• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksistensi Dan Peranan Komite Medis Dalam Pengelolaan Rumah Sakit Umum Di Kota Palembang (Kajian Tentang Upaya Perlindungan Pasien Sebagai Konsumen Kesekatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Eksistensi Dan Peranan Komite Medis Dalam Pengelolaan Rumah Sakit Umum Di Kota Palembang (Kajian Tentang Upaya Perlindungan Pasien Sebagai Konsumen Kesekatan"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI DAN PERANAN KOMITE MEDIS

DAlAM PENGELOLAAN RUMAH SAKIT UMUM 01 KOTA PALEMBANG

(Kajlan tentBngUpaya Perllndungan Paslen Sebagal Konsumen Kesehatan)

TEStS

Oleh:

MlJHAMMAD SYAIFlJDDlN

00210S0t5ll1mu RukumIHukum Bisnis

PERPUSTAKAA/II USU

Dlperlksa

PROGRAM· PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAM

2002

(2)

EKSISTENSI

DAN PERANAN KOMITE MEOIS

OALAM PENGELOLAAN RUMAH SAKIT UMUM 01 KOTA PALEMBANG

(Kajian tentang Upaya Perlindungan Pasien Sebagai Konsumen Kesehatan)

TESIS

Untuk Memperoleh Gel.ar Magister Humaniora

dalam Program Studi IImu Hukum

Pada Program

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh:

MUHAMMAD SYAIFUDDlN

00210S01Sfflmu HukumIHukum Bisnis

PROGRAM PASCASAR.JANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2002

(3)

Judu) Tesis

Nama

NIM

Program Studi

LEMBARPENGESAHAN

EKSISTENSI DAN PERANAN KOMITE

MEDIS

DALAM PENGEWLAAN RUMAH SAKIT UMUM

DI KOTA PALEMBANG (Kajian tentang Upaya

Perlindungan Pasien Sebagai Konsumen Kesekatan)

Muhammad Syaifnddin

002105015

Dmn HukumlHukum Bisnis

Menyetujui:

omisi Pembimbing

-Prof. H. Muhammad AMuk, S.H.

Anggota

(Dr. Bismar

asution, S.H., M.R.)

Tanggal Lulus; 3 September 2002

ii

0.1(.

Saidin, S.H., M.Hum.

Anggota

(4)

EKSISTENSI DAN PERANAN KOMITE MEDISDALAM

PENGELOLAAN RUMAH SAKITUMUM DI KOTA PALEMBANG

(Kajian tentang Upaya Perlindungan Pasien Sebagai Konsumen Kesehatan)

Muhammad Syaifuddin"

Mariam Dams

Badrulzamanr"

Muhammad Abduh"'*

O.K. Saidin"''''

INTISARI

DaJam pengelolaan rumah sakit umum, eksistensi Komite Medis menurut

KEPMENKES RI

No. 983/Menkes/SKlXI/1992, dimaksudkan sebagai upaya

perlindungan hak-hak pasien atas pelayanan kesehatan yang baik dan bennutu. Untuk

itu, Komite Medis diberikan wewenang untuk mengorganisasikan tugas pelayanan

kesehatan para dokter dengan cara menyusun standar pelayanan medis, serta

mengawasi dan memantau pelaksanaannya, antara lain dengan melaksanakan Audit

Medik. Pentingnya eksistensi

dan peranan Komite Medis tersebut, dikarenakan dalam

dalam praktek pelayanan kesehatan, terutama pada rumah sakit umum di Kota

Palembang, kesalahan/kelalaian medis dokter yang dapat merugikan pasien sering

terjadi, sehingga memungkinkan pasien mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan

Negeri. Oleh karena itu, perlu diteliti dan dikaji eksistensi dan kepentingan hukum

pembentukan Komite Medis, bentuk

dan

prosedur pelaksanaan peranan Komite

Medis diwujudkan, serta akibat hukum

pelaksanaan Audit Medik terhadap

pertanggungjawaban perdata rumah sakit umum atas kesalahan/kelalaian medis

dokter tetap pada rumah sakit umum tersebut.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, menggunakan metode pendekatan

yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Lokasi penelitian ini adalah Kota Palembang,

dengan sampel ditetapkan seeara purposive, yaitu R.S.U.P.

Dr.

Mohamad Hoesin

Palembang, R.S.R.K. Charitas dan R.S.U. Palembang BARI. Responden juga

ditetapkan seeara purposive sebanyak I orang

dari

unsur pimpinan dan 2 dokter

dari

unsur Komite Medis, serta 20 Pasien Rawat Inap pada masing-masing rumah sakit

umum tersebut.

Alat pengumpulan data sekunder adalah studi kepustakaan,

sedangkan data primer diperoleh melalui

kuisioner dan wawancara. Data yang

terkumpul diolah

dan

dianalisis secara deskriptif-analitis-kualitatif

dan

khusus

terhadap dokumen mediklnon-medik dilakukan kajian isi.

'"

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang

"'''' Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

III

(5)

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.

Dalam pengelolaan

8

(delapan) rumah sakit

umum

di Kota Palembang, eksistensi

Komite Medis

ternyata

diabaikan oleh para pemilik/pengelola rumah sakit umum

tersebut.

Sedangkan

eksistensi Komite Medis

pada

3 (tiga) rumah sakit

umum

lainnya yaitu: R.S.U.P.

Dr. Mohamad

Hoesin

Palembang,

R.S.R.K. Charitas

dan

R.S.U. Palembang

BARI,

dasar dan prosedur hukum, kedudukan serta struktur

(organisasij-nya) secara yuridis telah memenuhi peraturan hukum yang berlaku

dan pembentukannya telah didasarkan atas kepentingan hukum memenuhi

hak-hak pasien atas pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu;

2. Peranan Komite Medis dalam upaya perlindungan pasien sebagai konsumen

kesehatan

pada rumah sakit

umum

di Kota Palembang, utamanya pada R.S.V.P.

Dr. Mohamad Hoesin Palembang, R.S.R.K. Charitas dan R.S.U. Palembang

BARI,

diwujudkan dalam berbagai

bentuk,

yaitu: menyusun standar dan prosedur

tetap

pelayanan

medis,

memantau

pelaksanaan

tugas

fungsional

dan

melaksanakan tindakan korektif terhadap pelanggaran standar dan prosedur

pelayanan medis, mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan tindakan medis;

membina etika profesi medis dan penegakan disiplin

anggotanya;

serta menyusun

peraturan rumah sakit tentang

tata

tertib StafMedis Fungsional dan melaksanakan

peraturan tersebut sebagai pedoman kerja. Meskipun berbagai bentuk peranan

Komite

Medis tersebut telah

dilaksanakan secara fungsional, teknis dan

administratif, akan tetapi peranan Komite Medis pada ketiga rumah sakit umum

di

Kota

Palembang tersebut belum dapat diwujudkan secara

rnaksimal.

3. Secara yuridis, sesuai dengan prinsip pertanggungjawaban perdata majikan

(atasanj-karyawan

(bawahan) dan prinsip pertanggungjawaban perdata secara

tanggung menanggung sebagaimana diatur dalam KUH Perdata, serta sesuai pula

dengan

Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI No. 5581K/Sip/1971 dan

Putusan Pengadilan Negeri Sukabumi No. 40IPDT/G/1986.PN.SMI., Audit

Medik yang dilaksanakan oleh Komite

Medis

rumah sakit umum

tidak

dapat

membebaskan rumah sakit umum tersebut dari pertanggungjawaban perdata atas

kesalahan/kelalaian medis dokter tetap yang

bekerja

pada rumah sakit umum

tersebut.

Disarankan

agar

KEPMENKES

RI

No.

983/Menkes/SKlXI/l992

dan

beberapa peraturan tentang

petunjuk

pelaksanaan

di bawahnya

segera direvisi,

dengan

mempertegas keharusan membentuk Komite

Medis

rumah sakit

umum,

memuat dan menerapkan ketentuan tentang sanksi bagi rumah sakit umum yang

belum membentuk Komite Medis. Selanjutnya, Komite Medis yang (akan) dibentuk

sebaiknya melibatkan tenaga profesi lainnya, utamanya

Sarjana

Hukum dari

kalangan ekstemal rumah sakit umum agar dapat memahami dan

mengikuti

prosedur

dan:

substansi hukum

yang

telah

ditctapkan

bagi

pengawasan/pemantauan

pelaksanaan tugas profesi dokter di Indonesia.

Kata-kata

Kunci: Rumah Sakit Umum, Dokter,

Pasien, Komite Medis,

Audit Medik,

KesalalJan/kelalaian

Medis,

Pertanggungjawaban Perdata.

iv

(6)

EXISTENCE AND ROLE OF MEDICAL COMMITTEE

IN GENERAL HOSPITAL MANAGEMENT AT PALEMBANG CITY

(Study About Patient Protection EffortAs

Consumer

Of

Health)

Muhammad Syaifuddin*

Mariam Dams Badrulzaman**

Muhammad Abduh**

O.K. Saidin**

ABSTRACT

In general hospital management, the existence of Medical Committee

according to KEPMENKES RI No. 983/MenkeslSKJXIJI992, is intended as

protection effort of the patient rights over health service that in good and of high

quality. For that, Medical Committee is given authority to organizing the health

service duty of doctors with method to arrange medical service standard, together

with monitoring and controlling like, such as by carrying out to Medical Audit. Its

importance is the existence or Medical Committee mention, caused in the health

service practically, especially at general hospital in Palembang City, medical error or

negligence doctor that can

be

inflict a loss to patient often happens, until enabling

patient to propose justice accusation to district court ofjustice. Therefore necessary is

researched and studied by existence and importance of law the formation of medical

committee, and the procedure like the Medical Committee role, together with due to

law like Medica! Audit towards general hospital mention.

In this study, an analytical descriptive research was conducted with normative

jurisdiction and sociological jurisdiction method. The research took place in

Palembang City, with sample was determined by purposively, i.e., RS.U.P. Dr.

Mohamad Hoesin Palembang, R.S.RK. Charitas and RS.U. Palembang BAR!.

Respondent was also determined by purposively, as much as 1 person from top

management component, 2 doctors from Medical Committee component, and

together with 20 patients treat stay for each one general hospital. Collection

secondary data equipment was library research, while primary data was obtained to

questioner and interview. Data that collected

was

interpreted and analyzed through

qualitative-anaytical-descriptive and special towards medical document and

non-medical document was carried out by content analysis.

*

The Faculty of Law Sriwijaya University Palembang

** The Faculty of Law North Sumatera University Medan

v

(7)

Based on the result of research, was obtained the conclusion as follows:

I.

In 8 (eight) general hospitals management at Palembang City, the existence of

Medical Committee was obviously neglected by owners or managers of general

hospitals mention. While the existence of Medical Committee on 3 (tree) general

hospitals others, legal procedure and basic, standing, and organization structure

legally according to the positive law. Thus, formation of Medical Committee on 3

(tree)

general: hospitals others mention based over importance of law to protection

the patient rights over health service that is good and of high quality.

2. Medical Committee role in the patient protection effort at general hospital as

health consumer at Palembang City is created various, i.e.: Arranged standard and

the medical service fixed procedure, monitored like functional duty and medical

service, evaluated the success and failure of medical action, built the profession

medical member ethics and its disciplinary maintenance of member together with

arranged hospital bylaw about functional medical staffconduction and carried out

it as task compass. Although various Medical Committee roles mention has been

carried out functionally, technicaly and administratively, nevertheless, role of

Medical Committee in 3 (tree) general hospital at Palembang City mention, has

not played a role maximally.

3.

Legally, in accordance with corporate liability

principle

and joint liability

principle, like being arranged in KUH Perdata, together with in accordance with

also

Jurisprudence

of Supreme

Court

of Republic

of Indonesia No.

5581KJSip/ I971

and

decision

of

District

Court

of

Sukabumi

No.

40IPDT/G/1986.PN.SMI., Medical Audit that is carried out by Medical

Committee of general hospital cannot free general hospital mention from justice

responsibility for medical error and negligence of doctor remain that works at

general hospital mention.

Suggested in order to KEPMENKES RI No. 983/Menkes/SKlXI/I992 and

several regulations about signee like under it is urgently revised, by being firm that

obligation forms Medical Committee, holds and applies the determination about

sanction for general hospital that has not formed Medical Committee. Owners and

managers of new general hospitals in Palembang City have to involve another

professions from exstemal in forming Medical Committee in their general hospitals

management. Furthermore, , and also Medical Committee and Medical Staff at

general hospital it want understand and follow the procedure and substance of law

that was determined for area monitoring and controlling like the duty of doctor

profession in Indonesia.

Key Words: General Hospital, Doctor, Patient, Importance of Law, Medical

Committee, Medical Audit, Medical Error and Negligence, Justice

Responsibility.

VI

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)
(191)
(192)
(193)
(194)
(195)
(196)
(197)
(198)
(199)
(200)

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan yang dilakukan lebih bersifat sosialisasi Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK) kepada widyaiswara dari LPPKS, LPMP dan PPPPTK serta dosen dari beberapa

Jenis Sanksi Bagi Anak yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian Dalam Hukum Pidana Anak Belanda Didasarkan Pada Ned.WvS atau KUHP Belanda ……….. Tabel Persamaan Regulasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan menujukkan bahwa penambahan dadih dalam pembuatan permen jeli berpengaruh sangat nyata dalam menurunkan kadar air, pH dan kadar

Bagian pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak perusahaan disajikan dalam akun " Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsoildasi" pada neraca

Kepala SKPD Provinsi melakukan pemantauan pelaksanaan dekonsentrasi yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya, 4. Kepala

Kehutanan Petani Penggarap Lahan Perhutani Perhutani 200.00 Ha 8 13 Perebutan Hak Pengelolaan Atas Tanah Kehutanan Petani Penggarap Lahan Perhutani Taman Nasional Gunung Halimun

Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta

Evaluasi Mengevaluasi Mengevaluasi respon respon subjektif subjektif dan dan objektif objektif setelah setelah dilakukan dilakukan intervensi intervensi dan dan