• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWAJIBAN HUKUM EMITEN DALAM PRINSIP KETERBUKAAN MENGENAI INFORMASI PROYEKSI PERUSAHAAN DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEWAJIBAN HUKUM EMITEN DALAM PRINSIP KETERBUKAAN MENGENAI INFORMASI PROYEKSI PERUSAHAAN DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA SKRIPSI"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

KEWAJIBAN HUKUM EMITEN DALAM PRINSIP KETERBUKAAN MENGENAI INFORMASI PROYEKSI PERUSAHAAN DALAM PASAR

MODAL DI INDONESIA SKRIPSI

Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

OLEH

EFRINI ADRIANI MANIK NIM : 130200192

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

KEWAJIBAN HUKUM EMITEN DALAM PRINSIP KETERBUKAAN MENGENAI INFORMASI PROYEKSI PERUSAHAAN DALAM PASAR

MODAL DI INDONESIA SKRIPSI

Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

OLEH

EFRINI ADRIANI MANIK NIM : 130200192

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Hukum Ekonomi

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. MH NIP. 195032986011001

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. MH Dr. Mahmul Siregar, SH.M.Hum NIP. 195032986011001 NIP. 197302202002121001

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(3)

KEWAJIBAN HUKUM EMITEN DALAM PRINSIP KETERBUKAAN MENGENAI INFORMASI PROYEKSI PERUSAHAAN DALAM PASAR

MODAL DI INDONESIA Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. MH.)

Dr. Mahmul Siregar, SH. M.Hum.) Efrini Adriani Manik.)

ABSTRAK

Prinsip keterbukaan atau disclosure merupakan pengungkapan data perusahaan secara lengkap dan menyeluruh agar diketahui secara luas oleh masyarakat, tindakan ini diperlukan untuk menginformasikan kepada masyarakat agar dapat menilai saham yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan yang bersangkutan. Pasal 85 sampai Pasal 89 Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengharuskan setiap pihak, terutama emiten untuk melaksanakan prinsip keterbukaan. Masalah dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan adalah emiten dalam pasar modal di Indonesia belum melaksanakan prinsip keterbukaan secara maksimal, akibatnya banyak investor yang mengalami kerugian. Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam skripsi ini adalah:

Bagaimana Pengaturan Prinsip Keterbukaan dalam Peraturan Perundang- undangan yang berlaku di Indonesia, Bagaimana Pengaturan Kewajiban Hukum Oleh Emiten dalam Melaksanakan Prinsip Keterbukaan, dan Bagaimana Prinsip Keterbukaan Mengenai Informasi Proyeksi Perusahaan Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Pasar Modal di Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif dengan cara meneliti bahan pustaka (Library Research) disertai dengan mengumpulkan data yang layak untuk mendukung penulisan. Analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan dan mengolah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang relevan sehingga dapat menjawab permasalahan yang telah disusun.

Perusahaan publik (go public) adalah perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum, untuk melakukan penawaran dibutuhkan satu media yang berguna untuk penyebaran informasi ke masyarakat, agar keterbukaan informasi terjamin bagi investor atau publik maka diharuskan menyediakan suatu dokumen yang disebut prospektus. Prospektus merupakan suatu dokumen yang amat penting bahkan merupakan suatu dokumen sentral dalam suatu penawaran umum efek. Keterbukaan mengenai Informasi proyeksi digambarkan oleh emiten dalam prospektus, informasi yang digambarkan dalam prospektus tersebut merupakan informasi yang bersifat historikal, yaitu informasi yang cenderung lebih banyak memuat data atau informasi masa lalu perusahaan daripada mengungkapkan

) Dosen Pembimbing I.

) Dosen Pembimbing II.

) Mahasiswa.

(4)

proyeksi perusahaan dimasa mendatang, seperti prediksi mengenai penghasilan, pengeluaran modal, deviden, struktur pemodalan, pernyataan tentang rencana dan tujuan manajemen perusahaan untuk kegiatan masa yang akan datang serta kondisi ekonomi perusahaan di masa yang akan datang termasuk pernyataan tentang penilaian dari manajemen tentang kondisi keuangan di masa mendatang.

Kata kunci : kewajiban Hukum, Emiten, Prinsip Keterbukaan, Informasi ProyeksiPerusahaan, Pasar Modal

(5)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas Kasih Karunia-Nya, Penulis mampu untuk menjalani perkuliahan sampai pada tahap penyelesaian skripsi pada Departemen Hukum Ekonomi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ini. Karena tanpa pertolongan-Nya Penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini, tetapi oleh Hikmat yang diberikan-Nya akhirnya Penulis dapat menyelesaikan semuanya dengan baik.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas Sumatera Utara. Adapun judul dari skripsi ini

adalah “KEWAJIBAN HUKUM EMITEN DALAM PRINSIP

KETERBUKAAN MENGENAI INFORMASI PROYEKSI PERUSAHAAN DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA”. Dalam penulisan skripsi ini, Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, Penulis akan sangat berterima kasih jika ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepan dan terlebih-lebih kepada Penulis sendiri.

Oleh karena itu, Penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar- besarnya kepada kedua orang tua Penulis, Nahot Manik (+) dan Nemsi Pandiangan, kakak Penulis Mega Manik, serta adik Penulis Dermawan Manik, atas pengertian dan dukungan kepada Penulis, tidak lupa juga Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Paman Penulis, Jadiaman Pandiangan, S.Pd, Sihar Nauli Lbn. Tobing, S.Pd, yang mendukung saya baik secara material

(6)

maupun secara non material, yang memberikan nasehat serta semangat kepada Penulis, dan juga telah menjadi guru dan motivator bagi Penulis. Mudah-mudahan semua yang Penulis lakukan dapat membahagiakan dan membanggakan keluarga tercinta.

Dalam proses penulisan skripsi ini, Penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, Penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.MH selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I Penulis yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH. M.Hum selaku Dosen Pembimbing II Penulis yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. H. O.K. Saidin,SH. M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Puspa Melati, SH. M.Hum selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH. M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(7)

7. Bapak M. Husni, SH. MH selaku Dosen Penasehat Akademik Penulis dari Semester I hingga Semester terakhir di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

8. Ibu Prof. Ningrum Natasya, SH. M.LI, Ibu Porf. Dr. Sunarmi, SH. M.Hum, Ibu Dr. T. Keizeirina A., SH. CN. M.Hum, Ibu Windha, SH. M.Hum, Seluruh Dosen dan Staf Pegawai serta Karyawan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang tidak bisa Penulis ucapkan satu persatu.

9. Seluruh Keluarga Besar Manik dan Pandiangan yang telah memberikan dukungan dan menyemangati Penulis selama ini.

10. Kepala Sekolah, Seluruh Guru, Staf Pegawai Karyawan dan Teman-teman Penulis mulai dari SD Negeri No. 097382 Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun, SMP Negeri 1 Simanindo, SMP Negeri 1 Manduamas, SMA Negeri 1 Manduamas yang membimbing dan memberi dukungan kepada Penulis hingga akhirnya dapat melanjut ke jenjang PTN.

11. Saudara sekaligus teman bermain Penulis Irva Pandiangan, SE, Vita Meriati Pandiangan, S.Kom, Jonatan Pandiangan, Deny Antonyo Pandiangan, Ojak Pandiangan, Pantob Pandiangan, serta banyak lagi yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, thanks all.

12. Seluruh Stambuk ’13 yang merupakan teman-teman Penulis, Jelita Hutasoit, SH, Novriyana Br. Sagala, Purim Dachi, Jessica Sitorus, Kiki Asidia Samosir, Anita Suryani Tobing, Dermawan Sitorus, Hendra Siahaan, Dian Prawiro Napitupulu, Anna Maria Pasaribu, Minar Sitinjak, Lissa Dewi Andini, Dedy Damanik, Lauren Tobing, Wita Pandiangan, Agnes Ketaren sekaligus teman

(8)

yang sudah menyemangati Penulis menyelesaikan skripsi ini, serta banyak lagi teman-teman yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.

13. Seluruh teman-teman Departemen Hukum Ekonomi Tahun 2016 Stambuk 2013 yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Hukum Ekonomi (IMAHMI) Tahun 2016. Salam IMAHMI!!!

14. Seluruh Anggota (bung dan sarinah) GmnI Komisariat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

15. Seluruh Anggota KMK St. Fidelis Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Akhir kata, Penulis ucapkan terimakasih atas semua partisipasi dari berbagai pihak lain, dan Penulis juga minta maaf apabila masih ada pihak yang mendukung Penulis tetapi belum sempat dimuat namanya. Dan untuk itu semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2017

Penulis

EFRINI ADRIANI MANIK

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 7

D. Keaslian Penulisan ... 8

E. Tinjauan Kepustakaan... 10

F. Metode Penulisan ... 19

G. Sistematika Penulisan... 21

BAB II PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PERUNDANG- UNDANGAN PASAR MODAL A. Pengertian Prinsip Keterbukaan ... 24

B. Tujuan Prinsip Keterbukaan ... 27

C. Pilar-pilar Prinsip Keterbukaan ... 34

D. Penerapan Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar Modal ... 39 E. Pelanggaran Prinsip Keterbukaan yang Mengakibatkan

(10)

Terjadinya Bentuk-Bentuk Pelanggaran dan Kejahatan di Pasar Modal ... 51

BAB III KEWAJIBAN HUKUM OLEH EMITEN DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP KETERBUKAAN A. Pengaturan Hukum tentang Tugas dan Fungsi Emiten

Dalam Pasar Modal ... 66 B. Kepatuhan Emiten dalam Menjalankan Prinsip Keterbukaan

Menurut Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku ... 73 C. Kewajiban Hukum oleh Emiten Dalam Melaksanakan

Prinsip Keterbukaan ... 75 D. Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Emiten

Melindungi Investor ... 81 E. Sanksi Terhadap Pelanggaran Prinsip Keterbukaan ... 89

BAB IV PRINSIP KETERBUKAAN MENGENAI INFORMASI PROYEKSI PERUSAHAAN BERDASARKAN

KETENTUAN PERUNDANG–UNDANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA

A. Informasi Proyeksi Perusahaan ... 95 B. Pengaturan Prinsip Keterbukaan Mengenai Informasi

Proyeksi Perusahaan dalam Peraturan

Perundang-undangan di Indonesia ... 98 C. Standarisasi Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan

(11)

Mengenai Informasi Proyeksi Perusahaan Oleh Emiten

Dalam Pasar Modal ... 101 D. Kategori Penyesatan dalam Keterbukaan Mengenai

Informasi Proyeksi Perusahaan Pada Pasar Modal ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 116 B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Diperlukan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan dana investasi yang bersumber dari dalam, yaitu tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, dan penerimaan devisa. Salah satu ciri negara sedang berkembang adalah tingkat tabungan masyarakat masih rendah, sehingga dana untuk investasi menjadi tidak mencukupi.*

Meskipun disadari tabungan masyarakat di negara sedang berkembang masih rendah dibanding negara-negara maju, tetapi yang lebih penting dalam era pembangunan ini adalah mengusahakan efektivitas pengerahan tabungan masyarakat itu kepada sektor-sektor yang produktif. Dalam rangka meningkatkan pengerahan tabungan masyarakat itu, lembaga keuangan perbankan maupun non-perbankan perlu dituntut bekerja keras lagi untuk meningkatkan penarikan dana masyarakat.

Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional diperoleh dari pajak dan

*Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal (Jakarta : Rineka Cipta, 2006),hlm. 1.

Ibid.

(13)

penerimaan lainnya. Adapun masyarakat dapat memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga pembiayaan, dan pasar modal.

Pasar modal merupakan alternatif pendanaan baik bagi pemerintah maupun swasta. Pemerintah yang membutuhkan dana dapat menerbitkan obligasi atau surat utang dan menjualnya ke masyarakat lewat pasar modal.

Demikian juga swasta yang dalam hal ini adalah perusahaan yang membutuhkan dana dapat menerbitkan efek, baik dalam bentuk saham ataupun obligasi dan menjualnya ke masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal di pandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri akan dikurangi.

Pasar modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat, yang tercermin dalam upaya mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan swasta yang sehat dan bonafit, serta upaya dalam

Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hlm. 1.

(14)

menghimpun dana dari masyarakat agar dapat digunakan secara produktif guna pembiayaan pembangunan nasional.§

Pasar Modal merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Salah satu ciri-ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengertian pasar modal sebagaimana pengertian pasar pada umumnya adalah merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Di sini yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal mempertemukan penjual modal atau dana dengan pembeli modal atau dana.**

Pembeli modal atau dana adalah mereka baik perorangan maupun kelembagaan atau badan usaha yang menyisihkan kelebihan dana/uangnya untuk usaha yang bersifat produktif, sedangkan penjual modal/dana adalah perusahaan yang memerlukan dan atau tambahan modal untuk keperluan usahanya. Pasar modal juga biasa disebut sebagai bursa efek.†† Salah satu dasar pertimbangan pendirian pasar modal itu sendiri adalah:

1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pengerahan dan penghimpun dana untuk digunakan secara produktif dalam pembiayan nasional.

§Prianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu,dan Achmad Abror, Lembaga Keuangan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009 ), hlm. 164.

** Sumantoro, Pengantar Tentang Pasar Modal Di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), hlm. 9.

††Ibid.

(15)

2. Mengupayakan efisiensi dan efektivitas usaha pemerintah di bidang pasar modal, baik kegiataan maupun tujuannya, dengan membentuk suatu badan yang mengendalikan dan melaksanakan pasar modal.

3. Untuk berhasilnya pasar modal di Indonesia secara optimal, perlu mendorong perusahaan-perusahaan swasta yang sehat dan baik untuk menjual saham-saham melalui pasar modal dengan memberikan keringanan-keringanan di bidang perpajakan.

Selain itu, pasar modal juga bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya.

Sedangkan di sisi lain Pasar Modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah.

Oleh karena aktivitas pasar modal melibatkan dana masyarakat dalam hal ini pemodal, maka diperlukan suatu aturan khusus guna melindungi kepentingan masyarakat pemodal menyangkut informasi atas efek yang diperdagangkan oleh perusahaan terbuka, karena penentuan harga di pasar modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau fakta materiel, suatu informasi mencerminkan suatu harga.

(16)

Investor adalah salah satu pihak yang sangat membutuhkan informasi dari perusahaan yang melakukan emisi di bursa efek guna mengukur nilai imbalan dan pengelolaan risiko investasinya. Fungsinya adalah sebagai alat ukur tingkat efisiensi pasar modal ditentukan oleh ketersediaan informasi tersebut.

Pemberian informasi ini berdasarkan pada prinsip keterbukaan, karena prinsip keterbukaan adalah jiwa dari pasar modal.‡‡ Informasi yang berdasarkan prinsip keterbukaan akan dapat mengantisipasi kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta materiel atau tidak meratanya informasi bagi investor, disebabkan ada informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu.

Prospektus merupakan sarana untuk mengungkapkan kondisi obyektif perusahaan pada saat melakukan penawaran umum. Dalam prospektus diungkapkan tentang pernyataan-pernyataan tentang kebenaran terhadap hal- hal yang dinyatakan dalam prospektus. Misalnya bahwa perusahaan tidak memiliki hutang selain yang diungkapkan dalam laporan keuangan dan pernyataan-pernyataan lainnya. Di Indonesia informasi proyeksi yang digambarkan emiten dalam prospektus merupakan informasi yang banyak bersifat historikal, yaitu informasi cenderung lebih banyak memuat data dan

‡‡ Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Program Sarjana), hlm. 1.

(17)

informasi masa lalu perusahaan daripada mengungkapkan tentang proyeksi perusahaan mendatang.

Di Amerika serikat, selain fakta material yang wajib disampaikan, perusahaan diwajibkan juga untuk menyampaikan informasi perusahaan yang berkenaan dengan manajemen, termasuk mengenai informasi proyeksi internalnya yang pada mulanya tidak diwajibkan.

Prinsip keterbukaan telah menjadi fokus sentral dari pasar modal dan Undang-Undang Pasar Modal Indonesia juga mengatur pelaksanaan prinsip keterbukaan sehingga investor dan pelaku-pelaku bursa lainnya mempunyai informasi yang cukup dan akurat untuk pengambilan keputusan. Namun disadari bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan berbagai pengaturan pelaksanaannya belum memuat secara cukup ketentuan-ketentuan prinsip keterbukaan. Berdasarkan latar belakang masalah mengenai prinsip keterbukaan diatas, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul“KEWAJIBAN HUKUM EMITEN DALAM PRINSIP KETERBUKAAN MENGENAI INFORMASI PROYEKSI PERUSAHAAN DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA”

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan prinsip keterbukaan dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia?

2. Bagaimana pengaturan kewajiban hukum oleh emiten dalam melaksanakan prinsip keterbukaan?

3. Bagaimana prinsip keterbukaan mengenai informasi proyeksi perusahaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan pasar modal di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan ini dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang hendak dicapai, yaitu :

1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah di uraikan diatas maka tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pangaturan prinsip keterbukaan menurut peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia;

b. Untuk mengetahui kewajiban hukum emiten dalam melaksanakan prinsip keterbukaan di pasar modal;

(19)

c. Untuk mengetahui prinsip keterbukaan mengenai informasi proyeksi perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

2. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat dikutip dari penulisan skripsi ini antara lain :

a. Manambah wawasan pembaca mengenai pengertian prinsip keterbukaan, tujuan prinsip keterbukaan, pilar-pilar prinsip keterbukaan, serta penerapan prinsip keterbukaan dalam pasar modal.

b. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai tugas dan fungsi emiten dalam pasar modal, serta kepatuhan emiten dalam menjalankan prinsip keterbukaan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah pelaksanaan prinsip keterbukaan, praktik-praktik yang dapat membawa kerugian bagi perusahaan dan investor, serta kriteria pasar modal yang sehat dan likuid.

D. Keaslian Penulisan

Untuk mengetahui keaslian penulisan, sebelum melakukan penulisan skripsi berjudul “Kewajiban Hukum Emiten Dalam Prinsip Keterbukaan Mengenai Informasi Proyeksi Perusahaan Dalam Pasar Modal di Indonesia”

pada dasarnya belumnya pernah ditulis menjadi judul skripsi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, meskipun terdapat judul yang hampir sama dengan skripsi ini, akan tetapi substansi pembahasannya berbeda.

(20)

Penulis menyusun skripsi ini berdasarkan literatur-literatur yang diperoleh dari perpustakaan, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan prinsip keterbukaan dalam pasar modal, media cetak dan elektronik, dan juga melalui bantuan para pihak. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Adapun penelitian yang membahas tentang prinsip keterbukaan di pasar modal tetapi memiliki pembahasan yang berbeda seperti:

1. Penelitian dilakukan oleh R.A Dyna Ramadhani (0670005021) tahun 2008 mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,

“Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal”. Pokok masalah dari penelitian tersebut adalah:

a. Mengapa prinsip keterbukaan perlu dalam perundang-udangan penanaman modal di Indonesia?

b. Bagaimana keterbukaan dalam laporan keuangan perusahaan penanaman modal berdasarkan ketentuan perundang-undangan penanaman modal di Indonesai?

c. Bagaimana kesiapan hukum penanaman modal di Indonesia terkait dengan penerapan prinsip keterbukaan dalam laporan keuangan perusahaan penanaman modal?

2. Penelitian dilakukan oleh Jullia Franciska (060200272) tahun 2010 mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Departemen Hukum Keperdataan Program Kekhususan Hukum Perdata BW, “Tinjauan

(21)

Yuridis Terhadap Kewajiban Keterbukaan Bagi Perusahaan Publik (Emiten) Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal”. Pokok masalah dari penelitian tersebut adalah:

a. Apa yang menjadi tujuan prinsip keterbukaan?

b. Apa akibat dari emiten dalam pasar modal Indonesia bila tidak melaksanakan prinsip keterbukaan secara maksimal?

c. Bagaimana bentuk praktik-praktik ilegal yang dapat membawa kerugian bagi perusahaan dan investor?

d. Apa yang menjadi kriteria pasar modal yang sehat dan likuid?

3. Penelitian dilakukan oleh Yessica Tri Angeline Situmorang (100200135) mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Departemen Hukum Ekonomi 2014, “Implementasi prinsip keterbukaan oleh perusahaan jasa penilai terkait penawaran saham perdana”.

Pada dasarnya penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti tersebut di atas tidak sama dengan penelitian ini, baik dari segi judul maupun pokok permasalahan yang dibahas. Oleh karena itu secara akademik penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.

(22)

E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pasar Modal

Pasar modal dalam pengertian klasik diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek pada umumnya. Sementara itu, pasar modal menurut Kamus Hukum Ekonomi diartikan sebagai pasar atau tempat bertemunya penjual dan pembeli yang memperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang, misalnya saham dan obligasi. §§

Adapun Undang-Undang Pasar Modal (UUPM), yakni Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 angka 13 memberi pengertian*** :

Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pengertian pasar modal sebagaimana pasar pada umumnya yaitu merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal mempertemukan penjual modal/dana dengan pembeli modal/dana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian pasar modal adalah “seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang atau

§§A. F. Elly Erawaty dan J. S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi (Jakarta: Proyek ELIPS, 1996), hlm. 14.

***Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

(23)

merupakan aktivitas yang memperjualbelikan surat-surat berharga yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.†††

Dengan demikian, pasar modal adalah sebuah tempat memperdagangkan efek yang diterbitkan oleh perusahaan publik yang melibatkan lembaga dan profesi yang terkait dengan efek. Karena pasar modal adalah tempat memperdagangkan efek maka pasar modal disebut juga dengan istilah Bursa Efek.

Tujuan pendirian Bursa Efek adalah untuk menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. Hal ini hanya akan tercapai apabila perdagangan efek diselenggarakan berdasarkan suatu aturan yang jelas dan dilaksanakan secara konsisten sehingga harga mencerminkan mekanisme pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran.‡‡‡

Adapun fungsi dari Bursa Efek adalah sebagai berikut:§§§

1. Menyediakan sarana perdagangan ; 2. Membuat aturan di bursa ;

3. Menyediakan informasi ;

4. Memberikan pelayanan kepada anggota bursa, emiten, dan publik.

Adapun perdagangan efek yang wajar adalah penyelenggaraan perdagangan yang berlangsung secara alamiah, dalam pengertian setiap

†††Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 833.

‡‡‡Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, op. Cit., hlm. 15.

§§§Ibid, hlm. 16.

(24)

kekuatan penawaran atau permintaan dilakukan berdasarkan mekanisme pasar yang bebas dari adanya keadaan yang tidak mendukung terciptanya sistem penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu dari emiten, terhindarnya pasar dari usaha-usaha pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan dari ketidakpatuhan pihak lainnya dan adanya sistem serta tata cara pelaksanaan perdagangan yang mendukung terciptanya kewajaran dalam melakukan perdagangan di bursa efek.****

Investasi di pasar modal mempunyai risiko tinggi yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi dibidang lain karena sangat terpengaruh faktor- faktor bunga bank, keadaan ekonomi, faktor politis, dan faktor hukum. Oleh karena itu, keputusan untuk memilih investasi di pasar modal harus melewati pertimbangan yang matang. Nasihat yang paling sering diucapkan sebelum berinvestasi di pasar modal adalah jangan menaruh telur dalam satu keranjang, tetapi dalam sepuluh keranjang. Kalau satu keranjang pecah maka Anda masih memiliki telur sembilan keranjang. Artinya kalau Anda memiliki dana jangan semuanya diinvestasikan di pasar modal, tetapi sebarlah dalam beberapa pilihan investasi sehingga kalau anda mengalami kerugian akibat investasi di pasar modal Anda masih memilik investasi yang lain.

****Najib A. Gisymar, Insider Trading dalam Transaksi Efek (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hlm. 22.

(25)

2. Emiten

Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Sedangkan penawaran umum yang dimaksud adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tat cara yang diatur dalam undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksananya.††††

Jika diamati ada 4 (empat) keharusan yang dapat dilakukan emiten beraktivitas di pasar modal, yaitu:‡‡‡‡

a) Keterbukaan informasi;

b) Peningkatan likuiditas;

c) Pemantauan harga efek;

d) Menjaga hubungan baik dengan investor.

3. Prinsip Keterbukaan

Peran hukum pasar modal penting bukan hanya apabila terjadi pelanggaran, tetapi juga dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari di pasar modal agar pasar modal dapat menjadi wadah investasi yang aman bagi investor. Pada prinsipnya hukum pasar modal mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Apabila disimpulkan yang merupakan target

†††† Adrian Sutedi, Segi-segi Hukum Pasar Modal (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.

23.

‡‡‡‡M. Irsan Nasarudin & Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 151.

(26)

yuridis dari pengaturan hukum terhadap pasar modal pada pokoknya adalah sebagai berikut:§§§§

a) Keterbukaan informasi;

b) Profesionalisme dan tanggungjawab para pelaku di pasar modal;

c) Pasar yang tertib dan modern;

d) Efisiensi;

e) Kewajaran;

f) Perlindungan investor.

Transparansi merupakan terminologi yang sangat penting dan prinsip yang fundamental dalam pasar modal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, transparansi diartikan sebagai : (1) sifat yang tembus cahaya; (2) nyata; (3) jelas, atau secara umum memberikan arti tembus pandang.*****

Transparansi dalam pasar modal internasional adalah merupakan suatu hal yang sangat mutlak untuk dapat dilakukan oleh semua pihak. Berbeda dengan sector perbankan dimana prinsip kerahasiaan bank adalah hal yang mutlak untuk ditaati, sektor pasar modal menerapkan hal sebaliknya, disclosure atau keterbukaan adalah mutlak. Transparansi dalam pasar modal berarti keharusan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk kepada Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) untuk menginformasikan

§§§§Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Suatu Tinjauan Hukum) (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996), hlm.13.

*****M. Irsan Nasarudin & Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta:

Kencana, 2004), hlm. 225.

(27)

kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal, terhadap efek yang dimaksud atau terhadap harga dari efek tersebut.†††††

Secara universal prinsip keterbukaan dianut di pasar modal di seluruh dunia. Prinsip keterbukaan bermakna sebagai kewajiban emiten, perusahaan publik, atau siapa saja yang terkait untuk mengungkapkan informasi sejelas, seakurat, dan selengkap mungkin mengenai fakta material yang berkaitan dengan tindakan-tindakan perusahaan atau efek yang berpotensi kuat memengaruhi keputusan pemegang saham atau calon investor terhadap saham, karena informasi itu berpengaruh pada efek atau harga efeknya. Bahkan pada masa penyampaian pendaftaran, sebelum efek ditawarkan kepada publik, emiten dan penjamin pelaksana emisi harus menerapkan prinsip keterbukaan.

Pernyataan pendaftaran tersebut mencakup seluruh informasi yang harus dikemukakan kepada publik. Pernyataan pendaftaran tersebut mencakup laporan keuangan yang telah diaudit, gambaran umum perusahaan, uraian tentang bisnis emiten, evaluasi tentang risiko usaha, keterangan penjaminan, legal opinion, sejarah umum perusahaan, dan keterangan lain yang penting dan relevan. Dalam penyampaian pernyataan perdaftaran emiten harus membuat status hukum, kekayaan, risiko, dan rencana-rencana untuk masa yang akan datang yang memiliki oleh perusahaan.

†††††Ibid.

(28)

Kewajiban berasal dari kata wajib, wajib adalah harus dilakukan, tidak boleh tidak dilaksanakan.‡‡‡‡‡ Kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan kewajiban kita harus melaksanakannya tanpa ada alasan apapun itu. Dari pengertian yang lain kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki, dalam hal ini kewajiban emiten terkait dengan tindakan-tindakannya dalam pasar modal.

Di dalam pasar modal, masyarakat membutuhkan informasi yang dipakai sebagai landasan untuk mengambil suatu keputusan menyangkut portofolio investasinya. Demikian pentingnya informasi ini sampai diibaratkan bahwa pasar modal tanpa informasi adalah judi. Karena itu, investor di pasar modal memerlukan informasi sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan.

Pertimbangan penting mengenai informasi di pasar modal meliputi faktor-faktor seperti :§§§§§

a) Kualitas informasi b) Jenis informasi c) Kecepatan informasi d) Volume informasi

‡‡‡‡‡Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 1266.

§§§§§Ibid,hlm. 89.

(29)

Informasi merupakan hal yang penting dan merupakan makanan sehari-hari bagi para analis, pemodal dan para praktisi pasar modal pada khususnya, serta masyarakat luas pada umumnya.

4. Informasi Proyeksi Perusahaan

Keterbukaan informasi proyeksi perusahaan oleh emiten dalam kegiatan pasar modal di Indonesia, digambarkan dalam prospektus emiten sama dengan keterbukaan yang berkembang di Amerika Serikat sebelum tahun 1970, dimana emiten menyampaikan informasi proyeksi internalnya (internal projection), yang pada mulanya tidak diwajibkan. Sebab informasi yang disampaikan kepada publik hanya tipe informasi “soft” (soft information), yaitu management discussion and analysis (“MD & A”) dan future-oriented financial information (“FOFI”). Jadi yang disampaikan hanya sekitar informasi yang bersifat histori atau cost financial, yang disebut juga dengan hard information dan informasi proyeksi perusahaan yang dikageorikan sebagai hard information tersebut menurut konsep hukum bukan fakta material yang harus disampaikan kepada investor potensial.******

Namun sejak tahun 1970 SEC merubah penyampaian informasi yang bersifat histori atau hard information terhadap penekanan sekarang dalam bentuk antisipasi informasi yang akan datang (forward-looking information).

Transformasi ini disebut sebagai revolusi soft information terhadap kewajiban prinsip keterbukaan yang terminolaginya adalah perlindungan investor dengan

******Bismar Nasution, Pentingnya Keterbukaan Perusahaan Yang Baik Dalam Undang- Undang Pasar Modal, Jurnal Hukum Bisnis. Volume 14, Juli 2001.

(30)

cara penekanan “forward looking information”. Tahun 1979 SEC melalui Rule 175 mengadopsi the Safe Harbor for Projection menentukan, bahwa masalah yang menjadi ukuran dari tanggungjawab suatu “forward looking statements”

adalah apabila pernyataan dibuat berdasarkan itikad baik dan mempunyai suatu dasar yang layak. Disamping itu forward looking statements tersebut telah berkembang pada suatu ketentuan tentang duty to update forward-looking statement, sebagaimana secara tegas dinyatakan oleh Melina Cain, bahwa sekali suatu perusahaan bicara, maka perusahaan tersebut harus melakukan penyampaian informasi secara lengkap atau cukup dan akurat. Selanjutnya Melina Cain mengatakan, bahwa apabila suatu perusahaan memilih untuk menerbitkan forward-looking statement, maka perusahaan ini dapat diwajibkan untuk melakukan update informasi tersebut dengan informasi tambahan, apabila pernyataan awal, pendapat awal atau proyeksi awal menjadi secara material menyesatkan sebagai akibat munculnya kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa tertentu.††††††

F. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

a. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum yuridis- normatif.‡‡‡‡‡‡ Jenis penelitian yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian hukum normatif atau kepustakaan, karena penelitian

††††††Ibid.

‡‡‡‡‡‡Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 9- 10.

(31)

hukum ini hanya meneliti peraturan perundang-undangan, dan sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan undang-undang (statute apprach) karena penelitian ini membahas mengenai konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-undang yang lainnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Dan hasil dari telaah tersebut merupakan argument untuk memecahkan isu yang dihadapi.§§§§§§

2. Data Penelitian

Data penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang terkait dengan judul skripsi, antara lain:

1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK. 04/2015 Tentang Bentuk dan Isi Prospektus dalam Rangka Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

§§§§§§Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (rev.ed.: Penerbit Prenadamedia Group, 2014), hlm. 133.

(32)

3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK. 04/2015 Tentang Keterbukaan Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

b. Bahan hukum sekunder yaitu berbagai sumber kepustakaan berupa buku- buku yang berkaitan dengan judul skripsi, jurnal, artikel-artikel, hasil penelitian, laporan-laporan dan sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media elektronik.

c. Bahan hukum tersier yaitu berbagai bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undanga, literatur, tulisan-tulisan para pakar hukum, bahan kuliah yang berhubungan dengan kewajiban hukum emiten dalam prinsip keterbukaan mengenai informasi proyeksi perusahaan dalam pasar modal Indonesia, dan juga mengambil informasi dengan menggunakan media elektronik yaitu internet.

4. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu dengan cara:

(33)

a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang relevan.

b. Mengelompokkan bahan-bahan hukum yang relevan secara sistematis.

c. Mengolah bahan-bahan hukum tersebut sehingga dapat menjawab permasalahan yang telah disusun.

d. Memaparkan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap bahan-bahan hukum yang telah diolah tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Dalam suatu penulisan skripsi diperlukan sistematikan penulisan yang teratur dan berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga dapat mempermudah penyesuaian antara masalah yang diangkat dengan pembahasan skripsi. Tiap bab memiliki sub bab yang bertujuan untuk mempermudah hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam bentuk uraian:

Bab I merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini mengemukakan apa yang menjadi latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan sebagai topik yang akan dibahas secara mendalam, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II akan membahas mengenai pengertian prinsip keterbukaan, tujuan prinsip keterbukaan, pilar-pilar prinsip keterbukaan, penerapan prinsip keterbukaan dalam pasar modal, serta pelanggaran prinsip keterbukaan yang

(34)

mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk pelanggaran dan kejahatan di pasar modal.

Bab III merupakan bab yang membahas mengenai pengaturan tentang tugas dan fungsi emiten dalam pasar modal, kepatuhan emiten dalam menjalankan prinsip keterbukaan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, kewajiban hukum emiten dalam melaksanakan prinsip keterbukaan, pelaksanaan prinsip keterbukaan sebagai upaya emiten melindungi investor, serta sanksi terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan.

Bab IV akan membahas mengenai informasi proyeksi perusahaan, pengaturan prinsip keterbukaan mengenai informasi proyeksi perusahaan daam peraturan perundang-undangan di Indonesia, standarisasi pelaksanaan prinsip keterbukaan mengenai informasi proyeksi perusahaan oleh emiten dalam pasar modal, serta membahas tentang kategori penyesatan dalam keterbukaan informasi proyeksi perusahaan pada pasar modal.

Bab V merupakan bab penutup. Bab ini berisikan rangkuman kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi emiten dalam melaksanakan prinsip keterbukaan di pasar modal dan orang-orang yang membaca skripsi ini.

(35)

BAB II

PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PERUNDANG-UNDANGAN PASAR MODAL

A. Pengertian Prinsip Keterbukaan

Fenomena ekonomi dunia yang ada sekarang ini membuat banyak negara, tidak terkecuali Indonesia, dituntut untuk mengikuti kecenderungan arus globalisasi.******* Globalisasi ekonomi membawa masuk praktek-praktek pengelolaan perusahaan dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Bahkan globalisasi ekonomi tersebut menyebabkan terjadinya globalisasi hukum.

Dengan demikian penerapan prinsip keterbukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh globalisasi itu sendiri. Holly J. Gregory dan Marshal E.Simms mengemukakan makna prinsip keterbukaan sebagai kerangka pengelolaan perusahaan yang harus dapat memastikan bahwa pengungkapan informasi yang akurat dan tepat dilaksanakan berkaitan dengan materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan kepemimpinan dari suatu perusahaan.†††††††

Tidak jauh berbeda dari pengertian tersebut diatas, UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 angka 25, memberikan definisi prinsip keterbukaan sebagai pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan

*******Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi I (Bandung : Books Terrace & Library, 2007), hlm. 28.

†††††††Holly J. Gregory dan Marshal E. Simms, dikutip dalam Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Program Sarjana), hlm. 194.

(36)

Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.‡‡‡‡‡‡‡ Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 menyebutkan bahwa : informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek dan/atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.§§§§§§§

Bacelius Ruru menyebutkan bahwa keterbukaan adalah kewajiban perusahaan atau emiten untuk menyampaikan laporan perusahaan, baik dalam bentuk laporan keuangan berkala maupun laporan kejadian penting lainnya.

Informasi tersebut harus akurat, tepat waktu, dan dapat di pertanggungjawabkan.********

Setiap pihak yang melakukan penawaran tender untuk pembelian efek emiten atau perusahaan publik wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran, dan pelaporan yang ditetapkan OJK. Prinsip keterbukaan meliputi dua fase, yaitu masa sebelum listing dan masa sesudah listing. Fase sebelum listing di mulai pada saat perusahaan ingin melakukan go public, dan proses go public itu sendiri sudah mengharuskan emiten terbuka. Keterbukaan masa sebelum listing umumnya tercermin dari

‡‡‡‡‡‡‡Pasal 1 angka 25 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

§§§§§§§Pasal 1 angka 7 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

********Adrian Sutedi, op.cit., hlm. 5.

(37)

prospektusnya. Prospektus bukan lagi merupakan sarana transparansi, tetapi lebih merupakan ajang promosi, yang kecenderungan memerintah informasi.

Di pandang dari sudut format pengungkapan, yang seharusnya dilarang tegas adalah, keterangan yang salah, keterangan setengah benar, dan sama sekali diam terhadap fakta material. Sedangkan yang dilarang dalam undang-undang pasar modal pada umumnya adalah pemalsuan dan penipuan, pernyataan tidak benar atau menyembunyikan fakta, manipulasi pasar, insider trading, dan larangan yang bersangkutan dengan reksa dana.††††††††

Dengan demikian inti dari prinsip keterbukaan adalah adanya jaminan perusahaan terhadap hak masyarakat untuk mendapatkan informasi material terkait kondisi perusahaan, termasuk di dalamnya informasi yang jujur tentang keadaan keuangan perusahaan tersebut. Dalam bidang pasar modal, pengertian ini lebih lengkap karena diaturnya secara khusus tentang kriteria informasi material, yakni informasi yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal terhadap efek dan/atau berpengaruh terhadap harga dari efek tersebut. Dibalik pengaturan prinsip keterbukaan tersebut terdapat perlindungan terhadap kepentingan masyarakat, melalui ketersediaan informasi penting (material) yang jujur dan objektif.

Azas keterbukaan informasi sangat penting bagi investor publik. Baik informasi yang baik maupun buruk yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan harus sampai ke tangan investor publik, sehingga investor dapat mengambil keputusan jual beli saham sebelum terlambat. Pihak yang wajib

††††††††Adrian Sutedi, op.cit.,hlm. 98.

(38)

menyampaikan informasi adalah emiten, akuntan publik, notaris, konsultan hukum, perusahaan penilai, bursa efek, dan OJK. Sementara pihak yang tidak diwajibkan tetapi seringkali membuka informasi penting bagi masyarakat investor adalah media massa.‡‡‡‡‡‡‡‡

B. Tujuan Prinsip Keterbukaan

Air sungai yang bersih dan bening akan lebih memudahkan seseorang untuk melihat apa yang ada dibawah permukaan air sungai tersebut sebelum ia memutuskan untuk terjun kedalam sungai tersebut. Keadaan air sungai seperti ini dapat dengan mudah dijadikan sebagai pertimbangan untuk melihat potensi risiko yang membahayakan yang ada dibawah permukaan air sungai tersebut.

Keadaan akan sangat berbeda jika air sungai tersebut keruh atau tidak bening.

Resiko terkena bahaya dapat saja terjadi pada orang yang memutuskan untuk terjun ke dalam sungai tersebut. Demikian halnya dalam pengungkapan seluruh informasi material sangat penting untuk mencegah terjadinya penipuan atau penyalahgunaan kekuasaan.

Pentingnya prinsip keterbukaan dalam pasar modal, telah ditekankan oleh hasil studi International Federation of Stock Exchange (FIBV) pada tahun 1998. Disebutkan bahwa dalam rangka menuju milenium ketiga orientasi pengembangan pasar modal dunia adalah menciptakan pasar modal- pasar modal yang likuid dan efisien. Untuk mewujudkan kondisi yang demikian, pasar modal dimana-mana cenderung meningkatkan hal-hal yang

‡‡‡‡‡‡‡‡Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 61.

(39)

antara lain terkait dengan keterbukaan. Hasil riset International Organization of Securities Commisson (IOSCO), mengungkapkan bahwa pasar modal yang mengembangkan sistem yang aman dan efisien terbukti lebih menarik bagi investor domestik maupun asing.§§§§§§§§

Pengamatan John C. Cofee. Jr tentang perlunya mempertahankan sistem keterbukaan wajib dapat dijadikan sebagai dasar penerapan prinsip keterbukaan bagi emiten atau perusahaan publik. Gunanya untuk mengatur pemberian informasi mengenai keadaan keuangan dan informasi lainnya kepada investor. Dengan perkataan lain, tujuan yang ingin dicapai ketentuan ini adalah untuk menghasilkan dokumen yang menceritakan kepada pembeli prospektif, mengenai berbagai hal yang seharusnya diketahui oleh pembeli sebelum membeli suatu saham.*********

Dengan pemberian informasi berdasarkan prinsip keterbukaan, maka dapat diantisipasi terjadinya kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak sampai dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu, seperti kepada seseorang atau kelompok investor lainnya. Sedangkan

§§§§§§§§Bismar Nasution, op.cit., hlm. 23.

*********John C. Coffee, Jr.1, Market Failure and the Economic Case for A Mandatory Disclosure System,Virginia Law Review, Vol.79, 1984, hlm. 721-722, dalam : Bismar Nasution, op.cit., hlm. 26.

(40)

informasi itu sangat berfungsi karena berisi fakta material yang dapat dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi investor untuk melakukan investasi.†††††††††

Penekanan untuk mencermati pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam pasar modal Indonesia adalah langkah yang tepat dilakukan, mengingat terdapatnya berbagai masalah yang timbul dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan. Tanpa upaya pembenahan prinsip keterbukaan terhadap masalah- masalah yang timbul menyebabkan tujuan prinsip keterbukaan tidak tercapai, dan pada akhirnya mengakibatkan pasar modal mengalami atau menjadi tidak efisien. Pengungkapan informasi tentang fakta material secara akurat dan penuh diperkirakan dapat merealisasikan tujuan prinsip keterbukaan dan mengantisipasi timbulnya pernyataan yang menyesatkan (misleading) bagi investor. ‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Sedikitnya ada tiga (3) tujuan ditegakkannya prinsip keterbukaan di pasar modal.§§§§§§§§§ Pertama, menjaga kepercayaan investor. Pelaksanaan prinsip keterbukaan guna meningkatkan kepercayaan investor atau publik terhadap pasar modal sangat penting untuk diperhatikan. Karena apabila terjadi “krisis kepercayaan” atau “ketidakpercayaan” investor terhadap pasar modal dan perekonomian, maka investor menarik modal mereka dari pasar.

Akibatnya pasar dan perekonomian akan rusak secara keseluruhan. Sebab ketiadaan keterbukaan atau ketertutupan informasi akan menimbulkan

†††††††††D. Brian Hufford, “Deserring Fraud vs, Avoiding the ‘Srike Suit’ : Reaching An Appropriate Balance,” Brooklyn Law Review, Vol.61,1995, hal. 55-56, dalam : Bismar Nasution, op.cit., hlm. 26.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡Bismar Nasution, op.cit.,hlm. 27-28.

§§§§§§§§§Ibid.

(41)

ketidakpastian bagi investor. Akibanya investor sulit mengambil keputusan untuk berinvestasi melalui pasar modal, hal ini sesuai dengan pendapat bahwa apabila semakin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk berinvestasi semakin tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau ketertutupan informasi dapat menimbulkan keragu-raguan investor untuk berinvestasi. Peraturan prinsip keterbukaan secara substansial dapat memberikan iformasi pada saat- saat yang telah ditentukan, dan yang lebih penting peraturan prinsip keterbukaan mengatur tentang pengawasan, waktu, tempat dan dengan cara bagaimana perusahaan melakukan keterbukaan.

Kebijakan pemerintah merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepercayaan investor terhadap pergerakan harga saham di bursa. Karena hal- hal yang menentukan pertumbuhan perusahaan didominasi oleh pertimbangan kebijakan pemerintah. Deregulasi pasar modal mempengaruhi perilaku investor, yang sebelumnya cenderung mengharapkan deviden saham, telah beralih orientasinya kepada kenaikan kurs atau capital gain. Selanjutnya perubahan perilaku investor ini telah membuat harga saham menjadi naik.

Dengan deregulasi yang dikeluarkan pemerintah membuka pintu untuk masuknya investor asing ke bursa efek telah melahirkan lonjakan yang spektakuler dalam aktivitas pasar modal dan membawa dampak nyata pada penawaran dan permintaan bursa efek. Salah satu contoh kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kepercayaan investor terhadap saham, dapat di lihat dalam keputusan pembekuan izin operasi tujuh bank swasta nasional

(42)

pada tanggal 04 April 1998.********** Pembekuan tersebut melahirkan tanggapan negatif pelaku bursa. Mereka profit taking, sehingga IHSG anjlok.

Pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh lahirnya Undang-undang yang baru, kebijakan pemerintah melalui perundang-undangan. Naiknya IHSG dari akhir tahun 1991 sampai Februari 1992, yang sebelumnya menurun terus menerus sejak April 1990 adalah optimisme pelaku bursa sehubungan lahirnya beberapa undang-undang yang berkaitan dengan investasi pada tahun 1992.

Pertama, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, memberikan kesempatan kepada investor asing untuk membeli saham-saham bank. Kedua, Undang-undang Pasar Modal tahun 1995, yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 1996 juga telah membuat optimisme pelaku bursa.

Karena lahirnya Undang-undang Pasar Modal tersebut telah menjadi dambaan pelaku pasar selama ini, tahun 1996 IHSG naik 22 persen dan awal tahun 1997 IHSG BEJ telah berada pada posisi puncak sebesar 700, yang merupakan sejarah tertinggi IHSG BEJ.††††††††††

Tujuan prinsip keterbukaan kedua, adalah menciptakan pasar yang efisien. Menurut John C. Cofee. Jr pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi analis saham dan profesional pasar. Hal ini wajar karena mereka merupakan daya penggerak pasar yang efisien. Keterbukaan yang

**********Ibid, hlm. 48-50.

††††††††††Ibid.

(43)

dilakukan secara terinci bagi investor individu mempengaruhi analisis fundamental terhadap penilaian suatu tingkat risiko portopolio.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Menurut John C. Cofee. Jr argumentasi terkuat atas suatu sistem keterbukaan wajib dapat didasarkan pada efisiensi, data empiris secara kuat menyatakan bahwa penggunaan sistem keterbukaan wajib menyebarkan harga yang diturunkan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi alokasi pasar modal.

John C. Cofee. Jr menyatakan sistem keterbukaan wajib tidak hanya berlandaskan pada bukti historis, sebab logika ekonomi juga menunjukkan pada kesimpulan yang menyatakan adanya kelemahan penelitian saham dan verifikasi karena tidak adannya sistem keterbukaan wajib.§§§§§§§§§§

Tujuan pelaksanaan prinsip keterbukaan untuk membantu menetapkan harga pasar yang akurat, relevan dengan kebutuhan investor canggih atau profesional yang memerlukan informasi untuk keputusan investasi. Karena dalam pasar modal yang modern harga saham tidak ditentukan oleh investor- investor individual amatir atau investor biasa, tetapi oleh investor profesional.

Dalam hal ini, tidaklah penting apakah investor biasa mengerti atau tidak mengerti tentang informasi yang harus disampaikan. Yang utama adalah informasi harus diinformasikan tanpa memperhatikan siapa yang memperoleh lebih dahulu. Cara penyampaian informasi di atas didasarkan pada asumsi harga tercermin dari informasi yang efisien. Hal ini membenarkan bahwa

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Ibid, hlm. 51.

§§§§§§§§§§Ibid, hlm. 56.

(44)

keakuratan harga saham akibat yang menguntungkan dari keterbukaan.***********

Tujuan prinsip keterbukaan ketiga adalah perlindungan terhadap investor. Tidak berlebihan apabila undang-undang pasar modal suatu negara mewajibkan prinsip keterbukaan, walaupun negara tersebut telah mempunyai ketentuan anti fraud, sebagimana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Suatu negara walaupun telah mempunyai ketentuan anti fraud, tetapi tidak mempunyai peraturan keterbukaan wajib bagi perusahaan go public akan dapat merugikan investor. Dalam keadaan seperti itu perusahaan dapat memberikan informasi sepanjang bersedia, atau dapat diam tanpa adanya informasi atau memberikan informasi tidak tepat waktu. Apabila ketentuan prinsip keterbukaan tidak ada, maka kecenderungan penipuan tersebut sulit dihindari. Perlu ditetapkan ketentuan spesifik mengenai anti fraud dalam transaksi saham yang pada dasarnya merupakan alat pelindung dan untuk mencegah tindakan semena-mena kepada investor publik, atau untuk melindungi investor dari praktek-praktek perbuatan curang. Ketentuan spesifik untuk anti fraud tersebut adalah dengan menetapkan ketentuan pelaksanaan prinsip keterbukaan, yang memberikan akses yang sama dan menyederhanakan penyampaian informasi sehingga semua pihak dapat memahaminya dan menyelesaikan masalah.†††††††††††

***********Ibid.

†††††††††††Ibid,hlm. 59.

(45)

Apabila hukum yang mewajibkan prinsip keterbukaan ditegakkan secara fair dan mengandung unsur creditability serta accountability, maka penipuan dalam bentuk pernyataan menyesatkan dapat diatasi, sebab dengan pelaksanaan prinsip keterbukaan itu membuat kegiatan yang dilakukan manajemen sangat mudah dideteksi.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Pencapian tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor dapat terpenuhi, sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan informasi lainnya yang mengandung fakta material. Dengan penyampaian informasi yang demikian kepada investor berguna untuk menghindari investor dari bentuk-bentuk penipuan atau manipulasi. Keterbuaan wajib harus ditegakkan sesuai dengan peraturan pasar modal yang mengatur keterbukaan harus dilaksanakan dengan prinsip ketinggian derajat akurasi informasi dan derajat kelengkapan informasi secara fair. Sebaliknya peraturan pasar modal melarang penipuan atas pemberian informasi yang salah, kebenaran yang tidak lengkap dan diam terhadap informasi. Pelanggaran terhadap pemberian informasi yang tidak akurat tersebut bertujuan agar informasi tidak menyesatkan investor dan tidak merusak harga saham. Harga saham yang akurat berkaitan dengan keakuratan informasi yang diterima investor pada saat pengambilan keputusan dalam perdagangan saham.§§§§§§§§§§§

C. Pilar-pilar Prinsip Keterbukaan

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Ibid.

§§§§§§§§§§§Ibid, hlm. 65.

(46)

Pengaturan perusahaan secara baik (good corporate governance) mudah diucapkan, tetapi sukar dilaksanakan. Contoh dari good corporate governance adalah adanya pemisahan yang tegas antara fungsi dalam organisasi top management dengan personel yang mengisi fungsi-fungsi tersebut. Pemegang saham terpisah dari komisaris dan direksi, sementara komisaris terpisah dari direksi. Pemegang saham dilarang menjabat komisaris atau direksi, sedangkan komisaris dilarang memiliki hubungan istimewa (terafiliasi) dengan direksi. Komisaris dan direksi dilarang mempunyai hubungan istimewa (saudara, menantu, anak, cucu dan seterusnya) dengan pemegang saham. Saat ini sedikit sekali perusahaan publik yang memenuhi persyaratan good corporate governance. Namun, cepat atau lambat pemisahan yang tegas antara fungsi dan personel seperti yang dimaksud harus terealisasi jika menginginkan pasar modal yang berkualitas.************

Masyarakat pemodal pada umumnya merupakan perusahaan- perusahaan publik berbentuk perseroan terbatas tentunya dalam operasionalnya tunduk kepada Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT).

Pada dasarnya, UUPT sebagai undang-undang yang masih berlaku hingga saat ini untuk pengelolaan perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang tertutup, tetapi belum memadai bagi perseroan terbatas yang terbuka.††††††††††††

Perseroan terbatas yang terbuka artinya kepemilikan sahamnya melibatkan investor/pemodal dalam jumlah yang besar dan labih beragam

************Samsul Mohamad, op.cit., hlm. 63.

††††††††††††H. Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi (Bandung: Alumni, 2008), hlm. 196.

(47)

dibandingkan perseroan terbatas yang tertutup. Keterlibatan investor dalam jumlah yang lebih besar dan lebih beragam ini dilaksanakan melalui media pasar modal. Besarnya dan beragamnya investor ini membawa konsekuensi atas terjaminnya manajemen yang profesional dan transparan, dengan hal-hal inilah diharapkan dapat melindungi kepentingan para investor. Untuk memenuhi harapan tersebut, maka pengelolaan perseroan terbatas yang terbuka harus memenuhi prinsip-prinsip good corporate governance.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Masyarakat investor berkepentingan mengetahui tingkatan good corporate governance yang telah dilaksanakan oleh emiten. Emiten yang profesional akan melaksanakan pemisahan antara pemegang saham, komisaris, dan direksi. Sementara emiten yang tradisonal tercermin dari ikut campurnya pemegang saham dalam menentukan posisi direksi dan komisaris.

Agar masyarakat investor mengatahui kategori manajemen mana yang termasuk profesional atau tradisional, akuntan publik harus menginformasikan realisasi dari good corporate governance, misalnya pemisahan fungsi dan personel antara pemegang saham, komisaris, dan direksi dalam laporan hasil audit, atau setidaknya informasi pelaksanaan peraturan bursa efek tentang keberadaan dan kinerja para komisaris independen, direksi independen, dan komisi audit sebagai pelaksana Pasal 68 ayat (1) UUPM Nomor 8 Tahun 1995.§§§§§§§§§§§§

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Ibid.

§§§§§§§§§§§§Samsul Mohamad, loc,cit.

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir ini merancang sistem pemisahan verse dan reff dari file lagu mp3 secara otomatis menggunakan metode Modified Discrete Cosine Transform (MDCT)

Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi, yaitu sub kelompok barang pribadi dan sandang lain 1,77 persen; sub

Menurut hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswa kelas 2 Program Internasioanal SD Kristen Kalam Kudus Surakarta dalam mengartikan shēngcí (kosakata baru

Terdapat hubungan antara faktor safety leadership dengan safety performance, supervisor yang memperhatikan keselamatan di tempat kerja akan

Pasal ini akan menimbulkan permasalahan pada tingkat implementasi atau pengelolaan keamanan karena parameter dan spektrumnya serta indikatornya belum jelas, dan siapa atau institusi

Pengertian dari operasi learning dalam Hidden Markov Model adalah melatih parameter HMM jika diberikan dataset barisan-barisan tertentu agar dapat menemukan himpunan transisi

Setelah melihat pandangan Marx tentang pekerjaan manusia, kita akan melihat lebih jauh bagaimana manusia merasa terasing dalam pekerjaannya yang seharusnya

Berdasarkan hasil analisis penggunaan LKSBI yang berjudulAn Islamic English Work Book dapat disimpulkan bahwa produk tersebut dapat dikatakan layak digunakan dalam