• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate."

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE

Fransiskus Ardhi Putranto 06 1334 007

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan permintaan dan penawaran melalui penerapan metode pembelajaran active learning tipe active debate.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X.5, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran active learning tipe active debate adalah presentasi materi, pembagian kelompok, pembagian tugas, pelaksanaan debat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, instrument evaluasi dan instrument refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(2)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF ACTIVE LEARNING TYPE OF ACTIVE DEBATE METHOD TO INCREASE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON ECONOMICS IN PANGUDI LUHUR SENIOR

HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO 06 1334 007

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

This research aims to know how to increase the achievement of the students on learning economics with the topic of supply and demand through the implementation of active learning type of active debate method.

This research was done at the students of the tenth 5, Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. The main components of the active learning type of active debate were material presentation, group sharing job description and debate. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation and reflection. The data collection was done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching – learning process, the instrument of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

(3)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO

NIM : 06 1334 007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(4)
(5)
(6)

MOTO DAN HALAMAN

PERSEMBAHAN

Kemenangan hari ini bukanlah berarti kemenangan esok hari

Kegagalan hari ini bukanlah berarti kegagalan esok hari

Tak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma semua usaha dan doa

Hidup adalah perjuangan tanpa henti.

“DEWA”

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak

akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun.

“Ir. Soekarno”

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

• Orangtuaku tercinta Bpk A Gunandi dan Ibu F Sukarti

• Kakakku Y Ari Sulistianto dan C Heri Sulistiawan dan keponakanku semua

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE

Fransiskus Ardhi Putranto 06 1334 007

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan permintaan dan penawaran melalui penerapan metode pembelajaran active learning tipe active debate.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X.5, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran active learning tipe active debate adalah presentasi materi, pembagian kelompok, pembagian tugas, pelaksanaan debat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, instrument evaluasi dan instrument refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(10)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF ACTIVE LEARNING TYPE OF ACTIVE DEBATE METHOD TO INCREASE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON ECONOMICS IN PANGUDI LUHUR SENIOR

HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO 06 1334 007

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

This research aims to know how to increase the achievement of the students on learning economics with the topic of supply and demand through the implementation of active learning type of active debate method.

This research was done at the students of the tenth 5, Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. The main components of the active learning type of active debate were material presentation, group sharing job description and debate. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation and reflection. The data collection was done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching – learning process, the instrument of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari banyak pihak sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Pd. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi

4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.pd.,M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan penuh perhatian memberi dukungan, arahan dan telah meluangkan waktu di tengah kesibukan beliau, sehingga memberikan motivasi yang tinggi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd.,M.Si selaku dosen penguji yang telah sabar dan

banyak memberikan motivasi dan dukungan.

6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan, kritik dan saran.

7. Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan motivasi dan pengalaman berharga yang menggugah hati untuk terus belajar.

(12)

9. Bapak Drs. Joko Wicoyo., M.Si., terima kasih atas bimbingan abstrak dari bapak.

10. Sekretariat Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu dan memberikan informasi kepada penulis.

11. Br Herman Yoseph FIC selaku Kepala Sekolah SMA pangudi Luhur Yogyakarta,yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

12. Ibu Natalia Margi S.Pd selaku guru pengampu Ekonomi kelas X5 , terima kasih atas bimbingan, dukungan, kesabaran, saran dan telah meluangkan waktu bagi penulis di tengah kesibukan mengajar.

13. Para siswi kelas X5, terima kasih banyak atas partisipasi dan kerja sama yang baik sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

14. Simbah yang ada di surga terima kasih banyak atas doanya dari sana.

15. Bapak Ag. Gunandi dan Ibu F Sukarti terima kasih banyak atas segala kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Terima kasih atas kesabaran, dukungan, doa yang tak kunjung henti yang telah diberikan kepada penulis, serta material dan fasilitas yang mendukung selama ini.

16. Keluarga Suren (Bude Syam, Pak De Mar, Bulik Dinah ) terima kasih banyak atas dukungannya serta doanya yang diberikaan kepada penulis.

17. Kakakku Y Ari Sulistianto S.Si.,A.pt & C Heri Sulistiawan S.Pd terima kasih atas segala doa, perhatian, dan dukunganya

(13)

duka yang telah kita alami bersama. Semoga cita-cita dan impian kita dapat terwujud, terimakasih sudah menemaniku selama ini.

19. Bapak Ag. Basiran dan C Istijah, terima kasih banyak atas support dan doanya.

20. Teman-temanku Agil, Putri, Priska, Missi, Yoseph, dan teman angkatan PAK 06 semua. Terima kasih banyak atas dukungan, bantuan, kerjasama, saran, nasehat, humor, kecerian dan kebersamaan dalam keseharian semoga kita tetap bersahabat untuk esok dan selamanya. You are The Best Guys….I Love You All…

21. Teman-teman mitra PUSD semuanya terimakasih atas dukungannya, canda tawa selalu menghiasi basement.

22. Terimakasih untuk Ir Soekarno, Mario teguh, RCM ‘Republik Cinta Manajemen’, Kurt Cobain, Muse atas segala inspirasi yang penulis dapatkan selama menyusun skripsi ini.

23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimaksih.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala saran, kritik, dan masukan demi kesempurnaan penyusunan skripsi pada masa-masa yang akan datang sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(15)

B. Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 10

C. Prestasi ... 22

D. Penelitian Tindakan Kelas ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 39

C. Subjek Dan Obyek Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 39

E. Prosedur Penelitian ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 48

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 51

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta………. ... 53

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogakarta ... 55

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta………. ... 56

F. Sumber Daya Manusia SMA Pengudi Luhur Yogyakarta ... 63

G. Siswa SMA Pangudi LuhurYogyakarta ... 63

(16)

J. Majelis/ Dewan Sekolah/ Komite Sekolah ... 68

K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan Instasi lain ... 69

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian………. ... 74

1. Observasi Pra Penelitian ... 74

a. Observasi Guru (Observing Teacher) ... 75

b. Observasi Siswa (Observing Students) ... 78

c. Observasi Kelas (Observing Classroom) ... 80

2. Siklus Pertama ... 86

a. Perencanaan... 87

b. Tindakan ... 90

c. Observasi ... 92

B. Komparasi Tingkat Prestasi Siswa ... 104

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A.Kesimpulan………. ... 106

B.Keterbatasan Penelitian ... 106

C.Saran………. ... 107

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa………. 47

Tabel IV.1 Yayasan Pangudi Luhur………. ... 49

Tabel IV.2 Jumlah Siswa Tiap Rombel………. ... 63

Tabel IV.3 Jumlah Siswa Tiap Kelas………. ... 47

Tabel IV.4 Fasilitas Sekolah………. ... 47

Tabel V.1 Ringkasan Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam proses Pembelajaran (Pra Penelitian) ………. ... 75

Tabel V.2 Kegiatan/aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran (Pra Penelitian)………. ... 79

Tabel V.3 Kondisi kelas dalam pembelajaran (Pra Penelitian)………. ... 82

Tabel V.4 Ringkasan Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam proses Pembelajaran (Siklus 1)………. ... 93

Tabel V.5 Kegiatan/aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran (Siklus 1)………. ... 95

Tabel V.6 Kondisi kelas dalam pembelajaran (Siklus 1)………. 97

Tabel V.7 Hasil Evaluasi Guru ... 99

Tabel V.8 Hasil Evaluasi Siswa ... 100

Tabel V.9 Hasil Refleksi Guru ... 102

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas………. ... 34 Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur ………. 56

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 112

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa………. ... 113

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas………. ... 114

Lampiran 4 Instrumen Observasi Kegiataan Guru………... 115

Lampiran 5 Instrumen Observasi Kegiataan Siswa………. .... 117

Lampiran 6 Instrumen Observasi Kegiatan Kelas………. ... 118

Lampiran 7 Instrumen Evaluasi Guru………. ... 119

Lampiran 8 Instrumen Evaluasi Siswa………. ... 120

Lampiran 9 Instrumen Refleksi Guru………. ... 121

Lampiran 10 Instrumen Refleksi Siswa………. ... 122

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………. ... 123

Lampiran 12 Soal Pre Test………. ... 135

Lampiran 13 Jawaban Pre Test………. ... 140

Lampiran 14 Soal Post Test………. ... 141

Lampiran 15 Jawaban Post Test………. ... 146

Pra Penelitian Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 148

Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 150

Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 152

(20)

Lampiran 6a Hasil Observasi Kondisi Kelas………. ... 159

Siklus Pertama Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 161

Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa………. ... 163

Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas………. ... 165

Lampiran 4b Hasil Observasi Kegiataan Guru………. ... 167

Lampiran 5b Hasil Observasi Kegiataan Siswa………. ... 170

Lampiran 6 Hasil Observasi Kegiatan Kelas………. ... 171

Lampiran 7 Hasil Evaluasi Guru………. ... 172

Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siswa………. ... 173

Lampiran 9 Hasil Refleksi Guru………. ... 175

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran serta

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat

belajar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan

yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua

potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam

rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati

proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran

Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dan

siswa. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan

dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut

(22)

Sehingga keberhasilan dalam belajar dapat tercapai yakni dengan prestasi belajar

yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, yang lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru. Prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intern

dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri seseorang yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor intern yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar antara lain kecerdasan intelegensi, minat,

motivasi dan bakat. Faktor ekstern adalah faktor yang sifatnya dari luar diri

seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain keadaan

lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak

didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar

sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan

kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik

merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki

keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu

pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak

tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari

yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari

(23)

ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari

perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara

keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan

individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan

banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama

setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.

Seorang pendidik sebaiknya harus mampu menciptakan kreatifitas dalam

proses pembelajaran yang membuat siswa berperan aktif dan termotivasi untuk

berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan metode

pembelajaran baru yang belum pernah digunakan oleh guru di dalam kelas

tersebut. Banyak metode-metode baru yang dapat membantu memotivasi siswa

dan mampu melibatkan siswa secara penuh salah satunya dengan metode

pembelajan Active Learning Tipe Active Debate. Pembelajaran aktif adalah

pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika

peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka mendominasi aktifitas

pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak baik untuk

menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau

mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang

ada dalam kehidupan nyata.

(24)

menggunakan metode ceramah dan diskusi. Hal ini berlangsung secara terus

menerus dan monoton dan mengakibatkan siswa cenderung cepat bosan dan

banyak siswa yang melakukan aktivitas sendiri di kelas seperti mengobrol

dengan teman sebangku, melamun, mengantuk, dan tidak fokus dalam pelajaran.

Pembelajaran ekonomi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta masih berpusat pada

guru hal itu kurang tepat digunakan untuk pendidikan saat ini dimana

pembelajaran lebih menuntut siswa untuk berperan aktif. Pembelajaran yang

monoton mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun, Untuk itu seorang guru

harus merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dimana siswa

termotivasi untuk aktif mengkostruksi sendiri pemahaman mereka terhadap

materi yang diajarkan oleh seorang guru dengan keterlibatan mereka secara

langsung dalam proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus mampu

menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas demi

kemajuan prestasi siswa dalam peningkatan mutu.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMA Pangudi Luhur dimana

pembelajaran masih terpusat pada guru dan penggunaan metode pembelajaran

yang terjadi secara terus menerus dan monoton yang berakibat pada kurangnya

tingkat prestasi belajar siswa. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Judul

(25)

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X5 SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe

Active Debate” penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X5 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta. Diharapkan dengan penggunaan metode Active Learning tipe

Active Debate dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Batasan Masalah

Metode Pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

pelajaran ekonomi cukup bervariasi. Namun tidak semua model pembelajaran

tersebut akan dibahas dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan membahas tentang model pembelajaran Active Learning Tipe Active

Debate.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe

Active Debate.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa melalui

penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate pada

(26)

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :

1. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan untuk para guru agar guru tersebut kreatif dalam

menerapkan metode-metode pembelajaran sehingga diharapkan kegiatan

pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton dan tidak

menimbulkan kebosanan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bagian dari proses belajar dan berlatih

khususnya di bidang penelitian.

3. Bagi Siswa

Sebagai gambaran bagi siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk

meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.

4. Bagi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa dalam

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar adalah proses

yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Dari beberapa

pengertian belajar, bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu

dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam

aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun

sikapnya (afektif).

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kesatuan yang dari dua

kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam

kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan kegiatan mengajar merupakan

kegiatan sekunder. Sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan

belajar yang optimal. Situasi yang dapat memungkinkan terjadinya kegiatan

belajar yang optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan

guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur untuk

mencapai tujuan. Selain itu situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan

(28)

umum pembelajaran dapat diartikan sebagai proses perubahan dan interaksi

dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan spritual. Hal

ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1996:28) yaitu:

Belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya suatu perubahan pada

diri seseorang. Perubahan suatu hasi belajar dapat ditunjukkan dalam berabagai

bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan,

kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan dan aspek yang ada pada

individu.

Prinsip-prinsip Belajar Untuk melengkapi berbagai pengertian dan

makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar.

Menurut Slameto (2003:27-28) seorang guru atau calon guru perlu mengetahui

prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan

dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual.

Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui antara lain:

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

(29)

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan.

3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapai.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar

(30)

b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

B. Pembelajaran Aktif (Active Learning)

1. Pengertian Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang terjadi ketika siswa

bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang

dialami (Hollingsworth 2006).

Menurut Zaini (2006) pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang

mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar

dengan aktif berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini

merekaa secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok

dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang

baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan

nyata.

Belajar aktif sangat diperlukan peserta didik untuk mendapatkan hasil

belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima

pengajaran, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah

diberikan. Oleh sebab itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat

informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu

cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpanya dalam

(31)

beberapa kelemahan padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu

yang lama.

Ketika ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar

menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses

informasi tersebut sehingga dapat dicerna kemudian disimpan.

Pembelajaran Aktif merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk

memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar

mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Aktif dimaksudkan bahwa dalam

proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam

membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima

kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran

tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari

siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang

mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak

menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak

(32)

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian

stimulus-stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri

anak didik. Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses demi

proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons yang baik

terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Respons

akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap

stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons, sehingga

respons yang ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan

yang kuat pula pada diri anak didik, sehingga mereka akan mampu

mempertahankan respons tersebut dalam memory (ingatan) nya. Hubungan

antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat

menghasilkan hal-hal yang menyenangkan. Efek menyenangkan yang

ditimbulkan stimulus akan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri

anak didik, sehingga mereka cenderung akan mengulang aktivitas tersebut.

Akibat dari hal ini adalah anak didik mampu mempertahan stimulus dalam

memory mereka dalam waktu yang lama (longterm memory), sehingga

mereka mampu merecall apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa

mengalami hambatan apapun.

Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat

dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran,

(33)

hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active

learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory)

mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran

dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.

Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru

harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada

sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan

pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu

menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik

mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241)

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan

pembelajaran Active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran

konvensional, yaitu :

a. Pembelajaran konvensional

1) Berpusat pada guru

2) Penekanan pada menerima pengetahuan

3) Kurang menyenangkan

4) Kurang memberdayakan semua

5) Menggunakan metode yang monoton

(34)

b. Pembelajaran Active learning

1) Berpusat pada anak didik

2) Penekanan pada menemukan

3) Sangat menyenangkan

4) Membemberdayakan semua indera danpotensi anak didik indera dan

potensi anak didik.

5) Menggunakan banyak metode

Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan

untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam

pembelajaran di kelas. Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada

menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di

dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama

dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling

penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga

mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan

berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan

mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah strategi-strategi yang

berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata menggunakan teknik active

learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat penting karena memiliki

(35)

2. Dimensi-dimensi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif akan lebih tampak dan menunjukkan kadar yang

tinggi apabila pembelajaran berorientasi pada siswa. Menurut Mc Keachie

dalam bukunya Dimyati (1994 : 110) ada 7 dimensi proses pembelajaran

yang mengkibatkan terjadinya kadar pembelajaran aktif, yaitu (1) Partisipasi

siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran, (2) Tekanan pada

aspek afektif dalam belajar, (3) Partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran, terutama berbentuk interaksi antarsiswa, (4) Penerimaan guru

terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan

sama sekali salah, (5) Kekompakan kelas sebagai kelompok, (6) Kebebasan

diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting

dalam kehidupan sekolah, (7) Jumlah waktu yang digunakan untuk

menanggulangi masalah siswa baik yang berhubugan maupun yang tidak

berhubungan dengan pembelajaran.

3. Karakteristik Pembelajaran Aktif

Raka Joni dalam Dimyati (1994 : 111) mengungkapkan bahwa sekolah

yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai

karakteristik, yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, guru membimbing

(36)

mengejar standar akademis, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan

penilaian.

Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam

mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa

lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan. Guru membimbing

dalam terjadinya pengalaman belajar. Guru bukan satusatunya sumber

informasi, guru merupakan salah satunya sumber belajar, yang memberikan

peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau ketrampilan

sendiri melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam

dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatukarya.

Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar

akademis. Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk

mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang. Pengelolaan kegiatan

pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa, dan memperhatikan

kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap. Penilaian

dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan kemajuan siswa,

(37)

4. Tipe Pembelajaran aktif (Active Learning)

Menurut Silberman (2009:118-244) ada beberapa tipe dalam pembelajaran

active learning, pembelajaran ini dapat membantu siswa mendapatkan

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap secara aktif.

a) Kegiatan Belajar Dalam Satu Kelas Penuh

Strategi ini dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas secara

penuh. Kegiatan belajar ini menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh

guru lebih interaktif karena strategi ini menyajikan informasi dan gagasan

yang melibatkan siswa secara penuh.

b) Menstimulus Diskusi Kelas

Seringkali, seorang guru berupaya menstimulasi diskusi kelas namun

dihadapkan pada kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa

sendiri tidak tahu siapa yang berani berbicara duluan. Memulai sebuah

diskusi tidak jauh berbeda dengan memulai pengajaran yang berbasis

ceramah atau penyajian materi secara lisan. Membangkitkan minat siswa

merupakan hal yang penting untuk menstimulasi diskusi.

c) Pengajuan Pertanyaan

Seringkali, setelah ditanya guru siswa justru diam, Sebagian guru

menganggap diamnya siswa menunjukan bahwa siswa tidak berminat

(38)

mengajukan pertanyaan. Strategi-strategi pengajuan pertanyaan akan

lebih membuat siswa untuk lebih tertantang untuk membuat pertanyaan

karena mereka memiliki kesempatan untuk memahami materi yang

diajarkan.

d) Belajar Bersama

Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan

pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa.

Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan serta

ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai

bagian berharga dari iklim belajar di kelas. Belajar bersama tidaklah

selalu efektif boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang,

komunikasi yang buruk, dan kebingungan bukanya belajar yang

sesungguhnya. Dalam strategi belajar bersama seperti pencarian

informasi, kelompok belajar, pemilahan kartu, turnamen belajar, dan kuis

team merupakan strategi untuk memaksimalkan manfaat dari belajar

bersama dan meminimalkan kesenjangan.

e) Pengajaran Sesama

Sebagian pakar percaya percaya bahwa sebuah mata pelajaran

barubenar-benar dikuasai ketika si pembelajar mampu mengajarkan kepada orang

(39)

mempelajari sesuatu dengan baik dan, sekaligus, menjadi narasumber satu

sama lain.

f) Belajar Secara Mandiri

Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan

dengan aktivitas belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya

sendiri, mereka mengembangkan kemampuan untuk untuk memfokuskan

diri dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi

siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang

mereka pelajari.

g) Belajar Yang Efektif

Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan,

nilai-nilai, dan sikap mereka. Belajar yang efektif dirancang untuk

menimbulkan kesadaran akan perasaan, nilai-nilai, dan sikap yang

menyertai banyak topik kelas. Dalam hal ini mendesak siswa untuk

mengenali keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri apakah

mereka memiliki komitmen terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan

segala hal.

h) Pengembangan Ketrampilan

Salah atau tujuan terpenting dari pendidikan jaman sekarang adalah

(40)

non tehnis misalnya mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara

dengan jelas. Ketika siswa berupaya mempelajari

ketrampilan-ketrampilan baru dan meningkatkan kemampuan yang ada, mereka perlu

mempraktikannya secara efektif dan mendapatkan umpan balik yang

berguna.

5. Model Pembelajaran Tipe Debat Active

Pembelajaran aktif tipe Debat merupakan pembelajaran yang menstimulus

diskusi kelas. Menurut Mel Silberman (2009: 140) Sering kali, seorang guru

berupaya menstimulus diskusi kelas namun dihadapkan pada kebungkaman

yang tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu siapa yang berani

berbicara duluan.

Sebuah debat bisa menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran

dan perenungan, terutama jika siswa diharapkan mengemukakan pendapat

yang bertentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat

yang secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelas tidak hanya mereka

yang berdebat.

6. Prosedur Active Debate

a. Susunlah sebuah pertanyaan yang berisi pendapat tentang isu

kontroversial yang terkait dengan mata pelajaran.

b. Bagilah siswa menjadi 2 tim debat. Berikan secara acak posisi “pro”

(41)

c. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam

masing-masing tim debat.

d. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub kelompok

yang dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro

dalam posisi berhadapan. Dan pilihlah seorang siswa sebagai juru bicara.

X X

X Pro Kon X

X Pro Kon X

X Pro Kon X

X X

Mulailah “debat” dengan meminta juru bicara mengemukakan pendapat

mereka.

e. Setelah semua siswa mendengarkan argument pembuka. Hentikan debat

dan suruhlah kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan

masing-masing kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka

mengkonter argument pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi, perintahkan

tiap kelompok memilih juru bicara (alangkah lebih baik orang baik)

f. Kembali ke “debat”. Perintahkan para juru bicara, untuk memberikan

argument tanding. Ketika berdebat berlanjut pastikan untuk

(42)

mereka. Dan anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen

yang disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.

C. Prestasi

1. Pengertian Prestasi

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar

dan hasil belajar siswa (winkel, 1987). Penilaian yang di maksud adalah

penilaian yang di lakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan

hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah di

tetapkan baik menurut aspek isi maupun aspek prilaku.

Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu yang pekerjaan yang

telah dilakukan. Prestasi tidak datang begitu saja, untuk mendapatkannya

harus melalui perjuangan yang keras. “Prestasi adalah suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”

(Djamarah, 2000:19), prestasi tidak akan dicapai bila seseorang tidak

melakukan kegiatan. Sedangkan pendapat lain mendefinisikan bahwa

“Prestasi adalah hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan” (Poerwadarminto,

(43)

2. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi.

“Prestasi belajar adalah sebagai hasil dari usaha seseorang untuk

mengubah dirinya dengan jalan memperoleh kecakapan baru dan hasil

perubahan itu diperoleh melalui latihan dan pengalaman” adalah pendapat dari

(Hamalik, 2001:11). “Hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu adalah prestasi

belajar” menurut (Djamarah, 2000:231),

sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa “prestasi belajar merupakan hasil

maksimal yang dicapai akibat kemampuan dari seseorang untuk melakukan

aktifitas” (Anwar, 1997:11).

Berdasarkan uraian di atas, maka prestasi belajar ekonomi adalah hasil

maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah /

mengumpulkan sejumlah pengetahuan atau tingkat penguasaan yang dicapai

siswa setelah melalui proses belajar mengajar ekonomi, hasil dapat dilihat dari

nilai yang tertera yang menunjukan kecakapan siswa dalam menguasai materi

(44)

3. Penentu Prestasi Belajar Ekonomi

Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa prestasi

dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan kurikulum yang

disempurnakan. Muh Uzer Usman dan Lilis Setyawati (1993:8) menyatakan :

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksi khusus

(TIK) telah dicapai siswa baik secara individual maupun klasikal.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ekonomi

Faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua

golongan, yaitu “faktor eksternal (faktor dari luar diri pelajar) dan faktor

internal (faktor dari dalam diri pelajar)” adalah pendapat dari (Suryabrata,

1999:249).

Faktor eksternal dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

a. Faktor-faktor non sosial, kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan tak

terbilang jumlahnya, misalnya keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu

(pagi, siang maupun malam), tempat (letak dan gedungnya), alat-alat

yang dipakai untuk belajar.

b. Faktor-faktor sosial adalah manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya

(45)

pada waktu belajar / mengerjakan ujian lalu terdengar banyak anak-anak

lain bercakap-cakap disamping kelas maka itu dapat menggangu

konsentrasi belajar dan prestasibelajar pada murid yang sedang belajar

tersebut.

D. Penelitian Tindakan kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Susilo (2007:16) penelitian tindakan kelas ( classroom

action research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau

disekolah, tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan praktek dan proses dalam pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2009:10) penelitian tindakan kelas adalah penelitian

tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses

dan hasil belajar sekelompok peserta didik.

Menurut Jhon Eliot dalam Suwandi (2010:9) penelitian tindakan kelas

adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu

tindakan dalam situasi social tersebut.

Menurut Kusumah (2009:9) Penelitian Tindakan Kelas (Class Action

Research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

(46)

tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins dalam Suwandi (2010:14) Penelitian Tindakan Kelas

memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice from

within).

b. Usaha Kolaboratif

c. Bersifat Fleksibel (a Reflective practice made public)

Sedangkan menurut Rocman Natawidjaya dalam Suwandi (2010:14)

karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk

menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan.

b. Diterapkan secara kontekstual artinya variabel-variabel atau

faktor-faktor yang di telaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana

penelitian.

c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan kinerja guru di kelas.

d. Bersifat Fleksibel.

e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pegamatan

(47)

f. Menyerupai eksperimental namun tidak secara ketat mempedulikan

pengendalian variabel.

g. Bersifat situasional dan spesifik umumnya di lakukan dalam bentuk

studi kasus.

Menurut Susilo (2007:17) Karakteristik Penelitian tindakan kalas adalah

a. Ditinjau dari segi permasalahan, Karakteristik PTK adalah masalah yang

diangkat berangkat dari persoalan praktek dan proses pembelajaran

sehari-hari di kelas yang benar-benar dirasakan langsung oleh guru.

b. Penelitian tindakan Kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru

terhadap persolan yang terjadi ketika praktek dan proses pembelajaran

berlangsung.

c. Adanya rencana tindakan (aksi tertentu) untuk memperbaiki praktek dan

proses pembelajaran dikelas.

d. Adanya kolaborasi antara guru dan peneliti dalam rangka membantu

untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu

(48)

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Susilo (2007:18) sebagai

berikut :

a. Tujuan utama penelitian tindakan Kelas adalah untuk perbaikan dan

peningkatan kualitas proses pembelajaran dikelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta

didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek dalam proses

pembelajaran secara reflektif dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah aktual

yang dihadapi sehari-hari.

e. Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian itu

berlangsung

Tujuan PTK Menurut Rochaman Natawidjaya dalam Suwandi (2010:10)

sebagai berikut:

a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan

dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama

yang berkenaan dengan masalah kependidikan dan pengembangan

(49)

b. Untuk memberikan pedoman bagi guru guna memperbaiki dan

meningkatkan kinerja agar menjadi lebih dan produktif.

c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan

guru yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar

peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil

penelitian tersebut.

d. Untuk memasukkan unsur pembaharuan dalam system pembelajaran

yang sedang berjalan dan sulit untuk di tembus oleh pembaharuan pada

umumnya.

e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi

antara guru dengan para peneliti akademis.

f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah

yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua dan

pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Suwandi (2010:16) adalah

a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu

memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.

c. Guru akan terlatih mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas

(50)

4. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kasihani dalam Suwandi (2010:17) prinsip penelitian tindakan

kelas adalah sebagai berikut :

a. PTK tidak boleh menganggu tugas mengajar guru. PTK justru dilakukan

guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar.

b. Dalam melakukan PTK pengumpulan data tidak boleh terlalu menyita

banyak waktu. Agar proses pengumpulan data tidak menyita banyak

waktu. Agar proses pengumpulan data tidak menyita banyak waktu,

peneliti seharusnya sudah merasa pasti dalam memilih teknik yang

tepat, termasuk pengumpulan data, sebelum PTK di mulai. Instrumen,

panduan dan format yang diperlukan sudah dipersiapkan sebelumnya.

c. Metode yang dipakai harus tepat dan terpercaya. Bila metode tepat, guru

dapat memformulasikan hipotesis tindakan dan mengembangkan

strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya.

d. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah

yang dia hadapi. Masalah harus manarik bagi penarikan dan merupakan

masalah yang faktual dan layak diangkat dalam penelitian.

e. PTK tidak boleh menyimpang dari prosedur etika lingkungan kerjanya.

Misalnya negosiasi dengan orang-orang yang hasil karyanya digunakan,

minta izin menggunakan dokumen tertentu, membuat laporan kemajuan,

(51)

f. PTK berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan melakukan

perubahan yang dituangkan dalam “tindakan”. Untuk itu, kesiapan guru

untuk berubah merupakan syarat penting bila akan melakukan

perbaikan. Sementara itu, pada kenyataanya mengubah sikap atau

kebiasaan memerlukan keterbukaan dan waktu yang cukup lama karena

memerlukan kesadaran dan keinginan untuk malihat kelemahan diri

sendiri dan mau memperbaiki diri.

g. PTK merupakan suatu proses belajar yang sistematik. Penelitian ini

memerlukan kemampuan dan ketrampilan intlektual. Proses belajar

menggunakan pemikiran kritis sudah dimulai sejak penentuan masalah,

perencanaan tindakan baik yang bersifat teorentik maupun praktis, yang

kemudian dikembangkan menjadi tindakan pendidikan.

h. PTK menuntut guru membuat jurnal pribadi. Ia mencatat semua

kemajuan atau perubahan, persoalan yang dihadapi, dan hasil refleksi

tentang proses belajar siswa seryta pelaksanaan penelitian. Semua yang

terjadi di kelas perlu direkam.

i. PTK sebaiknya dimulai dengan hal-hal yang sederhana lebih dahulu,

namun nyata. Dengan demikian, siklus dimulai dari kecil sehingga

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi dapat

(52)

j. Dalam PTK guru perlu melihat dan menilaia diri sendiri secara kritis

terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya. Dengan melihat unjuk

kerjanya sendiri, kemudian direfleksi dan diperbaiki, guru akhirnya

menjadi lebih trampil dan melakukan profesinya. Keterbukaan ilmiah

yang merupakan kunci keberhasilan suatu penelitian praktis dalam

kancah kelas.

Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto (2006) prinsip penilitian

tindakan kelas meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Kegiatan nyata dalam situasi rutin

Penelitian tindakan dilakukan oleh eneliti tanpa mengubah situasi rutin.

Dalam melakukan PTK tidak perlu menggunakan wktu khusus dan tidak

perlu mengubah jadwal yang sudah ada. Selain itu, hal yang

dilaksanakan dalam PTK harus berkaitan dengan profesi guru.

b. Kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja

Penelitian didasarkan atau sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak

suka hal-hal yang statis atau selalu menginginkan suatu yang lebih baik.

Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan secara terus

menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara karena

dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang

(53)

Berdasarkan pendapat di atas secara ringkas dapat disenarikan prinsip

PTK sebagai berikut :

a. Tidak mengganggu komitmen mengajar.

b. Tidak terlalu menyita waktu.

c. Masalah nyata dihadapi guru.

d. Dimulai dari hal-hal yang sederhana.

e. Metodenya andal.

1) Indentifikasi dan rumusan masalah meyakinkan

2) Strategi dapat ditepakan dikelas

f. Pilihan tindakan dapat dilaksanakan.

g. Terikat oleh waktu (terencana).

h. Konsisten terhadap prosedur etika.

i. Berorientasi pada perbaikan masalah.

j. Proses belajar sistematik.

k. Guru perlu membuat jurnal untuk mencatat perubahan.

l. Guru memiliki kemampuan reflektif.

5. Langkah Utama PTK

Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui 4 langkah yaitu

(54)

saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering

disebut dengan istilah satu siklus.

Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat

pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

a. Perencanaan (planning)

Kegiatan perencanaan mencakup : (1) indentifikasi masalah, (2)

analisis penyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk

tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah.

Untuk keperluan indentifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan

(55)

1) Terjadi Masalah harus benar-benar dan dirasakan oleh guru pada

saat melaksanakan tugas (on the job problem oriented). Sebagai

contoh, setelah diberikan tugas awal diperoleh data bahwa : (1)

sebagian besar siswa (80%) tidak mampu mencetuskan dan

mewujudkan gagasan serta imajinasinya ke dalam bentuk lukisan,

(2) tingkat apresiasi sastra siswa sangat rendah ditunjukan sekitar

85% siswa belum mencapai batas ketuntasan, yaitu nilai 60.

Masalah–masalah pembelajaran di kelas seperti inilah yang bisa

digolongkan sebagai masalah nyata (rill) karena didukung dengan

data yang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan dan dipunyai

guru.

2) Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan

tanggung jawab, kewenangan dan tugas seorang guru. Karena tidak

semua masalah pembelajaran yang terjadi secara nyata (rill) bisa

dikategorikan sebagai masalah-masalah yang problematik. Misalnya,

meskipun mayoritas siswa tidak lancar membaca teks bahasa

inggris, masalah ini kurang problematik bagi guru bahasa Indonesia.

3) Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang

dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru

(56)

mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses

pembelajaranyang mempunyai sifat berkesinambungan.

4) Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksanaan penelitian tindakan

kelas.

Setelah guru menemukan masalah, perlu segera melakukan langkah

indentifikasi penyebab munculnya masalah. Kegiatan selanjutnya

adalah melakukan analisis terhadap penyebab adanya masalah yang

akan dijadikan landasan berfikir untuk mencari alternative suatu

tindakan (aksi) yang dapat dikembangkan sebagai bentuk solusi atau

pemecahan masalah.

b. Tindakan (acting)

Dalam menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu

mempertimbanglan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (a) Apakah

tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berfikir yang

mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep? (b) Apakah

alternative tindakan atau aksi yang dipilih dipercayai (diasumsikan)

dapat menjawab permasalahan yang muncul? (c) Bagaimanakah cara

melaksanakan tindakan (aksi)

c. Observasi (Observasing)

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan

(57)

secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan

pengaruh dari tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam

bentuk data. Data yang dihimpun melalui pengamatan ini meliputi data

kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator yang ditetapkan.

Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan di antaranya dengan cara :

1) Observasi pengamatan (non tes).

2) Wawancara (non tes).

3) Angket (non tes).

4) Jurnal (non tes).

5) Dokumentasi (non tes).

6) Nilai ulangan (tes).

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang

dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.

Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah

yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari analisis data

sebagai bentuk pengaruh dari tindakan yang telah dirancang. Melalui

refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan untuk

melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya telah

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Menurut Aqib

(2006:12) penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan definisi dari 3

kata, yaitu:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting

bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

yang sama dari seseorang guru.

Aqib (2006:127) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan

(59)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X5 yang

terletak di Jl.Panembahan Senopati no 18,Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September-November 2010.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X5, SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta yang terletak di Jl. Panembahan Senopati no 18 Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa melalui

penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate.

3. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:118) Variabel adalah objek penelitiaan yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian.Variabel dalam penelitian ini yaitu

1. Prestasi Belajar Siswa

(60)

4. Prosedur Penelitian

Tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini

ada tiga tahapan yaitu kegiatan pra penelitian (observasi kegiatan guru,

observasi kelas dan observasi siswa) siklus pertama dan siklus kedua jika

diperlukan. Rincian masing-masing kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kegiatan pra penelitian

Kegiatan pra penelitian ini dilakukan sebelum mengadakan

penelitian.Kegiatan pra penelitian ini meliputi :

a. Observasi terhadap guru

Observasi terhadap guru menggunakan instrument observasi yaitu

lembar observasi terhadap ketrampilan guru dalam melaksanakan

pembelajaran. (Lampiran 1) Lembar observasi meliputi kegiatan pra

pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang

dilaksanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Observasi terhadap siswa

Observasi terhadap siswa menggunakan instrument observasi siswa

yaitu lembar observasi terhadap perilaku dan sikap selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. (Lampiran 2) Lembar observasi terhadap

(61)

c. Observasi terhadap kelas

Observasi terhadap kelas menggunakan instrument observasi yaitu

lembar observasi terhadap kondisi kelas (Lampiran 3). Lembar

observasi terhadap kondisi kelas meliputi interaksi antar siswa dalam

kelas, tata letak, lingkungan fisik kelas dan kondisi pembelajaran.

2. Siklus Pertama

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus pertama, antara lain :

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan dengan penyusunan rencana tindakan berupa

penyiapan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

Active Learning Tipe Active Debate yang meliputi :

1. Peneliti dan guru membuat Rencana Pelaksana kegiatan (RPP)

yang berisi tentang langkah-langkah kegiatan dalam proses

pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan

penutup.

2. Mendiskusikan dan mempelajari alur pelaksanaan pembelajaran

dengan menerapkan metode pembelajaran Active Learning Tipe

Active Debate.

3. Menentukan materi serta menyiapkan artikel sebagai bahan

(62)

4. Membuat Handout

5. Pembagian kelompok membagi siswa ke dalam dua kelompok

besar, yaitu kelompok ‘Pro’ dan kelompok ‘Kontra’. Pembagian

kelompok berdasarkan sistem ganjil genap berdasarkan nomor

presensi.

6. Peneliti membuat dan menyusun instrument pengumpulan data

meliputi :

a. Instrumen observasi guru dalam proses kegiatan pembelajaran

terkait dengan metode pembelajaran Active Learning tipe

Active Debate.

b. Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses

pembelajran yang terkait dengan metode pembelajaran Active

Learning tipe Active Debate.

c. Instrumen observasi terhadap kelas dalam mengikuti proses

belajar yang terkait dengan metode pembelajaran Active

Learning tipe Active Debate.

d. Instrumen refleksi oleh guru

e. Instrumen refleksi oleh siswa

(63)

Setelah kegiatan perencanaan diselesaikan kegiatan tindakan segera

diimplementasikan. Dalam implementasi ini guru pengampu mata

pelajaran ekonomi kelas X5 mempraktekan RPP yang telah

direncanakan.Implementasi tindakan dilaksanakan dalam tiga

pertemuan ( 3 X 45 menit). Bagian tindakan ini terdiri dari tiga

kegiatan pokok yang dilakukan oleh guru pada saat proses

pembelajaran di kelas.yaitu :

Pertemuan Pertama

1. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran

Active Learning Tipe Active Debate yang akan diterapkan pada

materi yang telah ditentukan.

2. Guru menjelaskan tentang materi yang telah ditentukan.

3. Guru membagi siswa ke dalam dua kelompok besar yaitu

kelompok ‘Pro’ dan ‘Kontra’, berdasarkan ganjil genap sesuai

nomor presensi.

4. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya akan

diadakan debat tentang materi yang telah ditentukan.

5. Guru meminta siswa untuk mencari artikel pendukung sesuai

kelompok masing-masing dan memberikan beberapa pertanyaan

(64)

1. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran serta

aturan-aturan dalam implementasi metode Active Debate.

2. Guru dan siswa membuat refleksi serta menarik kesimpulan dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan ketiga

1. Pada pertemuan ini guru mengadakan ulangan tentang materi yang

telah dipelajari.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap :

1. Guru

Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengungkapkan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Active

Learning Tipe Active Debate. Instrumen observasi yang digunakan

adalah instrument pengamatan terhadap guru.

2. Siswa

Observasi terhadap siswa bertujuan untuk mengungkapkan

perilaku siswa dalam kelas selama penerapan metode pembelajaran

Active Learning Tipe Active Debate. Instrumen observasi yang

digunakan adalah instrument pengamatan terhadap siswa.

(65)

Observasi terhadap kelas bertujuan untuk mengungkapkan kondisi

kelas selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode

pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate. Instrumen

observasi yang digunakan adalah instrument pengamatan terhadap

kelas.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi ini dimaksudkan untuk mengungkapkan apa yang

dirasakan oleh siswa setelah penerapan metode pembelajaran active

learning tipe debate active (Lampiran 4). Tahap-tahap refleksi yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Guru dan peneliti menganalisis seluruh proses pembelajaran.

2. Guru dan peneliti menyimpulkan hal-hal yang perlu diperbaiki

dalam proses pembelajaran.

3. Guru dan peneliti memaknai manfaat yang diperoleh dari

penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active

Debate .

3. Siklus kedua

Pada tahap siklus kedua ini dilakukan .apabila tahap pada siklus pertama

Gambar

Gambar 3.1  Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur ……………………….   56
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Tabel III.1
Tabel IV. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, sarana dan prasarana pengelolaan sampah di Tempat Pelelangan Ikan yang terdapat di Desa Kilensari Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo yang meliputi

19 Pemeriksaan pada penelitian ini juga menggunakan sampel cairan serebrospinal yang disentrifugasi terlebih dahulu, namun menunjukkan hasil yang lebih rendah dibanding

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan Model Cooperative Learning Metode Question Student Have Dalam Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Pada

Kisi Kisi Materi Soal Biologi SNMPTN tahu se oga ber a faat sobat… _1. Histologi Hewan dan Tumbuhan

Berhubung dengan meningkatnya harga sejak tahun 1950 maka tarip-tarip pos (porto dan bea) untuk dalam negeri, mulai tanggal 1 Pebruari 1951 diubah dengan keluarnya

Pondasi sumuran yang direncanakan pada pembangunan Gedung 5 (lima) lantai adalah pondasi sumuran dengan bahan beton siklop dengan mutu beton f c 20.. Pembuatan pondasi

He has taught music in both public and Christian schools and has served as a church choir director and minister of music in churches large and small for over 30 years.. He is

1) Pelayanan Pemeriksaan Umum 2) Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut 3) Pelayanan KIA/KB yang bersifat UKP 4) Pelayanan Gawat Darurat. 5) Pelayanan Gizi yang bersifat UKP 6)