• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Petani Terhadap Penerapan Teknik Konservasi Tanah Hasil pengamatan di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur menunjukkan Hasil pengamatan di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur menunjukkan

IKHTISAR PENELITIAN

5.3. Analisis Peran Petani Terhadap Penerapan Teknik Konservasi Tanah Hasil pengamatan di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur menunjukkan Hasil pengamatan di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur menunjukkan

bahwa sebagian besar lahan yang diusahakan petani memiliki sebaran kelas kemiringan lereng berkisar antara >8-15%, dan >15-30%, dengan kedalaman solum tanah berkisar antara 60–100 cm. Pada lahan yang memiliki kemiringan lereng diatas >15% petani menanam rumput untuk penguat teras, yang juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak, misalnya: sapi dan kambing. Penerapan teknik konservasi tanah yang murah dan mudah diterapkan yang demikian dianggap cukup efektif oleh petani dalam mencegah erosi yang bersifat spesifik lokasi serta berorientasi pada kebutuhan. Pengalaman dan pengetahuan ini sifatnya turun temurun atau warisan dari pendahulunya yang sudah berpengalaman bercocok tanam dan dalam melakukan perlindungan terhadap lahan yang diusahakan untuk mencegah erosi. Bentuk penerapan teknik konservasi tanah yang dilakukan petani di kawasan agropolitan dalam mencegah erosi, sebagaimana disajikan pada Gambar 12.

Gambar 12. Tanaman Rumput yang Digunakan Untuk Mencegah Erosi

Gambar 12 menunjukkan bahwa teknologi konservasi tanah yang dilakukan petani di kawasan agropolitan untuk mencegah erosi sangat sederhana. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan petani di kawasan agropolitan menunjukkan bahwa jenis tanaman yang digunakan untuk melindungi lahan dengan rumput untuk makanan ternak 64,93% (Desa Sukatani sebesar 97,13% dan Desa Sindangjaya sebesar 32,73%), semak 7,28% (Desa Sukatani sebesar 0%, dan Desa Sindangjaya sebesar 14,55%), tanaman semusim 13,25% (Desa Sukatani sebesar 2,86% dan Desa Sindangjaya sebesar 23,64%), campuran tanaman tahunan dan semusim 12,73% (Desa Sukatani sebesar 0% dan Desa

Sindangjaya sebesar 25,45%), dan tanaman tahunan 1,82% (Desa Sukatani sebesar 0% dan Desa Sindangjaya sebesar 3,64%) sebagaimana disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13. Jenis Tanaman yang Digunakan Untuk Melindungi Lahan Penerapan teknik konservasi tanah yang dilakukan oleh petani secara sederhana, karena (1) rendahnya penghasilan petani menyebabkan tidak mampu untuk membiayai kegiatan konservasi tanah secara metode vegetatif, mekanik, dan kimia, (2) keterbatasan informasi dan pengetahuan, karena jarangnya tenaga penyuluh pertanian dari dinas terkait melakukan pembinaan dan penyuluhan teknik konservasi tanah di kawasan agropolitan.

Dari hasil wawancara terhadap petani di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur diperoleh informasi bahwa pembinaan dari instansi terkait tentang teknik budidaya dan konservasi tanah yang menyatakan sering sebesar 5,98% (Desa Sukatani sebesar 2,86% dan Desa Sindangjaya sebesar 9,09%), jarang sebesar 78,5% (Desa Sukatani sebesar 74,28% dan Desa Sindangjaya sebesar 81,82%), dan tidak ada sebesar 15,98% (Desa Sukatani sebesar 22,86% dan Desa Sindangjaya sebesar 9,09%) sebagaimana disajikan pada Gambar 14.

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 Rumput untuk Makanan Ternak

Semak Tanaman Semusim Campuran Tanaman Tahunan dan

Semusim

Tanaman Tahunan

Jenis Tanaman yang Digunakan untuk Melindungi Lahan

P e rs e n ta s e ( % ) Desa Sukatani Desa Sindangjaya Kawasan

Gambar 14. Pembinaan dari Instansi Terkait Teknik Budidaya dan Teknik Konservasi

Gambar 14. Pembinaan dari Instansi Terkait tentang Teknik Budidaya dan Konservasi Tanah

Dalam analisis Model Binary Logistic Regression ini, peluang peran petani dalam penerapan teknik konservasi tanah (dinotasikan dengan P) sebagai variabel terikat, dan dibagi dalam dua kategori, yaitu kategori peluang (opsi) berperan menerapkan teknik konservasi tanah (dinotasikan dengan P=1), dan kategori tidak berperan menerapkan teknik konservasi tanah (dinotasikan dengan P=0). Terdapat 6 (enam) variabel bebas, yaitu: umur (X1), pendapatan (X2), luas lahan (X3), pola tanam (X4 ), pendidikan (D1), status kepemilikan lahan (D2). Seperti disajikan pada Tabel 25.

Hasil analisis menunjukkan ada 4 variabel bebas yang signifikan mempengaruhi peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah di kawasan agropolitan, yaitu:

1. Umur (X1)

Umur secara signifikan berpengaruh positif terhadap peran petani dalam berusahatani di kawasan agropolitan, sebagaimana ditunjukkan nilai koefisien 0,7865 dan odd rationya 2.196 (Desa Sukatani dengan koefisien -0,6752 dan odd ratio 0,509 dan Desa Sindangjaya dengan koefisien 1,9960 dan odd ratio 7,359). Artinya apabila terjadi peningkatan umur 1 tahun, maka akan menambah peluang peran petani terhadap lahan dalam menerapkan teknik konservasi tanah sebesar 1/2,196 kali. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

Sering Jarang Tidak Ada

Pembinaan dari Instansi Terkait tentang Teknik Budidaya dan Konservasi Tanah

P e rs e n ta s e ( % ) Desa Sukatani Desa Sindangjaya Kawasan

Tabel 25. Analisis Binary Logistic Regression Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Petani terhadap Penerapan Teknik Konservasi Tanah di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur

Di Kawasan Agropolitan Variabel bebas Variabel Coefficients Sig Odd Ratio Penduga β SE Coef Konstanta Konstanta -4.6997 1.8897 0.0129 X1 Umur (tahun) 0.7865 0.2830 0.0054 2.196 X2 Pendapatan (Rp) -5.19E-6 0.000021 0.8007 1.000 X3 Luas Lahan (luas/sedang/

sempit) 5.6482

2.8960 0.0511 283.76 X4 Pola Tanam (jumlah komoditi

tumpangsari)

0.1017 0.2771 0.7135 1.107 D1 Pendidikan (tamat SD/SMP) 1.1610 1.2837 0.3658 3.193 D2 Kepemilikan Lahan (milik/

non-milik) -0,8934 0.5546 0.1072 0.409 Di Desa Sukatani Variabel bebas Variabel Coefficients Sig Odd Ratio Penduga β SE Coef Konstanta Konstanta 2.5952 2.9567 0.3801 X1 Umur (tahun) -0.6752 0.5566 0.2251 0.509 X2 Pendapatan (Rp) -0.00004 0.000048 0.4000 1.000 X3 Luas Lahan (luas/sedang/

sempit)

0.0563 7.1858 0.9937 1.058 X4 Pola Tanam (jumlah komoditi

tumpangsari)

-0.3855 0.5171 0.4559 0.680

D1 Pendidikan (tamat SD/SMP) 0 . . .

D2 Kepemilikan Lahan (milik/ non-milik) 0.9720 1.1490 0.3976 2.643 Di Desa Sindangjaya Variabel bebas Variabel Coefficients Sig Odd Ratio Penduga β SE Coef Konstanta Konstanta -10.1449 3.9468 0.0102 X1 Umur (tahun) 1.9960 0.6759 0.0031 7.359 X2 Pendapatan (Rp) 0.000014 0.000038 0.7042 1.000 X3 Luas Lahan (luas/sedang/

sempit)

6.8001 4.0149 0.0903 897.976 X4 Pola Tanam (jumlah komoditi

tumpangsari)

-0.0156 0.4832 0.9743 0.985 D1 Pendidikan (tamat SD/SMP) 2.4606 2.3672 0.2986 11.712 D2 Kepemilikan Lahan (milik/

non-milik)

-2.1055 0.9772 0.0312 0.122

Sumber : Data Primer (2006) Diolah

Umur petani responden rata-rata 25-60 tahun di kawasan agropolitan adalah faktor yang menentukan dalam kemampuan berpikir, bertindak dan

kesediaan menanggung resiko. Pada dasarnya semakin tua umur, maka mempunyai pengalaman yang lebih banyak dan lebih matang dalam mengelola dan menjalankan aktivitas usahataninya, baik dari segi penggunaan sarana produksi, alat dan mekanisasi pertanian, teknologi maupun tenaga kerja. Karena pada dasarnya petani yang sudah berpengalaman lebih yakin mengenai cara kerja dan pengetahuannya karena telah teruji dalam prakteknya. Namun di lokasi penelitian petani lebih cenderung mengikuti cara-cara produksi yang tradisionil karena sulit baginya untuk menerima suatu teknologi baru, karena secara fisik semakin tua umur seseorang, maka semakin lemah dalam melakukan sesuatu. 2. Luas Lahan (X3)

Luas lahan yang digarap oleh petani di kawasan agropolitan secara signifikan berpengaruh meningkatkan peran petani dalam menerapkan teknik konservasi tanah dimana nilai estimate sebesar 5,6482 dengan nilai odd ratio sebesar 283,766 (Desa Sukatani Odd Ratio 1,058 dan Desa Sindangjaya dengan odd ratio 897,976). Hal ini artinya apabila terjadi peningkatan luas lahan 1 ha, maka akan meningkatkan peran petani dalam menerapkan teknik konservasi tanah sebesar 1/283,766 = 283,766.

Apabila terjadi peningkatan luas lahan yang dimiliki petani, maka modal yang dibutuhkan untuk mengelola lahan tersebut juga semakin besar. Modal merupakan hambatan utama petani dalam pengelolaan lahan. Oleh karena itu dalan pengelolaan lahan dibutuhkan suatu terobosan teknologi pertanian yang tidak hanya mampu meningkatkan produksi pertanian tetapi juga efektif dan ekonomis sehingga dapat terjangkau oleh petani. Keberhasilan dalam pengelolaan lahan bukan hanya ditentukan oleh produktivitas (ton/ha), tetapi yang lebih penting adalah nilai jual produk yang dihasilkan. Hal ini merupakan permasalahan terbesar petani.

Pada waktu panen biasanya harga jual produk yang dihasilkan sangat rendah. Semakin luas lahan yang dikelola petani, maka kerugian akibat anjloknya harga jual produk pertanian akan semakin besar. Oleh karena itu semakin luas lahan yang dikelola, maka akan semakin aktif petani dalam mencari informasi teknologi budidaya yang efektif dan ekonomis, serta lebih aktif dalam menerapkan teknik konservasi tanah.