007) menyatakan bahwa lingkungan hukum yang berlaku pada suatu wilayah tertentu mempunyai dampak yang signifikan terhadap kebijakan diskresioner manajer dalam melaporkan keuangannya. Manajer akan melakukan penyeimbangan antara kos litigasi yang akan timbul dengan

commit to user

lingkungan hukum yang sangat ketat, kecenderungan manajer untuk melaporkan keuangan secara konservatif semakin tinggi. Pada lingkungan hukum yang longgar dorongan untuk melaporkan keuangan secara konservatif akan berkurang.

Berbagai peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalam lingkungan akuntansi, menuntut manajer untuk lebih mencermati praktik-praktik akuntansi agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan penegakan hukum yang semakin ketat inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan melakukan pelanggaran sehingga akan semakin mendorong manajer untuk bersikap hati-hati dalam menerapkan akuntansinya. Demikian juga, bagi akuntan yang menyiapkan maupun yang memeriksa laporan keuangan akan cenderung lebih konservatif. Karena kesalahan dalam memperkirakan kemungkinan keuntungan lebih berbahaya dibanding kesalahan karena memperkirakan kemungkinan rugi. Jadi semakin tinggi risiko litigasi yang akan dialami perusahaan, maka semakin besar pula tuntutan untuk menerapkan akuntansi yang konservatif.

Risiko adanya tuntutan hukum (litigasi) oleh kreditur dan pemegang saham kepada manajer dapat mendorong penyelenggaraan akuntansi yang konservatif. Penelitian disclosure telah memodelkan biaya litigasi sebagai insentif untuk mengungkapkan berita buruk (Liu and Thornthon, 2008). Watts (2003) menyebut berita buruk itu sebagai berita buruk asimetrik: pernyataan yang berlebihan dari aset bersih cenderung menghasilkan biaya litigasi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

lebih besar dibanding pernyataan aset bersih yang lebih rendah. Konservatisme akuntansi menyatakan aset bersih yang lebih rendah dapat mengurangi risiko litigasi. Lasdi (2008) menyatakan bahwa litigasi menurut Undang-Undang Pasar Modal mendorong konservatisme. Alasannya adalah bahwa litigasi cenderung lebih banyak dihasilkan oleh pernyataan yang berlebihan dibanding pernyataan yang lebih rendah dari laba dan aset bersih. Karena biaya litigasi ekspektasian dari pernyataan yang berlebihan lebih tinggi daripada pernyataan yang lebih rendah, maka manajemen dan auditor mempunyai insentif untuk menyatakan lebih rendah laba dan aset bersih. Studi empiris dalam literatur disclosure menemukan bahwa biaya litigasi ekspektasian yang asimetrik menciptakan insentif bagi manajer untuk mengungkapkan berita buruk secepatnya.

Pada negara common law (seperti USA, UK) yang di dalamnya penyedia modal tergantung pada laporan publikasian, tuntutan pengungkapan yang tepat waktu lebih tinggi daripada di negara code law (seperti Indonesia) yang konsekuensi hukum dan aturan pengungkapan informasi kepada publik relatif rendah. Juanda (2007) menyatakan bahwa risiko litigasi sebagai faktor kondisi eksternal, didasarkan pada pandangan bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang memperoleh perlindungan secara hukum. Investor maupun kreditor dalam memperjuangkan hak dan kepentingannya dapat melakukan litigasi dan tuntutan hukum kepada perusahaan. Berbagai peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalam lingkungan akuntansi, menuntut manajer untuk lebih mencermati praktik-praktik akuntansi agar terhindar dari

commit to user

inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan melakukan pelanggaran sehingga akan semakin mendorong manajer untuk bersikap hati-hati dalam menerapkan akuntansinya dan cenderung konservatif. Pada lingkungan hukum yang sangat ketat, kecenderungan manajer untuk melaporkan keuangan secara konservatif semakin tinggi. Pada lingkungan hukum yang longgar dorongan untuk melaporkan keuangan secara konservatif akan berkurang. Atas dasar tersebut, maka hipotesis kedua dirumuskan sebagai berikut :

H2 : Risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan

Dokumen terkait