• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan (Studi Kasus UKM A Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan (Studi Kasus UKM A Bogor)"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA

KEUANGAN

(STUDI KASUS UKM A BOGOR)

Oleh

NORA PURBO UTAMI

H24103060

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

(2)

ABSTRAK

Nora Purbo Utami. H24103060. Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan (Studi Kasus UKM A Bogor). Di bawah bimbingan Beatrice Mantoroadi dan M. Syamsun

UKM A merupakan usaha yang bergerak dalam bidang penjualan dan jasa pemeliharaan dan dekorasi tanaman.Visi usaha ini adalah profit oriented dan kepercayaan konsumen yang dicapai melalui misi usaha yang mengedepankan produk-produk yang berkualitas dengan pola-pola kerja yang profesional, kreatif, inovatif dan bersahabat dalam melayani semua kalangan serta berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan usaha. Sehingga UKM A memerlukan Sistem Informasi Akuntansi untuk menjalankan misi usahanya tersebut.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer tentang perusahaan diperoleh dengan metode wawancara. Proses wawancara ini dilakukan dalam rangka mengidentifikasi dengan lebih jelas permasalahan UKM A dan untuk melaksanakan proses pendekatan awal sistem, yaitu identifikasi kebutuhan akan Sistem Informasi Akuntansi. Data Sekunder diperoleh dengan metode studi literatur, dan analisis transaksi bisnis UKM A.

(3)

PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA

KEUANGAN

(STUDI KASUS UKM A BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NORA PURBO UTAMI

H24103060

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN

(STUDI KASUS UKM A BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NORA PURBO UTAMI H24103060

Menyetujui, Juli 2007

Beatrice Mantoroadi, SE. Ak, MM Dr. Ir. M. Syamsun, M.Sc. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Temanggung pada tanggal 27 November 1984. penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Supriyanto dan Nurul Isviyah, S.Pd.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Dharma Wanita Tuban pada tahun 1991, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Bogorejo. Pada Tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 01 Tuban dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Umum Negeri 01 Temanggung pada tahun 2000. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah SWT, hanya dengan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Salah satu masalah UKM adalah pengelolaan keuangan dan permodalan dimana UKM masih menghadapi kendala yang cukup serius. Fenomena yang terjadi adalah UKM menghadapi kendala permodalan dan sedikitnya investor yang bersedia meminjamkan atau menanamkan modalnya pada UKM walaupun usaha tersebut menghasilkan laba yang cukup besar. Alasan yang mendasar adalah UKM tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional dan keuntungan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan, sehingga Sistem Informasi Akuntansi sangat diperlukan oleh UKM. Penulisan skripsi berjudul ”Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan (Studi Kasus UKM A Bogor)” dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut.

Penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Uda Adityawarman Adil, S.Si., suami tercinta, atas segenap cinta, dukungan, motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis.

2. Ibu Beatrice Mantoroadi, S.E.Ak, MM. dan Bapak Dr. Ir. M. Syamsun M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

3. Ibu Wita Juwita Ermawati, S.T.P. MM. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Pengelola UKM A yang telah memberikan informasi dalam skripsi ini. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM

IPB.

(7)

7. Saudara-saudara tercinta Mba Ima, Ukhti Iin, Linda, Tika, Uli, Lina, Ani, Rina, Sarmah, Dwi, dan Yudha, atas segenap kebersamaan kita yang penuh arti.

8. Adik-adik tercinta, Ukhti Itut, Ela, Khurum, Neni, Irma, Monda, Wina, Tri, Poo, Diana, Ety, Uty, Murti, Fitri, Tyas, dan Ucy, atas kebersamaan dan doa tulusnya.

9. Saudara seperjuangan di Kaffah. Perjuangan ini masih panjang, teruskan langkah berbekal iman.

10. Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan 40.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah memberikan pahala atas kebaikannya.

Skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif diperlukan untuk hal yang lebih baik kedepannya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan ummat dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amin.

Bogor, Juli 2007

(8)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah ... 5

2.2. Akuntansi ... 6

2.2.1. Fungsi Akuntansi ... 7

2.2.2. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)... 7

2.2.3. Persamaan Dasar Akuntansi... 8

2.2.4. Akun ... 9

2.2.5. Siklus Akuntansi ... 9

2.2.6. Akuntansi Berbasis Komputer ... 12

2.3. Sistem Informasi ... 13

2.3.1. Sistem Informasi Akuntansi... 13

2.4. Siklus Hidup Sistem (System Life Cycle)... 23

2.3. Evaluasi Kinerja Keuangan... 24

(9)

III.METODOLOGI ... 27

3.1. Kerangka Pemikiran... 27

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 28

3.3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 29

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1. Gambaran Umum Usaha Kecil Menengah A... 34

4.2. Pencatatan Keuangan Pada Usaha Kecil Menengah A ... 34

4.3. Pendekatan Sistem ... 35

4.4. Fase Perencanaan Sistem ... 36

4.5. Mekanisme Kerja Sistem ... 43

4.5.1. Mekanisme Kerja Sistem A ... 43

4.5.2. Mekanisme Kerja Sistem B... 46

4.5.3. Mekanisme Kerja Sistem ... 47

4.5.4. Keterkaitan Sistem A, B, dan C ... 47

4.6. Sistem Pengolahan Data... 48

4.6.1. Sistem Pengolahan Data Daur Pendapatan ... 49

4.6.2. Sistem Pengolahan Data Pembelian... 50

4.6.3. Sistem Pengolahan Data Daur Akuntansi Keuangan ... 52

4.7. Penerapan Sistem ... 56

4.8. Evaluasi Kinerja Keuangan... 58

4.9. Aplikasi Manajerial... 72

KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

1. Kesimpulan ... 75

2. Saran... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Jumlah unit usaha di Indonesia ... 1

2 Nilai PDB sektor non migas Usaha Kecil Menengah ... 2

3 Pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja …... 6

4 Jenis rasio keuangan ... 24

5 Klasifikasi jenis akun ... 38

6 Pengkodean akun ... 38

7 Kode barang persediaan ... 42

8 Perkembangan nilai rasio likuiditas UKM A ... 58

9 Perkembangan nilai rasio leverage UKM A ………. 62

10 Perkembangan nilai rasio aktivitas UKM A ... 64

(11)

PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA

KEUANGAN

(STUDI KASUS UKM A BOGOR)

Oleh

NORA PURBO UTAMI

H24103060

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

(12)

ABSTRAK

Nora Purbo Utami. H24103060. Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan (Studi Kasus UKM A Bogor). Di bawah bimbingan Beatrice Mantoroadi dan M. Syamsun

UKM A merupakan usaha yang bergerak dalam bidang penjualan dan jasa pemeliharaan dan dekorasi tanaman.Visi usaha ini adalah profit oriented dan kepercayaan konsumen yang dicapai melalui misi usaha yang mengedepankan produk-produk yang berkualitas dengan pola-pola kerja yang profesional, kreatif, inovatif dan bersahabat dalam melayani semua kalangan serta berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan usaha. Sehingga UKM A memerlukan Sistem Informasi Akuntansi untuk menjalankan misi usahanya tersebut.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer tentang perusahaan diperoleh dengan metode wawancara. Proses wawancara ini dilakukan dalam rangka mengidentifikasi dengan lebih jelas permasalahan UKM A dan untuk melaksanakan proses pendekatan awal sistem, yaitu identifikasi kebutuhan akan Sistem Informasi Akuntansi. Data Sekunder diperoleh dengan metode studi literatur, dan analisis transaksi bisnis UKM A.

(13)

PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA

KEUANGAN

(STUDI KASUS UKM A BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NORA PURBO UTAMI

H24103060

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN

(STUDI KASUS UKM A BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NORA PURBO UTAMI H24103060

Menyetujui, Juli 2007

Beatrice Mantoroadi, SE. Ak, MM Dr. Ir. M. Syamsun, M.Sc. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Temanggung pada tanggal 27 November 1984. penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Supriyanto dan Nurul Isviyah, S.Pd.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Dharma Wanita Tuban pada tahun 1991, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Bogorejo. Pada Tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 01 Tuban dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Umum Negeri 01 Temanggung pada tahun 2000. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen.

(16)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah SWT, hanya dengan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Salah satu masalah UKM adalah pengelolaan keuangan dan permodalan dimana UKM masih menghadapi kendala yang cukup serius. Fenomena yang terjadi adalah UKM menghadapi kendala permodalan dan sedikitnya investor yang bersedia meminjamkan atau menanamkan modalnya pada UKM walaupun usaha tersebut menghasilkan laba yang cukup besar. Alasan yang mendasar adalah UKM tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional dan keuntungan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan, sehingga Sistem Informasi Akuntansi sangat diperlukan oleh UKM. Penulisan skripsi berjudul ”Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan (Studi Kasus UKM A Bogor)” dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut.

Penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Uda Adityawarman Adil, S.Si., suami tercinta, atas segenap cinta, dukungan, motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis.

2. Ibu Beatrice Mantoroadi, S.E.Ak, MM. dan Bapak Dr. Ir. M. Syamsun M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

3. Ibu Wita Juwita Ermawati, S.T.P. MM. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Pengelola UKM A yang telah memberikan informasi dalam skripsi ini. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM

IPB.

(17)

7. Saudara-saudara tercinta Mba Ima, Ukhti Iin, Linda, Tika, Uli, Lina, Ani, Rina, Sarmah, Dwi, dan Yudha, atas segenap kebersamaan kita yang penuh arti.

8. Adik-adik tercinta, Ukhti Itut, Ela, Khurum, Neni, Irma, Monda, Wina, Tri, Poo, Diana, Ety, Uty, Murti, Fitri, Tyas, dan Ucy, atas kebersamaan dan doa tulusnya.

9. Saudara seperjuangan di Kaffah. Perjuangan ini masih panjang, teruskan langkah berbekal iman.

10. Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan 40.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah memberikan pahala atas kebaikannya.

Skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif diperlukan untuk hal yang lebih baik kedepannya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan ummat dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amin.

Bogor, Juli 2007

(18)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah ... 5

2.2. Akuntansi ... 6

2.2.1. Fungsi Akuntansi ... 7

2.2.2. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)... 7

2.2.3. Persamaan Dasar Akuntansi... 8

2.2.4. Akun ... 9

2.2.5. Siklus Akuntansi ... 9

2.2.6. Akuntansi Berbasis Komputer ... 12

2.3. Sistem Informasi ... 13

2.3.1. Sistem Informasi Akuntansi... 13

2.4. Siklus Hidup Sistem (System Life Cycle)... 23

2.3. Evaluasi Kinerja Keuangan... 24

(19)

III.METODOLOGI ... 27

3.1. Kerangka Pemikiran... 27

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 28

3.3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 29

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1. Gambaran Umum Usaha Kecil Menengah A... 34

4.2. Pencatatan Keuangan Pada Usaha Kecil Menengah A ... 34

4.3. Pendekatan Sistem ... 35

4.4. Fase Perencanaan Sistem ... 36

4.5. Mekanisme Kerja Sistem ... 43

4.5.1. Mekanisme Kerja Sistem A ... 43

4.5.2. Mekanisme Kerja Sistem B... 46

4.5.3. Mekanisme Kerja Sistem ... 47

4.5.4. Keterkaitan Sistem A, B, dan C ... 47

4.6. Sistem Pengolahan Data... 48

4.6.1. Sistem Pengolahan Data Daur Pendapatan ... 49

4.6.2. Sistem Pengolahan Data Pembelian... 50

4.6.3. Sistem Pengolahan Data Daur Akuntansi Keuangan ... 52

4.7. Penerapan Sistem ... 56

4.8. Evaluasi Kinerja Keuangan... 58

4.9. Aplikasi Manajerial... 72

KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

1. Kesimpulan ... 75

2. Saran... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(20)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Jumlah unit usaha di Indonesia ... 1

2 Nilai PDB sektor non migas Usaha Kecil Menengah ... 2

3 Pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja …... 6

4 Jenis rasio keuangan ... 24

5 Klasifikasi jenis akun ... 38

6 Pengkodean akun ... 38

7 Kode barang persediaan ... 42

8 Perkembangan nilai rasio likuiditas UKM A ... 58

9 Perkembangan nilai rasio leverage UKM A ………. 62

10 Perkembangan nilai rasio aktivitas UKM A ... 64

(21)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Simbol dasar bagan alir sistem... 16

2. Model Sistem Informasi Akuntansi... 18

3. Diagram alir sistem distribusi ... 19

4. Data Flow Diagram level 0 sistem distribusi... 20

5. Data Flow Diagram level 1 sistem distribusi (DFD Mikro sistem pemenuhan pesanan konsumen)... 21

6. Data Flow Diagram (DFD) level 2 sistem distribusi (DFD Mikro sistem pengisian kembali barang di gudang)... 22

7. Data Flow Diagram (DFD) level 3 sistem distribusi (DFD Mikro sistem pengisian jurnal umum)... 23

8. Kerangka pemikiran penelitian... 28

9. Diagram alir pendekatan sistem... 35

10. Diagram alir fase perencanaan pembuatan Sistem Informasi Akuntansi untuk UKM A... 37

11. Siklus kerja sistem... 44

12. Diagram alir input-proses-output... 44

13. Diagram alir mikro dari input – data transaksi... 45

14. Diagram alir mikro dari proses... 45

15. Diagram alir mikro dari proses-output... 46

16. Diagram alir sistem data persediaan... 47

17. Diagram alir mekanisme kerja sistem C... 47

18. Hubungan antara sistem A, sistem B, dan sistem C... 48

19. Keterkaitan antara sistem pengolahan data daur pendapatan, sistem pengolahan data pembelian, dan sistem pengolahan data daur keuangan... 49

20. Data Flow Diagram daur pendapatan... 50

21. Data Flow Diagram sistem pengolahan data pembelian... 52

22. Prosedur penerimaan kas... 54

(22)

24. Perkembangan (trend) current ratio UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007……….. 59 25. Perkembangan (trend) cash ratio UKM A Bulan Juli 2006

sampai Maret 2007……….. 60 26. Perkembangan (trend) quick ratio UKM A Bulan Juli 2006

sampai Maret 2007... 60 27. Perkembangan (trend) working capital to assets ratio UKM

A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 61 28. Perkembangan (trend) total debt to equity ratio UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 63 29. Perkembangan (trend) total debt to total capital assets UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 63 30. Perkembangan (trend) total assets turn over UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 65 31. Perkembangan (trend) receivable turn over UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 66 32. Perkembangan (trend) average collection perriod

UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 66 33. Perkembangan (trend) inventory turn over UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 67 34. Perkembangan (trend) average days inventory UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 20007... 68 35. Perkembangan (trend) working capital turn over UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 68 36. Perkembangan (trend) gross profit margin UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 69 37. Perkembangan (trend) operating income ratio UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 70 38. Perkembangan (trend) operating ratio UKM A

(23)

39. Perkembangan (trend) earning power of total investment UKM A Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007……….. 71 40. Perkembangan (trend) net earning power ratio UKM A

Bulan Juli 2006 sampai Maret 2007... 72 41. Perkembangan (trend) rate of return for the owners

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

No

Halaman

1 Daftar pertanyaan wawancara ……….. 81 2 Pencatatan keuangan awal UKM A ……… 82

3 Model sistem ………... 83

4 Penerapan sistem ………. 100

(25)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha Kecil Menengah atau yang disingkat UKM banyak memiliki kelebihan, selain unit usaha ini bergerak dalam pengelolaan untuk memaksimalkan potensi kekayaan Sumber Daya Alam, UKM juga merupakan Unit Usaha yang sesuai untuk menjadi cikal bakal pembangkit perekonomian Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh UKM merupakan Unit Usaha yang terbukti mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil karena dalam teknis usahanya, kebanyakan UKM menggunakan bahan baku yang berasal dari dalam negeri sehingga kondisi inflasi tidak terlalu mempengaruhi biaya usaha. Selain itu, UKM juga merupakan unit usaha yang cocok berkembang pada kondisi negara Indonesia sekarang, dimana sebagian besar penduduknya bergerak pada sektor agraris.

Sebagai gambaran, dalam kondisi krisis ekonomi, jumlah UKM mengalami peningkatan yang cukup berarti. Menurut catatan Kementrian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik (2004 - 2005) jumlah UKM sangatlah besar. Jumlah UKM pada tahun 2004 adalah 43.707.412 dan meningkat pada tahun 2005 menjadi 44.698.588. Jumlah Usaha Kecil, Menengah, dan perkembangannya dari tahun 2004 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah unit usaha di Indonesia Sumber : Data Perkembangan UKM, Departemen KUKM, 2005

(26)

dapat dilihat dari jumlah PDB (Produk Domestik Bruto) Non Migas yang cukup tinggi dari UKM. Jumlah PDB Non migas ini pun mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005. Nilai Produk Domestik Bruto Sektor Non Migas UKM menurut catatan Kementrian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik (2004-2005) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai PDB Sektor Non Migas Usaha Kecil Menengah (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber : Data Perkembangan UKM, Departemen KUKM, 2005

Besarnya potensi dan jumlah UKM yang ada ini ternyata belum sebanding dengan tingkat kemajuan UKM. Dalam melakukan kegiatan teknisnya UKM masih menghadapi beberapa masalah. Masalah yang mempunyai bagian cukup besar yaitu masalah modal, teknologi, dan keahlian manajerial

Salah satu masalah UKM adalah pengelolaan keuangan dan permodalan dimana UKM masih menghadapi kendala yang cukup serius. Fenomena yang terjadi adalah UKM menghadapi kendala permodalan dan sedikitnya investor yang bersedia meminjamkan atau menanamkan modalnya pada UKM walaupun usaha tersebut menghasilkan laba yang cukup besar. Alasan yang mendasar adalah UKM tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional dan keuntungan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.

(27)

perusahaan, dan bagaimana kinerjanya secara pasti, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk perencanaan perusahaan ke depan.

Usaha Kecil Menengah A mempunyai potensi yang cukup besar dalam perkembangan bisnis bidang usaha pertanian, sehingga UKM A membutuhkan penambahan modal untuk perkembangan usaha kedepannya. Namun UKM A mempunyai sistem pencatatan keuangan yang masih sangat sederhana, hanya berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang ada hanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki UKM A. Padahal dalam kenyataannya, pihak yang menanamkan modal pada UKM A membutuhkan laporan keuangan yang dapat menggambarkan keadaan keuangan UKM A.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi pencatatan keuangan dalam UKM A ?

2. Bagaimana bentuk sistem Informasi Akuntansi yang dibutuhkan oleh UKM A ?

3. Bagaimana model Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai diterapkan pada UKM A ?

4. Bagaimana hasil evaluasi kinerja keuangan UKM A yang dihasilkan oleh sistem?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kondisi pencatatan keuangan dalam UKM A

2. Mengetahui bentuk Sistem Informasi Akuntansi yang dibutuhkan UKM A 3. Membuat model Sistem Informasi Akuntans yang sesuai diterapkan pada

UKM A

4. Mengetahui hasil evaluasi kinerja keuangan UKM A

1.4. Manfaat Penelitian

(28)

1. Penulis

Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan untuk dapat mempelajari lebih dalam mengenai Sistem Informasi Akuntansi dan evaluasi kinerja keuangan serta menerapkan dalam praktek nyata apa yang telah penulis pelajari di bangku kuliah

2. Pihak UKM A

Manfaat yang dapat dirasakan oleh pihak UKM A yaitu adanya pencatatan keuangan yang rapi dan detail dalam menggambarkan posisi keuangan perusahaan dengan Neraca dan Laporan Rugi Laba. Dengan adanya evaluasi kinerja keuangan, maka UKM A dapat secara jelas mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang bermanfaat untuk perencanaan usaha pada waktu yang akan datang

3. Umum

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 miliar/tahun. Untuk kriteria usaha menengah :

1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 miliar, dan

2. Untuk sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 miliar.

Partomo dan Soejoedono (2002) menyatakan INPRES No.l0 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai maksimal Rp. 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).

Pengertian UKM dilihat dari kriteria jumlah pekerja yang dimiliki berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya. Di negara yang satu mungkin diklasifikasikan sebagai UKM bagi negara lain bisa termasuk usaha besar. Di Indonesia, Himpunan Statistik mempunyai kriteria usaha kecil jika karyawannya 5-19 orang; jika kurang dari 5 karyawan digolongkan usaha rumah tangga, dan usaha menengah terdiri atas 20-99 karyawan.

(30)

Tabel 3. Pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja

Besar - kecil 100-199 pekerja

Kecil -menengah 200-299 pekerja

Menengah -

menengah

500-999 pekerja

Besar - menengah 1000-1999 pekerja

Usaha Besar ………. >= 2000 pekerja

Sumber : Anderson, Tommy D. (1987), Profit in Small Firm, School of Economic University of Gothenberg, Sweden

2.2. Akuntansi

Menurut Kieso, et al. (2002) definisi Akuntansi yaitu pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan. Sedangkan Akuntansi Keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal.

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan (Kieso et al., 2002)

Menurut Arif dan Wibowo (2004), Akuntansi (accounting) adalah merupakan proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas (perusahaan). Jadi secara umum terdapat tiga aktivitas dalam akuntansi yaitu:

1. Aktivitas identifikasi (identifying), dalam aktivitas ini akan dilakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi dalam suatu entitas (perusahaan).

(31)

nilai moneter tertentu.

3. Aktivitas komunikasi (communication), dalam aktivitas ini akan dilakukan pelaporan dan distribusi terhadap informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan. Pemakai laporan keuangan terdiri atas pemakai di dalam perusahaan (internal user) misalnya manajemen dan karyawan, serta pemakai di luar perusahaan (external user), misalnya kreditur, investor dan fiskus.

2.2.1. Fungsi Akuntansi

Menurut Arif dan Wibowo (2004) secara umum dapat dijelaskan bahwa fungsi akuntansi adalah membantu pelaku bisnis dan masyarakat pada umumnya dalam hal penanganan masalah-masalah keuangan. Jadi seorang akuntan mempunyai peranan seperti tersebut dibawah ini:

1.Menentukan besarnya laba rugi yang diperoleh perusahaan sebagai dasar untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tersebut.

2.Membantu mengamankan dan mengawasi aset yang dimiliki oleh perusahaan melalui penyusunan sistem akuntansi yang dapat menciptakan pengendalian internal yang memadai.

3.Membantu menentukan besarnya hak (klaim) dari pihak ketiga kepada perusahan misalnya kreditur, karyawan, fiskus, dan sebagainya.

4.Menetapkan standar pengukuran atas prestasi perusahaan guna menilai efisiensi perusahaan tersebut.

2.2.2. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)

Menurut Kieso, et al. (2002) terdapat empat prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi, yaitu:

1. Prinsip Biaya Historis

GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Hal ini sering disebut dengan prinsip biaya historis.

(32)

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Persoalan penting yang dihadapi perusahaan adalah kapan pendapatan harus diakui. Pendapatan umumnya diakui jika telah direalisasi atau dapat direalisasi dan telah dihasilkan. Pendekatan ini sering dipandang sebagai prinsip pengakuan pendapatan. Pendapatan dikatakan telah direalisasi jika produk, barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau adanya klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim atas kas.

3. Prinsip Penandingan

Dalam mengakui beban, pendapatan yang dipakai adalah beban bertambah seiring dengan bertambahnya pendapatan. Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, saat pekerjaan dilakukan, atau saat produk diproduksi tetapi ketika pekerjaan (jasa) atau produk secara aktual memberikan kontribusi terhadap pendapatan.

4. Prinsip Pengungkapan Penuh

Dalam memutuskan informasi apa yang akan dilaporkan, praktek yang umum adalah menyediakan informasi yang mencukupi untuk penilaian dan keputusan pemakai. Prinsip ini mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade-off ini terjadi antara kebutuhan kebutuhan untuk menyampaikan secara terperinci hal-hal yang mempengaruhi keputusan pemakai dengan kebutuhan untuk memadatkan penyajian agar informasi dapat dipahami dengan baik.

2.2.3. Persamaan Dasar Akuntansi

(33)

Setiap kali transaksi terjadi, unsur-unsur dalam persamaan akuntansi mungkin berubh, tetapi persamaan dasarnya tetap. Menurut Niswonger (1999), hal-hal yang berlaku dalam setiap transaksi bisnis antara lain:

1. Dampak dari setiap transaksi adalah berupa peningkatan atau penurunan satu atau lebih unsur dalam persamaan akuntansi. 2. Kedua sisi persamaan akuntansi harus selalu sama jumlahnya. 3. Ekuitas pemilik bertambah sebesar investasi oleh pemilik dan

berkurang sebesar penarikan oleh pemilik. Selain itu, ekuitas pemilik bertambah karena pendapatan dan berkurang karena beban.

2.2.4. Akun

Menurut Arifin dan Wicaksono (2006) akun merupakan suatu alat untuk mencatat transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban atau biaya. Tujuan penggunaan akun untuk mencatat data transaksi yang menjadi dasar dalam menyusun laporan keuangan. Akun memberikan informasi tentang aktivitas perusahaan dari hari ke hari, misalnya dari akun dapat diketahui dana suatu perusahaan dalam sebuah bank. Dengan penggunaan akun, transaksi keuangan yang terjadi di suatu organisasi atau perusahaan dapat dicatat secara tepat dan lengkap.

Sesuai dengan jenis laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi, akun secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu akun neraca dan akun laba rugi. Akun neraca atau yang sering disebut sebagai akun riil adalah akun yang digunakan untuk menyusun neraca. Akun neraca terdiri dari klasifikasi aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Akun laba rugi atau disebut juga akun nominal, merupakan akun yang digunakan untuk menyusun laporan laba rugi. Akun laba rugi terdiri dari klasifikasi pendapatan dan beban/biaya (Arifin dan Wicaksono, 2006).

2.2.5. Siklus Akuntansi

(34)

beberapa langkah yang merupakan prosedur akuntansi yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi dan membuat laporan keuangan. Berikut tahapan yang ada dalam siklus akuntansi : 1. Tahap pertama dalam siklus akuntansi adalah analisis transaksi

dan kejadian tertentu lainnya. Yang perlu diperhatikan adalah menentukan apa yang harus dicatat. Transaksi sebagai salah satu jenis kejadian eksternal, bisa berupa pertukaran dimana kedua entitas saling menerima dan menyerahkan sesuatu yang memiliki nilai, seperti pembelian atau penjualan barang atau jasa. Sehingga dari pengertian transaksi yang ada maka dapat ditentukan bahwa yang dicatat adalah semua kejadian yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan.

2. Tahap kedua adalah pembuatan jurnal. Berbagai transaksi dan kejadian yang mempengaruhi unsur-unsur bisnis dasar (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) dikategorikan dan dikumpulkan dalam akun. Buku besar umum atau jurnal umum adalah kumpulan dari semua akun aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan, dan beban. Jurnal umum bentuk akun T merupakan metode sederhana yang biasanya dipakai untuk mengilustrasikan pengaruh transaksi terhadap pos-pos aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban tertentu.

3. Tahap ketiga adalah pemindahbukuan (posting). Item-item yang dimasukkan dalam jurnal umum harus ditransfer ke buku besar. Prosedur ini merupakan bagian dari proses pengikhtisaran dan pengklasifikasian.

(35)

itu harus sama. Tujuan utama dari neraca saldo adalah untuk membuktikan kesamaan matematis dari debet dan kredit setelah posting dilakukan. Berdasarkan sistem berpasangan, kesamaan ini akan terjadi apabila jumlah saldo debet sama dengan saldo kredit.

5. Tahap kelima adalah pembuatan ayat jurnal penyesuaian. Agar pendapatan dicatat pada periode dimana pendapatan itu dihasilkan dan beban dicatat pada periode terjadinya, maka ayat jurnal penyesuian harus dibuat pada akhir periode akuntansi. Yaitu, penyesuaian diperlukan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pengakuan pendapatan dan penandingan sebagai prinsip-prinsip dasar akuntansi tidak dilanggar.

6. Tahap keenam adalah membuat neraca saldo setelah disesuaikan. Setelah semua ayat jurnal penyesuaian dibuat dan dilakukan pemindahbukuan, neraca saldo selanjutnya dibuat dari akun-akun buku besar.neraca saldo ini dinamakn neraca saldo yang telah disesuaikan.

7. Tahap selanjutnya adalah pembuatan laporan keuangan. Akun akun neraca menjadi dasar penyusunan neraca perusahaan dan akun laba rugi menjadi komponen penyusun laporan laba rugi. 8. Tahap kedelapan adalah penutupan. Proses penutupan ini

dilakukan dengan mengurangi saldo akun-akun laba rugi sehingga menjadi nol. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan akun akun tersebut untuk periode akuntansi selanjutya. Dalam proses penutupan, semua saldo akun pendapatan dan beban ditransfer ke akun kliring atau akun temporer yang disebut akun Ikhtisar Laba Rugi yang digunakan hanya setiap akhir periode akuntansi. 9. Ayat jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang dibuat setelah

(36)

akuntansi berikutnya dan merupakan kebalikan dari ayat jurnal penyesuaian terkait yang telah dibuat pada periode sebelumnya. 2.2.6. Akuntansi Berbasis Komputer

Maraknya penggunaan komputer baik untuk keperluan pribadi dan instansi berpengaruh dalam terciptanya aplikasi akuntansi berbasis komputer. Awal tahun 1990-an, pengguna komputer di Indonesia mulai mengenal aplikasi akuntansi berbasis sistem operasi DOS (disk operating system) . Menurut Arifin dan Wicaksono (2006) hingga saat ini sudah banyak aplikasi akuntansi berbasis komputer seperti DEA (Dac Easy Accounting), MYOB, Peachtree, Accpacc, Simply Accounting, Platinum, Accounting Professional, dan Quick Book yang merupakan produk luar negeri. Dan Accurate 2000, Zahir Accounting, dan Jamparing yang merupakan produk dalam negeri (Arifin dan Wicaksono, 2006).

Menurut Arifin dan Wicaksono (2006), prosedur pengoperasian aplikasi akuntansi komputer tidak jauh berbeda dengan akuntansi manual seperti pengaturan awal periode akuntansi, menyiapkan nama akun, nama pemasok, nama pelanggan, pencatatan data barang, mengatur akun penghubung dan saldo awal. Setelah pencatatan data awal selesai, pengguna sudah dapat mencatat transaksi dan hanya sebagian kecil transaksi yang dicatat dalam jurnal seperti akuntansi manual. Hanya dengan sekali input data, pengguna sudah dapat memperoleh laporan keuangan berupa neraca, laporan rugi laba, rincian piutang maupun hutang, mutasi barang dan sebagainya setiap saat diperlukan (Arifin dan Wicaksono, 2006).

(37)

ransaksi secara otomatis dapat mempengaruhi neraca atau laporan laba rugi. Dalam program akuntansi dalam Microsoft Excel yang dapat dibuat tidak lagi memerlukan proses pemindahbukuan, pembuatan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan sejenisnya untuk membuat neraca dan laporan rugi laba setelah pajak.

2.3. Sistem Informasi

Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2001). Sistem Informasi merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan, serta mendistribusikan informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan (Jogiyanto, 1999). Sistem menerima input data, mengolah data tersebut dan kemudian mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistem informasi adalah input, proses, dan output. Perlakuan yang dilakukan terhadap data agar dapat menghasilkan informasi yang berguna, terdiri atas lima tahap yang disebut siklus pengolahan data yaitu pengumpulan, penghalusan, pengolahan, pemeliharaan, dan pengeluaran output data (Cushing, 1992).

Dalam Sistem Informasi Organisasi (SIO) terbagi atas dua sistem informasi berdasarkan pengelompokan pemakai yaitu Sistem Informasi Fungsional (SIF) dan Sistem Informasi Eksekutif (SIE). SIO menggunakan lima subsistem yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA), Sistem Informasi Manajemen (SIM), Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Sistem Otomatisasi Kantor (SOK), dan Sistem Pakar (SP) (McLeod, 2001).

2.3.1. Sistem Informasi Akuntansi

(38)

adanya unsur-unsur pengendalian atau pengecekan dalam sistem akuntansi. Berbagai kecurangan, penyimpangan, dan kesalahan dapat dihindarkan atau dilacak sehingga dapat diperbaiki.

Karena bentuk perusahaan beragam, sasaran Sistem Informasi Akuntansi juga beragam, meskipun intinya tetap sama, yaitu menyajikan informasi. Tanpa memandang bentuk perusahaan, Sistem Informasi Akuntansi selalu terbentuk dari :

1. Serangkaian formulir yang tercetak, seperti faktur, nota, cek, dan laporan-laporan yang digunakan untuk membangun sistem akuntansi dan administrasi perkantoran, termasuk prosedur dasar pembuatan ayat-ayat akuntansi.

2. Serangkaian buku, baik dalam bentuk fisik berupa kartu-kartu dan buku-buku dalam pengertian harfiah, maupun dalam bentuk format yang hanya terbaca oleh mesin. Buku-buku ini meliputi jurnal maupun buku besar.

3. Serangkaian laporan atau pernyataan, seperti misalnya neraca saldo, abstraksi buku besar, perhitungan rugi laba, dan neraca. 4. Serangkaian kegiatan klerikal, termasuk operasi pengolahan data

elektronik, yang harus dilaksanakan untuk mencatat berbagai informasi akuntansi pada formulir, buku, jurnal, dan buku besar, serta dalam penyusunan laporan atau surat pernyataan.

5. Penggunaan peralatan klerikal, khususnya komputer, mesin ketik, sarana komunikasi untuk mentransfer data yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan sistem (Widjajanto, 2001).

Beberapa hal yang perlu dijelaskan mengenai Sistem Informasi Akuntansi ini yaitu :

a. Teknik Bagan Alir

(39)

memenuhi kebutuhan itu. Apabila kebutuhan manajemen untuk mengembangkan, memperluas, atau menyesuaikan sistem telah ditentukan, analisis sistem dapat melakukan studi sistem. Studi dapat dilakukan dengan mempergunakan teknik-teknik sistem. Teknik sistem adalah piranti yang dipergunakan dalam analisis, desain, dan dokumentasi sistem serta hubungan-hubungan subsistem. Piranti yang banyak digunakan dalam analisis sistem adalah bagan alir (flowchart). Bagan alir adalah suatu diagram simbol yang menampilkan aliran data dan rangkaian tahapan operasi dalam suatu sistem (Widjajanto, 2001).

Menurut Widjajanto (2001), dalam teknik bagan alir, terdapat simbol-simbol yang dipergunakan. Simbol dasar terdiri dari simbol dasar bagan alir terdiri dari simbol input/output, simbol proses, simbol garis alir, dan simbol anotasi atau komentar. Simbol input/output menyatakan fungsi input/output, yaitu data yang disediakan yaitu data yang disediakan untuk diproses (input) dan laporan yang dihasilkan dari proses (output). Simbol proses menyatakan suatu fungsi proses, misalnya melaksanakan suatu kegiatan atau kelompok kegiatan yang menghasilkan perubahan nilai, bentuk, atau lokasi informasi. Simbol garis alir digunakan sebagai penghubung simbol-simbol lainnya. Dengan digunakannya garis alir, rangkaian dan tahapan informasi dan operasi menjadi jelas. Simbol anotasi atau komentar merupakn simbol yang digunakan untuk memberi tambahan komentar sebagai tambahan penjelasan terhadap suatu simbol tertentu. Simbol dasar bagan alir dapat dilihat pada Gambar 1.

(40)

tergantung pada kebutuhan kerinciannya. DFD sangat diandalkan oleh analis sistem pada saat membuat gambaran kasar mengenai sistem (Widjajanto, 2001).

No Nama simbol Gambar simbol

1. Input/output

2. Proses

3. Garis Alir

4. Garis Alir

Bersilang

6. Garis Alir

Bersimpang

7. Anotasi/komentar

8. Konektor

9. Dokumen

10. Multi Dokumen

11. Keputusan

12. Magnetic Disk

Gambar 1. Simbol Dasar Bagan Alir Sistem b. Proses Pembuatan Sistem

(41)

1. Diagram Alir Pendekatan Sistem

Diagram alir pendekatan sistem merupakan penggambaran proses pengenalan kebutuhan sistem.

2. Diagram Alir Fase Perencanaan Sistem

Diagram Alir Fase Perencanaan Sistem merupakan penggambaran sistem mulai dari perencanaan sistem, peninjauan teknis dan manajemen, sampai pengembangan sistem. Dalam perencanaan sistem, akan ditentukan perangkat lunak yang digunakan dalam sistem, dilakukan pendeskripsian ruang lingkup dalam sistem, dan dilakukan peninjauan secara manajemen apakah Sistem Informasi yang dibuat tersebut telah layak untuk diaplikasikan atau tidak. Jika permodelan sistem telah layak atau dapat diterima, maka dilakukan aplikasi sistem, namun jika setelah peninjauan manajemen, dinilai terdapat kekurangan, maka dilakukan perbaikan. Setelah sistem diaplikasikan, dilakukan peninjauan teknis terhadap rancangan model sistem yang telah dibuat. Jika setelah peninjauan teknis, sistem dinyatakan diterima, maka sistem akan dioperasikan, namun jika setelah peninjauan teknis, dinilai terdapat kekurangan, maka dilakukan perbaikan.

c. Model Sistem Informasi Akuntansi

(42)

Keterangan :

= Informasi

= Data

Gambar 2. Model Sistem Informasi Akuntansi d. Sistem Distribusi

Sistem Distribusi merupakan bagian dari Sistem Informasi Akuntansi yang meliputi proses pembelian barang dan proses penjualan barang, dalam hubungannya dengan bagian-bagian perusahaan (Mc. Leod, Jr.,1998). Diagram alir Sistem Distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.

Lingkungan

Lingkungan

Manajemen

Software

Pengolah Data

Database

Sumber

Input Fisik Transformasi

Sumber Output Fisik Sistem Informasi

(43)

Gambar 3. Diagram Alir Sistem Distribusi

Sistem distribusi dalam Sistem Informasi Akuntansi tersebut dijelaskan dengan Data Flow Diagram level 0. DFD level 0 ini memberikan penjelasan awal mengenai alur sistem distribusi pembelian barang dagangan. Selanjutnya sistem distribusi ini dijelaskan secara lebih rinci pada DFD level 1, DFD level 2, dan DFD level 3. Data Flow Diagram level 0 ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Order Penjualan Komitmen untuk Memenuhi Pesanan

Order Pesanan

Pengapalan

Pernyataan Pernyataan Pemasok Pembayaran oleh

Konsumen

Pembayaran kepada Pemasok

Laporan

Laba Rugi Neraca Laporan Pendapatan

Persediaan

Laporan Lain Konsumen

Sistem Distribusi

Pemasok

(44)

Gambar 4. Data Flow Diagram Level 0 Sistem distribusi

Proses pemenuhan pesanan konsumen oleh perusahaan meliputi pencatatan pesanan dalam hubungannya dengan persediaan, dan pencatatan keuangan. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Sistem Distribusi (DFD Mikro sistem pemenuhan pesanan konsumen) dapat dilihat pada Gambar 5 (Mc. Leod, Jr., 1998)

(45)

Gambar 5. Data Flow Diagram Level 1Sistem distribusi (DFD Mikro sistem pemenuhan pesanan konsumen)

Hal yang perlu dijelaskan selanjutnya mengenai bagian dari Sistem distribusi adalah mengenai pengisian kembali persediaan di gudang. Pengisian kembali barang di gudang berkaitan dengan proses pembelian, penerimaan barang, dan akun hutang (Mc. Leod, Jr., 1998). Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Sistem Distribusi (DFD Mikro sistem pengisian kembali barang di gudang) dapat dilihat pada Gambar 6.

(46)

Gambar 6. Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Sistem Distribusi (DFD Mikro sistem pengisian kembali barang di gudang)

(47)

Gambar 7. Data Flow Diagram (DFD) Level 3 Sistem Distribusi (DFD Mikro sistem pengisian jurnal umum)

2.4. Siklus Hidup Sistem (System Life Cycle)

Setiap subsistem dalam Sistem Informasi Berbasis Komputer menyerupai organisme hidup, lahir, tumbuh, menjadi matang, berfungsi dan akhirnya mati. Proses evolusi ini disebut Siklus Hidup Sistem. Tahapan Siklus Hidup Sistem terdiri dari Perencanaan, Analisis, Rancangan, Penerapan, dan Penggunaan Sistem (Mc. Leod, Jr., 2001).

(48)

2.4. Evaluasi Kinerja Keuangan

Menurut Keown (2001), Evaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan. Rasio keuangan membantu mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Beberapa manfaat analisa rasio keuangan perusahaan yaitu :

1. Untuk mengetahui liquiditas perusahaan

2. Mengukur kecukupan laba operasi atas aktiva perusahaan 3. Mengetahui pendanaan aktiva perusahaan

4. Menetapkan standar pengukuran atas prestasi perusahaan

Beberapa jenis rasio keuangan yang dipergunakan dan rumus untuk menghitungnya dapat dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Rasio Keuangan

Rasio Keuangan Rumus Interpretasi

Rasio

Rasio Cepat Aktiva Lancar – Persediaan Kewajiban Lancar

Kemampuan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid Rasio dari total aktiva dan posisi modal kerja Rasio

Leverage

Rasio utang Total Hutang Total Aktiva

Harga Pokok Penjualan Persediaan

Menunjukkan efisiensi perputaran persediaan Sumber : Keown, J. (2001). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jilid 1.

(49)

1. Rasio Likuiditas

Analisis likuiditas digunakan untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo maupun yang belum. Selain itu, analisis rasio ini dapat juga menunjukkan bagaimana posisi keuangan dalam jangka pendek. Nilai rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen dalam aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. 2. Rasio Hutang (Leverage)

Rasio Hutang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Data yang digunakan untuk menghitung Rasio Hutang adalah Neraca dan Laporan Rugi Laba.

3. Rasio Aktivitas

Analisis Aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Pengukuran tingkat aktivitas perusahaan dilakukan dengan menilai tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran total aktiva dan tingkat perputaran aktiva tetap.

4. Rasio Profitabilitas

Analisis Rasio Profitabilitas adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas yang baik akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahaan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kebangkrutan. (Arifin dan Wicaksono, 2006).

2.5. Penelitian Terdahulu

(50)

sistem yang diperoleh dari pihak-pihak yang terlibat dengan sistem baik secara langsung maupun tidak langsung. Pembuatan desain Sistem Informasi Usaha penangkapan ikan dimulai dari input data, yaitu data informasi organisasi, info dinas perikanan, info perikanan layur, cetak laporan, dan data info statistik perikanan layur. Sistem Informasi yang dihasilkan merupakan sitem Informasi terkomputerisasi yang dapat dipergunakan untuk mempermudah layanan data dan informasi usaha.

Penelitian tentang perumusan dan penerapan Sistem Akuntansi pernah dilakukan oleh Fansuri (2006). Pada penelitian ini dilakukan perancangan sampai penerapan model Sistem Akuntansi pada unit usaha yang bergerak di bidang manufaktur. Kemudian penelitian ini diakhiri dengan penilaian efisiensi dan efektifitas penerapan model Sistem Akuntansi tersebut dengan Metode Analisa Deskriptif. Dalam penelitian kali ini, penulis ingin mengembangkan konsep penelitian tersebut dengan menyempurnakan konsep Sistem Informasi Akuntansi yang ada dan menerapkannya pada UKM A, dan kemudian melakukan analisis terhadap kinerja keuangan menggunakan rasio keuangan.

(51)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi sangat diperlukan oleh Unit Usaha. Dengan pencatatan keuangan yang jelas dan rapi dalam Sistem Informasi Akuntansi, perusahaan dapat mengetahui secara terperinci besarnya laba perusahaan, dan dapat pula ditetapkan standar pengukuran atas prestasi perusahaan guna menilai efisiensi perusahaan tersebut, melalui penilaian pendapatan usaha dan evaluasi kinerja keuangan perusahaan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis transaksi keuangan perusahaan, kemudian dirancang suatu model Sistem Informasi Akuntasi yang sesuai. Setelah dirancang model sistem akuntansi kemudian dilakukan simulasi penerapan dengan data transaksi fiktif yang relevan, selanjutnya model sistem akuntansi akan diterapkan untuk mencatat transaksi perusahaan dalam satu bulan periode akuntansi dan proses penutupan pembukuan pada akhir periode akuntansi.

Dengan dilatarbelakangi adanya permasalahan yang dihadapi UKM A berupa permasalahan manajemen, dimana salah satunya adalah kebutuhan akan Sistem Informasi Akuntansi, dilakukan pendekatan sistem yaitu identifikasi sistem dan analisa kebutuhan pengguna. Selanjutnya dilakukan perancangan sistem yaitu pendeskripsian kebutuhan informasi pengguna sistem sehingga diperoleh suatu model sistem yang mengakomodasi semua kebutuhan pengguna. Output model Sistem Informasi Akuntansi adalah laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan usaha. Kemudian dari laporan keuangan tersebut dilakukan evaluasi kinerja keuangan menggunakan analisis rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

(52)

Gambar 8. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada unit usaha kecil yang bergerak pada bidang usaha perdagangan tanaman pertanian, yang berlokasi di daerah Desa Babakan Kecamatan Dramaga, Bogor. Kegiatan Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Mei 2007.

Pendekatan Sistem

Perancangan Sistem

Model Sistem Informasi UKM

Laporan Keuangan

Evaluasi Kinerja Keuangan

Kebutuhan UKM A terhadap sistem informasi akuntansi

Analisis Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas

Rasio Leverage

Rasio Aktivitas

Rasio Profitabilitas

(53)

3.3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Data Primer

Yaitu data tentang perusahaan yang diperoleh dengan metode wawancara. Proses wawancara dilakukan dengan Direktur Utama UKM A sebagai orang yang paling mengetahui seluk beluk UKM A. Proses wawancara ini dilakukan dalam rangka mengidentifikasi dengan lebih jelas permasalahan UKM A dan untuk melaksanakan proses pendekatan awal sistem, yaitu identifikasi kebutuhan akan Sistem Informasi Akuntansi.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dengan metode studi literatur, dan analisis transaksi bisnis UKM A. Analisis transaksi bisnis ini dilakukan pada semua kejadian yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Hal ini merupakan bagian dari tahap pendekatan sistem untuk dapat merancang Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai untuk UKM A.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, maka dilakukan proses pengolahan data hasil wawancara dan data hasil analisis transaksi bisnis. Pengolahan data ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

3. Diagram Alir Pendekatan Sistem

Diagram alir pendekatan sistem merupakan bahasa sistem dari hasil wawancara yang dilakukan, dimana dari diagram alir tersebut akan dapat dibaca, kebutuhan pengguna akan bagaimana bentuk dan seberapa rinci sistem yang dibutuhkan.

4. Diagram Alir Fase Perencanaan Sistem

(54)

5. Diagram Alir Mekanisme Kerja Sistem

Diagram Alir Mekanisme Kerja Sistem merupakan kumpulan beberapa diagram alir yang menggambarkan tentang bagaimana Sistem Informasi Akuntansi tersebut bekerja.

4. Evaluasi Kinerja Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja keuangan, penulis menggunakan metode analisis rasio keuangan. Sehingga dari laporan keuangan yang telah dihasilkan dari Sistem Informasi Akuntansi dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang dapat menggambarkan kinerja keuangan UKM A

Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan UKM adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja dari pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Beberapa jenis rasio likuiditas dan rumus perhitungannya dijelaskan sebagai berikut :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumus untuk menghitung current ratio yaitu :

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar b. Rasio Kas(Cash Ratio)

Rasio Kas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhidengan kas yang tersedia. Rumus untuk menghitung Cash Ratio yaitu :

Rasio Kas= Kas / Kewajiban Lancar c. Rasio Cepat(Quick Ratio)

(55)

Rasio Cepat= Kas + Piutang Kewajiban Lancar d. Working Capital to Total Assets Ratio

Working Capital to Total Assets Ratio digunakan untuk mengukur

likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto). Rumus untuk menghitungnya yaitu :

Working Capital to Total Assets Ratio = Aktiva Lancar – Kewaiban Lancar

Jumlah Aktiva

2. Rasio Hutang

Rasio Hutang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai pihak luar. Data yang digunakan untuk analisis rasio utang adalah neraca dan laporan laba rugi. Rasio Hutang diantaranya sebagai berikut :

a.Rasio Total Hutang terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio Total Hutang terhadap Modal digunakan untuk mengukur bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitung Rasio Total Hutang terhadap Modal yaitu :

Rasio Total Hutang terhadap Modal = Total Kewajiban : Jumlah Modal Sendiri

b. Total Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Capital Assets) Total Hutang terhadap Total Aktiva digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin seluruh kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitung Total Hutang terhadap Total Aktiva yaitu : Rasio Total Hutang terhadap Modal = Total Kewajiban : Jumlah

Aktiva 3. Rasio Aktivitas

(56)

a. Perputaran Total Aset (Total Assets Turn Over)

Perputaran Total Aset digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan. Rumus untuk menghitungnya yaitu :

Perputaran Total Aset = Penjualan Bersih : Total Aktiva b. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Perputaran Modal Kerja digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja (neto) yang berputar pada suatu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan, dihitung dengan rumus sebagai berikut : Perputaran Modal Kerja = Penjualan Bersih : (Aktiva Lancar-

Kewajiban Lancar ) 4. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri. Jenis-jenis rasio profitabilitas yang akan digunakan yaitu :

a. Margin Laba Kotor(Gross Profit Margin)

Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bruto per rupiah penjuaan, dihitung dengan rumus :

Margin Laba Kotor = (Penjualan Bersih – HPP) : Penjualan Bersih b. Margin Laba Operasi(Operating Profit Margin)

Margin Laba Operasi digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumus untuk menhitungnya yaitu:

Margin Laba Operasi = (Penjualan Bersih- HPP- Biaya Total) : Penjualan Bersih

c. Rasio Operasi (Operating Ratio)

(57)

Rasio Operasi = (HPP + Biaya Administrasi dan Penjualan ) : Penjualan Bersih

d. Pengembalian Investasi (Return On Investment)

Pengembalian Investasi digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumus untuk menghitungnya yaitu :

Pengembalian Investasi = Laba Bersih : Jumlah Aktiva e. Pengembalian Modal Pemilik (Rate of Return For The Owners)

Pengembalian Modal Pemilik digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi penanam modal. Rumus untuk menghitungnya yaitu :

(58)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran umum Usaha Kecil Menengah A

Usaha ini merupakan usaha bersama yang dipelopori oleh Febrian Miandy, SP., dan beranggotakan 11 orang personil dari berbagai keahlian. Tepatnya pada bulan Juni 2005, usaha ini mulai mempersiapkan strategi untuk melangkah ke depan, baik kesiapan komitmen personil, kelengkapan administrasi, strategi pemasaran dan produksi, kerjasama dengan berbagai pihak maupun keuangan melalui investor dan investasi anggota. Tepatnya pada hari Rabu, tanggal 15 Juni 2005, di Kampus Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, UKM A didirikan dengan motto “high quality flora products”. Motto UKM A yaitu “Menghasilkan Produk Flora Berkualitas Tinggi”, menggambarkan suatu usaha dengan spesialisasi dibidang flora/tanaman yang mengedepankan produk-produk berkualitas tinggi. UKM A merupakan usaha yang bergerak dalam bidang penjualan dan jasa pemeliharaan dan dekorasi tanaman.

Visi usaha ini adalah profit oriented dan kepercayaan konsumen yang dicapai melalui misi usaha yang mengedepankan produk-produk yang berkualitas dengan pola-pola kerja yang profesional, kreatif, inovatif dan bersahabat dalam melayani semua kalangan serta berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan usaha.

Usaha Kecil Menengah A beralamat di Jalan Babakan Tengah, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Di lokasi tersebut semua kegiatan UKM A dipusatkan, mulai dari penyimpanan contoh tanaman yang akan dijual sampai menerima pelanggan yang akan membeli atau memesan tanaman.

4.2. Pencatatan Keuangan Pada Usaha Kecil Menengah A

(59)

berdasar kas (Cash Basis). Pencatatan keuangan menggunakan sheet pada Microsoft Excel. Data keuangan yang dimiliki terdiri dari data transaksi, data penjualan, daftar harga dasar produk, daftar harga jual produk, dan daftar pelanggan. Contoh pencatatan keuangan awal dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.3. Pendekatan Sistem

Dari hasil wawancara yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pengguna output sistem adalah kelompok internal UKM A sendiri, yaitu investor dan pengelola. Kebutuhan para pengguna sistem dapat diketahui melalui hasil wawancara yang telah dilakukan. Gambaran pendekatan sistem ini dapat dibaca pada Gambar 9.

PERBAIKAN

TIDAK

YA

PERBAIKAN

TIDAK

YA

Gambar 9. Diagram Alir Pendekatan Sistem

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa pihak UKM A membutuhkan Laporan Keuangan berupa Neraca dan Laporan Rugi Laba, yang menjadi output suatu Sistem Informasi Akuntansi. Setelah mengetahui

Sesuai ?

Analisis Transaksi bisnis

Permodelan Sistem

Sesuai ?

Model Sistem Informasi Akuntansi yang Menghasilkan Laporan Keuangan

(60)

kebutuhan UKM A tersebut, proses pendekatan sistem dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap transaksi bisnis yang telah dilakukan UKM A, sehingga dapat diketahui bentuk Sistem Informasi Akuntansi yang dibutuhkan.

Dari proses analisis transaksi bisnis yang dilakukan, diketahui bahwa UKM A melakukan bisnis usaha skala kecil yang tidak banyak terdapat variasi dalam transaksi bisnis yang dilakukan. Sehingga dalam proses permodelan sistem, diputuskan untuk membuat model Sistem Informasi Akuntansi sederhana yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna terhadap Laporan Keuangan, tetapi tidak menimbulkan kerumitan dengan sistem pendukung yang kurang diperlukan.

Setelah dihasilkan rancangan model Sistem Informasi Akuntansi sederhana, dilakukan kembali proses penyesuaian dengan kebutuhan pengguna. Jika model Sistem Informasi Akuntansi yang ada telah cukup sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka telah selesai proses pendekatan sistem yang digambarkan melalui diagram alir pendekatan sistem dan dihasilkan sebuah model Sistem Informasi Akuntansi.

4.4. Fase Perencanaan Sistem

(61)

Diagram alir fase perencanan sistem ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Perbaikan

Tidak Diterima

Diterima

Perbaikan

Tidak Diterima

Diterima

Gambar 10. Diagram alir fase perencanaan pembuatan Sistem Informasi Akuntansi untuk UKM A

Penentuan Sistem Perangkat lunak dan Ruang lingkup sistem dilanjutkan dengan peninjauan secara manajemen terhadap Sistem Informasi Akuntansi yang dilakukan oleh ahli akuntansi. Apabila Ruang lingkup sistem yang telah ditentukan dapat diterima, maka proses dilanjutkan dengan Aplikasi sistem, namun apabila tidak diterima, maka dilakukan perbaikan. Aplikasi sistem dilanjutkan dengan tinjauan teknis oleh pengguna yang telah

Mulai

Pendefinisian Sub Sistem Perangkat Lunak

Penentuan Ruang Lingkup Sistem dan Permodelan Sistem

Tinjauan Manajemen

Aplikasi Sistem

Tinjauan Teknis

Operasi Sistem

(62)

terlebih dahulu diberikan instruksi penggunaan. Apabila tinjauan manajemen diterima maka dilanjutkan dengan Operasi Sistem, dan Proses Perencanaan sistem selesai.

Ruang lingkup dari sistem yang dibuat adalah :

a. Sistem Informasi Akuntansi sederhana yang dapat menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan (Sistem A). Ruang lingkup sistem ini terdiri dari seperangkat file yang memuat file pencatat transaksi bisnis dan file Laporan Keuangan.

Dari ruang lingkup sistem yang ada, maka akan dibuat permodelan sistem yang terdiri dari :

1. Pengkodean Akun

Untuk memudahkan dalam mengolah data transaksi keuangan menjadi sebuah bentuk laporan keuangan, maka dibutuhkan pengelompokan dan pengkodean akun. Pengkodean akun didasarkan atas jenis akunnya. Klasifikasi jenis akun dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi Jenis Akun

Kode Akun Klasifikasi Akun

1-xxxx Aktiva 2-xxxx Kewajiban 3-xxxx Ekuitas 4-xxxx Pendapatan 5-xxxx Beban

Dengan adanya klasifikasi akun seperti diatas, maka akun-akun dapat diberi kode dalam Tabel 6.

Tabel 6. Pengkodean Akun

No.

1-0000 Aktiva Harta Debet

1-1000 Aktiva Lancar Harta Debet

1-1110 Kas Harta Debet 1-1300 Persediaan Barang

Dagang

(63)

Lanjutan Tabel 6.

1-2100 Peralatan Kantor Harta Debet

1-2110 HP Peralatan Kantor Harta Debet

1-2120 Akumulasi Penyusutan

Peralatan Kantor

Harta Debet

1-2200 Kendaraan Harta Debet

1-2210 HP Kendaraan Harta Debet

1-2220 Akumulasi Penyusutan

Kendaraan

Harta Debet

2-0000 Kewajiban Kewajiban Kredit

2-1000 Kewajiban

2-2200 Hutang Jangka Panjang Lain

Kewajiban Kredit

3-0000 Ekuitas Modal Kredit

3-1000 Modal Saham Modal Kredit

3-1110 Modal Saham A

3-1115 Penarikan Modal Saham A

3-1120 Modal Saham B

3-1125 Penarikan Modal Saham B

3-1130 Modal Saham C

3-1135 Penarikan Modal Saham C

3-1140 Modal Saham D

3-1145 Penarikan Modal Saham D

3-1150 Modal Saham E

3-1155 Penarikan Modal Saham E

3-2000 Laba Ditahan Modal Kredit

4-0000 Pendapatan Pendapatan Kredit

4-1000 Pendapatan Penjualan Pendapatan Kredit

4-2000 Pendapatan Jasa Dekorasi

Tanaman

Pendapatan Kredit

5-0000 Harga Pokok Penjualan

HPP Debet

6-0000 Biaya Biaya Debet

6-0010 Gaji Karyawan Biaya Debet

6-0020 Biaya Pemasaran Biaya Debet

6-0030 Biaya Transportasi Biaya Debet

6-0040 Perawatan Aktiva Biaya Debet

6-0040 Penyusutan Aktiva Biaya Debet

6-0050 Potongan Pembelian Biaya Debet

6-0060 Potongan Penjualan Biaya Debet

6-0070 Biaya Listrik Biaya Debet

6-0080 Biaya Telepon Biaya Debet

6-0090 Biaya Sewa Ruangan Biaya Debet

6-0100 Perlengkapan Kantor Biaya Debet

Gambar

Gambar 1. Simbol Dasar Bagan Alir Sistem
Gambar 2. Model Sistem Informasi Akuntansi
Gambar 3. Diagram Alir Sistem Distribusi
Gambar 4. Data Flow Diagram Level 0 Sistem distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Teori kekakuan harga: Teori kekakuan harga: penurunan tingkat harga yang tidak penurunan tingkat harga yang tidak diharapkan akan meninggalkan perusahaan dengan harga yang

FEAR OF SUCCESS PADA WANITA YANG BEKERJA DITINJAU DARI NEED FOR ACHIEVEMENT YANG DIMILIKI.. bcnar-benar merupakan hasil karya

Tujuan penelitian ini adalah untuk meng- analisis (1) perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab pada siswa yang diberikan pembelajaran model

(2004) serta Ting dan Huang (2009), Christiawan (2007) dalam penelitiannya pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang: Bursa Efek

Hasil penelitian usia terbanyak pada usia 46-55 tahun (37%), jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan (85,2%), kadar total kolesterol rerata 212,67±77,348, dosis

(Adalah amat penting untuk memastikan peti sejuk berada dalam keadaan yang bersih supaya ia tidak berbau. Makanan yang terlimpah hendaklah dibersihkan dengan serta merta

Meskipun secara fungsional, tujuan didirikannya SMK adalah untuk mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja, namun tidak menutup kemungkinan siswa ingin meningkatkan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, serta pembahasan terdapat beberapa strategi orang tua dalam mengajarkan interaksi sosial yaitu menirukan apa yang diucapkan oleh