• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.7. Penerapan Sistem

Penerapan sistem adalah penggunaan sistem untuk mengolah data UKM. Data yang digunakan adalah data UKM selama sembilan bulan, yaitu Bulan Juli sampai Desember 2006 dan bulan Januari sampai Maret 2007. Hasil aplikasi sistem ini dapat dilihat pada Lampiran 4, dengan data contoh yaitu Bulan Desember 2006.

Dari hasil penerapan sistem yang telah dilakukan dapat diberikan gambaran tentang beberapa komponen Laporan Keuangan hasil penerapan sistem untuk data Bulan Desember 2006 sebagai berikut :

1. Aktiva Lancar

Dari Laporan Neraca per 31 Desember 2006, saldo Aktiva Lancar yaitu Rp.3.206.600,-. Dari aktiva lancar yang ada, saldo Bank kosong, karena UKM tidak menggunakan metode penyimpanan kas di Bank. Kas disimpan dalam bentuk uang tunai oleh Bagian Keuangan / Kasir UKM sendiri, begitu pula untuk proses pembelian dan penjualan Barang Dagangan, pembayaran tidak dilakukan melalui bank, namun secara tunai atau kredit oleh UKM sendiri. Pada periode Desember 2006 saldo Persediaan Barang Dagang pada Neraca menunjukkan angka Rp.6.500,-, karena UKM A meminimalkan jumlah persediaan barang dagang,dan pada bulan Desember tersebut tidak dilakukan pembelian barang dagangan.

2. Aktiva Tetap

Pada periode Desember 2006, saldo Aktiva Tetap menunjukkan angka nol, karena UKM memang tidak mempunyai harta dalam bentuk Aktiva Tetap. Tempat Usaha yang digunakan UKM diperoleh dengan sewa, dan peralatan yang ada di dalamnya bukanlah termasuk harta UKM.

3. Kewajiban Lancar

Pada Bulan Desember 2006, saldo Kewajiban Lancar adalah nol. UKM A tidak mempunyai Hutang Usaha, Hutang Gaji, maupun Pendapatan Diterima di Muka pada Bulan Desember 2006.

4. Kewajiban Jangka Panjang

Saldo Kewajiban Jangka Panjang dalam neraca sembilan periode adalah nol, karena UKM tidak mempunyai Kewajiban Jangka Panjang. Selama ini UKM membiayai usahanya dengan modal dan laba ditahan yang dimiliki.

5. Ekuitas

Berdasarkan Neraca, Saldo Ekuitas terdiri dari Modal saham dan Laba Ditahan. Saldo Modal Saham menunjukkan angka Rp.100.000,- dari Modal Saham A hal ini mengindikasikan bahwa hanya satu orang yang menanamkan modal pada UKM A. Komponen saldo terbesar dari ekuitas adalah Laba Ditahan, saldo Laba Ditahan Bulan Desember 2006 adalah Rp. 2.353.600,-.

6. Pendapatan

Dari Laporan Rugi Laba, jumlah Pendapatan bulan Desember 2006 adalah Rp.912.000,- untuk Pendapatan Penjualan, dan Rp.280.000,- untuk pendapatan lainnya yang terdiri dari Pendapatan Jasa Dekorasi Taman dan Pendapatan Lain-lain. Pada Bulan Desember ini, UKM meghhasilkan laba yang cukup besar.

7. Harga Pokok Penjualan

Komponen Harga Pokok Penjualan dalam Laporan Laba Rugi berjumlah Rp.34.500,-. Dari Laporan Laba Rugi Bulan Desember 2006 ini, komponen Harga Pokok Penjualan merupakan satu-satunya komponen biaya penjualan, karena pada bulan tersebut UKM A tidak mengeluarkan Biaya Administrasi dan Umum.

Dari penerapan sistem yang dilakukan pada sembilan bulan periode akuntansi UKM, yaitu bulan Juli 2006 sampai Maret 2007, dihasilkan laporan keuangan berupa Laporan Neraca dan Laba Rugi yang menjadi input dalam proses Analisis Rasio Keuangan yang dilakukan. Hasil Laporan Keuangan bulan Juli 2006 sampai Maret 2007 dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.8. Evaluasi Kinerja Keuangan

Salah satu hasil dari sistem yang dibuat adalah Analisis Rasio Keuangan dari Laporan Keuangan yang juga merupakan hasil dari sistem yang telah dibuat. Hasil penghitungan rasio keuangan yang telah didapatkan dapat dilihat pada Lampiran 6. Perhitungan rasio yang telah dihasilkan dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Pengukuran tingkat likuiditas UKM A menggunakan Current Ratio (Rasio Lancar), Cash Ratio (Rasio Kas), Quick Ratio (Rasio Cepat), dan Working Capital to Assets Ratio. Secara umum, nilai Rasio-rasio likuiditas menunjukkan peningkatan pada Bulan Juli 2006 sampai September 2006, kemudian menurun dan nilainya mengalami kenaikan kembali pada Bulan Februari 2007. Perkembangan nilai rasio-rasio likuiditas dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perkembangan Nilai Rasio Likuiditas UKM A Komponen Rasio

Periode

Current Ratio Cash Ratio Quick Ratio Working Capital to Assets Ratio Juli 2006 2,54 1,06 1,06 0,61 Agustus 2006 5,49 3,98 3,98 0,82 September 2006 11,81 11,08 11,08 0,92 Oktober 2006 23,53 22,78 22,78 0,96 November 2006 - - - 1 Desember 2006 - - - 1 Januari 2007 3,44 2,44 2,69 0,71 Februari 2007 4,34 3,57 3,63 0,77 Maret 2007 5,96 5,31 5,4 0,83

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Dari hasil analisis Laporan Keuangan UKM Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007, rata-rata Rasio Lancar UKM A adalah 8,16, yang berarti bahwa setiap Rp.1,- hutang lancar dijamin dengan Rp.8,16 aktiva lancar. Rata-rata nilai Rasio Lancar tersebut tidak termasuk Rasio Lancar bulan November 2006 dan Desember 2006, karena pada dua bulan tersebut, UKM tidak mempunyai Kewajiban Lancar, sehingga tidak dapat dihitung nilai Rasio Lancarnya. Perkembangan nilai rasio ini dapat dilihat pada gambar 16. Dapat dilihat peningkatan nilai yang cukup tinggi dari bulan Juli 2006

sampai Oktober 2006, kemudian nilainya menurun secara drastis pada bulan Januari 2007. Hal ini disebabkan karena pada Bulan Januari 2007 tersebut, UKM A mempunyai jumlah Hutang Usaha yang cukup banyak. Perkembangan nilai rasio ini dapat dilihat pada Gambar 24. Current Ratio 2.54 5.49 11.81 23.53 0 0 3.44 4.34 5.96 0 5 10 15 20 25

J ul i 06 A gus t 06 Sept 06 Ok t 06 N ov 06 D es 06 J an07 Feb07 M ar 07

B ul a n

Gambar 24. Perkembangan (trend) Current Rasio UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

b. Cash Ratio (Rasio Kas)

Rasio Kas merupakan indikator rasio yang paling likuid dalam mengukur kemampuan UKM untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai rata-rata Rasio Kas UKM A adalah 7,20. Ini menunjukkan setiapRp.1,- hutang lancar dijamin dengan Rp.7,20 uang kas. Situasi ini memberikan gambaran bahwa kemampuan UKM cukup baik dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan menggunakan komponen aktiva yang sangat likuid. Rata-rata nilai Rasio Kas tersebut tidak termasuk Rasio Kas bulan November 2006 dan Desember 2006, karena pada dua bulan tersebut, UKM tidak mempunyai Kewajiban Lancar, sehingga tidak dapat dihitung nilai Rasio Kasnya. Jika dilihat pada Gambar 17, terjadi peningkatan nilai Rasio Kas yang tinggi pada bulan Juli 2006 sampai bulan Oktober 2006 dikarenakan semakin meningkatnya jumlah Aktiva Lancar Kas yang dimiliki, dengan jumlah Kewajiban Lancar yang relatif stabil dalam jumlah yang kecil. Nilai Rasio Kas pada bulan Januari 2007 turun drastis, hal ini disebabkan karena pada bulan Januari jumlah Hutang Usaha UKM A meningkat. Perkembangan nilai rasio ini dapat dilihat pada Gambar 25.

Cash Ratio 1.06 3.98 11.08 22.78 0 0 2.64 3.57 5.31 0 5 10 15 20 25

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 25. Perkembangan (trend) Cash Ratio UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

c. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio cepat digunakan untuk menilai kemampuan UKM dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan persediaan. Dari hasil analisis, rata-rata Rasio Cepat UKM A adalah 7,23 yang berarti bahwa setiap Rp.1,- hutang lancar dijamin dengan Rp.7,23 aktiva lancar tanpa persediaan. Rata-rata nilai Rasio Cepat tersebut tidak termasuk Rasio Cepat bulan November 2006 dan Desember 2006, karena pada dua bulan tersebut, UKM tidak mempunyai Kewajiban Lancar, sehingga tidak dapat dihitung nilai Rasio cepat. Peningkatan nilai yang cukup tinggi terjadi dari bulan Juli 2006 sampai Oktober 2006, kemudian nilainya menurun pada bulan Januari 2007. Perkembangan nilai rasio ini dapat dilihat pada Gambar 26.

Quick Ratio 1.06 3.98 11.08 22.78 0 0 2.69 3.63 5.4 0 5 10 15 20 25

J ul i 06 A gus t 06 Sept 06 Ok t 06 Nov 06 Des 06 Jan07 Feb07 M ar 07

B ul an

Gambar 26. Perkembangan (trend) Quick Ratio UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

d. Rasio Modal Kerja (Working Capital to Assets Ratio)

Dari hasil analisis, nilai rata rata Rasio Modal Kerja (Working Capital to Assets Ratio) adalah 0,85, hal ini berarti menunjukkan nilai total aktiva yang cukup likuid, karena nilai rata-rata rasio modal kerjanya mendekati nilai satu. Sedangkan pada bulan November 2006 dan Desember 2006 nilai total aktiva sangat likuid, dengan nilai Rasio Modal Kerja satu. Perkembangan nilai Rasio Modal Kerja dapat dilihat pada Gambar 27.

Working Capital to Assets Ratio

0.61 0.82 0.92 0.96 1 1 0.71 0.77 0.83 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 27. Perkembangan (trend) Rasio Modal Kerja (Working Capital to Assets Ratio) UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

2. Rasio Hutang.

Pengukuran Rasio Hutang UKM A menggunakan Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Total Capital Assets, Long Term Debt to Equity Ratio, Tangible Assets Debt Coverage, dan Time Interest Earned Ratio. Perkembangan nilai Rasio Hutang pada UKM A secara umum menunjukkan penurunan nilai rasio pada Agustus 2006, September 2006, dan Oktober 2006, nilainya naik kembali pada bulan Januari 2007. Untuk nilai Long Term Debt to Equity Ratio nilainya nol, Tangible Assets Debt Coverage, dan Time Interest Earned Ratio tidak dapat dihitung nilainya karena UKM tidak mempunyai Kewajiban Jangka Panjang. Perkembangan nilai rasio-rasio hutang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Perkembangan Nilai Rasio Leverage UKM A Komponen Rasio Periode Total Debt to Equity Ratio Total debt to Total Capital Assets Long Term debt to Equity Ratio Juli 2006 0,65 0,39 0 Agustus 2006 0,22 0,18 0 September 2006 0,09 0,08 0 Oktober 2006 0,004 0,004 0 November 2006 0 0 0 Desember 2006 0 0 0 Januari 2007 0,41 0,29 0 Februari 2007 0,3 0,23 0 Maret 2007 0,2 0,17 0

a. Rasio Total Hutang terhadap Modal(Total Debt to Equity Ratio) Dari hasil analisis, nilai rata-rata Rasio Total Hutang terhadap Modal adalah 0,27 atau 27%. Artinya adalah Rp.27,- dari setiap Rp.100,- modal sendiri menjadi jaminan hutang. Pada perkembangannya, nilai Total Debt to Equity Ratio menunjukkan penurunan yang sangat besar pada bulan September 2006 dan Oktober 2006, ini merupakan indikasi yang baik karena semakin kecil bagian modal sendiri yang menjadi jaminan hutang. Pada bulan November 2006 dan Desember 2006, nilai Rasio Total Hutang terhadap Modal adalah nol, karena pada kedua bulan tersebut perusahaan tidak mempunyai Kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Nilai Rasio Total Hutang terhadap Modal mengalami kenaikan besar pada bulan Januari 2007, seiring dengan naiknya jumlah Hutang Lancar UKM, kemudian nilainya turun pada bulan-bulan berikutnya. Perkembangan nilai Rasio Total Hutang terhadap Modal dapat dilihat pada Gambar 28.

Total Debt to Equity Ratio 0.65 0.22 0.09 0.004 0 0 0.41 0.3 0.2 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 28. Perkembangan (trend) Rasio Total Hutang terhadap Modal UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

b. Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Capital Assets)

Dari hasil analisis, nilai rata-rata Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva adalah 0,192 atau 19,2%, ini berarti bahwa Rp19,2 dari setiap Rp.100,- aktiva menjadi jaminan hutang. Pada bulan September 2006 dan Oktober 2006, nilai Rasio Total Hutang terhadap Total Aktivamengalami penurunan yang cukup besar. Pada bulan November 2006 dan Desember 2006, nilai Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva adalah nol, karena pada kedua bulan tersebut perusahaan tidak mempunyai hutang. Nilai Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva mengalami kenaikan pada bulan Januari 2007, kemudian nilainya turun pada bulan-bulan berikutnya. Perkembangan nilai Rasio Total Hutang terhadap Total Aktivadapat dilihat pada Gambar 29.

Total Debt to Total Capital Assets

0.39 0.18 0.08 0.004 0 0 0.29 0.23 0.17 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

J ul i 06 A gus t 06 Sept 06 Ok t 06 Nov 06 Des 06 J an07 Feb07 M ar 07

B ul an

Gambar 29. Perkembangan (trend) Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

c. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio)

UKM A tidak mempunyai hutang jangka panjang. Hal ini menyebabkan hasil perhitungan Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Modal menghasilkan nilai nol.

d. Tangible Assets Debt Coverage

Tangible Assets Debt Coverage merupakan hasil pembagian Aktiva dikurangi intangible assets dikurangi Kewajiban Jangka Pendek, dibagi dengan Kewajiban Jangka panjang. UKM A tidak mempunyai Intangible Assets dan Kewajiban Jangka Panjang. Karena UKM A tidak mempunyai Kewajiban Jangka Panjang, maka Tangible Assets Debt Coverage UKM A tidak dapat dihitung.

e. Time Interest Earned Ratio

Time Interest Earned Ratio menujukkan besarnya jaminan keuntungan (EBIT) untuk membayar bunga Kewajiban Jangka Panjang. UKM A tidak mempunyai hutang jangka panjang, sehingga Time Interest Earned Ratio UKM A tidak dapat dihitung.

3. Rasio Aktivitas

Pengukuran Rasio Aktivitas UKM A menggunakan Perputaran Total Aset, Perputaran Piutang, Rata-rata Umur Piutang, Perputaran Persediaan, Rata-Rata Umur Persediaan, dan Perputaran Modal Kerja. Secara umum nilai-nilai rasio Aktivitas menunjukkan kinerja operasional yang baik pada UKM, nilainya berfluktuasi setiap periode. Perkembangan nilai rasio-rasio aktivitas dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Perkembangan Nilai Rasio Aktivitas UKM A Komponen Rasio Periode Total Assets Turnover Receivable Turnover Average Collected Period Inventory Turnover Average Days Inventory Working Capital Turnover Juli 2006 0,42 - 0 0,36 1012 0,69 Agustus 2006 0,6 - 0 0,96 374 0,73 September 2006 0,33 - 0 3,13 116 0,37 Oktober 2006 0,1 - 0 1,29 279 0,1 November 2006 0,06 - 0 0,84 428 0,06 Desember 2006 0,28 - 0 5,31 68 0,28 Januari 2007 0,46 32,88 11 1,49 242 0,65 Februari 2007 0,15 11,36 32 0,64 560 0,2 Maret 2007 0,15 10,22 36 0,96 377 0,19

a. Perputaran Total Aset (Total Assets Turn Over)

Dari hasil analisis, nilai rata-rata Perputaran Total Aset UKM A adalah 0,28 kali. Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan menghasilkan pendapatan. Dalam satu periode akuntansi, seluruh dana aktiva mengalami perputaran rata-rata 0,28 kali, dan setiap Rp.100,- aktiva menghasilkan pendapatan sebesar Rp.28,-. Perkembangan nilai Perputaran Total Aset dapat dilihat pada Gambar 30.

Total Assets Turnover

0.42 0.6 0.33 0.1 0.06 0.28 0.46 0.15 0.15 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

J ul i 06 A gus t 06 Sept 06 Ok t 06 Nov 06 Des 06 J an07 Feb07 M ar 07

B ul a n

Gambar 30. Perkembangan (trend) Perputaran Total Aset UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

b. Perputaran Persediaan (Receivable Turn Over)

Menurut hasil analisis, rata-rata dalam satu periode akuntansi, dana yang tertanam pada piutang berputar 18,15 kali. Hal ini berarti , dalam satu periode, UKM mampu melakukan kegiatan penagihan piutang sebanyak kurang lebih 18 kali. Terlihat pada gambar 22, nilai Perputaran Persediaan tidak ada pada bulan Juli 2006 sampai Desember 2006 hal ini disebabkan karena tidak UKM tidak mempunyai nilai piutang. Pada bulan Januari 2007 sampai Maret 2007, nilai Perputaran Persediaan naik turun. Perkembangan nilai Perputaran Persediaan dapat dilihat pada Gambar 31.

Receivable Turnover 0 0 0 0 0 0 32.88 11.36 10.22 0 5 10 15 20 25 30 35

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 J an07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 31. Perkembangan (trend) Perputaran PersediaanUKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

c. Umur Rata-rata Piutang (Average Collection Perriod)

Dari hasil analisis, nilai rata-rata Umur Rata-rata Piutang adalah 26,33 hari, rata-rata ini tidak termasuk perhitungan bulan Juli 2006 sampai Desember 2006 karena pada periode-periode tersebut, UKM A tidak mempunyai piutang sehingga tidak dapat dihitung nilai Umur Rata-rata Piutang. Nilai rata-rata ini menunjukkan periode rata-rata yang dibutuhkan UKM untuk mengumpulkan piutang, yaitu kurang lebih 27 hari. Semakin kecil angka Umur Rata-rata Piutang semakin baik. Perkembangan nilai Umur Rata-Rata-rata Piutang dapat dilihat pada Gambar 32.

Average Collected Period

0 0 0 0 0 0 11 32 36 0 10 20 30 40

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 32. Perkembangan (trend) Umur Rata-rata Piutang UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

d. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Dari hasil analisis, nilai rata-rata Perputaran Persediaan bulan Juli 2006 sampai Maret 2007 adalah 1,67 kali, ini berarti bahwa rata-rata dalam satu periode, persediaan berputar dua kali. Perkembangan

nilai Perputaran PersediaanUKM A menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi pada bulan September 2006 dan Desember 2006, namun terlihat penurunan nilai Perputaran Persediaan pada bulan berikutnya. Peningkatan Perputaran Persediaan mengindikasikan kenaikan efisiensi kegiatan operasi perusahaan, karena hal tersebut menyebabkan kecilnya angka lama hari penyimpanan persediaan. Perkembangan nilai Perputaran Persediaan dapat dilihat pada Gambar 33. Inventory Turnover 0.36 0.96 3.13 1.29 0.84 5.31 1.49 0.64 0.96 0 1 2 3 4 5 6

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07

B ul an

Gambar 33. Perkembangan (trend) Perputaran Persediaan UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

e. Umur Rata-rata Persediaan (Average Days Inventory)

Dari hasil analisis, nilai rata-rata Umur Rata-rata Persediaan bulan Juli 2006 sampai Maret 2007 adalah 384, hal ini menunjukkan lama rata-rata persediaan disimpan, yaitu 384 hari. Perkembangan nilai Umur Rata-rata Persediaan menunjukkan penurunan pada Bulan Agustus 2006, September 2006, dan Desember 2006, hal ini menunjukkan peningkatan efisiensi perusahaan dalam kegiatan operasionalnya, karena modal kerja yang tertanam dalam persediaan semakin sedikit. Perkembangan nilai Umur Rata-rata Persediaan dapat dilihat pada Gambar 34.

Average Day's Inventory 1012 374 116 279 428 68 242 560 377 0 200 400 600 800 1000 1200

J ul i 06 A gus t 06 Sept 06 Ok t 06 Nov 06 Des 06 J an07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 34. Perkembangan (trend) Average Days Inventory UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

f. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Dari hasil analisis, rata-rata nilai Perputaran Modal KerjaUKM A adalah 0,17 kali. Ini berarti bahwa rata-rata dana yang tertanam dalam modal kerja berputar 0,17 kali dalam satu kali periode siklus kas. Perkembangan nilai Perputaran Modal Kerja UKM A menunjukkan penurunan yang cukup besar pada Bulan November 2006 kemudian naik lagi pada Bulan Desember 2006. Perkembangan nilai Perputaran Modal Kerjadapat dilihat pada Gambar 35.

Working Capital Turnover

0.69 0.73 0.37 0.1 0.06 0.28 0.65 0.2 0.19 0 0.2 0.4 0.6 0.8

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 35. Perkembangan (trend) Perputaran Modal Kerja UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

4. Rasio Profitabilitas

Pengukuran Rasio Profitabilitas UKM A menggunakan Margin Laba Kotor, Margin Laba Operasi, Rasio Operasi, Earning Power of Total Investment, Net Earning Power Ratio, dan Rate of Return for The Owners. Secara umum, kemampuan UKM dalam menghasilkan laba cukup baik,

kecuali pada Bulan Januari 2007 dan Maret 2007, dimana UKM mengalami kerugian.Perkembangan nilai rasio-rasio aktivitas dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Perkembangan Nilai Rasio Profitabilitas UKM A Komponen Rasio Periode Margin Laba Kotor Margin Laba Operasi Rasio Operasi Earning Power of Total Investment Net Earning Power Ratio Rate of Return For The owners Juli 2006 50,50% 50,50% 49,50% 35,30% 21,10% 14,80% Agustus 2006 55,80% 55,80% 44,20% 62,70% 53,80% 37,70% September 2006 42,20% 29,50% 70,50% 111,90% 53,50% 37,40% Oktober 2006 58,00% 58,00% 42,00% 353,80% 49,80% 34,90% November 2006 77,00% 77,00% 23,00% 93,60% 8,20% 5,70% Desember 2006 96,20% 96,20% 3,80% 58,30% 23,60% 16,50% Januari 2007 28,90% -17,10% 117,10% -6,50% -4,30% -3,00% Februari 2007 31,80% 13,60% 86,40% 36,70% 8,10% 5,70% Maret 2007 42,40% -12,30% 112,30% -10,30% -2,30% -1,60%

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Dari hasil analisis, nilai Margin Laba Kotor rata-rata UKM A adalah 53,64%. Ini berarti bahwa rata-rata setiap Rp.100,- penjualan menghasilkan laba bruto sebesar Rp.55,-. Perkembangan nilai Gross Profit Margin UKM A menunjukkan kenaikan tertinggi pada bulan Desember 2006, kemudian mengalami penurunan yang cukup besar pada Bulan Januari 2007. Perkembangan nilai Gross Profit Margin dapat dilihat pada Gambar 36.

Gross Profit Margin

50.50%55.80%42.20%58.00% 77.00%96.20% 28.90%31.80%42.40% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00%

J ul i 06 A gust 06 Sept 06 Ok t 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 36. Perkembangan (trend) Gross Profit Margin UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

b. Rasio Operasi (Operating Income Ratio)

Menurut hasil analisis, rata-rata nilai Rasio Operasi adalah 39,22%. Ini berarti bahwa setiap Rp.100,- penjualan rata-rata

menghasilkan Laba Operasi sebesar Rp.39,22. Nilai Rasio Operasi ini mengalami penurunan sampai pada nilai negatif pada bulan Januari 2007 dan Maret 2007 karena pada bulan tersebut, UKM A mengalami kerugian. Perkembangan nilai Rasio Operasi dapat dilihat pada Gambar 37.

Operating Income Ratio

50.50%55.80% 29.50% 58.00%77.00% 96.20% -17.10% 13.60% -12.30% -40.00% -20.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00%

J ul i 06 A gus t 06 Sept 06 Ok t 06 Nov 06 Des 06 J an07 Feb07 M ar 07

B ul a n

Gambar 37. Perkembangan (trend) Operating Income Ratio UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

c. Rasio Operasi (Operating Ratio)

Dari hasil analisis, nilai Rasio Operasi rata-rata UKM A adalah 60,98%. Ini berarti setiap Rp.100,- penjualan mengandung biaya operasi sebesar Rp.60,97. Semakin besar mendekati 100% nilai Rasio Operasi ini mengindikasikan semakin tingginya biaya operasi yang dikeluarkan. Nilai Rasio Operasi melebihi 100% mengindisikasikan UKM mengalami kerugian, seperti yang terjadi pada Bulan Januari 2007 dan Maret 2007. Perkembangan nilai Rasio Operasi dapat dilihat pada Gambar 38.

Operating Ratio 49.50%44.20%70.50%42.00% 23.00% 3.80% 117.10% 86.40% 112.30% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 140.00%

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 38. Perkembangan (trend) Operating Ratio UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

d. Earning Power of Total Investment

Dari hasil analisis Laporan Keuangan UKM Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007, rata-rata Earning Power of Total Investment UKM A adalah 81,7%. Hal ini berarti setiap Rp.100,- modal menghasilkan keuntungan Rp.81,7 untuk investor. Nilai Earning Power of Total Investment menunjukkan nilai yang tinggi, lebih dari 100% pada Bulan September 2006 dan Oktober 2006, sedangkan pada Bulan Januari 2007 dan Maret 2007 nilai Earning Power of Total Investment menunjukkan nilai negatif karena UKM mengalami kerugian. Perkembangan nilai Earning Power of Total Investment dapat dilihat pada Gambar 39.

Earning Pow er of Total Investment

35.30%62.70%111.90% 353.80% 93.60%58.30% -6.50%36.70%-10.30% -100.00% 0.00% 100.00% 200.00% 300.00% 400.00%

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ul an

Gambar 39. Perkembangan (trend) Earning Power of Total Investment UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

e. Net Earning Power Ratio

Dari hasil analisis, nilai Net Earning Power Ratio rata-rata UKM A adalah 23,5%. Ini berarti bahwa setiap Rp.100,- aktiva menghasilkan keuntungan bersih Rp.23,5. Perkembangan nilai rasio ini mengalami penurunan yang cukup besar pada bulan Januari 2007 dan Maret 2007 sampai pada angka negatif karena pada bulan tersebut UKM mengalami kerugian. Perkembangan nilai Net Earning Power Ratio dapat dilihat pada Gambar 40.

Net Earning Pow er Ratio 21.10% 53.80% 53.50%49.80% 8.20% 23.60% -4.30% 8.10% -2.30% -10.00% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07

B ul an

Gambar 40. Perkembangan (trend) Net Earning Power Ratio UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

f. Rate of Return for Owners

Dari hasil analisis, nilai Rate of Return for The Owners rata-rata UKM A adalah 16,45%. Ini berarti bahwa setiap Rp.100,- modal sendiri menghasilkan keuntungan bersih Rp.16,45 yang tersedia untuk pemegang saham preferen dan saham biasa. Perkembangan nilai rasio ini mengalami penurunan yang cukup besar pada bulan Januari 2007 dan Maret 2007 sampai pada angka negatif karena pada bulan tersebut UKM mengalami kerugian. Perkembangan nilai Rate of Return for The Owners dapat dilihat pada Gambar 41.

Rate of Return for Ow ners

14.80% 37.70%37.40%34.90% 5.70% 16.50% -3% 5.70% -1.60% -10.00% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00%

Jul i 06 A gust 06 Sept 06 Okt 06 Nov06 Des06 Jan07 Feb07 M ar 07 B ulan

Gambar 41. Perkembangan (trend) Rate of Return for The Owners UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007

Dokumen terkait