• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAWASAN INDUSTRI DAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM

C. Komponen Ekonomi

7.4.8 Penentuan-penentuan Pengelolaan Limbah

7.4.8.2 Penentuan Parameter Kunci

Untuk mengidentifikasi struktur sistem pada penentuan parameter kunci kebijakan pengelolaan limbah industri baja dalam upaya mempertahankan kelestaraian wilayah pesisir di Kawasan Industri Krakatau Cilegon menggunakan metodologi interpretative structural modelling (model ISM). Hasil pengolahan data kuesioner beberapa pendapat pakar lingkungan yang mendominasi jawaban pertanyaan/pernyataan seperti pada Tabel 42.

Tabel 42. Hasil pendapat pakar lingkungan tentang pengelolaan limbah baja

No. Pertanyaan/Pernyataan Pendapat Pakar

1 Dalam pengelolaan limbah baja, menurut saudara mana urutan aktor yang paling berperan?

Pabrik baja

2 Jika akan memilih area penyimpanan limbah baja, menurut bapak/ibu urutan aspek pemilihan penyimpanan limbah baja yang bagaimana yang akan dipilih?

Area penyimpanan limbah yang jelas status kawasannya

3 Jika akan memilih area penyimpanan limbah baja, menurut bapak/ibu bagaimana urutan bentuk Area penyimpanan limbah yang akan dipilih?

Pembangunan Area penyimpanan limbah dari yang jauh pemukiman penduduk

4 Pengelolaan limbah baja yang selama ini dilaksanakan oleh pabrik baja ini ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan ekologi, ekonomi maupun sosial, menurut bapak/ibu bagaimana urutan permasalahan yang telah berhasil diatasi dengan dimulai sistem pengelolaan limbah baja?

Pergeseran lokasi/Area penyimpanan limbah

5 Model pengelolaan limbah baja akan berdampak pada

permasalahan ekologi, ekonomi maupun sosial, menurut bapak/ibu bagaimana dampak yang paling besar terjadi dengan dibangunnya model pengelolaan limbah baja?

Pergeseran lokasi pembangunan

6 Model pengelolaan limbah baja dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut bapak/ibu bagaimana urutan faktor yang paling penting dengan dibangunnya model pengelolaan limbah baja?

Pengelolaan yang bisa

dipertanggungjawabkan dari segi lingkungan

7 Model pengelolaan limbah baja diikuti dengan pembangunan

Jaringan pembuangan air limbah/waste water

prasarana, menurut bapak/ibu bagaimana urutan faktor prasarana dasar penyimpanan limbah yang paling penting?

8 Penggunaan teknologi pengolahan limbah ditinjau dari beberapa aspek, menurut bapak/ibu bagaimana urutan teknologi pengolahan limbah yang baik dan dapat meminimalkan jumlah pencemaran lingkungan yang akan bapak/ibu pilih?

Kecepatan waktu yang dibutuhkan untuk mengolah limbah baja

9 Apakah bapak/ibu pernah melihat limbah baja menumpuk di sekitar penampungan?

Pernah, karena kebutuhan biaya untuk membuat prasarana pengolahan limbah yang aman, dan sebagainya. 10 Apakah bapak/ibu pernah melihat

limbah baja menyumbat di saluran drainase sekitar perusahaan pada waktu musim hujan?

Tidak pernah, karena penerapan 3R sudah jalan (Reuse, Recyling, Recovery)

11 Apakah bapak/ibu pernah melihat limbah baja di lingkungan saudara pada saat anda melintasi kawasan industri tersebut?

Ya pernah disekitar tahun 70 – 80-an

12 Pernahkah pemerintah melibatkan bapak/ibu dalam pengelolaan

lingkungan dari limbah baja?

Pernah, Studi pemanfaatan limbah baja

13 Apakah di lingkungan bapak/ibu pernah ada sosialisasi kebijakan pengelolaan limbah baja ?

Pemerintah melalui KLH yang mendatang ahli-ahli yang berpengalaman

14 Adakah fasilitas pengelolaan limbah baja di daerah sekitar tempat tinggal bapak/ibu?

Kerjasama yang saling

menguntungkan untuk pelaksanaan pemanfaatan kembali limbah 15 Apakah bapak/ibu setuju dengan

model pengelolaan limbah baja yang ada sekarang?

Setuju, karena sifatnya adalah pemanfaatan limbah

16 Menurut bapak/ibu apakah sudah ada Perda yang mengatur tentang pengelolaan limbah baja?

- Ditinjau dari lokasi sudah sesuai - Ditinjau dari sistem perlu Peningkatan

17 Menurut bapak/ibu apakah sudah ada Perda yang mengatur tentang pengelolaan limbah baja

Ada, PP 95 tahun 1994, dan lain-lain

18 Apakah di lingkungan bapak/ibu sudah mempunyai strategi pengelolaan limbah baja (diPerdakan)?

Perda layak uji belum ada, dan hanya terbatas pada NAB

19 Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam menyusun strategi pengelolaan limbah baja?

Tidak

20 Menurut bapak/ibu apakah di lingkungannya sudah terjadi pencemaran saat ini?

Sejauh ini belum terasa adanya pencemaran lingkungan

Berdasarkan hasil dari 20 butir pertanyaan/pernyataan dan pendapat para pakar tersebut di atas, maka diambil 10 jawaban pendapat para pakar sebagai parameter kunci pada model pengelolaan limbah industri baja dalam upaya mempertahankan kelestaraian wilayah pesisir di Kawasan Industri Krakatau Cilegon, yang selanjutnya diolah dengan bantuan program ISM VAXO, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menentukan sub elemen pendapat pakar

Sub elemen pendapat pakar dari hasil jawaban pendapat para pakar lingkungan dari berbagai instansi terkait seperti pakar lingkungan yang berasal dari perguruan tinggi, instansi pemerintah maupun instansi terkait lainnya yang berpendidikan S2/S3 seperti: IPB, ITB, dan UNTIRTA, Puspiptek Serpong, Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon, Provinsi Banten seperti: Bapedalda, Dinas perikanan dan Kelautan, Divisi K3LH PT. Krakatau Steel dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati lingkungan, dengan jumlah 15 orang responden sebagai pakar lingkungan yang telah memberikan kontribusi jawaban atas 20 butir pertanyaan/pernyataan, kemudian diambil menjadi 10 butir jawaban yang memenuhi keseragaman jawaban untuk diprioritaskan sebagai parameter kunci dalam menentukan sub elemen pendapat pakar, seperti yang disajikan pada Tabel 43.

Tabel 43. Sub elemen faktor kunci dalam pengelolaan limbah

No. Sub Elemen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pabrik baja

Area penyimpanan limbah

Pembangunan area limbah yang jauh dari pemukiman Pengolahan yang dapat dipertangungjawabkan Jaringan pembuatan waste water

Kecepatan waktu pengolahan limbah

Membangun prasarana pengolahan limbah yang aman Penerapan 3 R (Reuse, Recyling, Recovery)

Studi pemanfaatan limbah Mendatangkan pakar

2. Menentukan kontekstual antar elemen

Setelah menentukan sub elemen pendapat pakar, selanjutnya peneliti melakukan identifikasi para pakar lingkungan terutama bekerja maupun yang berdomisili di sekitar lokasi pabrik yang berkecenderungan menghasilkan limbah untuk memberikan jawaban/pendapat kontekstual antar elemen dengan jumlah responden 5 orang pakar, hasilnya seperti yang tersedia pada Lampiran 10.

3. Menentukan hasil pengolahan ISM VAXO

Hasil pengolahan ISM VAXO diperoleh berdasarkan hasil pengolahan kontekstual antara elemen dengan melibatkan 5 orang responden dari para pakar lingkungan dengan meggunakan bantuan program ISM VAXO. Hasil pengolahan program ISM VAXO tersedia pada lampiran 10.

4. Membuat grafik hasil pengolahan

Grafik hasil pengolahan ini dibuat dengan bantun program ISM VAXO (matriks driver power - dependence) atau diagram kartesius dengan sumbu Y adalah driver power dan sumbu X adalah dependence. Grafik ini dapat melihat posisi elemen faktor parameter kunci model pengelolaan limbah baja disajikan pada Gambar 22.

Gambar 22. Matriks driver power-dependence untuk sub elemen faktor kunci

Berdasarkan grafik matriks driver power-dependence di atas menunjukkan sub elemen faktor kunci pendapat pakar lingkungan memposisikan yakni Sektor II (dependence) namun memiliki kekuatan penggerak (driver power) yang kecil posisi sub elemen pendapat pakar menyatakan kecepatan waktu pengolahan limbah (6); Sektor III (independent dan driver power yang kecil) posisi sub elemen pendapat pakar menyatakan area penyimpanan limbah (2), jaringan pembuatan waste water (5), membangun prasarana pengolahan limbah yang aman (7), penerapan 3 R (reuse, recyling, recovery) (8), Studi pemanfaatan limbah (9), dan mendatangkan pakar (9); Sektor IV (independent.) posisi sub elemen pendapat pakar menyatakan pabrik baja (1), pembangunan area limbah yang jauh dari pemukiman (3), dan pengolahan yang dapat dipertangungjawabkan (4) adalah peubah bebas, hal ini berarti kekuatan

Dependence(Ketergantungan) Dr iver P o w er (Da ya Dor o n g )

penggerak (driver power) yang besar namun memiliki sedikit ketergantungan terhadap program. Berdasarkan hasil keluaran program tersebut di atas, maka dapat disajikan pada Gambar 23.

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Keterangan: artinya mempengaruhi

Gambar 23. Diagram model struktural dari elemen faktor kunci pengelolaan limbah Dari Gambar 23 di atas, tertera bahwa untuk melakukan kecepatan waktu pengolahan limbah (6) adalah pengubah pengait dari sistem, karena diharapkan setiap tindakan tersebut akan menghasilkan sukses program pengelolaan limbah industri baja di wilayah pesisir di Kawasan Industri Krakatau Cilegon. Berdasarkan diagram model struktural di atas, maka yang menjadi elemen kunci (key element) adalah submodel dengan peringkat satu pada model pengelolaan limbah industi baja ini adalah subelemen pabrik baja (1).