• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

D. Uji Hipotesis 1. Adjusted R2

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai yang kecil menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah rendah. Begitu juga sebaliknya. Nilai koefisien determinasi dapat kita lihat dari nilai adjusted R2 pada model summary pada hasil analisis regresi linier berganda.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konflik kepentingan, risiko litigasi dan kontrak hutang terhadap konservatisme laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengujian dengan regresi linier berganda menunjukan nilai adjusted R2 pada model summary menunjukan nilai 0.530 atau 53 %. Hal ini menunjukan bahwa 53 % konservatisme akuntansi dipengaruhi oleh konflik kepentingan, risiko litigasi dan kontrak hutang. Sedangkan sisanya 47% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Nilai F

Nilai F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil Nilai F dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel IV.6 Hasil Nilai F

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pengujian nilai F menunjukan hasil yang signifikan. Hal tersebut menunjukan bahwa kepemilikan konflik kepentingan, risiko litigasi dan kontrak hutang berpengaruh secara bersama-sama atau secara simultan terhadap konservatisme laporan keuangan perusahaan.

3. Nilai t

Nilai t digunakan untuk mengatahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil Nilai t persamaan regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

commit to user

Hasil Nilai t

Sumber : Hasil Pengolahan Data Pembahasan Hipotesis ke-1

Hipotesis 1 bertujuan untuk menguji pengaruh konflik kepentingan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil pengujian terhadap nilai t menunjukan bahwa dividen payout ratio (DPR), return on assets (ROA) dan asset growth (AG) sebagai proksi dari konflik kepentingan memiliki hasil yang tidak signifikan. Pengujian terhadap variabel return on assets diperoleh koefisien regresi sebesar 0.328 dengan signifikansi sebesar 0.146. Variabel return on assets sebagai proksi dari konflik kepentingan tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Pengujian terhadap variabel dividen payout ratio memberikan nilai koefisien regresi sebesar 0.165 dengan signifikansi sebesar 0.388. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dividen payout ratio sebagai proksi dari konflik kepentingan tidak berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan perusahaan. Sedangkan pengujian terhadap variabel asset growth diperoleh koefisien sebesar -0.111 dengan signifikansi sebesar 0.510.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asset growth sebagai proksi dari konflik kepentingan tidak berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan perusahaan. Tiga variabel yang digunakan sebagai proksi konflik kepentingan memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga hipotesis 1 yang menyatakan bahwa konflik kepentingan berpengaruh terhadap penerapan akuntansi konservatif ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Juanda (2007) yang menyatakan bahwa salah satu upaya untuk mengatasi konflik kepentingan dalam perusahaan adalah dengan menerapkan akuntansi yang konservatif. Sebagian perusahaan di Indonesia memiliki struktur kepemilikan terpusat sehingga dalam sebuah perusahaan sering sekali dijumpai pemegang saham yang memiliki saham secara mayoritas. Karena struktur kepemilikan yang terpusat maka sebagian besar keputusan perusahaan terdapat pada pemegang saham mayoritas. Hal tersebut menjadikan konflik yang terjadi antara pemegang saham dengan manajer atau dengan kreditur akan terbentur dengan hak pemegang saham mayoritas. Hal tersebut menyebabkan adanya konflik kepentingan tidak dapat berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan termasuk dalam menentukan kebijakan akuntansi konservatif perusahaan.

Pembahasan Hipotesis ke-2

Hipotesis kedua bertujuan untuk menguji pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi. Hasil pengujian terhadap variabel SIZE, cash ratio dan current ratio sebagai proksi dari risiko litigasi menunjukan

commit to user

koefisien regresi sebesar 0.760 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hasil pengujian memberikan hasil yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SIZE sebagai proksi dari litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Pengujian terhadap variabel cash ratio diperoleh koefisien regresi sebesar 0.479 dengan nilai signifikasi sebesar 0.001. Pengujian memberikan hasil yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cash ratio sebagai proksi dari litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan pengujian terhadap variabel current ratio, diperoleh koefisien regresi sebesar 0.479 dengan nilai signifikasi sebesar 0.062. Variabel current ratio sebagai proksi dari risiko litigasi berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada tingkat signifikansi 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio sebagai proksi dari litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Tiga variabel yang digunakan sebagai proksi risiko litigasi memberikan hasil yang signifikan sehingga hipotesis 2 yang menyatakan risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi didukung. Hasil ini mendukung hasil penelitian Watts (2003) yang menyatakan bahwa risiko litigasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan manajemen menerapkan akuntansi yang konservatif. Hasil ini juga mendukung apa yang disampaikan oleh Juanda (2007) yang menyatakan bahwa lingkungan hukum yang berlaku pada suatu wilayah tertentu mempunyai dampak yang signifikan terhadap kebijakan diskresioner manajer dalam melaporkan keuangannya. Manajer akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

melakukan penyeimbangan antara kos litigasi yang akan timbul dengan keuntungan yang akan diperoleh karena akuntansi yang agresif, sehingga manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang lebih konservatif.

Pembahasan Hipotesis ke-3

Hipotesis 3 bertujuan untuk menguji pengaruh kontrak hutang terhadap konservatisme akuntansi. Hasil pengujian terhadap leverage sebagai proksi dari kontrak hutang menunjukan koefisien regresi sebesar 0.507 dengan signifikansi 0.110. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga hipotesis 3 yang menyatakan bahwa kontrak hutang berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan di tolak. Hasil ini tidak mendukung hasil penelitian Lasdi (2008) yang menyatakan bahwa semakin besar tingkat leverage maka semakin berkurang tingkat konservatisme akuntansi perusahaan. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis debt covenant yang memprediksi bahwa manajer cenderung untuk menyatakan secara berlebihan laba dan aset untuk mengurangi negosiasi ulang biaya kontrak hutang ketika perusahaan berusaha melanggar kontrak hutangnya. Menurut Lo (2005), pada perusahaan yang mempunyai utang relatif tinggi, kreditur mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi penyelenggaraan operasi dan akuntansi perusahaan. Hak lebih besar yang dimiliki kreditur akan mengurangi asimetri informasi diantara kreditur dengan manajer perusahaan. Namun dalam kenyataannya praktik corporate governance yang lemah akan membuat kreditur kurang aktif memberdayakan diri, sehingga daya tawarnya

commit to user

menyebabkan kreditur tidak dapat mempengaruhi kebijakan manajemen termasuk dalam menentukan kebijakan akuntansi yang konservatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB V

Dokumen terkait