• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Susilo (2007:16) penelitian tindakan kelas ( classroom

action research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau

disekolah, tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktek dan proses dalam pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2009:10) penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.

Menurut Jhon Eliot dalam Suwandi (2010:9) penelitian tindakan kelas adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu tindakan dalam situasi social tersebut.

Menurut Kusumah (2009:9) Penelitian Tindakan Kelas (Class Action

Research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins dalam Suwandi (2010:14) Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice from within).

b. Usaha Kolaboratif

c. Bersifat Fleksibel (a Reflective practice made public)

Sedangkan menurut Rocman Natawidjaya dalam Suwandi (2010:14) karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan.

b. Diterapkan secara kontekstual artinya variabel-variabel atau faktor- faktor yang di telaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian.

c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan kinerja guru di kelas. d. Bersifat Fleksibel.

e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pegamatan atas prilaku serta refleksi peneliti.

f. Menyerupai eksperimental namun tidak secara ketat mempedulikan pengendalian variabel.

g. Bersifat situasional dan spesifik umumnya di lakukan dalam bentuk studi kasus.

Menurut Susilo (2007:17) Karakteristik Penelitian tindakan kalas adalah a. Ditinjau dari segi permasalahan, Karakteristik PTK adalah masalah yang

diangkat berangkat dari persoalan praktek dan proses pembelajaran sehari-hari di kelas yang benar-benar dirasakan langsung oleh guru. b. Penelitian tindakan Kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru

terhadap persolan yang terjadi ketika praktek dan proses pembelajaran berlangsung.

c. Adanya rencana tindakan (aksi tertentu) untuk memperbaiki praktek dan proses pembelajaran dikelas.

d. Adanya kolaborasi antara guru dan peneliti dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Susilo (2007:18) sebagai berikut :

a. Tujuan utama penelitian tindakan Kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran dikelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek dalam proses pembelajaran secara reflektif dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru. d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah aktual yang dihadapi sehari-hari.

e. Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung

Tujuan PTK Menurut Rochaman Natawidjaya dalam Suwandi (2010:10) sebagai berikut:

a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah kependidikan dan pengembangan materi pengajaran.

b. Untuk memberikan pedoman bagi guru guna memperbaiki dan meningkatkan kinerja agar menjadi lebih dan produktif.

c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil penelitian tersebut.

d. Untuk memasukkan unsur pembaharuan dalam system pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit untuk di tembus oleh pembaharuan pada umumnya.

e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara guru dengan para peneliti akademis.

f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Suwandi (2010:16) adalah a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.

c. Guru akan terlatih mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau di sekolah.

4. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kasihani dalam Suwandi (2010:17) prinsip penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

a. PTK tidak boleh menganggu tugas mengajar guru. PTK justru dilakukan guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar.

b. Dalam melakukan PTK pengumpulan data tidak boleh terlalu menyita banyak waktu. Agar proses pengumpulan data tidak menyita banyak waktu. Agar proses pengumpulan data tidak menyita banyak waktu, peneliti seharusnya sudah merasa pasti dalam memilih teknik yang tepat, termasuk pengumpulan data, sebelum PTK di mulai. Instrumen, panduan dan format yang diperlukan sudah dipersiapkan sebelumnya. c. Metode yang dipakai harus tepat dan terpercaya. Bila metode tepat, guru

dapat memformulasikan hipotesis tindakan dan mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya.

d. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang dia hadapi. Masalah harus manarik bagi penarikan dan merupakan masalah yang faktual dan layak diangkat dalam penelitian.

e. PTK tidak boleh menyimpang dari prosedur etika lingkungan kerjanya. Misalnya negosiasi dengan orang-orang yang hasil karyanya digunakan, minta izin menggunakan dokumen tertentu, membuat laporan kemajuan, dan terbuka kapada teman guru lain.

f. PTK berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan melakukan perubahan yang dituangkan dalam “tindakan”. Untuk itu, kesiapan guru untuk berubah merupakan syarat penting bila akan melakukan perbaikan. Sementara itu, pada kenyataanya mengubah sikap atau kebiasaan memerlukan keterbukaan dan waktu yang cukup lama karena memerlukan kesadaran dan keinginan untuk malihat kelemahan diri sendiri dan mau memperbaiki diri.

g. PTK merupakan suatu proses belajar yang sistematik. Penelitian ini memerlukan kemampuan dan ketrampilan intlektual. Proses belajar menggunakan pemikiran kritis sudah dimulai sejak penentuan masalah, perencanaan tindakan baik yang bersifat teorentik maupun praktis, yang kemudian dikembangkan menjadi tindakan pendidikan.

h. PTK menuntut guru membuat jurnal pribadi. Ia mencatat semua kemajuan atau perubahan, persoalan yang dihadapi, dan hasil refleksi tentang proses belajar siswa seryta pelaksanaan penelitian. Semua yang terjadi di kelas perlu direkam.

i. PTK sebaiknya dimulai dengan hal-hal yang sederhana lebih dahulu, namun nyata. Dengan demikian, siklus dimulai dari kecil sehingga perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi dapat membuiat ide dan asumsi menjadi lebih jelas.

j. Dalam PTK guru perlu melihat dan menilaia diri sendiri secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya. Dengan melihat unjuk kerjanya sendiri, kemudian direfleksi dan diperbaiki, guru akhirnya menjadi lebih trampil dan melakukan profesinya. Keterbukaan ilmiah yang merupakan kunci keberhasilan suatu penelitian praktis dalam kancah kelas.

Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto (2006) prinsip penilitian tindakan kelas meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Kegiatan nyata dalam situasi rutin

Penelitian tindakan dilakukan oleh eneliti tanpa mengubah situasi rutin. Dalam melakukan PTK tidak perlu menggunakan wktu khusus dan tidak perlu mengubah jadwal yang sudah ada. Selain itu, hal yang dilaksanakan dalam PTK harus berkaitan dengan profesi guru.

b. Kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja

Penelitian didasarkan atau sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka hal-hal yang statis atau selalu menginginkan suatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan secara terus menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang susul- menyusul.

Berdasarkan pendapat di atas secara ringkas dapat disenarikan prinsip PTK sebagai berikut :

a. Tidak mengganggu komitmen mengajar. b. Tidak terlalu menyita waktu.

c. Masalah nyata dihadapi guru.

d. Dimulai dari hal-hal yang sederhana. e. Metodenya andal.

1) Indentifikasi dan rumusan masalah meyakinkan 2) Strategi dapat ditepakan dikelas

f. Pilihan tindakan dapat dilaksanakan. g. Terikat oleh waktu (terencana). h. Konsisten terhadap prosedur etika. i. Berorientasi pada perbaikan masalah. j. Proses belajar sistematik.

k. Guru perlu membuat jurnal untuk mencatat perubahan. l. Guru memiliki kemampuan reflektif.

5. Langkah Utama PTK

Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui 4 langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Empat langkah utama yang

saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan istilah satu siklus.

Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

a. Perencanaan (planning)

Kegiatan perencanaan mencakup : (1) indentifikasi masalah, (2) analisis penyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah.

Untuk keperluan indentifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1) Terjadi Masalah harus benar-benar dan dirasakan oleh guru pada saat melaksanakan tugas (on the job problem oriented). Sebagai contoh, setelah diberikan tugas awal diperoleh data bahwa : (1) sebagian besar siswa (80%) tidak mampu mencetuskan dan mewujudkan gagasan serta imajinasinya ke dalam bentuk lukisan, (2) tingkat apresiasi sastra siswa sangat rendah ditunjukan sekitar 85% siswa belum mencapai batas ketuntasan, yaitu nilai 60. Masalah–masalah pembelajaran di kelas seperti inilah yang bisa digolongkan sebagai masalah nyata (rill) karena didukung dengan data yang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan dan dipunyai guru.

2) Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan tanggung jawab, kewenangan dan tugas seorang guru. Karena tidak semua masalah pembelajaran yang terjadi secara nyata (rill) bisa dikategorikan sebagai masalah-masalah yang problematik. Misalnya, meskipun mayoritas siswa tidak lancar membaca teks bahasa inggris, masalah ini kurang problematik bagi guru bahasa Indonesia. 3) Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang

dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru karena ada kemungkinan kalau masalah tidak segera diatasi akan

mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses pembelajaranyang mempunyai sifat berkesinambungan.

4) Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Setelah guru menemukan masalah, perlu segera melakukan langkah indentifikasi penyebab munculnya masalah. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap penyebab adanya masalah yang akan dijadikan landasan berfikir untuk mencari alternative suatu tindakan (aksi) yang dapat dikembangkan sebagai bentuk solusi atau pemecahan masalah.

b. Tindakan (acting)

Dalam menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu mempertimbanglan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (a) Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berfikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep? (b) Apakah alternative tindakan atau aksi yang dipilih dipercayai (diasumsikan) dapat menjawab permasalahan yang muncul? (c) Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan (aksi)

c. Observasi (Observasing)

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap

secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Data yang dihimpun melalui pengamatan ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan di antaranya dengan cara : 1) Observasi pengamatan (non tes).

2) Wawancara (non tes). 3) Angket (non tes). 4) Jurnal (non tes).

5) Dokumentasi (non tes). 6) Nilai ulangan (tes). d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk pengaruh dari tindakan yang telah dirancang. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya telah terpecahkan

Dokumen terkait