• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Tinjauan Kepustakaan

Pasar modal dalam pengertian klasik diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek pada umumnya. Sementara itu, pasar modal menurut Kamus Hukum Ekonomi diartikan sebagai pasar atau tempat bertemunya penjual dan pembeli yang memperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang, misalnya saham dan obligasi. §§

Adapun Undang Pasar Modal (UUPM), yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 angka 13 memberi pengertian*** :

Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pengertian pasar modal sebagaimana pasar pada umumnya yaitu merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal mempertemukan penjual modal/dana dengan pembeli modal/dana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian pasar modal adalah “seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang atau

§§A. F. Elly Erawaty dan J. S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi (Jakarta: Proyek ELIPS, 1996), hlm. 14.

***Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

merupakan aktivitas yang memperjualbelikan surat-surat berharga yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.†††

Dengan demikian, pasar modal adalah sebuah tempat memperdagangkan efek yang diterbitkan oleh perusahaan publik yang melibatkan lembaga dan profesi yang terkait dengan efek. Karena pasar modal adalah tempat memperdagangkan efek maka pasar modal disebut juga dengan istilah Bursa Efek.

Tujuan pendirian Bursa Efek adalah untuk menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. Hal ini hanya akan tercapai apabila perdagangan efek diselenggarakan berdasarkan suatu aturan yang jelas dan dilaksanakan secara konsisten sehingga harga mencerminkan mekanisme pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran.‡‡‡

Adapun fungsi dari Bursa Efek adalah sebagai berikut:§§§

1. Menyediakan sarana perdagangan ; 2. Membuat aturan di bursa ;

3. Menyediakan informasi ;

4. Memberikan pelayanan kepada anggota bursa, emiten, dan publik.

Adapun perdagangan efek yang wajar adalah penyelenggaraan perdagangan yang berlangsung secara alamiah, dalam pengertian setiap

†††Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 833.

‡‡‡Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, op. Cit., hlm. 15.

§§§Ibid, hlm. 16.

kekuatan penawaran atau permintaan dilakukan berdasarkan mekanisme pasar yang bebas dari adanya keadaan yang tidak mendukung terciptanya sistem penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu dari emiten, terhindarnya pasar dari usaha-usaha pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan dari ketidakpatuhan pihak lainnya dan adanya sistem serta tata cara pelaksanaan perdagangan yang mendukung terciptanya kewajaran dalam melakukan perdagangan di bursa efek.****

Investasi di pasar modal mempunyai risiko tinggi yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi dibidang lain karena sangat terpengaruh faktor-faktor bunga bank, keadaan ekonomi, faktor-faktor politis, dan faktor-faktor hukum. Oleh karena itu, keputusan untuk memilih investasi di pasar modal harus melewati pertimbangan yang matang. Nasihat yang paling sering diucapkan sebelum berinvestasi di pasar modal adalah jangan menaruh telur dalam satu keranjang, tetapi dalam sepuluh keranjang. Kalau satu keranjang pecah maka Anda masih memiliki telur sembilan keranjang. Artinya kalau Anda memiliki dana jangan semuanya diinvestasikan di pasar modal, tetapi sebarlah dalam beberapa pilihan investasi sehingga kalau anda mengalami kerugian akibat investasi di pasar modal Anda masih memilik investasi yang lain.

****Najib A. Gisymar, Insider Trading dalam Transaksi Efek (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hlm. 22.

2. Emiten

Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Sedangkan penawaran umum yang dimaksud adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tat cara yang diatur dalam undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksananya.††††

Jika diamati ada 4 (empat) keharusan yang dapat dilakukan emiten beraktivitas di pasar modal, yaitu:‡‡‡‡

a) Keterbukaan informasi;

b) Peningkatan likuiditas;

c) Pemantauan harga efek;

d) Menjaga hubungan baik dengan investor.

3. Prinsip Keterbukaan

Peran hukum pasar modal penting bukan hanya apabila terjadi pelanggaran, tetapi juga dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari di pasar modal agar pasar modal dapat menjadi wadah investasi yang aman bagi investor. Pada prinsipnya hukum pasar modal mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Apabila disimpulkan yang merupakan target

†††† Adrian Sutedi, Segi-segi Hukum Pasar Modal (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.

23.

‡‡‡‡M. Irsan Nasarudin & Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 151.

yuridis dari pengaturan hukum terhadap pasar modal pada pokoknya adalah sebagai berikut:§§§§

a) Keterbukaan informasi;

b) Profesionalisme dan tanggungjawab para pelaku di pasar modal;

c) Pasar yang tertib dan modern;

d) Efisiensi;

e) Kewajaran;

f) Perlindungan investor.

Transparansi merupakan terminologi yang sangat penting dan prinsip yang fundamental dalam pasar modal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, transparansi diartikan sebagai : (1) sifat yang tembus cahaya; (2) nyata; (3) jelas, atau secara umum memberikan arti tembus pandang.*****

Transparansi dalam pasar modal internasional adalah merupakan suatu hal yang sangat mutlak untuk dapat dilakukan oleh semua pihak. Berbeda dengan sector perbankan dimana prinsip kerahasiaan bank adalah hal yang mutlak untuk ditaati, sektor pasar modal menerapkan hal sebaliknya, disclosure atau keterbukaan adalah mutlak. Transparansi dalam pasar modal berarti keharusan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk kepada Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) untuk menginformasikan

§§§§Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Suatu Tinjauan Hukum) (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996), hlm.13.

*****M. Irsan Nasarudin & Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta:

Kencana, 2004), hlm. 225.

kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal, terhadap efek yang dimaksud atau terhadap harga dari efek tersebut.†††††

Secara universal prinsip keterbukaan dianut di pasar modal di seluruh dunia. Prinsip keterbukaan bermakna sebagai kewajiban emiten, perusahaan publik, atau siapa saja yang terkait untuk mengungkapkan informasi sejelas, seakurat, dan selengkap mungkin mengenai fakta material yang berkaitan dengan tindakan-tindakan perusahaan atau efek yang berpotensi kuat memengaruhi keputusan pemegang saham atau calon investor terhadap saham, karena informasi itu berpengaruh pada efek atau harga efeknya. Bahkan pada masa penyampaian pendaftaran, sebelum efek ditawarkan kepada publik, emiten dan penjamin pelaksana emisi harus menerapkan prinsip keterbukaan.

Pernyataan pendaftaran tersebut mencakup seluruh informasi yang harus dikemukakan kepada publik. Pernyataan pendaftaran tersebut mencakup laporan keuangan yang telah diaudit, gambaran umum perusahaan, uraian tentang bisnis emiten, evaluasi tentang risiko usaha, keterangan penjaminan, legal opinion, sejarah umum perusahaan, dan keterangan lain yang penting dan relevan. Dalam penyampaian pernyataan perdaftaran emiten harus membuat status hukum, kekayaan, risiko, dan rencana-rencana untuk masa yang akan datang yang memiliki oleh perusahaan.

†††††Ibid.

Kewajiban berasal dari kata wajib, wajib adalah harus dilakukan, tidak boleh tidak dilaksanakan.‡‡‡‡‡ Kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan kewajiban kita harus melaksanakannya tanpa ada alasan apapun itu. Dari pengertian yang lain kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki, dalam hal ini kewajiban emiten terkait dengan tindakan-tindakannya dalam pasar modal.

Di dalam pasar modal, masyarakat membutuhkan informasi yang dipakai sebagai landasan untuk mengambil suatu keputusan menyangkut portofolio investasinya. Demikian pentingnya informasi ini sampai diibaratkan bahwa pasar modal tanpa informasi adalah judi. Karena itu, investor di pasar modal memerlukan informasi sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan.

Pertimbangan penting mengenai informasi di pasar modal meliputi faktor-faktor seperti :§§§§§

a) Kualitas informasi b) Jenis informasi c) Kecepatan informasi d) Volume informasi

‡‡‡‡‡Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 1266.

§§§§§Ibid,hlm. 89.

Informasi merupakan hal yang penting dan merupakan makanan sehari-hari bagi para analis, pemodal dan para praktisi pasar modal pada khususnya, serta masyarakat luas pada umumnya.

4. Informasi Proyeksi Perusahaan

Keterbukaan informasi proyeksi perusahaan oleh emiten dalam kegiatan pasar modal di Indonesia, digambarkan dalam prospektus emiten sama dengan keterbukaan yang berkembang di Amerika Serikat sebelum tahun 1970, dimana emiten menyampaikan informasi proyeksi internalnya (internal projection), yang pada mulanya tidak diwajibkan. Sebab informasi yang disampaikan kepada publik hanya tipe informasi “soft” (soft information), yaitu management discussion and analysis (“MD & A”) dan future-oriented financial information (“FOFI”). Jadi yang disampaikan hanya sekitar informasi yang bersifat histori atau cost financial, yang disebut juga dengan hard information dan informasi proyeksi perusahaan yang dikageorikan sebagai hard information tersebut menurut konsep hukum bukan fakta material yang harus disampaikan kepada investor potensial.******

Namun sejak tahun 1970 SEC merubah penyampaian informasi yang bersifat histori atau hard information terhadap penekanan sekarang dalam bentuk antisipasi informasi yang akan datang (forward-looking information).

Transformasi ini disebut sebagai revolusi soft information terhadap kewajiban prinsip keterbukaan yang terminolaginya adalah perlindungan investor dengan

******Bismar Nasution, Pentingnya Keterbukaan Perusahaan Yang Baik Dalam Undang-Undang Pasar Modal, Jurnal Hukum Bisnis. Volume 14, Juli 2001.

cara penekanan “forward looking information”. Tahun 1979 SEC melalui Rule 175 mengadopsi the Safe Harbor for Projection menentukan, bahwa masalah yang menjadi ukuran dari tanggungjawab suatu “forward looking statements”

adalah apabila pernyataan dibuat berdasarkan itikad baik dan mempunyai suatu dasar yang layak. Disamping itu forward looking statements tersebut telah berkembang pada suatu ketentuan tentang duty to update forward-looking statement, sebagaimana secara tegas dinyatakan oleh Melina Cain, bahwa sekali suatu perusahaan bicara, maka perusahaan tersebut harus melakukan penyampaian informasi secara lengkap atau cukup dan akurat. Selanjutnya Melina Cain mengatakan, bahwa apabila suatu perusahaan memilih untuk menerbitkan forward-looking statement, maka perusahaan ini dapat diwajibkan untuk melakukan update informasi tersebut dengan informasi tambahan, apabila pernyataan awal, pendapat awal atau proyeksi awal menjadi secara material menyesatkan sebagai akibat munculnya kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa tertentu.††††††

F. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

a. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum yuridis-normatif.‡‡‡‡‡‡ Jenis penelitian yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian hukum normatif atau kepustakaan, karena penelitian

††††††Ibid.

‡‡‡‡‡‡Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 9-10.

hukum ini hanya meneliti peraturan perundang-undangan, dan sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan undang-undang (statute apprach) karena penelitian ini membahas mengenai konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-undang yang lainnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Dan hasil dari telaah tersebut merupakan argument untuk memecahkan isu yang dihadapi.§§§§§§

2. Data Penelitian

Data penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang terkait dengan judul skripsi, antara lain:

1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK. 04/2015 Tentang Bentuk dan Isi Prospektus dalam Rangka Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

§§§§§§Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (rev.ed.: Penerbit Prenadamedia Group, 2014), hlm. 133.

3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK. 04/2015 Tentang Keterbukaan Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

b. Bahan hukum sekunder yaitu berbagai sumber kepustakaan berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi, jurnal, artikel-artikel, hasil penelitian, laporan-laporan dan sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media elektronik.

c. Bahan hukum tersier yaitu berbagai bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undanga, literatur, tulisan-tulisan para pakar hukum, bahan kuliah yang berhubungan dengan kewajiban hukum emiten dalam prinsip keterbukaan mengenai informasi proyeksi perusahaan dalam pasar modal Indonesia, dan juga mengambil informasi dengan menggunakan media elektronik yaitu internet.

4. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu dengan cara:

a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang relevan.

b. Mengelompokkan bahan-bahan hukum yang relevan secara sistematis.

c. Mengolah bahan-bahan hukum tersebut sehingga dapat menjawab permasalahan yang telah disusun.

d. Memaparkan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap bahan-bahan hukum yang telah diolah tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Dalam suatu penulisan skripsi diperlukan sistematikan penulisan yang teratur dan berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga dapat mempermudah penyesuaian antara masalah yang diangkat dengan pembahasan skripsi. Tiap bab memiliki sub bab yang bertujuan untuk mempermudah hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam bentuk uraian:

Bab I merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini mengemukakan apa yang menjadi latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan sebagai topik yang akan dibahas secara mendalam, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II akan membahas mengenai pengertian prinsip keterbukaan, tujuan prinsip keterbukaan, pilar-pilar prinsip keterbukaan, penerapan prinsip keterbukaan dalam pasar modal, serta pelanggaran prinsip keterbukaan yang

mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk pelanggaran dan kejahatan di pasar modal.

Bab III merupakan bab yang membahas mengenai pengaturan tentang tugas dan fungsi emiten dalam pasar modal, kepatuhan emiten dalam menjalankan prinsip keterbukaan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, kewajiban hukum emiten dalam melaksanakan prinsip keterbukaan, pelaksanaan prinsip keterbukaan sebagai upaya emiten melindungi investor, serta sanksi terhadap pelanggaran prinsip keterbukaan.

Bab IV akan membahas mengenai informasi proyeksi perusahaan, pengaturan prinsip keterbukaan mengenai informasi proyeksi perusahaan daam peraturan perundang-undangan di Indonesia, standarisasi pelaksanaan prinsip keterbukaan mengenai informasi proyeksi perusahaan oleh emiten dalam pasar modal, serta membahas tentang kategori penyesatan dalam keterbukaan informasi proyeksi perusahaan pada pasar modal.

Bab V merupakan bab penutup. Bab ini berisikan rangkuman kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi emiten dalam melaksanakan prinsip keterbukaan di pasar modal dan orang-orang yang membaca skripsi ini.

BAB II

PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PERUNDANG-UNDANGAN PASAR MODAL

A. Pengertian Prinsip Keterbukaan

Fenomena ekonomi dunia yang ada sekarang ini membuat banyak negara, tidak terkecuali Indonesia, dituntut untuk mengikuti kecenderungan arus globalisasi.******* Globalisasi ekonomi membawa masuk praktek-praktek pengelolaan perusahaan dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Bahkan globalisasi ekonomi tersebut menyebabkan terjadinya globalisasi hukum.

Dengan demikian penerapan prinsip keterbukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh globalisasi itu sendiri. Holly J. Gregory dan Marshal E.Simms mengemukakan makna prinsip keterbukaan sebagai kerangka pengelolaan perusahaan yang harus dapat memastikan bahwa pengungkapan informasi yang akurat dan tepat dilaksanakan berkaitan dengan materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan kepemimpinan dari suatu perusahaan.†††††††

Tidak jauh berbeda dari pengertian tersebut diatas, UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 angka 25, memberikan definisi prinsip keterbukaan sebagai pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan

*******Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi I (Bandung : Books Terrace & Library, 2007), hlm. 28.

†††††††Holly J. Gregory dan Marshal E. Simms, dikutip dalam Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Program Sarjana), hlm. 194.

Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.‡‡‡‡‡‡‡ Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 menyebutkan bahwa : informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek dan/atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.§§§§§§§

Bacelius Ruru menyebutkan bahwa keterbukaan adalah kewajiban perusahaan atau emiten untuk menyampaikan laporan perusahaan, baik dalam bentuk laporan keuangan berkala maupun laporan kejadian penting lainnya.

Informasi tersebut harus akurat, tepat waktu, dan dapat di pertanggungjawabkan.********

Setiap pihak yang melakukan penawaran tender untuk pembelian efek emiten atau perusahaan publik wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran, dan pelaporan yang ditetapkan OJK. Prinsip keterbukaan meliputi dua fase, yaitu masa sebelum listing dan masa sesudah listing. Fase sebelum listing di mulai pada saat perusahaan ingin melakukan go public, dan proses go public itu sendiri sudah mengharuskan emiten terbuka. Keterbukaan masa sebelum listing umumnya tercermin dari

‡‡‡‡‡‡‡Pasal 1 angka 25 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

§§§§§§§Pasal 1 angka 7 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

********Adrian Sutedi, op.cit., hlm. 5.

prospektusnya. Prospektus bukan lagi merupakan sarana transparansi, tetapi lebih merupakan ajang promosi, yang kecenderungan memerintah informasi.

Di pandang dari sudut format pengungkapan, yang seharusnya dilarang tegas adalah, keterangan yang salah, keterangan setengah benar, dan sama sekali diam terhadap fakta material. Sedangkan yang dilarang dalam undang-undang pasar modal pada umumnya adalah pemalsuan dan penipuan, pernyataan tidak benar atau menyembunyikan fakta, manipulasi pasar, insider trading, dan larangan yang bersangkutan dengan reksa dana.††††††††

Dengan demikian inti dari prinsip keterbukaan adalah adanya jaminan perusahaan terhadap hak masyarakat untuk mendapatkan informasi material terkait kondisi perusahaan, termasuk di dalamnya informasi yang jujur tentang keadaan keuangan perusahaan tersebut. Dalam bidang pasar modal, pengertian ini lebih lengkap karena diaturnya secara khusus tentang kriteria informasi material, yakni informasi yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal terhadap efek dan/atau berpengaruh terhadap harga dari efek tersebut. Dibalik pengaturan prinsip keterbukaan tersebut terdapat perlindungan terhadap kepentingan masyarakat, melalui ketersediaan informasi penting (material) yang jujur dan objektif.

Azas keterbukaan informasi sangat penting bagi investor publik. Baik informasi yang baik maupun buruk yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan harus sampai ke tangan investor publik, sehingga investor dapat mengambil keputusan jual beli saham sebelum terlambat. Pihak yang wajib

††††††††Adrian Sutedi, op.cit.,hlm. 98.

menyampaikan informasi adalah emiten, akuntan publik, notaris, konsultan hukum, perusahaan penilai, bursa efek, dan OJK. Sementara pihak yang tidak diwajibkan tetapi seringkali membuka informasi penting bagi masyarakat investor adalah media massa.‡‡‡‡‡‡‡‡

B. Tujuan Prinsip Keterbukaan

Air sungai yang bersih dan bening akan lebih memudahkan seseorang untuk melihat apa yang ada dibawah permukaan air sungai tersebut sebelum ia memutuskan untuk terjun kedalam sungai tersebut. Keadaan air sungai seperti ini dapat dengan mudah dijadikan sebagai pertimbangan untuk melihat potensi risiko yang membahayakan yang ada dibawah permukaan air sungai tersebut.

Keadaan akan sangat berbeda jika air sungai tersebut keruh atau tidak bening.

Resiko terkena bahaya dapat saja terjadi pada orang yang memutuskan untuk terjun ke dalam sungai tersebut. Demikian halnya dalam pengungkapan seluruh informasi material sangat penting untuk mencegah terjadinya penipuan atau penyalahgunaan kekuasaan.

Pentingnya prinsip keterbukaan dalam pasar modal, telah ditekankan oleh hasil studi International Federation of Stock Exchange (FIBV) pada tahun 1998. Disebutkan bahwa dalam rangka menuju milenium ketiga orientasi pengembangan pasar modal dunia adalah menciptakan pasar modal-pasar modal yang likuid dan efisien. Untuk mewujudkan kondisi yang demikian, pasar modal dimana-mana cenderung meningkatkan hal-hal yang

‡‡‡‡‡‡‡‡Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 61.

antara lain terkait dengan keterbukaan. Hasil riset International Organization of Securities Commisson (IOSCO), mengungkapkan bahwa pasar modal yang mengembangkan sistem yang aman dan efisien terbukti lebih menarik bagi investor domestik maupun asing.§§§§§§§§

Pengamatan John C. Cofee. Jr tentang perlunya mempertahankan sistem keterbukaan wajib dapat dijadikan sebagai dasar penerapan prinsip keterbukaan bagi emiten atau perusahaan publik. Gunanya untuk mengatur pemberian informasi mengenai keadaan keuangan dan informasi lainnya kepada investor. Dengan perkataan lain, tujuan yang ingin dicapai ketentuan ini adalah untuk menghasilkan dokumen yang menceritakan kepada pembeli prospektif, mengenai berbagai hal yang seharusnya diketahui oleh pembeli sebelum membeli suatu saham.*********

Dengan pemberian informasi berdasarkan prinsip keterbukaan, maka dapat diantisipasi terjadinya kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak sampai dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu, seperti kepada seseorang atau kelompok investor lainnya. Sedangkan

Dengan pemberian informasi berdasarkan prinsip keterbukaan, maka dapat diantisipasi terjadinya kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak sampai dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu, seperti kepada seseorang atau kelompok investor lainnya. Sedangkan

Dokumen terkait