• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PERUNDANG-

D. Penerapan Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar Modal

Pada saat seorang investor membeli saham di pasar modal, dia sudah harus mengetahui dengan pasti segala sesuatu tentang saham yang bersangkutan. Terutama harus diketahuinya tentang segala sesuatu yang penting berkenaan dengan perusahaan penerbit saham tersebut, yang disebut juga “emiten”. Karena dari situlah pihak investor dapat memprediksi apakah saham yang dibelinya itu bermutu atau tidak. Sehingga apakah akan menguntungkan untuk dibeli. Hukum menempatkan kewajiban keterbukaan menjadi kewajiban yuridis bahkan seringkali hal tersebut menjadi fokus utama dari aturan-aturan hukum yang berkenaan dengan suatu pasar modal yang baik dan tertib.§§§§§§§§§§§§§

Pelaksanaan prinsip keterbukaan yang paling awal dalam mekanisme pasar modal dimulai pada saat perusahaan memasuki tahap pra-pencatatan Pernyataan Pendafataran. Dalam Pernyataan Pendaftaran yang wajib

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Raffles, op.cit., hlm. 33.

§§§§§§§§§§§§§Munir Fuady, op.cit., hlm.80.

diserahkan kepada OJK terdiri dari prospektus awal dan dokumen-dokumen pendukung.**************

Penyampaian informasi merupakan salah satu bentuk keterbukaan di pasar modal. Bentuk keterbukaan di pasar modal sudah harus dimulai sejak perusahaan ingin menjadikan perusahaanya sebagai perusahaan terbuka dengan menarik investasi dari masyarakat luas dalam bentuk penyertaan saham ini dimuat dalam bentuk prospektus.††††††††††††††

Salah satu mekanisme agar keterbukaan terjamin bagi investor atau publik adalah lewat keharusan menyediakan suatu dokumen yang disebut

“prospektus”. Suatu prospektus harus benar-benar berisikan informasi penting apa adanya.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Pentingnya kedudukan suatu prospektus, atau sejauh mana pentingnya data bisnis dari sutau emiten, terdapat berbagai pandangan yang tersimpul dalam tiga teori sebagai berikut: §§§§§§§§§§§§§§

a. Teori Random Walk.

Teori ini mengajarkan bahwa dari suatu efek yang terjadi sebelumnya tidak ada hubungan/tidak mempengaruhi harga sekarang atau yang akan datang. Jadi tidak ada link antara harga efek yang sudah terjadi dengan yang akan terjadi. Sehingga investor dapat membuat uang di pasar

**************Bismar Nasution, op.cit., hlm. 91.

††††††††††††††Indriani Waruan Wicaksono, Tanggungjawab Emiten dan Profesi Penunjang Pasar Modal atas isi Prospektus yang tidak Benar dalam Penawaran Umum Reksa Dana (vol.8 No.2) 2015,hlm. 154.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Munir Fuady, op.cit., hlm. 81.

§§§§§§§§§§§§§§Ibid.

modal bukan karena adanya angka-angka statistik, melainkan karena awareness mereka sendiri.

b. Teori Market Hypothesis

Menurut teori ini, bahwa harga pasar dari suatu efek dipengaruhi oleh informasi yang diberikan kepada publik. Jadi informasi publik tersebutlah yang menentukan apakah seseorang akan melakukan tindakan jual, beli atau hold suatu efek. Karena itu, kedudukan suau prospektus tentunya sangat penitng. Dan teori ini sangat mengecam pula tindakan insider trading, karena dengan informasi yang tidak kesampaian kepada publik tersebut, berarti publik sangat dirugikan dan seorang insider dapat mengail di air keruh.

c. Teori Capital Asset Pricing

Teori ini membedakan antara risk yang sistematis dan risk yang tidak sistematis. Dan mengajarkan pula bahwa risiko dalam melakukan investasi di pasar modal dapat dieliminir dengan melakukan diversifikasi.

Karena itu, informasi tentang suatu perusahaan tertentu tidak begitu penting. Yang terpenting justru apa yang disebut sebagai Beta dari suatu efek. Yang dimaksud dengan “beta” dari suatu efek adalah semacan pengukuran terhadap suatu efek dalam hubungan dengan pasar secara keseluruhan.

Dari ketiga teori tersebut diatas terlihat bahwa informasi tentang sesuatu perusahaan, antara lain seperti yang terdapat dalam prospektus,

ditempatkan pada posisi yang berbeda-beda. Tentu saja semua teori tersebut masih menganggap bahwa informasi tersebut perlu, tetapi tingkat keperluannya yang berbeda-beda. Bahkan ada yang meyakini bahwa keadaan data industri dan ekonomi secara makro justru lebih penting dan mempengaruhi harga saham ketimbang informasi tertentu dari sutau perusahaan.

Selanjutnya Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan rambu-rambu yuridis bagi suatu prospektus, yaitu sebagai berikut:

(1) Dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang Fakta Material yang diperlukan agar Prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan.***************

(2) Memuat semua rincian tentang fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal.

(3) Fakta dan pertimbangan yang paling penting ditempatkan pada tempat yang paling awal.

(4) Extra hati-hati dalam menggunakan foto, diagram atau tabel karena sangat potensial untuk terjadinya misleading (penyesatan).

(5) Diungkapkan dalam bahasa yang jelas dan komunikatif.

(6) Pengungkapan fakta material harus ditekankan sesuai dengan bidang usaha atau sektor industrinya.

***************Pasal 78 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.

(7) Menurut penjelasan atas Pasal 78 ayat (3) Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, maka suatu prospektus sekurang-kurangnya memuat : (a) Uraian tentang penawaran umum.

(b) Tujuan dan penggunaan dana penawaran umum.

(c) Analisis dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan.

(d) Risiko usaha.

(e) Data keuangan.

(f) Keterangan dari segi hukum.

(g) Informasi mengenai pemesanan pembelian efek, dan (h) Keterangan tentang anggaran dasar.

(8) Harus ada “klausula Huruf Besar”, yaitu terhadap hal-hal sebagai berikut:

(a) “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUTAAN MELANGGAR HUKUM”

“PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN”

(b) “EMITEN BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI, FAKTA, DATA, ATAU

LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI”.†††††††††††††††

Pada kenyataannya, isi dari suatu prospektus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

a) Informasi banyak bersifat kualitatif.

Umumnya informasi yang disajikan memang banyak yang bersifat kualitatif, yang diduga banyak berpengaruh terhadap jalanya suatu perusahaan.

b) Taksiran-taksiran

Kalaupun ada informasi yang kuantitatif, umumnya dibuat atas dasar taksiran-taksiran atau dengan menggunakan metode-metode penilaian.

c) Belum siap pakai

Banyak informasi dalam prospektus yang belum siap pakai, sehingga agar dapat dipakai untuk pengambilan keputusan perlu interpretasi dan analisis lebih lanjut.

d) Rentang waktu

Karena ada rentang waktu antara waktu pembuatan prospektus dengan waktu prospektus dibaca oleh publik, maka belum tentu informasi

†††††††††††††††Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK 04/2015 tentang Bentuk dan Isi Prospektus dalam Rangka Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Munir Fuady, op.cit., hlm. 87.

tersebut masih akurat, terutama, informasi yang berkenaan dengan keadaan-keadaan ekonomi secara makro.

e) Risiko-risiko

Banyak risiko-risiko yang mungkin terjadi akan dihadapi oleh suatu perusahaan yang mesti pula diperhatikan dan risiko seperti disebutkan dalam suatu prospektus, seperti risiko terhadap bisnis, risiko lingkungan, risiko terhadap industri atau risiko mengenai tidak likuidnya saham.

2. Prinsip keterbukaan setelah go public.

Kewajiban keterbukaan setelah going public dapat terjadi lewat instrumen keterbukaan sebagai berikut:

a) Laporan keuangan berkala oleh emiten

Pasal 86 huruf (a) membebankan kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala tersebut kepundak emiten, laporan mana disampaikan kepada OJK dan diumumkan kepada masyarakat. Laporan keuangan berkala oleh emiten tersebut terdiri dari:

1) Laporan tahunan;

2) Laporan semesteran.

Informasi laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Jika kondisi keuangan perusahaan sehat,

maka memiliki peluang untuk mencetak laba di masa-masa mendatang sehingga bisa diharapkan untuk membagi deviden atau membayar bunga obligasi dan harga saham atau obligasi juga bisa meningkat.§§§§§§§§§§§§§§§

Laporan keuangan berkala yang harus disampaikan kepada OJK terdiri dari: ****************

(a) Neraca.

(b) Laporan laba rugi.

(c) Laporan saldo laba.

(d) Laporan arus kas.

(e) Catatan atas laporan keuangan.

(f) Laporan lain-lain.

b) Laporan insidentil kejadian material oleh emiten

Menurut Pasal 1 Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, yang dimaksud dengan informasi atau kejadian/fakta material adalah segala informasi atau fakta penting dan relevan tentang peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek di Bursa Efek dan/atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.††††††††††††††††

§§§§§§§§§§§§§§§Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia, Pengantar dan Studi Kasus (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 66.

****************Munir Fuady, op.cit., hlm. 97.

††††††††††††††††UUPM No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kejadian material yang harus dilaporkan kepada OJK dan diumumkan kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

a) Kejadian tersebut terjadi pada emiten.

b) Kejadian tersebut dapat mempengaruhi harga efek di Bursa Efek.

c) Kejadian tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi tersebut.

Sebagai contoh, informasi atau fakta material, adalah antara lain informasi mengenai: ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

a) Penggabungan usaha (merger), peleburan usaha (konsolidasi), pengambilalihan (akuisisi) atau pembentukan usaha patungan;

b) Pemecahan saham atau pembagian dividen saham;

c) Pendapatan dan dividen yang luar biasa sifatnya;

d) Perolehan atau kehilangan kontrak yang penting;

e) Produk atau penemuan baru yang berarti;

f) Perubahan tahun buku perusahaan; dan

g) Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Penjelasan atas Pasal 1 angka 7 dari Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995

3. Laporan insidental khusus

a. Laporan karena benturan kepentingan

Adanya kepentingan ekonomis yang berbeda antara perusahaan dengan pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan, perundang-undangan mensyaratkan agar umumnya transaksi yang mempunyai benturan kepentingan harus disampaikan kepada OJK sebagai informasi kepada masyarakat.§§§§§§§§§§§§§§§§

b. Laporan realisasi penggunaan dana

Karena dana hasil dari listingnya emiten diperoleh dari masyarakat (investor publik) maka masyarakat tetap berkepentingan agar dana tersebut dipergunakan sesuai dengan yang semula dijanjikan oleh emiten. Sebagai pengawasannya, maka emiten wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum tersebut kepada OJK selama sisa dana tersebut masih belum terpakai.

c. Keterbukaan informasi dalam hal terjadinya tender offer

Menurut Pasal 83 Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, maka pihak yang melakukan penawaran tender untuk membeli efek pada

§§§§§§§§§§§§§§§§Munir Fuady, op.cit., hlm 101.

perusahaan terbuka wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran, dan pelaporan sebagaimana ditetapkan oleh perundang-undangan.*****************

Keterbukaan informasi dalam hal dilakukan tender offer ini dilakukan dengan (1) kewajiban melakukan tender offer itu sendiri, (2) kewajiban mengumumkannya dalam surat kabar, (3) pemberitahuan kepada OJK.

d. Keterbukaan informasi dalam hal terjadinya Merger, Akuisisi dan Konsolidasi.

Merger (penggabungan), akuisisi (pengambilalihan) dan konsolidasi (peleburan), merupakan suatu topik bergengsi sekaligus krusial dalam hukum perseroan. Karena itu Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 vide Pasal 84 menghendaki agar setiap merger, akuisisi, dan konsolidasi wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran, dan pelaporan. Disamping itu ketentuan keterbukaan untuk hal tersebut seperti yang ada dalam Undang-undang No.1 Tahun 1995 Jo Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dianggap berlaku, antara lain menyangkut dengan kewajiban mengumumkan dalam surat kabar.†††††††††††††††††

e. Laporan oleh pemegang saham tertentu

*****************Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.

†††††††††††††††††Munir Fuady, op.cit., hlm. 102.

Setidak-tidaknya ada dua kelompok pemegang saham yang oleh perundang-undangan diharuskan untuk menyampaikan laporannya kepada OJK, yang salinan dari laporan tersebut harus tersedia untuk dilihat oleh publik. Laporan itu sendiri harus dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya transaksi. Laporan tersebut dibebankan kepada:

(a) Jika direktur atau komisaris memegang saham dari perusahaan terbuka tersebut. Dalam hal ini yang perlu dilaporkan adalah kepemilikannya dan setiap perubahan kepemilikannya.

(b) Para pemegang saham yang memiliki 5% saham atau lebih dari saham setor.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

f. Laporan oleh pihak-pihak lainnya

Pasal 85 Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 dengan tegas membebankan kewajiban menyampaikan laporan (berkala dan insidentil) kepada OJK, kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian, Wali Amanat, dan pihak-pihak lainnya yang telah memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari OJK.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Ibid.

Penerapan keterbukaan ini menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Emiten dan berlangsung terus menerus selama perusahaan yang bersangkutan masih merupakan perseroan terbuka.

E. Pelanggaran Prinsip Keterbukaan yang Mengakibatkan Terjadinya Bentuk-bentuk Pelanggaran dan Kejahatan di Pasar Modal

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Kerbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal di dasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dan penjualan saham.§§§§§§§§§§§§§§§§§

Suatu negara, walaupun telah mempunyai anti fraud, tetapi tidak mempunyai hukum yang mewajibkan keterbukaan bagi perusahaan akan dapat merugikan investor dan para pihak. Dalam keadaan itu perusahaan dapat memberikan informasi sepanjang perusahaan bersedia, atau perusahaan diam, tidak memberikan informasi atau memberikan informasi tidak tepat waktu.

Ketentuan mengenai penipuan (anti fraud) di Indonesia secara umum telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Hal ini dilihat dalam Pasal 390 KUHP yang mengatur tentang ketentuan mengenai kabar bohong, menyatakan bahwa Barangsiapa dengan maksud untuk

§§§§§§§§§§§§§§§§§Bismar Nasution, op.cit., hlm. 1.

menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan menyiarkan kabar bohong yang menyebabkan harga barang-barang dagangan, dana-dana atau surat-surat berharga menjadi turun atau naik diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.******************

Menurut Pasal 390 KUHP, yang mengatur mengenai “penyiaran kabar bohong”, maka ketentuan tersebut tidak sesuai dan juga belum cukup. Oleh karena elemen-elemen ketentuan tindakan kabar bohong dalam KUHP tersebut tidak dapat diterapkan untuk menentukan suatu perbuatan dikatakan sebagai missrepresentation dan omission. Pasal 390 KUHP menetapkan:

1) Terdakwa hanya dapat dihukum menurut pasal ini, apabila ternyata bahwa kabar yang disiarkan itu adalah bohong. Yang dianggap sebagai kabar bohong, tidak saja memberitahukan suatu kabar yang kosong, akan tetapi juga menceritakan secara tidak betul tentang suatu kejadian.

2) Menaikkan atau menurunkan harga barang-barang dan sebagainya dengan menyiarkan kabar bohong itu hanya dapat dihukum apabila penyiaran kabar bohong itu dilakukan dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah mewajibkan keterbukaan tetap harus ada. UUPM mengatur kewajiban keterbukaan tersebut secara substansial menentukan pengungkapan informasi pada saat-saat yang teah ditentukan, dan yang lebih penting undang-undang

******************R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Bogor: Politeia, 1995), Buku Kedua tentang Kejahatan, Bab Kedua Puluh Lima tentang Perbuatan Curang Pasal 390.

tersebut pengawasan, waktu, tempat dan bagaimana perusahaan melakukan keterbukaan.

Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan juga termasuk pernyataan menyesatkan disebabkan adanya misrepresentation atau pernyataan dengan membuat penghilangan (omission) fakta material, baik dalam dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham. Pernyataan-pernyataan yang demikian itu dapat menciptakan gambaran yang salah tentang kualitas emiten, manajemen, dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu, peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan membuat larangan atas perbuatan misrepresentation dan omission.††††††††††††††††††

Di Indonesia pelanggaran prinsip keterbukaan dalam bentuk pernyataan yang menyesatkan dapat dilihat dari indikasi pembukuan ganda milik anak perusahaan PT. Sumarecon Agung yang dilakukan oleh dua akuntan publik. Bapepam kala itu memberikan sanski terhadap akuntan publik tersebut dengan membekukan ijin sebagai profesi penunjang pasar modal.

Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia telah memuat ketentuan-ketentuan mengenai larangan perbuatan yang menyesatkan, baik dalam prospektus maupun dalam pengumuman di medai massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum. Ketentuan larangan perbuatan yang menyesatkan, telah menetapkan sanksi berupa ancaman pidana penjara

††††††††††††††††††Bismar Nasution, op.cit., hlm. 73.

paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima belas miliar rupiah terhadap pelanggaran atas perbuatan-perbuatan tersebut.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Pelanggaran prinsip keterbukaan dalam kasus Bank Duta dapat dilihat dari pelanggaran ketentuan prospektus dalam rangka go public tahun 1990.

Pada pencatatan sahamnya yang pertama 12 Juni 1990 di BEJ dengan menjual 27,5 juta saham baru ¾ catatan saham baru seharga Rp. 8000 pada pasar perdana dengan niai Rp. 1000 per unit. Bank Duta mengalami sukses dengan dana yang terkumpul dari masyarakat sejumlah Rp. 220 miliar. Sambutan masyarakat atas pasar perdana ini luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari kelebihan permintaan atau oversubcribed sebesar 24 kali lebih.

Kasus misrepresentation dan omission prospektus Bank Duta yang dipicu dari RUPS tanggal 4 Oktober 1990 mengungkapkan Bank Duta mengalami kekalahan akibat bermain valuta asing (valas) sebesar 41.64 juta dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 780 milyar pada saat itu. Setelah buku laporan rugi laba diaudit untuk tahun buku 1991 oleh Utomo & Co, kerugian bank ini jauh lebih besar akibat kekalahan bermain valas, yaitu sebesar Rp 778,786 milyar. Dalam sidang pengadilan terungkap, bahwa pihak manajemen sengaja membuat pembukuan fiktif sejak 1988 sampai akhir 1989. Ketika Bank Indonesia memeriksa pembukuan bank ini, Bank Duta dianggap sebagai bank sehat. Penilaian sehat dari BI ini dipakai oleh manajemen Bank Duta untuk bahan go public, walaupun proses kerugian Bank Duta ini ternyata telah terjadi lama sebelum go public. Kenyataan ini sudah pasti tidak terlihat dalam

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Ibid.

prospektus, karena dalam prospektus dinyatakan bahwa Bank Duta masih mendapat untung dan tidak ada disampaikan pada publik bahwa bank ini sedang melakukan transaksi valas yang memilliki resiko besar.§§§§§§§§§§§§§§§§§§

Pelanggaran prinsip keterbukaan dalam prospektus Bank Duta terjadi sebelum keluarga Undang-Undang Pasar Modal Indonesia. Sekarang sudah ada peraturan yang menentukan pelanggaran keterbukaan ini. Pasal 78 ayat (1) Undang-Undang Pasar Modal menetapkan larangan memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta material yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. Hal ini juga diatur sebelumnya melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 1584/1990 mengenai isi prospektus. Berdasarkan aturan tersebut Bank Duta dipersalahkan melakukan misrepresentation, sehingga terjadi pernyataan yang menyesatkan.*******************

Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan (disclosure) di pasar modal Indonesia telah memuat ketentuan-ketentuan mengenai larangan perbuatan menyesatkan tersebut, baik dalam prospektus maupun dalam pengumuman di media massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum. Di samping itu, ketentuan larangan perbuatan menyesatkan, telah menetapkan sanksi berupa ancaman pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling

§§§§§§§§§§§§§§§§§§Ibid.

*******************Ibid.

banyak lima belas milyar rupiah terhadap pelanggaran atas perbuatan-perbuatan tersebut.†††††††††††††††††††

Namun, peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan yang memuat ketentuan-ketentuan larangan perbuatan yang menyesatkan tersebut sangat sederhana dan kurang memadai untuk mengatur elemen-elemen perbuatan yang menyesatkan. Sebagai contoh, Pasal 78 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan, tidak boleh membuat pernyataan fakta material yang salah atau tidak memuat fakta material yang benar. Larangan yang diatur dalam Pasal 78 ini mirip dengan konsep dalam Rule 10b-5 dan Section 10(b) Securities Exchange Act 1934, yang melarang pernyataan menyesatkan dalam prospektus dengan cara, pertama, menggunakan alat-alat, skema atau fasilitas untuk menipu. Kedua, membuat pernyataan yang salah mengenai fakta material atau tidak memasukkan fakta material yang diperlukan dalam pernyataan dan dalam penjelasannya tidak menyesatkan.

Ketiga, terlibat dalam tindakan, praktek atau dalam bidang bisnis yang beroperasi atau akan beroperasi sebagai penipuan atas seseorang dalam perdagangan saham.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Larangan lainnya juga dapat dilihat dalam Pasal 93 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang melarang seseorang yang dengan cara apapun untuk membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan, yang dapat mempengaruhi

†††††††††††††††††††Ibid, hlm. 76.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Ibid, hlm. 77.

harga saham di Bursa Efek, yaitu apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan; pertama, pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyatan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan. Kedua, pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.§§§§§§§§§§§§§§§§§§§

Jenis-jenis pelanggaran prinsip keterbukaan yang berkaitan dengan prospektus yaitu:

1. Penipuan

Yang dimaksud dengan melakukan penipuan menurut UUPM Pasal 90 huruf c adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindari kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. Larangan ini ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan efek, bahkan turut serta melakukan penipuan pun tak lepas dari jerat pasal ini.********************

Dalam Pasal 378 KUHP yang mengatur tentang ketentuan mengenai penipuan, menyatakan bahwa Barangsiapa dengan maksud

§§§§§§§§§§§§§§§§§§§Ibid.

********************M. Irsan Nasarudin & Indra Surya, op.cit., hlm. 260.

untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan, mengerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.††††††††††††††††††††

Dalam kasus saham perusahaan pertambangan Kanada Bre-X Mineral Ltd tahun 1997. Manajer eksplorasi Bre-X, Michael de Gusman melaporkan bahwa Bre-X menemukan cadangan emas dalam jumlah 71 juta ons dengan nilai 20 Miliar dolar AS di Busang Kalimantan Timur.

Dalam kasus saham perusahaan pertambangan Kanada Bre-X Mineral Ltd tahun 1997. Manajer eksplorasi Bre-X, Michael de Gusman melaporkan bahwa Bre-X menemukan cadangan emas dalam jumlah 71 juta ons dengan nilai 20 Miliar dolar AS di Busang Kalimantan Timur.

Dokumen terkait