• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PERUNDANG-

C. Pilar-pilar Prinsip Keterbukaan

secara fair dan mengandung unsur creditability serta accountability, maka penipuan dalam bentuk pernyataan menyesatkan dapat diatasi, sebab dengan pelaksanaan prinsip keterbukaan itu membuat kegiatan yang dilakukan manajemen sangat mudah dideteksi.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Pencapian tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor dapat terpenuhi, sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan informasi lainnya yang mengandung fakta material. Dengan penyampaian informasi yang demikian kepada investor berguna untuk menghindari investor dari bentuk-bentuk penipuan atau manipulasi. Keterbuaan wajib harus ditegakkan sesuai dengan peraturan pasar modal yang mengatur keterbukaan harus dilaksanakan dengan prinsip ketinggian derajat akurasi informasi dan derajat kelengkapan informasi secara fair. Sebaliknya peraturan pasar modal melarang penipuan atas pemberian informasi yang salah, kebenaran yang tidak lengkap dan diam terhadap informasi. Pelanggaran terhadap pemberian informasi yang tidak akurat tersebut bertujuan agar informasi tidak menyesatkan investor dan tidak merusak harga saham. Harga saham yang akurat berkaitan dengan keakuratan informasi yang diterima investor pada saat pengambilan keputusan dalam perdagangan saham.§§§§§§§§§§§

C. Pilar-pilar Prinsip Keterbukaan

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Ibid.

§§§§§§§§§§§Ibid, hlm. 65.

Pengaturan perusahaan secara baik (good corporate governance) mudah diucapkan, tetapi sukar dilaksanakan. Contoh dari good corporate governance adalah adanya pemisahan yang tegas antara fungsi dalam organisasi top management dengan personel yang mengisi fungsi-fungsi tersebut. Pemegang saham terpisah dari komisaris dan direksi, sementara komisaris terpisah dari direksi. Pemegang saham dilarang menjabat komisaris atau direksi, sedangkan komisaris dilarang memiliki hubungan istimewa (terafiliasi) dengan direksi. Komisaris dan direksi dilarang mempunyai hubungan istimewa (saudara, menantu, anak, cucu dan seterusnya) dengan pemegang saham. Saat ini sedikit sekali perusahaan publik yang memenuhi persyaratan good corporate governance. Namun, cepat atau lambat pemisahan yang tegas antara fungsi dan personel seperti yang dimaksud harus terealisasi jika menginginkan pasar modal yang berkualitas.************

Masyarakat pemodal pada umumnya merupakan perusahaan-perusahaan publik berbentuk perseroan terbatas tentunya dalam operasionalnya tunduk kepada Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT).

Pada dasarnya, UUPT sebagai undang-undang yang masih berlaku hingga saat ini untuk pengelolaan perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang tertutup, tetapi belum memadai bagi perseroan terbatas yang terbuka.††††††††††††

Perseroan terbatas yang terbuka artinya kepemilikan sahamnya melibatkan investor/pemodal dalam jumlah yang besar dan labih beragam

************Samsul Mohamad, op.cit., hlm. 63.

††††††††††††H. Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi (Bandung: Alumni, 2008), hlm. 196.

dibandingkan perseroan terbatas yang tertutup. Keterlibatan investor dalam jumlah yang lebih besar dan lebih beragam ini dilaksanakan melalui media pasar modal. Besarnya dan beragamnya investor ini membawa konsekuensi atas terjaminnya manajemen yang profesional dan transparan, dengan hal-hal inilah diharapkan dapat melindungi kepentingan para investor. Untuk memenuhi harapan tersebut, maka pengelolaan perseroan terbatas yang terbuka harus memenuhi prinsip-prinsip good corporate governance.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Masyarakat investor berkepentingan mengetahui tingkatan good corporate governance yang telah dilaksanakan oleh emiten. Emiten yang profesional akan melaksanakan pemisahan antara pemegang saham, komisaris, dan direksi. Sementara emiten yang tradisonal tercermin dari ikut campurnya pemegang saham dalam menentukan posisi direksi dan komisaris.

Agar masyarakat investor mengatahui kategori manajemen mana yang termasuk profesional atau tradisional, akuntan publik harus menginformasikan realisasi dari good corporate governance, misalnya pemisahan fungsi dan personel antara pemegang saham, komisaris, dan direksi dalam laporan hasil audit, atau setidaknya informasi pelaksanaan peraturan bursa efek tentang keberadaan dan kinerja para komisaris independen, direksi independen, dan komisi audit sebagai pelaksana Pasal 68 ayat (1) UUPM Nomor 8 Tahun 1995.§§§§§§§§§§§§

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Ibid.

§§§§§§§§§§§§Samsul Mohamad, loc,cit.

Dalam laporan Organization for Economic Cooperatin and Development (OECD) telah membuat suatu laporan mengenai prinsip-prinsip umum pengelolaan perusahaan (corporate governance) berdasarkan pandangan sektor swasta dengan menitik beratkan pada “apa yang diperlukan oleh suatu pengelolaan untuk menarik modal”. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa intervensi dalam masalah pengelolaan perusahaan akan menjadi cara yang paling efektif dalam rangka menarik modal, jika intervensi tersebut terfokuskan pada empat bidang. Salah satu bidang tersebut adalah bidang keterbukaan yang sekaligus menjadi salah satu prinsip pengelolaan perusahaan, di samping prinsip-prinsip lainnya, seperti keadilan (fairness), pertanggungjawaban (accountability), dan tanggung jawab (responsibility).*************

UUPM dan sejumlah peraturan yang berkaitan dengan pasar modal merupakan instrumen yuridis untuk mewujudkan pasar modal yang terorganisasi dengan baik. Keterbukaan merupakan prinsip dari Good Corporate Governance yang diakomodasikan ke dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Pedoman Good Corporate Governance ref 4.0 memasukkan prinsip keterbukaan yang mensyaratkan ketepatan waktu dan akurasi informasi. Perseroan wajib menyampaikan informasi penting dalam laporan berkala dan laporan peristiwa penting perseroan kepada pemegang saham dan instansi pemerintah yang terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas, dan

*************Raffles, Analisis Penerapan Prinsip Keterbukaan Di Pasar Modal Dalam Kaitannya Dengan Pengelolaan Perusahaan Yang Baik, Jurnal online UNJA, 2011, hlm. 32-33.

objektif. Sehingga ada relevansi antara iklim keterbukaan yang berkembang di pasar modal dengan kondisi objektif suatu perusahaan dimana iklim keterbukaan yang diterapkan dalam pasar modal menuntut keharusan pengelolaan perusahaan secara baik bagi perusahaan-perusahaan yang akan masuk ke pasar modal.†††††††††††††

Dalam prinsip keterbukaan dinyatakan, bahwa kerangka pengelolaan perusahaan harus dapat memastikan pengungkapan informasi yang akurat atau tepat diadakan berkaitan dengan materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan kepemimpinan suatu perusahaan.

Secara umum dapat disebutkan bahwa keterbukaan merupakan prinsip dasar yang dianut secara universal dan berlaku mutlak di pasar modal. Sebagai pasar yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang menawarkan dana, pasar modal dikelola secara profesional dengan mengedepankan keterbukaan untuk mempermudah akses bagi semua pihak yang berkepentingan dengan kegiatan pasar modal. Keterbukaan di pasar modal tidak hanya berorientasi pada kepentingan perlindungan hukum investor tetapi juga menjadi suatu instrumen yuridis bagi upaya membangun perusahaan yang sehat dengan pengelolaan yang baik. Pada akhirnya

†††††††††††††M. Irsan Nasarudin & Indra Surya, op.cit., hlm. 226.

pengelolaan perusahaan yang baik dapat mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan untuk menarik penanam modal.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

D. Penerapan Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar Modal

Dokumen terkait