SKRIPSI
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
DALAM MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN
PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG
PEMATANGSIANTAR
OLEH :
AZWAR NOVRI ANDI
070503104
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Laporan
Keuangan dalam Mengevaluasi Kinerja Keuangan PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Pematangsiantar” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi level Program S1-Reguler Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Medan, 22 Maret 2011 Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT dan shalawat serta
salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW atas segala berkah, nikmat, dan
petunjuk-Nya yang telah menyertai, membimbing dan memberikan kemampuan
serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul ”Analisis Laporan Keuangan dalam Mengevaluasi
Kinerja Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar”, yang
disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar sarjana.
Karya kecil ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tersayang
Bapakku Aswardi dan Ibuku Kasiem, tak cukup hanya sekedar ucapan terima
kasih atas doa dan kasih sayang serta segala sesuatu yang terbaik dan tak ternilai
harganya bagi penulis. Kakanda tercinta, Kak Yuni, Kak Ika dan Kak Iin, terima
kasih atas doa dan dukungannya, semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada
kita semua.
Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud berkat dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi.
3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku dosen pembanding/penguji I dan
Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding/penguji II.
5. Bapak Tatang Muliawan selaku Kepala Cabang PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Pematangsiantar, Bapak M.Rifai, Bapak Irman, serta pegawai
lainnya di PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Indah Djoesvita, terima kasih atas dukungan dan doa untuk keselamatan
dan keberhasilan penulis. Sahabatku semua, Lismed, Reihan, Faiza, Tina,
Ika, Nugie, Wikky, Igor, Igun, Sita, Ama, Rama, Sarah, Fadmi, Disi dan
semua anak Aks1 ’07, terima kasih atas semua hari-hari yang sangat
menyenangkan di masa perkuliahan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 22 Maret 2011 Penulis,
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar selama tahun 2008, 2009 dan 2010 jika dievaluasi dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah Quick Ratio, Loans to Deposit
Ratio, Primary Ratio, Capital Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity, Deposits Risk Ratio, Assets Risk Ratio, Leverage Multiplier dan Assets Utilization.
Rasio keuangan dianalisis berdasarkan laporan keuangan tahun 2008, 2009 dan 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dimana bahan-bahan dan data-data sehubungan dengan penelitian ini diperoleh dengan melakukan studi dokumentasi dan studi literatur. Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif, yang terdiri dari data primer dan data sekunder yang bersumber dari Pelaksana Sumber Daya Insani dan General Affair, Pelaksana Marketing, dan Pelaksana Accounting dari objek penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode komparatif.
Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa secara umum kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar pada tahun 2008, 2009 dan 2010 mengalami penurunan. Penurunan ini tidak berarti bahwa kinerja keuangan bank buruk. Walaupun terjadi penurunan, tetapi hasil perhitungan pada masing-masing rasio menunjukkan angka yang cukup tinggi kecuali pada rasio likuiditas dan solvabilitas.
ABSTRACT
The main purpose of this research was to find out how the financial performance of PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar during 2008, 2009 and 2010, if its evaluated by using analysis of financial ratios. Financial ratios used is the Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio, Primary Ratio, Capital Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity, Deposits Risk Ratio, Risk Assets Ratio, Leverage Multiplier and Assets Utilization. Financial ratios are analyzed on the basic of financial statements in 2008, 2009 and 2010.
This research is descriptive quantitative research where the materials and data obtained in connection with this research by studying the documentation and study of literature. Type of data collected in the form of qualitative and quantitative data, which consists of primary data and secondary data obtained from the Managing Human Resources and General Affairs, Managing Marketing, and Managing Accounting from the object of research. Methods of data analysis used is descriptive method and the comparative method.
The results of research conducted in general stated that the financial performance of PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar in 2008, 2009 and 2010 has decreased. This decrease does not mean that the bad bank's financial performance. Despite the decline, but the results of calculations at each ratio shows a fairly high rate unless the liquidity and solvency ratios.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1. Tujuan Penelitian ... 7
2. Manfaat Penelitian ... 7
D. Kerangka Konseptual ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 10
1. Laporan Keuangan ... 10
a. Pengertian Laporan Keuangan ... 10
b. Tujuan Laporan Keuangan ... 12
2. Analisis Laporan Keuangan ... 17
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 17
b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ... 17
c. Prosedur Analisis Laporan Keuangan ... 18
d. Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 19
e. Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan ... 20
f. Rasio Keuangan Bank ... 21
g. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan dengan Teknik Rasio ... 26
3. Evaluasi Kinerja ... 27
a. Pengertian dan Prosedur Evaluasi ... 27
b. Evaluasi Kinerja Keuangan ... 28
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34
B. Jenis dan Sumber Data ... 34
C. Teknik Pengumpulan Data ... 35
D. Metode Analisis Data ... 35
E. Responden ... 36
F. Tempat dan Jadwal Penelitian ... 36
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 38
a. Sejarah Singkat ... 38
b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 40
2. Laporan Keuangan Perusahaan ... 59
3. Rasio-rasio Keuangan Bank ... 65
a. Rasio Likuiditas ... 65
b. Rasio Solvabilitas ... 66
c. Rasio Profitabilitas ... 67
d. Rasio Risiko Usaha ... 69
e. Rasio Efisiensi Usaha ... 70
B. Analisis dan Evaluasi Hasil Penelitian ... 72
1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan ... 72
a. Neraca ... 72
b. Laporan Laba Rugi ... 74
2. Analisis dan Evaluasi Kinerja Keuangan dengan Analisis Rasio . 75 a. Analisis Likuiditas ... 75
b. Analisis Solvabilitas ... 77
c. Analisis Profitabilitas ... 79
d. Analisis Risiko Usaha ... 80
e. Analisis Efisiensi Usaha ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 84
B. Keterbatasan Penelitian ... 86
DAFTAR TABEL
Tabel Judul
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29
Halaman
Tabel 2.2 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu (Lanjutan) ... 30
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 37
Tabel 4.1 Neraca PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar
Per 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (dalam Rupiah) ... 60
Tabel 4.2 Neraca (Lanjutan) PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar Per 31 Desember 2008, 2009 dan 2010
(dalam Rupiah) ... 61
Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Tanggal
31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (dalam Rupiah) ... 62
Tabel 4.4 Laporan Laba Rugi (Lanjutan) PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Pematangsiantar Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Tanggal 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (dalam Rupiah) .. 63
Tabel 4.5 Laporan Laba Rugi (Lanjutan) PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Pematangsiantar Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Tanggal 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (dalam Rupiah) .. 64
Tabel 4.6 Rasio Likuiditas PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Tabel 4.7 Rasio Solvabilitas PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar Tahun 2008, 2009, dan 2010 ... 66
Tabel 4.8 Rasio Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar Tahun 2008, 2009, dan 2010 ... 66
Tabel 4.9 Rasio Risiko Usaha PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar Tahun 2008, 2009, dan 2010 ... 67
Tabel 4.10 Rasio Efisiensi Usaha PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar Tahun 2008, 2009, dan 2010 ... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar ... 88
Lampiran 2 Tabel Ringkasan Rasio Keuangan PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Pematangsiantar Per 31 Desember 2008, 2009,
dan 2010 ... 89
Lampiran 3 Persentase Kenaikan atau Penurunan Komponen Neraca
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar ... 93
Lampiran 4 Persentase Kenaikan atau Penurunan Komponen Laporan
Laba Rugi PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar ... 94
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar selama tahun 2008, 2009 dan 2010 jika dievaluasi dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah Quick Ratio, Loans to Deposit
Ratio, Primary Ratio, Capital Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity, Deposits Risk Ratio, Assets Risk Ratio, Leverage Multiplier dan Assets Utilization.
Rasio keuangan dianalisis berdasarkan laporan keuangan tahun 2008, 2009 dan 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dimana bahan-bahan dan data-data sehubungan dengan penelitian ini diperoleh dengan melakukan studi dokumentasi dan studi literatur. Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif, yang terdiri dari data primer dan data sekunder yang bersumber dari Pelaksana Sumber Daya Insani dan General Affair, Pelaksana Marketing, dan Pelaksana Accounting dari objek penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode komparatif.
Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa secara umum kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar pada tahun 2008, 2009 dan 2010 mengalami penurunan. Penurunan ini tidak berarti bahwa kinerja keuangan bank buruk. Walaupun terjadi penurunan, tetapi hasil perhitungan pada masing-masing rasio menunjukkan angka yang cukup tinggi kecuali pada rasio likuiditas dan solvabilitas.
ABSTRACT
The main purpose of this research was to find out how the financial performance of PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar during 2008, 2009 and 2010, if its evaluated by using analysis of financial ratios. Financial ratios used is the Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio, Primary Ratio, Capital Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity, Deposits Risk Ratio, Risk Assets Ratio, Leverage Multiplier and Assets Utilization. Financial ratios are analyzed on the basic of financial statements in 2008, 2009 and 2010.
This research is descriptive quantitative research where the materials and data obtained in connection with this research by studying the documentation and study of literature. Type of data collected in the form of qualitative and quantitative data, which consists of primary data and secondary data obtained from the Managing Human Resources and General Affairs, Managing Marketing, and Managing Accounting from the object of research. Methods of data analysis used is descriptive method and the comparative method.
The results of research conducted in general stated that the financial performance of PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar in 2008, 2009 and 2010 has decreased. This decrease does not mean that the bad bank's financial performance. Despite the decline, but the results of calculations at each ratio shows a fairly high rate unless the liquidity and solvency ratios.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perbankan syariah di Indonesia tampaknya sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Lahirnya Undang-undang No.10 tahun 1998
tentang perubahan atas Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan telah
membuka peluang tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia. Data yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada Desember 2005 menyatakan bahwa
terdapat tiga Bank Umum Syariah dan 19 Unit Usaha Syariah dengan total asset
lebih dari Rp 20,8 triliun (belum termasuk BPR Syariah) yang beroperasi di
berbagai wilayah di Indonesia (Bank Indonesia, 2006). Sekitar lima tahun
kemudian, tepatnya pada November 2010, di Indonesia telah terdapat sebelas
Bank Umum Syariah dan 23 Unit Usaha Syariah dengan total asset mencapai Rp
90 triliun, belum termasuk BPR Syariah (Bank Indonesia, 2010). Pencapaian
prestasi yang luar biasa bagi perbankan syariah di Indonesia juga ditandai dengan
meningkatnya pangsa pasar perbankan syariah. Pada Desember 2007, pangsa
pasar perbankan syariah sebesar 1,76% dari pangsa pasar perbankan nasional
(Bank Indonesia, 2008) dan pada tahun 2009 telah mencapai 2,4% (Bank
Indonesia, 2010).
Semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank
konvensional menyebabkan bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang
baik agar dapat bersaing dalam ketatnya pasar perbankan nasional di Indonesia.
memiliki asset lebih dari Rp 22 triliun pada tahun 2009 (Bank Syariah Mandiri,
2010) dan memiliki 105 kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
(Bank Indonesia, 2010). Sebagai bank syariah besar di Indonesia, kinerja
keuangan Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu tolak ukur penilaian
nasabah akan kinerja keuangan bank syariah yang ada di Indonesia.
Perusahaan perbankan, tidak terkecuali Bank Syariah Mandiri mempunyai
tujuan yang sama yaitu profit (laba), growth (pertumbuhan) dan survive
(kelangsungan hidup perusahaan). Tujuan tersebut harus dapat dicapai oleh semua
pihak yang ada dalam perusahaan perbankan tersebut. Proses penetapan dan
pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan, serta kecepatan
manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola perusahaan.
Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga tujuan
perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien.
Hal yang lebih spesifik lagi yaitu menyangkut kebijakan manajemen
perbankan. Dalam dunia perbankan, kebijakan manajemen merupakan suatu hal
yang paling diperhatikan oleh masyarakat sebagai nasabah maupun calon nasabah.
Semakin baik kinerja keuangannya maka bank akan semakin berkembang karena
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut sehingga
akan meningkatkan jumlah nasabahnya. Oleh karena itu, pihak manajemen
perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai informasi tentang
keadaan atau kondisi keuangan yang dialami. Melalui informasi tersebut
manajemen dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjalankan dan
Informasi tersebut dapat diperoleh melalui laporan keuangan. Laporan
keuangan menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga
memudahkan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi
mereka untuk mengomunikasikan kinerja keuangan perusahaan yang dikelolanya
kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang disajikan dapat
diartikan dari angka-angka yang ada di laporan keuangan dengan melakukan
analisis.
Proses evaluasi kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangan
salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan analisis laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan perbankan adalah analisis rasio. Analisis rasio dapat membantu
pengguna laporan keuangan untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai
kesehatan keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang umumnya digunakan
adalah rasio neraca dan rasio laba rugi. Rasio neraca meringkas beberapa aspek
dari kondisi keuangan perusahaan untuk suatu periode dengan neraca yang telah
dibuat, sedangkan rasio laba rugi meringkas aspek kinerja keuangan perusahaan
selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Analisis rasio dapat
mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi atau kinerja yang sulit dideteksi dengan mempelajari
masing-masing komponen yang membentuk rasio.
Penelitian mengenai analisis laporan keuangan dalam mengevaluasi
berbeda-beda serta tahun-tahun penelitian yang berberbeda-beda pula. Inanda (2007) melakukan
penilaian kinerja keuangan pada PT Pertamina Ep. Area Rantau-Aceh Tamiang
tahun 2003 dan 2004. Habibie (2007) melakukan analisis pada PT BTN (Persero)
Cabang Medan periode 2005 dan 2006. Hasilnya, secara umum kinerja keuangan
bank tersebut mengalami peningkatan. Selanjutnya Nasution (2008) melakukan
penelitian pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan dengan periode penelitian
2005, 2006 dan 2007. Sedangkan Indriani (2009) mengambil objek PT Pertani
Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara tetapi hanya menggunakan rasio
aktivitas dan profitabilitas. Selengkapnya mengenai penelitian terdahulu dapat
dilihat pada bagian Tinjauan Penelitian Terdahulu.
Penelitian ini akan menganalisis laporan keuangan PT Bank Syariah
Mandiri Cabang Pematangsiantar dengan menggunakan analisis rasio guna
menilai kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio yang digunakan terdiri dari
rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, rasio resiko usaha bank dan rasio
efisiensi usaha. Rasio likuiditas yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dari
Quick Ratio dan Loans to Deposit Ratio (LDR). Rasio solvabilitas menggunakan
Primary Ratio dan Capital Ratio. Rasio profitabilitas menggunakan Net Profit
Margin dan Return on Equity. Rasio resiko usaha bank menggunakan Deposit
Risk Ratio dan Assets Risk Ratio sedangkan rasio efisiensi usaha menggunkaan
Leverage Multiplier dan Assets Utilization. Kelima jenis rasio keuangan tersebut
dapat digunakan pada perusahaan yang menganut akuntansi syariah seperti Bank
Syariah Mandiri karena setiap unsur dalam rasio tersebut dapat diperoleh dari
Masing-masing rasio tersebut memiliki berbagai alasan tersendiri dalam
pemilihannya sebagai alat analisis laporan keuangan yang dilakukan dalam
penelitian ini. Quick Ratio digunakan berkaitan dengan dana yang dihimpun bank
dari pihak ketiga yaitu berupa Giro, Tabungan dan Deposito. Rasio ini akan
mengukur kemampuan bank membayar kembali kewajibannya kepada para
deposan dengan cash assets yang dimilikinya. Loans to Deposit Ratio (LDR)
berkaitan dengan kemampuan bank menarik kembali kredit yang diberikan kepada
masyarakat. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali
kewajibannya kepada para deposan dan pemilik modal dengan cara menarik
kembali kredit-kredit yang telah diberikan.
Primary Ratio mewakili kecukupan modal bank dalam menutupi kerugian
yang tidak dapat dihindarkan. Capital Ratio digunakan berkaitan dengan
kemampuan bank menutupi kemungkinan kegagalan dalam proses permodalan
kredit. Selanjutnya Net Profit Margin mewakili profitabilitas bank untuk
mengukur kemampuan bank menghasilkan net income dari kegiatan operasional
sedangkan Return on Equity mengukur kemampuan bank menghasilkan net
income dari kemampuan manajemen dalam mengelola capital. Dalam hal risiko
usaha, Deposit Risk Ratio berkaitan dengan kemampuan permodalan bank dalam
memenuhi kemungkinan kegagalan pemenuhan kewajiban kepada para deposan
yang menyimpan dananya dan Assets Risk Ratio berkaitan dengan risiko yang
mengakibatkan penurunan terhadap aktiva. Terakhir, Leverage Multiplier dan
biaya tetap yang dikeluarkan bank dalam mengelola aktivanya dan pemanfaatan
aktiva dalam menghasilkan income.
Berdasarkan laporan keuangan yang diperoleh, laba bersih PT Bank
Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar tahun 2008 tercatat sebesar Rp
18.551.002.484,81, tahun 2009 sebesar Rp 18.907.926.808,09 sedangkan tahun
2010 tercatat sebesar Rp 23.351.213.034,15. Dilihat dari jumlah nasabah yang
terdiri dari nasabah pembiayaan dan nasabah pendanaan, tercatat pada tahun 2008
sebesar 15.519 nasabah, tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 14.950
nasabah dan pada tahun 2010 kembali mengalami kenaikan menjadi 17.576
nasabah. Hal tersebut menunjukkan kondisi yang tidak stabil yang ditandai
dengan keadaan yang fluktuatif dalam hal jumlah nasabah. Suatu analisis laporan
keuangan akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan agar diperoleh
peningkatan kinerja keuangan yang stabil di masa yang akan datang.
Melalui analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode rasio
tersebut akan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan atau
penyusunan kebijakan untuk masa yang akan datang demi terciptanya peningkatan
hasil dari kinerja keuangan perusahaan. Melihat betapa pentingnya dilakukan
analisis terhadap laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis laporan
keuangan dalam mengevaluasi kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri
B. Perumusan Masalah
Peneliti mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
penulisan skripsi ini dalam bentuk pertanyaan untuk mengarahkan dan
memudahkan dalam melakukan penelitian yang lebih terfokus dan sistematis,
yaitu: “bagaimana kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar selama tahun 2008, 2009 dan 2010 jika dievaluasi dengan
menggunakan analisis rasio keuangan?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang disimpulkan oleh peneliti berdasarkan
perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya adalah untuk
mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar selama tahun 2008, 2009 dan 2010 jika dievaluasi dengan
menggunakan analisis rasio keuangan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
a. bagi peneliti, penelitian ini memberikan wawasan dan pemahaman
mendalam tentang analisis laporan keuangan untuk mengevaluasi
kinerja keuangan perusahaan,
b. bagi perusahaan yang diteliti, hasil penelitian ini diharapkan
ditetapkan untuk masa yang akan datang serta sebagai bahan untuk
evaluasi, perencanaan maupun kontrol bagi pihak manajemen,
c. bagi nasabah dan calon nasabah, hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil
keputusan untuk menyimpan dana ataupun mengajukan
permohonan kredit pada bank,
d. bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.
D. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi oleh peneliti sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual ini
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek
permasalahan.
Berikut ini peneliti akan memberikan kerangka konseptual untuk
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar
Laporan Keuangan Neraca Tahun 2008, 2009 dan 2010
Laporan Laba Rugi Tahun 2008, 2009 dan 2010
Analisis Laporan Keuangan Metode Rasio :
1. Rasio likuiditas Quick Ratio
Loans to Deposit Ratio (LDR)
2. Rasio solvabilitas Primary Ratio
Capital Ratio
3. Rasio profitabilitas
Net Profit Margin (NPM)
Return on Equity (ROE)
4. Rasio resiko usaha bank Deposit Risk Ratio
Assets Risk Ratio
5. Rasio efisiensi usaha Leverage Multiplier
Assets Utilization.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah
sebagai pembukuan. Akan tetapi, untuk selanjutnya laporan keuangan
juga dijadikan sebagai dasar untuk menentukan dan menilai posisi
keuangan suatu perusahaan, dimana hasil analisis tersebut bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dapat dijadikan alat untuk mengambil suatu
keputusan.
Laporan keuangan juga sering dinyatakan sebagai produk akhir
dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat
mengetahui keadaan dan posisi keuangan dari laporan keuangan yang
disusun dan disajikan oleh perusahaan.
Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007:1) mengemukakan bahwa,
laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Selanjutnya Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa,
laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability. Dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut Munawir (2007:2), “laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.”
Berdasarkan atas defenisi tersebut kita dapat melihat bahwa
laporan keuangan perusahaan berisi daftar-daftar yang menunjukkan
posisi keuangan dan hasil usaha selama satu periode tertentu. Pemakai
laporan keuangan meliputi investor, pemilik perusahaan, pemberi
pinjaman (kreditor), karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah serta
lembaganya dan masyarakat. Laporan keuangan merupakan informasi
sekaligus pertanggungjawaban pihak manajemen kepada pihak internal
perusahaan maupun pihak eksternal yang mempunyai hubungan dengan
perusahaan. Dengan demikian, laporan keuangan bukanlah merupakan
tujuan tetapi sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan menurut Kasmir (2009:10)
adalah “memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar
perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.” Laporan
keuangan pada hakekatnya bersifat umum dalam arti laporan tersebut
ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang
berbeda sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi
Keuangan (2007:3), “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.”
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa bagi
pengelola atau manajemen perusahaan, dengan mengetahui kondisi
keuangan pada periode yang lalu akan dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk mengambil keputusan dan tindakan serta kebijakan untuk
kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Bagi pemilik
perusahaan sangat berkepentingan dengan laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan, sebab dengan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan akan dapat diramalkan kondisi perusahaan pada masa
yang akan datang, sehingga dapat dipertimbangkan langkah apa yang
Bagi kreditor dan calon kreditor perlu mempelajari atau
menganalisis informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman untuk memberikan atau menolak
pemberian kredit kepada perusahaan tersebut. Selain itu, bagi investor
dan calon investor, laporan keuangan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menginvestasikan modalnya di perusahaan tersebut.
Bagi pemerintah di mana perusahaan tersebut beroperasi sangat
berkepentingan dengan laporan keuangan dalam hal pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan perpajakan untuk menentukan jumlah
pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
c. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.
Laporan keuangan bank yang disajikan sesuai Standar Akuntansi
Keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam penulisan
skripsi ini, penulis hanya menjelaskan mengenai neraca dan laporan laba
rugi karena dalam skripsi ini rasio keuangan yang digunakan hanya
1) Neraca (Balance Sheet)
Harahap (2008:107) mengemukakan bahwa “laporan neraca
atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan.
Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal
pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan
merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.”
Selanjutnya Djarwanto (2001:15) mendefenisikan neraca sebagai
“suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), hutang
(liabilities) dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup
yakni akhir bulan, akhir triwulan atau akhir tahun.”
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar
Akuntansi Keuangan PSAK No.1 (2007:1.9), informasi yang
disajikan dalam neraca adalah sebagai berikut:
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos berikut:
a) aset berwujud; b) aset tidak berwujud; c) aset keuangan;
d) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
e) persediaan;
f) piutang usaha dan piutang lainnya; g) kas dan setara kas;
h) utang usaha dan utang lainnya; i) kewajiban yang diestimasi;
j) kewajiban berbunga jangka panjang; k) hak minoritas; dan
Neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk menurut
penyajiannya. Bentuk neraca yang umum digunakan menurut
Harahap (2002:75) akan dijelaskan berikut ini.
a) Bentuk neraca staffel atau report form
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.
b) Bentuk kedua neraca skontro atau account form
Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah-menyebelah.
c) Bentuk yang menyajikan posisi keuangan (financial
position form)
Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.
2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Perusahaan yang didirikan selalu berusaha untuk mencari
keuntungan semaksimal mungkin dan untuk mengetahui sejauh
mana perusahaan telah memperoleh keuntungan, maka dapat
diketahui melalui laporan laba rugi. Munawir (2007:26)
menyatakan bahwa “laporan laba rugi merupakan suatu laporan
yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang
diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.” Laba
atau rugi diperoleh dengan membandingkan penghasilan selama
jangka waktu tertentu dengan biayanya. Meningkatnya aktiva
aktiva sehubungan dengan operasi perusahaan dalam pembentukan
hasil disebut biaya. Saldo dari hasil dikurangi dengan biaya pada
akhir suatu periode dinyatakan sebagai laba atau rugi bersih untuk
periode tersebut.
Menurut Munawir (2007:26), prinsip-prinsip yang
umumnya diterapkan dalam penyusunan laporan laba rugi adalah
sebagai berikut:
a) Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang/service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
b) Bagian kedua merupakan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum/administrasi
(operating expense).
c) Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan
(non operating/financial income dan expenses).
d) Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Bentuk laporan laba rugi yang biasa digunakan menurut
Munawir (2007:26) adalah :
a) Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua hasil menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.
2. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Wild dkk (2005:3) “analisis laporan keuangan (financial
statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk
laporan keuangan yang bertujuan umum dan data-data yang berkaitan
untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam
analisis bisnis.” Proses pengambilan keputusan analisis laporan keuangan
akan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan dan intuisi. Dalam
proses analisis bisnis, analisis laporan keuangan dapat dijadikan dasar
yang sistematis dan efektif.
b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan keuangan bertujuan untuk mengetahui
apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan
perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Indikator memuaskan
atau tidak memuaskan dapat dilihat dengan menggunakan kinerja masa
lalu yang dibandingkan dengan kinerja saat ini. Selain itu, perusahaan
juga dapat memprediksi likuiditas, profitabilitas, dan arus kas yang
memungkinkan untuk dicapai di masa mendatang. Tujuan lain dari
analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah
perusahaan dengan cara mengidentifikasi letak masalah yang ada.
Manfaat analisis laporan keuangan menurut Bringham (2006:94)
Dari sudut pandang seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut padang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.
c. Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Prosedur analisis laporan keuangan dalam mengevaluasi kinerja
keuangan bank (Abdullah, 2005:120) meliputi tahapan berikut.
1) Review data laporan
Merupakan aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal, baik sifat atau jenis perusahaan yang melaporkan maupun sistem akuntansi yang berlaku.
Sistem akuntansi yang diterapkan dalam memberi pengakuan terhadap pendapatan dan biaya akan menentukan jumlah pendapatan maupun laba yang dihasilkan perusahaan.
2) Menghitung
Dengan menggunakan berbagi metode dan teknik analisis dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, persentase per komponen, analisis rasio keuangan dan lain-lain. Dengan metode atau teknik apa yang akan digunakan dalam perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisa.
3) Membandingkan/mengukur
Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah sangat baik, baik, sedang, kurang baik, dan seterusnya. Ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan rasio financial perusahaan yaitu:
a) Cross sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi
dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.
b) Time series analysis dilakukan dengan jalan
membandingkan hasil yang dicapai perusahaan dari periode yang satu ke periode lainnya. Dengan perbandingan semacam ini akan diketahui hasil yang dicapai perusahaan, apakah mengalami kemajuan atau kemunduran.
4) Menginterpretasi
yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan apa yang dicapai perusahaan dalam pengelolaan keuangan.
5) Solusi
Merupakan langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisa. Dengan memahami problem keuangan yang dihadapi perusahaan maka akan ditempuh solusi yang tepat.
d. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Abdullah (2005:123), berdasarkan tekniknya analisis
laporan keuangan dapat dibedakan menjadi delapan bagian.
1) Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).
2) Analisa Trend (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan penaikan atau penurunan. Hal yang membedakan antara kedua teknik ini adalah tahun atau periode pembanding. Apabila analisa perbandingan menggunakan tahun sebelumnya (n-1) sebagai tahun pembanding, maka analisa trend menggunakan tahun dasar (P0) sebagai tahun pembanding.
3) Analisa Persentase per Komponen (Common Size), teknik analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva seluruhnya. Juga untuk mengetahui berapa besar proporsi setiap pos aktiva maupun utang terhadap keseluruhan/total aktiva maupun utang.
4) Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisa untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. Selain mengetahui posisi modal kerja juga dimaksudkan untuk mengetahui sebab-sebab terjadi perubahan modal kerja dalam suatu periode tertentu.
5) Analisa Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab-sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu. 6) Analisa Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan
7) Analisa Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisa untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. Analisis ini juga dimaksudkan untuk mengetahui posisi laba yang di-bugdet-kan dengan laba yang benar-benar dapat dihasilkan.
8) Analisa Break Even, merupakan teknik analisa untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.
e. Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian teknik analisis laporan
keuangan, analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan mempelajari hubungan antara berbagai
pos-pos dalam laporan keuangan. Hubungan antara pos-pos-pos-pos tersebut
dinyatakan dengan angka yang disebut dengan rasio. Menurut Djarwanto
(2004:143) bahwa “rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu
angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur
lainnya dalam laporan keuangan.”
Analisis laporan keuangan dengan teknik rasio merupakan hal
yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan memberikan
pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Teknik ini juga sangat
penting dan berguna bagi manajer keuangan maupun pihak-pihak lain di
luar perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat digunakan oleh manajer
keuangan untuk menilai kinerja yang telah dicapai perusahaan, yang
selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan
Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan oleh pihak di luar
perusahaan yang umumnya berkepentingan terhadap prospek perusahaan
di masa yang akan datang. Selain itu, analisis rasio keuangan dapat
digunakan untuk memprediksi kebangkrutan usaha dan menganalisis
pemberian kredit.
Pentingnya analisis rasio keuangan juga dapat dipakai untuk
mendapatkan tolak ukur yang digunakan untuk membandingkan kinerja
suatu perusahaan pada tahun-tahun tertentu dengan kinerja tahun-tahun
sebelumnya dan sesudahnya. Dalam hal persaingan usaha, analisis rasio
keuangan juga dapat digunakan untuk membandingkan kinerja
perusahaan dengan kinerja perusahaan lain dalam industri yang sama.
f. Rasio Keuangan Bank
Rasio-rasio keuangan perbankan menurut Sawir (2005:28)
diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu “rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio resiko usaha bank dan rasio
efisiensi usaha.”
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merujuk kepada kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, termasuk utang jangka
panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, membayar
kembali semua deposan serta dapat memenuhi permintaan kredit
Menurut Sawir (2005:29) rasio likuiditas terdiri dari:
a) Quick Ratio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam
membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang dimilikinya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Quick ratio ini dapat dihitung dengan:
b) Banking Ratio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank
dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposannya yang telah menyimpan dananya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
c) Cash Ratio, rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam
membayar kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan cash
assets yang dimilikinya. Semakin tinggi rasionya semakin
tinggi pula tingkat likuiditasnya.
d) Loans to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi permintaan para debitur dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi rasionya maka yang terjadi justru sebaliknya yaitu semakin rendah tingkat likuiditasnya.
e) Loans to Deposit Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan
bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada para deposan dan pemilik modal dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik.
2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan
permodalan bank dalam mendukung kegiatan bank yang dilakukan
dihindarkan. Rasio solvabilitas sering juga disebut sebagai rasio
permodalan. Menurut Sawir (2005:38) rasio solvabilitas terdiri dari:
a) Primary Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan permodalan
pada suatu bank untuk menutupi penurunan aktivitasnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Semakin tinggi rasionya menunjukka n hasil yang semakin baik.
b) Capital Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan permodalan
pada suatu bank untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
c) Capital Adequacy Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan
permodalan pada suatu bank setelah dikurangi aktiva tetap dan untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
3) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Ali
(2004:66), “profitability merupakan indikator dari kemampuan bank
untuk mengatasi risiko dan atau untuk mempertahankan kecukupan
modal.” Jika profitabilitas rendah maka bank tidak akan mampu
menambah permodalannya. Selain itu, rasio profitabilitas juga
bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
Menurut Sawir (2005:31) rasio profitabilitas terdiri dari:
a) Gross Profit Margin, rasio untuk mengetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni.
b) Net Profit Margin, rasio untuk mengetahui kemampuan bank
dalam menghasilkan net income ditinjau dari sudut operating
income-nya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang
semakin baik.
c) Return on Equity Capital, rasio untuk mengetahui kemampuan
manajemen bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari sudut equity capital-nya. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
d) Return on Total Assets, rasio untuk mengetahui kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai pendapatan. Semakin tinggi rasionya akan menunjukka n hasil yang semakin baik.
e) Interest Margin on Loans,rasio ini untuk mengetahui
kemampuan perkreditan bank dalam menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi rasio yang dimiliki menunjukkan hasil yang semakin baik.
f) Return on Invesment, rasio untuk mengetahui kemampuan
4) Rasio Risiko Usaha Bank
Rasio risiko usaha bank digunakan untuk mengetahui berbagai
risiko usaha yang dihadapi oleh bank dalam bisnis perbankan.
Menurut Sawir (2005:34) rasio risiko usaha bank terdiri dari:
a) Deposit Risk Ratio, yaitu rasio untuk mengukur permodalan
yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan untuk memenuhi kemungkinan kegagalan dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan dananya. Semakin tinggi rasionya menunjukkan hasil yang semakin baik.
b) Assets Risk Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan
modal dalam menyerap risiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap aktiva bank yang bersangkutan. Semakin tinggi rasionya akan menunjukkan hasil yang semakin baik.
5) Rasio Efisiensi Usaha
Rasio efisiensi usaha digunakan untuk mengukur kinerja
manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua
faktor-faktor produksinya dengan efisien. Melalui rasio ini dapat diukur
secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh
manajemen bank. Menurut Sawir (2005:39) rasio efisiensi usaha
terdiri dari:
a) Leverage Multiplier, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan
b) Assets Utilization, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasai untuk menghasilkan total income. Semakin tinggi rasio ini akan menunjukka n hasil yang semakin baik.
g. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan dengan Teknik Rasio
Analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan
memang memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak dalam
pengambilan keputusan perusahaan. Tetapi bukan berarti dapat menjamin
posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Perhitungan yang dibuat
belum tentu menggambarkan kondisi keuangan yang sesungguhnya dari
perusahaan tetapi setidaknya dapat memberikan gambaran yang akan
terjadi.
Weston dalam Kasmir (2009:117) menyebutkan kelemahan rasio
keuangan adalah sebagai berikut:
1) Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian, data tersebut ditafsirkan dengan berbagai macam cara, misalnya masing-masing perusahaan menggunakan:
a) metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan terhadap aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusutan setiap periode juga berbeda; atau
b) penilaian sediaan yang berbeda.
2) Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula, (dapat naik atau turun), tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut.
3) Adanya manipulasi data, artinya dalam menyusun data, pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesungguhnya.
pengembangan, biaya perencanaan pensiun, merger, jaminan kualitas pada barang jadi dan cadangan kredit macet.
5) Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
6) Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperatif akan ikut berpengaruh.
7) Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik.
3. Evaluasi Kinerja
a. Pengertian dan Prosedur Evaluasi
Menurut Umar (2002:36), penilaian atau evaluasi merupakan,
suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Kegiatan evaluasi membutuhkan data yang relevan untuk dianalisis
sehingga menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan tersendiri.
Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah prosesnya
sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Menurut Umar (2002:39),
tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan adalah sebagai berikut:
1) Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi, dapat mengacu pada program kerja perusahaan. Di sana banyak terdapat aspek-aspek yang kiranya dapat dan perlu dievaluasi. Tetapi, biasanya yang diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi key-success factors-nya.
dilalui, siapa saja yang akan dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.
3) Pengumpulan data. Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
4) Pengolahan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya, dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk menghasilkan gap. Besarnya gap akan disesuaikan dengan tolok ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.
5) Pelaporan hasil evaluasi. Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis dan diinformasikan baik secara lisan maupun tulisan.
6) Tindak lanjut hasil evalusi. Evalusi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh karena itu, hasil evalusi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.
b. Evalusi Kinerja Keuangan
Menurut Payaman (2005:20) “evaluasi kinerja adalah suatu
sistem dan cara penilaian pencapaian hasil kerja suatu perusahaan atau
organisasi dan penilaian pencapaian hasil kerja setiap individu yang
bekerja di dalam dan untuk perusahaan tersebut.” Evaluasi kinerja yang
dilakukan dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada dua aspek
yaitu evaluasi kinerja terhadap aspek keuangan dan non-keuangan.
Evaluasi kinerja keuangan didasarkan pada laporan keuangan,
sedangkan evaluasi kinerja non-keuangan tergantung pada bidang apa
sumber daya manusia dan lain-lain. Dalam skripsi ini, peneliti hanya
membahas evaluasi kinerja keuangan saja.
Evalusi kinerja keuangan perusahaan dilakukan untuk mengetahui
posisi perusahaan, apakah telah sesuai dengan standar atau terjadi
kelambatan ataupun penyimpangan. Jika hal tersebut terjadi, melalui
evaluasi kinerja keuangan maka akan dapat diambil tindakan perbaikan
guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis laporan keuangan dalam mengevaluasi
kinerja keuangan telah banyak dilakukan di Indonesia dengan objek penelitian
yang berbeda-beda. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan penelitian ini secara ringkas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Nama Peneliti Judul Penelitian Rasio Hasil Penelitian Silvani Inanda Over, Equity to Total Asset
Sumber: diolah peneliti, 2011
Berikut ini akan dijelaskan secara lebih lengkap mengenai penelitian
1. Donny Rahdian Habibie (2007) meneliti tentang analisis kinerja keuangan
perusahaan dengan menggunakan metode rasio pada PT BTN (Persero)
Cabang Medan pada periode 2005 dan 2006. Rasio yang digunakan adalah
Quick Ratio, Cash ratio, Loan to Assets Ratio, Primary Ratio, Capital
Ratio, CAR, GPM, NPM, Return on Equity Capital, Deposit Risk Ratio,
Assets Risk Ratio, Leverage Multiplier, dan Assets Utilization.
Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini maka
diperoleh kesimpulan:
a. Quick Ratio pada tahun 2005 yaitu 0,722% dan pada tahun 2006
sebesar 1,247% yang berarti mengalami kenaikan sebesar 0,525%.
b. Primary Ratio tahun 2005 sebesar 0,931% dan pada tahun 2006
menjadi 3,305%, artinya mengalami kenaikan sebesar 2,374%.
c. Capital Ratio pada tahun 2005 sebesar 1,509% dan pada tahun 2006
meningkat sebesar 4,440% menjadi 5,949%.
d. NPM pada tahun 2005 sebesar 10,597% dan pada tahun 2006
mengalami peningkatan menjadi 38,056%. Artinya NPM mengalami
kenaikan sebesar 27,459%.
e. Tahun 2005 Deposit Risk Ratio sebesar 0,977% dan tahun 2006
meningkat sebesar 2,599% menjadi 3,576%.
f. Assets Risk Ratio tahun 2005 sebesar 0,977% dan tahun 2006 sebesar
3,343% yang artinya meningkat sebesar 2,405%.
g. Leverage Multiplier tahun 2005 sebesar 10.736,030% dan pada tahun
h. Assets Utilization pada tahun 2005 sebesar 12,687% dan pada tahun
2006 sebesar 13,784% artinya mengalami kenaikan 1,097%.
2. Silvani Inanda (2007) meneliti tentang analisis laporan keuangan sebagai
alat penilaian kinerja keuangan pada PT Pertamina Ep. Area Rantau-Aceh
Tamiang pada periode 2003 dan 2004. Rasio yang digunakan adalah ROE,
ROI, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turn Over,
Total Assets Turn Over, dan Equity to Total Asset. Berdasarkan hasil
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini maka diperoleh
kesimpulan bahwa ROE mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 sebesar
54,77% dan pada tahun 2004 sebesar 162,18%.
3. Arfian Zuhri Nasution (2008) meneliti tentang peranan rasio keuangan
dalam mengukur kinerja keuangan PT Bank Sumut Cabang Utama Medan
pada periode 2005, 2006, dan 2007. Rasio yang digunakan adalah APYD
terhadap total aktiva produktif, tingkat kecukupan pembentukan PPAP,
return on asset, net interest income, BOPO, dan LDR. Berdasarkan hasil
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini maka diperoleh
kesimpulan bahwa LDR pada tahun 2005 sebesar 31,77% dan mengalami
penurunan sebesar 4,02% pada tahun 2006 menjadi 27,75%. Sedangkan
pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 1,54% menjadi 29,29%.
4. Indriani (2009) meneliti tentang analisis laporan keuangan sebagai dasar
penilaian kinerja keuangan pada PT Pertani (Persero) Kantor Cabang
Pemasaran Sumatera Utara pada periode 2005, 2006 dan 2007. Rasio yang
Receivable Turnover, Inventory Turnover, GPM, Operating Profit Margin,
NPM, Opertaing Ratio dan ROI. Berdasarkan hasil penelitian yang
berkaitan dengan penelitian ini maka diperoleh kesimpulan bahwa NPM
pada tahun 2005 sebesar 1,88% dan mengalami peningkatan pada tahun
2006 menjadi sebesar 5,61% sedangkan tahun 2007 mengalami penurunan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif deskriptif.
Menurut Bungin (2005:36), “penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi,
atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian
itu berdasarkan apa yang terjadi.” Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang sebenarnya mengenai perkembangan kinerja keuangan
perusahaan.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif, yang
terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2005:14), “data
kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang
diangkakan.”
1. Data primer. Menurut Erlina (2008:36), “data primer merupakan data yang
dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan
bank yang digunakan, penilaian kinerja dan data lainnya yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut yang mendukung penelitian ini.
2. Data sekunder. Menurut Erlina (2008:36), “data sekunder dikumpulkan
dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh
pihak lain sebelumnya.” Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari
Neraca, Laporan Laba Rugi, sejarah singkat perusahaan, dan struktur
organisasi serta data-data lainnya yang tidak membutuhkan pengolahan
yang mendukung penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu:
1. studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian,
2. studi literatur, yaitu mengumpulkan dan mempelajari teori-teori dan
literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2001:24), “metode deskriptif, yaitu
dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang
diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
mengumpulkan data, disusun, dianalisis, serta diinterpretasikan sehingga
diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai bagaimana kinerja
keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan pada PT Bank
Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar.
2. metode komparatif. Menurut Sugiyono (2001:25), “metode komparatif
adalah metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan data tahun
yang diteliti dengan tahun sebelumnya.” Data dalam penelitian ini adalah
data historis perusahaan tahun 2008, 2009, dan 2010.
E. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Pelaksana Sumber Daya Insani dan
General Affair, Pelaksana Marketing, dan Pelaksana Accounting yang berkaitan
dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
F. Tempat dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Pematangsiantar yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan No.1
Tabel 3.1
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat
Kehadiran Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter
1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung
politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat
hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia
usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. Bank Susila
Bakti berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut
juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
sebagai pemilik mayoritas baru Bank Susila Bakti.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan
Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon
atas diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998, yang memberi
peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan Undang-undang tersebut merupakan momentum yang tepat
untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional
menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga
kegiatan usaha Bank Susila Bakti berubah dari bank konvensional menjadi
bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH,
No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha Bank Susila Bakti menjadi bank umum
syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Surat
1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, Bank Indonesia menyetujui perubahan
nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan
pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November
1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan
nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah
Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri
hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih
baik.
b. Stuktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang
mencerminkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta
komunikasi maupun kondisi pengawasan dan pelaksanaan tugas-tugas
perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi karyawan akan mengetahui
tugas, tanggung jawab serta kedudukannya di dalam organisasi. Bagi para
manajer, struktur organisasi dapat digunakan sebagai pedoman