ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE
Fransiskus Ardhi Putranto 06 1334 007
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan permintaan dan penawaran melalui penerapan metode pembelajaran active learning tipe active debate.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X.5, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran active learning tipe active debate adalah presentasi materi, pembagian kelompok, pembagian tugas, pelaksanaan debat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, instrument evaluasi dan instrument refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF ACTIVE LEARNING TYPE OF ACTIVE DEBATE METHOD TO INCREASE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON ECONOMICS IN PANGUDI LUHUR SENIOR
HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO 06 1334 007
Sanata Dharma University Yogyakarta
2011
This research aims to know how to increase the achievement of the students on learning economics with the topic of supply and demand through the implementation of active learning type of active debate method.
This research was done at the students of the tenth 5, Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. The main components of the active learning type of active debate were material presentation, group sharing job description and debate. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation and reflection. The data collection was done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching – learning process, the instrument of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO
NIM : 06 1334 007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MOTO DAN HALAMAN
PERSEMBAHAN
Kemenangan hari ini bukanlah berarti kemenangan esok hari
Kegagalan hari ini bukanlah berarti kegagalan esok hari
Tak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma semua usaha dan doa
Hidup adalah perjuangan tanpa henti.
“DEWA”
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak
akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun.
“Ir. Soekarno”
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
• Orangtuaku tercinta Bpk A Gunandi dan Ibu F Sukarti
• Kakakku Y Ari Sulistianto dan C Heri Sulistiawan dan keponakanku semua
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE
Fransiskus Ardhi Putranto 06 1334 007
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan permintaan dan penawaran melalui penerapan metode pembelajaran active learning tipe active debate.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X.5, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran active learning tipe active debate adalah presentasi materi, pembagian kelompok, pembagian tugas, pelaksanaan debat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, instrument evaluasi dan instrument refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF ACTIVE LEARNING TYPE OF ACTIVE DEBATE METHOD TO INCREASE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON ECONOMICS IN PANGUDI LUHUR SENIOR
HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO 06 1334 007
Sanata Dharma University Yogyakarta
2011
This research aims to know how to increase the achievement of the students on learning economics with the topic of supply and demand through the implementation of active learning type of active debate method.
This research was done at the students of the tenth 5, Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. The main components of the active learning type of active debate were material presentation, group sharing job description and debate. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation and reflection. The data collection was done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching – learning process, the instrument of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari banyak pihak sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Pd. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi
4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.pd.,M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan penuh perhatian memberi dukungan, arahan dan telah meluangkan waktu di tengah kesibukan beliau, sehingga memberikan motivasi yang tinggi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd.,M.Si selaku dosen penguji yang telah sabar dan
banyak memberikan motivasi dan dukungan.
6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan, kritik dan saran.
7. Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan motivasi dan pengalaman berharga yang menggugah hati untuk terus belajar.
9. Bapak Drs. Joko Wicoyo., M.Si., terima kasih atas bimbingan abstrak dari bapak.
10. Sekretariat Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu dan memberikan informasi kepada penulis.
11. Br Herman Yoseph FIC selaku Kepala Sekolah SMA pangudi Luhur Yogyakarta,yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
12. Ibu Natalia Margi S.Pd selaku guru pengampu Ekonomi kelas X5 , terima kasih atas bimbingan, dukungan, kesabaran, saran dan telah meluangkan waktu bagi penulis di tengah kesibukan mengajar.
13. Para siswi kelas X5, terima kasih banyak atas partisipasi dan kerja sama yang baik sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
14. Simbah yang ada di surga terima kasih banyak atas doanya dari sana.
15. Bapak Ag. Gunandi dan Ibu F Sukarti terima kasih banyak atas segala kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Terima kasih atas kesabaran, dukungan, doa yang tak kunjung henti yang telah diberikan kepada penulis, serta material dan fasilitas yang mendukung selama ini.
16. Keluarga Suren (Bude Syam, Pak De Mar, Bulik Dinah ) terima kasih banyak atas dukungannya serta doanya yang diberikaan kepada penulis.
17. Kakakku Y Ari Sulistianto S.Si.,A.pt & C Heri Sulistiawan S.Pd terima kasih atas segala doa, perhatian, dan dukunganya
duka yang telah kita alami bersama. Semoga cita-cita dan impian kita dapat terwujud, terimakasih sudah menemaniku selama ini.
19. Bapak Ag. Basiran dan C Istijah, terima kasih banyak atas support dan doanya.
20. Teman-temanku Agil, Putri, Priska, Missi, Yoseph, dan teman angkatan PAK 06 semua. Terima kasih banyak atas dukungan, bantuan, kerjasama, saran, nasehat, humor, kecerian dan kebersamaan dalam keseharian semoga kita tetap bersahabat untuk esok dan selamanya. You are The Best Guys….I Love You All…
21. Teman-teman mitra PUSD semuanya terimakasih atas dukungannya, canda tawa selalu menghiasi basement.
22. Terimakasih untuk Ir Soekarno, Mario teguh, RCM ‘Republik Cinta Manajemen’, Kurt Cobain, Muse atas segala inspirasi yang penulis dapatkan selama menyusun skripsi ini.
23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimaksih.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala saran, kritik, dan masukan demi kesempurnaan penyusunan skripsi pada masa-masa yang akan datang sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
B. Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 10
C. Prestasi ... 22
D. Penelitian Tindakan Kelas ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 39
C. Subjek Dan Obyek Penelitian ... 39
D. Variabel Penelitian ... 39
E. Prosedur Penelitian ... 40
F. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 48
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 51
C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta………. ... 53
D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogakarta ... 55
E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta………. ... 56
F. Sumber Daya Manusia SMA Pengudi Luhur Yogyakarta ... 63
G. Siswa SMA Pangudi LuhurYogyakarta ... 63
J. Majelis/ Dewan Sekolah/ Komite Sekolah ... 68
K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan Instasi lain ... 69
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian………. ... 74
1. Observasi Pra Penelitian ... 74
a. Observasi Guru (Observing Teacher) ... 75
b. Observasi Siswa (Observing Students) ... 78
c. Observasi Kelas (Observing Classroom) ... 80
2. Siklus Pertama ... 86
a. Perencanaan... 87
b. Tindakan ... 90
c. Observasi ... 92
B. Komparasi Tingkat Prestasi Siswa ... 104
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A.Kesimpulan………. ... 106
B.Keterbatasan Penelitian ... 106
C.Saran………. ... 107
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa………. 47
Tabel IV.1 Yayasan Pangudi Luhur………. ... 49
Tabel IV.2 Jumlah Siswa Tiap Rombel………. ... 63
Tabel IV.3 Jumlah Siswa Tiap Kelas………. ... 47
Tabel IV.4 Fasilitas Sekolah………. ... 47
Tabel V.1 Ringkasan Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam proses Pembelajaran (Pra Penelitian) ………. ... 75
Tabel V.2 Kegiatan/aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran (Pra Penelitian)………. ... 79
Tabel V.3 Kondisi kelas dalam pembelajaran (Pra Penelitian)………. ... 82
Tabel V.4 Ringkasan Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam proses Pembelajaran (Siklus 1)………. ... 93
Tabel V.5 Kegiatan/aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran (Siklus 1)………. ... 95
Tabel V.6 Kondisi kelas dalam pembelajaran (Siklus 1)………. 97
Tabel V.7 Hasil Evaluasi Guru ... 99
Tabel V.8 Hasil Evaluasi Siswa ... 100
Tabel V.9 Hasil Refleksi Guru ... 102
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas………. ... 34 Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur ………. 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 112
Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa………. ... 113
Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas………. ... 114
Lampiran 4 Instrumen Observasi Kegiataan Guru………... 115
Lampiran 5 Instrumen Observasi Kegiataan Siswa………. .... 117
Lampiran 6 Instrumen Observasi Kegiatan Kelas………. ... 118
Lampiran 7 Instrumen Evaluasi Guru………. ... 119
Lampiran 8 Instrumen Evaluasi Siswa………. ... 120
Lampiran 9 Instrumen Refleksi Guru………. ... 121
Lampiran 10 Instrumen Refleksi Siswa………. ... 122
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………. ... 123
Lampiran 12 Soal Pre Test………. ... 135
Lampiran 13 Jawaban Pre Test………. ... 140
Lampiran 14 Soal Post Test………. ... 141
Lampiran 15 Jawaban Post Test………. ... 146
Pra Penelitian Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 148
Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 150
Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 152
Lampiran 6a Hasil Observasi Kondisi Kelas………. ... 159
Siklus Pertama Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 161
Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa………. ... 163
Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas………. ... 165
Lampiran 4b Hasil Observasi Kegiataan Guru………. ... 167
Lampiran 5b Hasil Observasi Kegiataan Siswa………. ... 170
Lampiran 6 Hasil Observasi Kegiatan Kelas………. ... 171
Lampiran 7 Hasil Evaluasi Guru………. ... 172
Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siswa………. ... 173
Lampiran 9 Hasil Refleksi Guru………. ... 175
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran serta
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat
belajar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan
yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua
potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam
rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati
proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dan
siswa. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan
dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut
Sehingga keberhasilan dalam belajar dapat tercapai yakni dengan prestasi belajar
yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, yang lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intern
dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri seseorang yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor intern yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar antara lain kecerdasan intelegensi, minat,
motivasi dan bakat. Faktor ekstern adalah faktor yang sifatnya dari luar diri
seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain keadaan
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak
didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar
sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan
kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik
merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki
keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak
tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari
ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari
perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara
keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan
individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan
banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama
setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.
Seorang pendidik sebaiknya harus mampu menciptakan kreatifitas dalam
proses pembelajaran yang membuat siswa berperan aktif dan termotivasi untuk
berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan metode
pembelajaran baru yang belum pernah digunakan oleh guru di dalam kelas
tersebut. Banyak metode-metode baru yang dapat membantu memotivasi siswa
dan mampu melibatkan siswa secara penuh salah satunya dengan metode
pembelajan Active Learning Tipe Active Debate. Pembelajaran aktif adalah
pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika
peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka mendominasi aktifitas
pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak baik untuk
menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau
mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang
ada dalam kehidupan nyata.
menggunakan metode ceramah dan diskusi. Hal ini berlangsung secara terus
menerus dan monoton dan mengakibatkan siswa cenderung cepat bosan dan
banyak siswa yang melakukan aktivitas sendiri di kelas seperti mengobrol
dengan teman sebangku, melamun, mengantuk, dan tidak fokus dalam pelajaran.
Pembelajaran ekonomi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta masih berpusat pada
guru hal itu kurang tepat digunakan untuk pendidikan saat ini dimana
pembelajaran lebih menuntut siswa untuk berperan aktif. Pembelajaran yang
monoton mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun, Untuk itu seorang guru
harus merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dimana siswa
termotivasi untuk aktif mengkostruksi sendiri pemahaman mereka terhadap
materi yang diajarkan oleh seorang guru dengan keterlibatan mereka secara
langsung dalam proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus mampu
menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas demi
kemajuan prestasi siswa dalam peningkatan mutu.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMA Pangudi Luhur dimana
pembelajaran masih terpusat pada guru dan penggunaan metode pembelajaran
yang terjadi secara terus menerus dan monoton yang berakibat pada kurangnya
tingkat prestasi belajar siswa. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Judul
Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X5 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe
Active Debate” penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X5 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta. Diharapkan dengan penggunaan metode Active Learning tipe
Active Debate dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Batasan Masalah
Metode Pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pelajaran ekonomi cukup bervariasi. Namun tidak semua model pembelajaran
tersebut akan dibahas dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan membahas tentang model pembelajaran Active Learning Tipe Active
Debate.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe
Active Debate.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa melalui
penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate pada
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :
1. Bagi Guru
Dapat memberikan masukan untuk para guru agar guru tersebut kreatif dalam
menerapkan metode-metode pembelajaran sehingga diharapkan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton dan tidak
menimbulkan kebosanan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bagian dari proses belajar dan berlatih
khususnya di bidang penelitian.
3. Bagi Siswa
Sebagai gambaran bagi siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk
meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.
4. Bagi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar adalah proses
yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Dari beberapa
pengertian belajar, bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu
dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam
aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun
sikapnya (afektif).
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kesatuan yang dari dua
kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam
kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan kegiatan mengajar merupakan
kegiatan sekunder. Sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan
belajar yang optimal. Situasi yang dapat memungkinkan terjadinya kegiatan
belajar yang optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan
guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur untuk
mencapai tujuan. Selain itu situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan
umum pembelajaran dapat diartikan sebagai proses perubahan dan interaksi
dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan spritual. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1996:28) yaitu:
Belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya suatu perubahan pada
diri seseorang. Perubahan suatu hasi belajar dapat ditunjukkan dalam berabagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan dan aspek yang ada pada
individu.
Prinsip-prinsip Belajar Untuk melengkapi berbagai pengertian dan
makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar.
Menurut Slameto (2003:27-28) seorang guru atau calon guru perlu mengetahui
prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan
dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual.
Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui antara lain:
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2. Sesuai hakikat belajar
a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan.
3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai.
4. Syarat keberhasilan belajar
a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar
b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
B. Pembelajaran Aktif (Active Learning)
1. Pengertian Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang terjadi ketika siswa
bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang
dialami (Hollingsworth 2006).
Menurut Zaini (2006) pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar
dengan aktif berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini
merekaa secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok
dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang
baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan
nyata.
Belajar aktif sangat diperlukan peserta didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima
pengajaran, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah
diberikan. Oleh sebab itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat
informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu
cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpanya dalam
beberapa kelemahan padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu
yang lama.
Ketika ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar
menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses
informasi tersebut sehingga dapat dicerna kemudian disimpan.
Pembelajaran Aktif merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk
memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar
mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Aktif dimaksudkan bahwa dalam
proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima
kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran
tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari
siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang
mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak
menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian
stimulus-stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri
anak didik. Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses demi
proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons yang baik
terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Respons
akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap
stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons, sehingga
respons yang ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan
yang kuat pula pada diri anak didik, sehingga mereka akan mampu
mempertahankan respons tersebut dalam memory (ingatan) nya. Hubungan
antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat
menghasilkan hal-hal yang menyenangkan. Efek menyenangkan yang
ditimbulkan stimulus akan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri
anak didik, sehingga mereka cenderung akan mengulang aktivitas tersebut.
Akibat dari hal ini adalah anak didik mampu mempertahan stimulus dalam
memory mereka dalam waktu yang lama (longterm memory), sehingga
mereka mampu merecall apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa
mengalami hambatan apapun.
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat
dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran,
hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active
learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory)
mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran
dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru
harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada
sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu
menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241)
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan
pembelajaran Active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran
konvensional, yaitu :
a. Pembelajaran konvensional
1) Berpusat pada guru
2) Penekanan pada menerima pengetahuan
3) Kurang menyenangkan
4) Kurang memberdayakan semua
5) Menggunakan metode yang monoton
b. Pembelajaran Active learning
1) Berpusat pada anak didik
2) Penekanan pada menemukan
3) Sangat menyenangkan
4) Membemberdayakan semua indera danpotensi anak didik indera dan
potensi anak didik.
5) Menggunakan banyak metode
Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan
untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam
pembelajaran di kelas. Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada
menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di
dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama
dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling
penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga
mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan
berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan
mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah strategi-strategi yang
berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata menggunakan teknik active
learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat penting karena memiliki
2. Dimensi-dimensi Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif akan lebih tampak dan menunjukkan kadar yang
tinggi apabila pembelajaran berorientasi pada siswa. Menurut Mc Keachie
dalam bukunya Dimyati (1994 : 110) ada 7 dimensi proses pembelajaran
yang mengkibatkan terjadinya kadar pembelajaran aktif, yaitu (1) Partisipasi
siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran, (2) Tekanan pada
aspek afektif dalam belajar, (3) Partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran, terutama berbentuk interaksi antarsiswa, (4) Penerimaan guru
terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan
sama sekali salah, (5) Kekompakan kelas sebagai kelompok, (6) Kebebasan
diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting
dalam kehidupan sekolah, (7) Jumlah waktu yang digunakan untuk
menanggulangi masalah siswa baik yang berhubugan maupun yang tidak
berhubungan dengan pembelajaran.
3. Karakteristik Pembelajaran Aktif
Raka Joni dalam Dimyati (1994 : 111) mengungkapkan bahwa sekolah
yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai
karakteristik, yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, guru membimbing
mengejar standar akademis, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan
penilaian.
Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam
mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa
lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan. Guru membimbing
dalam terjadinya pengalaman belajar. Guru bukan satusatunya sumber
informasi, guru merupakan salah satunya sumber belajar, yang memberikan
peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau ketrampilan
sendiri melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam
dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatukarya.
Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar
akademis. Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk
mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang. Pengelolaan kegiatan
pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa, dan memperhatikan
kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap. Penilaian
dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan kemajuan siswa,
4. Tipe Pembelajaran aktif (Active Learning)
Menurut Silberman (2009:118-244) ada beberapa tipe dalam pembelajaran
active learning, pembelajaran ini dapat membantu siswa mendapatkan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap secara aktif.
a) Kegiatan Belajar Dalam Satu Kelas Penuh
Strategi ini dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas secara
penuh. Kegiatan belajar ini menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh
guru lebih interaktif karena strategi ini menyajikan informasi dan gagasan
yang melibatkan siswa secara penuh.
b) Menstimulus Diskusi Kelas
Seringkali, seorang guru berupaya menstimulasi diskusi kelas namun
dihadapkan pada kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa
sendiri tidak tahu siapa yang berani berbicara duluan. Memulai sebuah
diskusi tidak jauh berbeda dengan memulai pengajaran yang berbasis
ceramah atau penyajian materi secara lisan. Membangkitkan minat siswa
merupakan hal yang penting untuk menstimulasi diskusi.
c) Pengajuan Pertanyaan
Seringkali, setelah ditanya guru siswa justru diam, Sebagian guru
menganggap diamnya siswa menunjukan bahwa siswa tidak berminat
mengajukan pertanyaan. Strategi-strategi pengajuan pertanyaan akan
lebih membuat siswa untuk lebih tertantang untuk membuat pertanyaan
karena mereka memiliki kesempatan untuk memahami materi yang
diajarkan.
d) Belajar Bersama
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan
pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa.
Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan serta
ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai
bagian berharga dari iklim belajar di kelas. Belajar bersama tidaklah
selalu efektif boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang,
komunikasi yang buruk, dan kebingungan bukanya belajar yang
sesungguhnya. Dalam strategi belajar bersama seperti pencarian
informasi, kelompok belajar, pemilahan kartu, turnamen belajar, dan kuis
team merupakan strategi untuk memaksimalkan manfaat dari belajar
bersama dan meminimalkan kesenjangan.
e) Pengajaran Sesama
Sebagian pakar percaya percaya bahwa sebuah mata pelajaran
barubenar-benar dikuasai ketika si pembelajar mampu mengajarkan kepada orang
mempelajari sesuatu dengan baik dan, sekaligus, menjadi narasumber satu
sama lain.
f) Belajar Secara Mandiri
Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan
dengan aktivitas belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya
sendiri, mereka mengembangkan kemampuan untuk untuk memfokuskan
diri dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi
siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang
mereka pelajari.
g) Belajar Yang Efektif
Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan,
nilai-nilai, dan sikap mereka. Belajar yang efektif dirancang untuk
menimbulkan kesadaran akan perasaan, nilai-nilai, dan sikap yang
menyertai banyak topik kelas. Dalam hal ini mendesak siswa untuk
mengenali keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri apakah
mereka memiliki komitmen terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan
segala hal.
h) Pengembangan Ketrampilan
Salah atau tujuan terpenting dari pendidikan jaman sekarang adalah
non tehnis misalnya mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara
dengan jelas. Ketika siswa berupaya mempelajari
ketrampilan-ketrampilan baru dan meningkatkan kemampuan yang ada, mereka perlu
mempraktikannya secara efektif dan mendapatkan umpan balik yang
berguna.
5. Model Pembelajaran Tipe Debat Active
Pembelajaran aktif tipe Debat merupakan pembelajaran yang menstimulus
diskusi kelas. Menurut Mel Silberman (2009: 140) Sering kali, seorang guru
berupaya menstimulus diskusi kelas namun dihadapkan pada kebungkaman
yang tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu siapa yang berani
berbicara duluan.
Sebuah debat bisa menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran
dan perenungan, terutama jika siswa diharapkan mengemukakan pendapat
yang bertentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat
yang secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelas tidak hanya mereka
yang berdebat.
6. Prosedur Active Debate
a. Susunlah sebuah pertanyaan yang berisi pendapat tentang isu
kontroversial yang terkait dengan mata pelajaran.
b. Bagilah siswa menjadi 2 tim debat. Berikan secara acak posisi “pro”
c. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam
masing-masing tim debat.
d. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub kelompok
yang dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro
dalam posisi berhadapan. Dan pilihlah seorang siswa sebagai juru bicara.
X X
X Pro Kon X
X Pro Kon X
X Pro Kon X
X X
Mulailah “debat” dengan meminta juru bicara mengemukakan pendapat
mereka.
e. Setelah semua siswa mendengarkan argument pembuka. Hentikan debat
dan suruhlah kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan
masing-masing kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka
mengkonter argument pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi, perintahkan
tiap kelompok memilih juru bicara (alangkah lebih baik orang baik)
f. Kembali ke “debat”. Perintahkan para juru bicara, untuk memberikan
argument tanding. Ketika berdebat berlanjut pastikan untuk
mereka. Dan anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen
yang disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.
C. Prestasi
1. Pengertian Prestasi
Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar
dan hasil belajar siswa (winkel, 1987). Penilaian yang di maksud adalah
penilaian yang di lakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan
hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah di
tetapkan baik menurut aspek isi maupun aspek prilaku.
Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu yang pekerjaan yang
telah dilakukan. Prestasi tidak datang begitu saja, untuk mendapatkannya
harus melalui perjuangan yang keras. “Prestasi adalah suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”
(Djamarah, 2000:19), prestasi tidak akan dicapai bila seseorang tidak
melakukan kegiatan. Sedangkan pendapat lain mendefinisikan bahwa
“Prestasi adalah hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan” (Poerwadarminto,
2. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi.
“Prestasi belajar adalah sebagai hasil dari usaha seseorang untuk
mengubah dirinya dengan jalan memperoleh kecakapan baru dan hasil
perubahan itu diperoleh melalui latihan dan pengalaman” adalah pendapat dari
(Hamalik, 2001:11). “Hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu adalah prestasi
belajar” menurut (Djamarah, 2000:231),
sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa “prestasi belajar merupakan hasil
maksimal yang dicapai akibat kemampuan dari seseorang untuk melakukan
aktifitas” (Anwar, 1997:11).
Berdasarkan uraian di atas, maka prestasi belajar ekonomi adalah hasil
maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah /
mengumpulkan sejumlah pengetahuan atau tingkat penguasaan yang dicapai
siswa setelah melalui proses belajar mengajar ekonomi, hasil dapat dilihat dari
nilai yang tertera yang menunjukan kecakapan siswa dalam menguasai materi
3. Penentu Prestasi Belajar Ekonomi
Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa prestasi
dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan kurikulum yang
disempurnakan. Muh Uzer Usman dan Lilis Setyawati (1993:8) menyatakan :
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi baik secara individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksi khusus
(TIK) telah dicapai siswa baik secara individual maupun klasikal.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ekonomi
Faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan, yaitu “faktor eksternal (faktor dari luar diri pelajar) dan faktor
internal (faktor dari dalam diri pelajar)” adalah pendapat dari (Suryabrata,
1999:249).
Faktor eksternal dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
a. Faktor-faktor non sosial, kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan tak
terbilang jumlahnya, misalnya keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
(pagi, siang maupun malam), tempat (letak dan gedungnya), alat-alat
yang dipakai untuk belajar.
b. Faktor-faktor sosial adalah manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya
pada waktu belajar / mengerjakan ujian lalu terdengar banyak anak-anak
lain bercakap-cakap disamping kelas maka itu dapat menggangu
konsentrasi belajar dan prestasibelajar pada murid yang sedang belajar
tersebut.
D. Penelitian Tindakan kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Susilo (2007:16) penelitian tindakan kelas ( classroom
action research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau
disekolah, tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan praktek dan proses dalam pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2009:10) penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses
dan hasil belajar sekelompok peserta didik.
Menurut Jhon Eliot dalam Suwandi (2010:9) penelitian tindakan kelas
adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu
tindakan dalam situasi social tersebut.
Menurut Kusumah (2009:9) Penelitian Tindakan Kelas (Class Action
Research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Hopkins dalam Suwandi (2010:14) Penelitian Tindakan Kelas
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice from
within).
b. Usaha Kolaboratif
c. Bersifat Fleksibel (a Reflective practice made public)
Sedangkan menurut Rocman Natawidjaya dalam Suwandi (2010:14)
karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
a. Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk
menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan.
b. Diterapkan secara kontekstual artinya variabel-variabel atau
faktor-faktor yang di telaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana
penelitian.
c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan kinerja guru di kelas.
d. Bersifat Fleksibel.
e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pegamatan
f. Menyerupai eksperimental namun tidak secara ketat mempedulikan
pengendalian variabel.
g. Bersifat situasional dan spesifik umumnya di lakukan dalam bentuk
studi kasus.
Menurut Susilo (2007:17) Karakteristik Penelitian tindakan kalas adalah
a. Ditinjau dari segi permasalahan, Karakteristik PTK adalah masalah yang
diangkat berangkat dari persoalan praktek dan proses pembelajaran
sehari-hari di kelas yang benar-benar dirasakan langsung oleh guru.
b. Penelitian tindakan Kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru
terhadap persolan yang terjadi ketika praktek dan proses pembelajaran
berlangsung.
c. Adanya rencana tindakan (aksi tertentu) untuk memperbaiki praktek dan
proses pembelajaran dikelas.
d. Adanya kolaborasi antara guru dan peneliti dalam rangka membantu
untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Susilo (2007:18) sebagai
berikut :
a. Tujuan utama penelitian tindakan Kelas adalah untuk perbaikan dan
peningkatan kualitas proses pembelajaran dikelas.
b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta
didik dalam konteks pembelajaran di kelas.
c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek dalam proses
pembelajaran secara reflektif dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.
d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah aktual
yang dihadapi sehari-hari.
e. Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian itu
berlangsung
Tujuan PTK Menurut Rochaman Natawidjaya dalam Suwandi (2010:10)
sebagai berikut:
a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan
dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama
yang berkenaan dengan masalah kependidikan dan pengembangan
b. Untuk memberikan pedoman bagi guru guna memperbaiki dan
meningkatkan kinerja agar menjadi lebih dan produktif.
c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan
guru yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar
peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil
penelitian tersebut.
d. Untuk memasukkan unsur pembaharuan dalam system pembelajaran
yang sedang berjalan dan sulit untuk di tembus oleh pembaharuan pada
umumnya.
e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi
antara guru dengan para peneliti akademis.
f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah
yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua dan
pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Suwandi (2010:16) adalah
a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.
b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu
memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.
c. Guru akan terlatih mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas
4. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kasihani dalam Suwandi (2010:17) prinsip penelitian tindakan
kelas adalah sebagai berikut :
a. PTK tidak boleh menganggu tugas mengajar guru. PTK justru dilakukan
guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar.
b. Dalam melakukan PTK pengumpulan data tidak boleh terlalu menyita
banyak waktu. Agar proses pengumpulan data tidak menyita banyak
waktu. Agar proses pengumpulan data tidak menyita banyak waktu,
peneliti seharusnya sudah merasa pasti dalam memilih teknik yang
tepat, termasuk pengumpulan data, sebelum PTK di mulai. Instrumen,
panduan dan format yang diperlukan sudah dipersiapkan sebelumnya.
c. Metode yang dipakai harus tepat dan terpercaya. Bila metode tepat, guru
dapat memformulasikan hipotesis tindakan dan mengembangkan
strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya.
d. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah
yang dia hadapi. Masalah harus manarik bagi penarikan dan merupakan
masalah yang faktual dan layak diangkat dalam penelitian.
e. PTK tidak boleh menyimpang dari prosedur etika lingkungan kerjanya.
Misalnya negosiasi dengan orang-orang yang hasil karyanya digunakan,
minta izin menggunakan dokumen tertentu, membuat laporan kemajuan,
f. PTK berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan melakukan
perubahan yang dituangkan dalam “tindakan”. Untuk itu, kesiapan guru
untuk berubah merupakan syarat penting bila akan melakukan
perbaikan. Sementara itu, pada kenyataanya mengubah sikap atau
kebiasaan memerlukan keterbukaan dan waktu yang cukup lama karena
memerlukan kesadaran dan keinginan untuk malihat kelemahan diri
sendiri dan mau memperbaiki diri.
g. PTK merupakan suatu proses belajar yang sistematik. Penelitian ini
memerlukan kemampuan dan ketrampilan intlektual. Proses belajar
menggunakan pemikiran kritis sudah dimulai sejak penentuan masalah,
perencanaan tindakan baik yang bersifat teorentik maupun praktis, yang
kemudian dikembangkan menjadi tindakan pendidikan.
h. PTK menuntut guru membuat jurnal pribadi. Ia mencatat semua
kemajuan atau perubahan, persoalan yang dihadapi, dan hasil refleksi
tentang proses belajar siswa seryta pelaksanaan penelitian. Semua yang
terjadi di kelas perlu direkam.
i. PTK sebaiknya dimulai dengan hal-hal yang sederhana lebih dahulu,
namun nyata. Dengan demikian, siklus dimulai dari kecil sehingga
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi dapat
j. Dalam PTK guru perlu melihat dan menilaia diri sendiri secara kritis
terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya. Dengan melihat unjuk
kerjanya sendiri, kemudian direfleksi dan diperbaiki, guru akhirnya
menjadi lebih trampil dan melakukan profesinya. Keterbukaan ilmiah
yang merupakan kunci keberhasilan suatu penelitian praktis dalam
kancah kelas.
Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto (2006) prinsip penilitian
tindakan kelas meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh eneliti tanpa mengubah situasi rutin.
Dalam melakukan PTK tidak perlu menggunakan wktu khusus dan tidak
perlu mengubah jadwal yang sudah ada. Selain itu, hal yang
dilaksanakan dalam PTK harus berkaitan dengan profesi guru.
b. Kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja
Penelitian didasarkan atau sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak
suka hal-hal yang statis atau selalu menginginkan suatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan secara terus
menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara karena
dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang
Berdasarkan pendapat di atas secara ringkas dapat disenarikan prinsip
PTK sebagai berikut :
a. Tidak mengganggu komitmen mengajar.
b. Tidak terlalu menyita waktu.
c. Masalah nyata dihadapi guru.
d. Dimulai dari hal-hal yang sederhana.
e. Metodenya andal.
1) Indentifikasi dan rumusan masalah meyakinkan
2) Strategi dapat ditepakan dikelas
f. Pilihan tindakan dapat dilaksanakan.
g. Terikat oleh waktu (terencana).
h. Konsisten terhadap prosedur etika.
i. Berorientasi pada perbaikan masalah.
j. Proses belajar sistematik.
k. Guru perlu membuat jurnal untuk mencatat perubahan.
l. Guru memiliki kemampuan reflektif.
5. Langkah Utama PTK
Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui 4 langkah yaitu
saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering
disebut dengan istilah satu siklus.
Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat
pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
a. Perencanaan (planning)
Kegiatan perencanaan mencakup : (1) indentifikasi masalah, (2)
analisis penyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk
tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah.
Untuk keperluan indentifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan
1) Terjadi Masalah harus benar-benar dan dirasakan oleh guru pada
saat melaksanakan tugas (on the job problem oriented). Sebagai
contoh, setelah diberikan tugas awal diperoleh data bahwa : (1)
sebagian besar siswa (80%) tidak mampu mencetuskan dan
mewujudkan gagasan serta imajinasinya ke dalam bentuk lukisan,
(2) tingkat apresiasi sastra siswa sangat rendah ditunjukan sekitar
85% siswa belum mencapai batas ketuntasan, yaitu nilai 60.
Masalah–masalah pembelajaran di kelas seperti inilah yang bisa
digolongkan sebagai masalah nyata (rill) karena didukung dengan
data yang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan dan dipunyai
guru.
2) Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan
tanggung jawab, kewenangan dan tugas seorang guru. Karena tidak
semua masalah pembelajaran yang terjadi secara nyata (rill) bisa
dikategorikan sebagai masalah-masalah yang problematik. Misalnya,
meskipun mayoritas siswa tidak lancar membaca teks bahasa
inggris, masalah ini kurang problematik bagi guru bahasa Indonesia.
3) Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang
dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru
mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses
pembelajaranyang mempunyai sifat berkesinambungan.
4) Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksanaan penelitian tindakan
kelas.
Setelah guru menemukan masalah, perlu segera melakukan langkah
indentifikasi penyebab munculnya masalah. Kegiatan selanjutnya
adalah melakukan analisis terhadap penyebab adanya masalah yang
akan dijadikan landasan berfikir untuk mencari alternative suatu
tindakan (aksi) yang dapat dikembangkan sebagai bentuk solusi atau
pemecahan masalah.
b. Tindakan (acting)
Dalam menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu
mempertimbanglan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (a) Apakah
tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berfikir yang
mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep? (b) Apakah
alternative tindakan atau aksi yang dipilih dipercayai (diasumsikan)
dapat menjawab permasalahan yang muncul? (c) Bagaimanakah cara
melaksanakan tindakan (aksi)
c. Observasi (Observasing)
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan
secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan
pengaruh dari tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam
bentuk data. Data yang dihimpun melalui pengamatan ini meliputi data
kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan di antaranya dengan cara :
1) Observasi pengamatan (non tes).
2) Wawancara (non tes).
3) Angket (non tes).
4) Jurnal (non tes).
5) Dokumentasi (non tes).
6) Nilai ulangan (tes).
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang
dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.
Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah
yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari analisis data
sebagai bentuk pengaruh dari tindakan yang telah dirancang. Melalui
refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan untuk
melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya telah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Menurut Aqib
(2006:12) penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan definisi dari 3
kata, yaitu:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
yang sama dari seseorang guru.
Aqib (2006:127) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X5 yang
terletak di Jl.Panembahan Senopati no 18,Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September-November 2010.
2. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X5, SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta yang terletak di Jl. Panembahan Senopati no 18 Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa melalui
penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate.
3. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006:118) Variabel adalah objek penelitiaan yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian.Variabel dalam penelitian ini yaitu
1. Prestasi Belajar Siswa
4. Prosedur Penelitian
Tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini
ada tiga tahapan yaitu kegiatan pra penelitian (observasi kegiatan guru,
observasi kelas dan observasi siswa) siklus pertama dan siklus kedua jika
diperlukan. Rincian masing-masing kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan pra penelitian
Kegiatan pra penelitian ini dilakukan sebelum mengadakan
penelitian.Kegiatan pra penelitian ini meliputi :
a. Observasi terhadap guru
Observasi terhadap guru menggunakan instrument observasi yaitu
lembar observasi terhadap ketrampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran. (Lampiran 1) Lembar observasi meliputi kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang
dilaksanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.
b. Observasi terhadap siswa
Observasi terhadap siswa menggunakan instrument observasi siswa
yaitu lembar observasi terhadap perilaku dan sikap selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. (Lampiran 2) Lembar observasi terhadap
c. Observasi terhadap kelas
Observasi terhadap kelas menggunakan instrument observasi yaitu
lembar observasi terhadap kondisi kelas (Lampiran 3). Lembar
observasi terhadap kondisi kelas meliputi interaksi antar siswa dalam
kelas, tata letak, lingkungan fisik kelas dan kondisi pembelajaran.
2. Siklus Pertama
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus pertama, antara lain :
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan dengan penyusunan rencana tindakan berupa
penyiapan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Active Learning Tipe Active Debate yang meliputi :
1. Peneliti dan guru membuat Rencana Pelaksana kegiatan (RPP)
yang berisi tentang langkah-langkah kegiatan dalam proses
pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan
penutup.
2. Mendiskusikan dan mempelajari alur pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan metode pembelajaran Active Learning Tipe
Active Debate.
3. Menentukan materi serta menyiapkan artikel sebagai bahan
4. Membuat Handout
5. Pembagian kelompok membagi siswa ke dalam dua kelompok
besar, yaitu kelompok ‘Pro’ dan kelompok ‘Kontra’. Pembagian
kelompok berdasarkan sistem ganjil genap berdasarkan nomor
presensi.
6. Peneliti membuat dan menyusun instrument pengumpulan data
meliputi :
a. Instrumen observasi guru dalam proses kegiatan pembelajaran
terkait dengan metode pembelajaran Active Learning tipe
Active Debate.
b. Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses
pembelajran yang terkait dengan metode pembelajaran Active
Learning tipe Active Debate.
c. Instrumen observasi terhadap kelas dalam mengikuti proses
belajar yang terkait dengan metode pembelajaran Active
Learning tipe Active Debate.
d. Instrumen refleksi oleh guru
e. Instrumen refleksi oleh siswa
Setelah kegiatan perencanaan diselesaikan kegiatan tindakan segera
diimplementasikan. Dalam implementasi ini guru pengampu mata
pelajaran ekonomi kelas X5 mempraktekan RPP yang telah
direncanakan.Implementasi tindakan dilaksanakan dalam tiga
pertemuan ( 3 X 45 menit). Bagian tindakan ini terdiri dari tiga
kegiatan pokok yang dilakukan oleh guru pada saat proses
pembelajaran di kelas.yaitu :
Pertemuan Pertama
1. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran
Active Learning Tipe Active Debate yang akan diterapkan pada
materi yang telah ditentukan.
2. Guru menjelaskan tentang materi yang telah ditentukan.
3. Guru membagi siswa ke dalam dua kelompok besar yaitu
kelompok ‘Pro’ dan ‘Kontra’, berdasarkan ganjil genap sesuai
nomor presensi.
4. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya akan
diadakan debat tentang materi yang telah ditentukan.
5. Guru meminta siswa untuk mencari artikel pendukung sesuai
kelompok masing-masing dan memberikan beberapa pertanyaan
1. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran serta
aturan-aturan dalam implementasi metode Active Debate.
2. Guru dan siswa membuat refleksi serta menarik kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Pertemuan ketiga
1. Pada pertemuan ini guru mengadakan ulangan tentang materi yang
telah dipelajari.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap :
1. Guru
Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengungkapkan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Active
Learning Tipe Active Debate. Instrumen observasi yang digunakan
adalah instrument pengamatan terhadap guru.
2. Siswa
Observasi terhadap siswa bertujuan untuk mengungkapkan
perilaku siswa dalam kelas selama penerapan metode pembelajaran
Active Learning Tipe Active Debate. Instrumen observasi yang
digunakan adalah instrument pengamatan terhadap siswa.
Observasi terhadap kelas bertujuan untuk mengungkapkan kondisi
kelas selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate. Instrumen
observasi yang digunakan adalah instrument pengamatan terhadap
kelas.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi ini dimaksudkan untuk mengungkapkan apa yang
dirasakan oleh siswa setelah penerapan metode pembelajaran active
learning tipe debate active (Lampiran 4). Tahap-tahap refleksi yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Guru dan peneliti menganalisis seluruh proses pembelajaran.
2. Guru dan peneliti menyimpulkan hal-hal yang perlu diperbaiki
dalam proses pembelajaran.
3. Guru dan peneliti memaknai manfaat yang diperoleh dari
penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active
Debate .
3. Siklus kedua
Pada tahap siklus kedua ini dilakukan .apabila tahap pada siklus pertama