• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Berdasarkan Analisis SWOT Tahap selanjutnya adalah evaluasi strategi peningkatan produksi pisang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Berdasarkan Analisis SWOT Tahap selanjutnya adalah evaluasi strategi peningkatan produksi pisang

barangan di kabupaten Deli Serdang. Evaluasi strategi faktor internal dan eksternal dilakukan dengan membuat tabel matriks evaluasi faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal. Langkah-langkah yang dilakukan dalam evaluasi faktor internal dan eksternal adalah menghitung perkalian antara skor dengan bobot. Besar bobot diperoleh melalui teknik komparasi berpasangan (pair comparison) yaitu teknik membandingkan faktor satu dengan faktor yang lain

oleh peneliti berdasarkan parameter yang telah ditetapkan, parameter tersebut ditetapkan berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan responden penelitian.

Pada tahap penentuan skoring, skor dihitung untuk masing-masing faktor strategis berdasarkan parameter yang ditetapkan. Pada faktor internal, Skor 1 dan 2 merupakan kelemahan, 3 dan 4 merupakan kekuatan. Pada faktor eksternal 1 dan 2 merupakan ancaman, 3 dan 4 merupakan peluang. Setelah itu dilakukan perhitungan, dengan melakukan perkalian skor dengan bobot. Perkalian bobot dan skor pada faktor strategi internal dan eksternal peningkatan produksi pisang barangan di kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16.

Tabel 15 . Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS)

Faktor Internal Skor Bobot Total

Kekuatan

Bantuan Sarana Produksi 4 0,30 1,20

Pengadaan Peralatan Penunjang 4 0,18 0,72

Jumlah 1,92

Kelemahan

Pendampingan 2 0,10 0,20

Tenaga Penyuluh 1 0,11 0,11

Pelatihan 1 0,10 0,10

Bantuan Modal 1 0,21 0,21

Jumlah 0,62

Selisih (Kekuatan – Kelemahan) 1,30 Sumber : Lampiran 17

Dari Tabel 15 diketahui bahwa pada faktor internal terdapat dua (2) kekuatan dan empat (4) kelemahan. Kekuatan yang memiliki skor terbobot paling tinggi adalah bantuan sarana produksi dengan skor terbobot sebesar 0,30 dan pada kelemahan yang memiliki skor terbobot paling tinggi adalah bantuan modal. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa bantuan sarana produksi merupakan faktor

yang paling penting dalam peningkatan produksi pisang barangan. Dengan demikian bantuan sarana produksi tersebut dapat lebih dioptimalkan dalam usaha pengembangan produksi pisang barangan di Kabupaten Deli Serdang. Di samping itu, pengadaan peralatan penunjang seperti alat pasca panen pisang barangan juga sudah cukup baik dan dapat dimanfaatkan. Namun masih terdapat beberapa kelemahan faktor internal walaupun dengan bobot yang relatif kecil.

Table 16. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal (EFAS)

Faktor Eksternal

Peluang Skor Bobot Total

Pengalaman Bertani 4 0.07 0.28

Kemampuan Petani Mengatasi HPT 4 0.07 0.28

Harga Jual Pisang Barangan 4 0.16 0.64

Modal Yang Digunakan Petani 4 0.11 0.44

Permintaan Pisang Barangan 4 0.16 0.64

Ketersediaan TK 4 0.07 0.28

Jumlah 2,56

Ancaman

Sarana dan Prasarana 2 0,12 0,24

Luas Lahan 2 0.08 0.16

Penggunaan Bibit Kuljar 1 0.15 0.15

Jumlah 0,55

Selisih (Peluang - Ancaman) 2,01 Sumber : Lampiran 18

Dari Tabel 16 mengindikasi bahwa semua peluang berada pada kondisi yang baik, dengan skor 4. Petani telah menanam pisang barangan selama lebih dari 18 tahun. Pengalaman yang tinggi menyebabkan petani mampu untuk mengatasi hama yang menyerang tanaman. Sehingga, harga jual pisang barangan cukup tinggi sekitar lebih dari Rp 10.000,- per sisir. Skor 4 untuk permintaan pisang barangan, menunjukkan bahwa permintaan yang tinggi dan berkelanjutan, yang berarti bahwa terlepas berapa banyak produksi yang dihasilkan petani, selalu

mampu diserap oleh pasar atau terjual habis. Hal ini menjadi faktor untuk meningkatkan produksi. Basis keuangan juga menunjukkan kondisi yang sangat baik, dengan skor 4, di mana petani itu sendiri memanfaatkan kepemilikan individu (pasokan keuangan) tanpa bantuan dari dinas pertanian atau pemerintah.

Namun, masih ada beberapa ancaman terhadap faktor eksternal, seperti sarana dan prasarana yang belum optimal.

Dari Tabel 15 dan Tabel 16, menunjukkan bahwa selisih faktor strategis internal (kekuatan-kelemahan) sebesar 1,30 ini artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh kelemahan pada peningkatan produksi pisang barangan di kabupaten Deli Serdang. Hal ini berarti faktor kekuatan internal seperti bantuan sarana produksi dan bantuan peralatan penunjang mampu meminimalkan faktor kelemahan internal yang dimiliki.

Selisih faktor eksternal (peluang-ancaman) sebesar ini artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh ancaman pada peningkatan produksi pisang barangan di Kabupaten Deli Serdang. Hal ini berarti faktor peluang eksternal seperti permintaan pisang barangan, harga jual, modal yang digunakan petani, pengalaman bertani, ketersediaan tenaga kerja dan kemampuan petani mengatasi serangan HPT mampu meminimalkan faktor ancaman eksternal yang menghambat peningkatan produksi pisang barangan di Kabupaten Deli Serdang.

Posisi strategis peningkatan produksi pisang barangan di Kabupaten Deli Serdang dapat digambarkan dalam diagram analisis SWOT peningkatan produksi pisang barangan. Posisi strategi ditunjukkan oleh titik koordinat (x,y). Nilai x

diperoleh dari selisih faktor internal (kekuatan – kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal (peluang – ancaman). Dari Tabel 15 dan 16 diperoleh nilai x > 0 yaitu 1,30 dan nilai y > 0 yaitu 2,01 . Posisi titik koordinat x dan y dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Y (+)

Kuadran III Kuadran I Strategi Turn-Arround Strategi Agresif ( 1,30 ; 2,01)

X (-) X (+) X(+)

Kuadran IV Kuadran II

Strategi Defensif Strategi Diversifikasi

Y (-)

Gambar 7 . Matriks Posisi Peningkatan Produksi Pisang Barangan di Kabupaten Deli Serdang

Matriks posisi strategi peningkatan produksi pisang barangan di Kabupaten Deli Serdang pada Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai x > 0 yaitu 1,30 dan nilai y > 0 yaitu 2,01. Hal ini berarti posisi strategi peningkatan produksi pisang barangan di Kabupaten Deli Serdang berada pada kuadran I. Rangkuti (2015) menyatakan kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan dengan rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi Agresif, artinya Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang memiliki peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth

Selisih Faktor Eksternal

Selisih Faktor Internal

oriented strategy). Peluang yang cukup penting yaitu permintaan dan harga jual yang tinggi dengan kekuatan bantuan sarana produksi

Peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan dan harga tersebut masih sangat memungkinkan. Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan tersebut masih sangat memungkinkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas Kecamatan STM Hilir adalah 10,23 ton/ha, Kecamatan STM Hulu 10,61 ton/ha dan Kecamatan Biru-Biru adalah 11,10 ton/ha. Sedang rata-rata produktivitas pisang barangan dari ketiga Kecamatan tersebut yaitu sebesar 10,65 ton/ha. Hasil penelitian Natalina (2009) menunjukkan produktivitas pisang barangan sebesar 11,72 ton/ha.

Artinya produktivitas masih bisa ditingkatkan sebesar 1,07 ton/ha. Selain dengan intensifikasi, produksi juga dapat ditingkatkan melalui ekstensifikasi. Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang sudah menginventarisasi ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk perluasan pertanaman pisang barangan. Hasil inventarisasi tersebut menunjukkan bahwa tersedia lahan sekitar 34 Ha di kecamatan STM Hilir, 115 ha di Kecamatan Biru-Biru dan 360 Ha di Kecamatan STM Hulu. Program ekstensifikasi ini dapat dilakukan dengan dukungan dan pemberian bantuan modal yang selama ini telah dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang. Dan strategi ini bisa dilihat pada tabel 17 yaitu strategi ST dengan menambah bantuan untuk meningkatkan luas lahan, menggunakan bibit kuljar dan sarana prasarana (S1,T1,T2,T3).

4.7. Penentuan Alternatif Strategi Peningkatan Produksi Pisang Barangan