• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

G. Penetapan Laju Disipasi

Keberadaaan antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam sediaan diukur dengan menggunakan spektrofotometri visibel. Hal ini dikaitkan dengan ekstrak kelompok rosella yang memiliki ciri-ciri sebagai pewarna alami. Senyawa antosianin merupakan sumber pewarna alami yang terdapat pada kelopak rosella yang memberikan pigmen berwarna kuat (Hermawan dkk., 2010). Laju disipasi merupakan laju kehilangan antosianin yang dapat berupa degradasi, pemisahan fase dan lain-lain yang diperoleh dari slope antara waktu penyimpanan terhadap jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella pada multiemulsi A/M/A kontrol atau perlakuan. Laju disipasi antosianin ekstrak rosella mengikuti orde pertama. (Hermawan dkk., 2010). Penetapan laju disipasi dan waktu paruh orde pertama dapat dilakukan dengan fungsi ln (Martin dkk.,1993). Penetapan laju disipasi dilakukan setelah disimpan selama 28 hari. Pengaruh penyimpanan terhadap ekstrak kelopak bunga rosella total dalam sediaan multiemulsi A/M/A kontrol ditunjukan dengan gambar 28 dan diperoleh persamaan y= -0,0193x + 3,5628. Pengaruh ekstrak kelopak bunga rosella total dalam multiemulsi A/M/A perlakuan ditunjukan pada gambar 28 dan diperoleh persamaan y= -0,0116x –3,184.

Hasil sentrifugasi supernatan yang telah ditambahkan

Kandungan antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total dan berada di fase luar lebih stabil dalam sediaan multiemulsi A/M/A perlakuan daripada kontrol yang dilihat dari laju disipasi dan waktu paruh. Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan sehingga kadar obat tinggal separuhnya. Semakin cepat laju disipasi antosianin maka semakin cepat waktu paruh antosianin.

Gambar 28. Pengaruh lama penyimpanan terhadap ekstrak kelopak bunga rosella total pada sediaan multiemulsi A/M/A

Ekstrak kelopak bunga rosella dalam multiemulsi A/M/A terdapat dalam droplet internal yang terjerap dan fase luar yang merupakan ekstrak kelopak bunga rosella yang berada di fase luar. Pengaruh lama penyimpanan selama 28 hari pada ekstrak kelopak bunga rosella yang berada pada fase luar multiemulsi A/M/A kontrol dan perlakuan ditunjukkan pada gambar 29 dan lampiran 19. Persamaan dari pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam multiemulsi A/M/A pada fase luar kontrol diperoleh y = -0,0373x - 3,2634, sedangkan persamaan dari pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam multiemulsi A/M/A perlakuan yaitu y= -0,0069x-2,9446.

-4,500 -4,000 -3,500 -3,000 -2,500 -2,000 -1,500 -1,000 -0,500 0,000 0 10 20 30 L n jum lah eks tr ak rose ll a

Lama penyimpanan (hari)

Kontrol Perlakuan

Gambar 29. Pengaruh lama penyimpanan terhadap ekstrak kelopak bunga rosella yang berada di fase luar multiemulsi A/M/A

Pengukuran jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella pada suspensi liposom ditunjukkan pada gambar 30 dan lampiran 20. Persamaan dari pengaruh lama penyimpanan terhadap ln jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total adalah y = -0,0134x - 2,6126. Persamaan dari pengaruh lama penyimpanan terhadap ln jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total dalam suspensi liposom fase luar(tidak terjerap) adalah y= -0,0275x – 2,3355.

Dari setiap persamaan y = bx+a, nilai b merupakan slope yang menunjukkan laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom baik total maupun yang berada di fase luar seperti yang ditunjukan dalam tabel III.

-5,000 -4,500 -4,000 -3,500 -3,000 -2,500 -2,000 -1,500 -1,000 -0,500 0,000 0 10 20 30 In jum lah ek st rak r ose la

Lama penyimpanan (hari)

Kontrol Perlakuan

Gambar 30.Pengaruh lama penyimpanan terhadap ekstrak kelopak bunga rosella total dan yang berada fase luar pada suspensi liposom

Tabel III. Laju disipasi dan waktu paruh antosianin dalam multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom

Sediaan Bagian Laju disipasi Waktu paruh (hari) Multiemulsi A/M/A kontrol Total 0,0193 35 Fase luar 0,0373 18 Multiemulsi A/M/A perlakuan Total 0,0120 59 Fase luar 0,0069 100

Suspensi liposom Total 0,0134 51

Fase luar 0,0270 25

Laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total pada multiemulsi A/M/A perlakuan lebih kecil daripada ekstrak kelopak bunga rosella pada multiemulsi A/M/A kontrol. Laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella fase luar pada multiemulsi A/M/A kontrol memberikan laju disipasi yang lebih besar daripada antosianin ekstrak kelopak bunga rosella pada fase luar. Hal ini dapat dikarenakan suhu dan oksigen pada fase luar merusak antosianin lebih

-2,850 -2,800 -2,750 -2,700 -2,650 -2,600 -2,550 -2,500 -2,450 -2,400 -2,350 -2,300 0 5 10 15 In jum lah ek st rak r ose ll a

Lama penyimpanan (hari)

Antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total pada suspensi liposom Antosianin ekstrak kelopak bunga rosella yang berada di fase luar suspensi liposom

tinggi daripada yang berada pada fase internal. Namun laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella pada fase luar multiemulsi A/M/A perlakuan lebih rendah dari pada total. Hal ini dapat dikarenakan gas nitrogen dan suhu rendah mengurangi penagaruh lingkungan terhaa stabilitas antosianin ekstrak kelopak bunga rosella, sehingga laju disipasi antosianin total merupakan akumulasi dari laju disipasi pada fase internal dan fase luar.

Laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemusi A/M/A perlakuan lebih kecil daripada suspensi liposom sehingga diketahui kehilangan antosianin ekstrak kelopak bunga rosela pada multiemulsi A/M/A lebih kecil daripada suspensi liposom. Kehilangan antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dapat dikarenakan terpapar oksigen saat pembuatan, terdegredasi selama penyimpanan, berpindah ke dalam atau keluar vesikel, dan lain-lain. Keberadaan gas pada wadah penyimpanan juga mempengaruhi stabilitas ekstrak kelopak bunga rosella. Oleh karena ini, multiemulsi A/M/A kontrol disimpan dengan gas yang berasal dari udara bebas dan multiemulsi A/M/A perlakuan diberikan gas nitrogen untuk mengurangi keberadaan oksigen di udara. Urutan tinggi laju disipasi pada antosianin ekstrak kelopak bunga rosella yang yang berada di fase luar secara berturut-turut adalah multiemulsi A/M/A kontrol, suspensi liposom dan multiemulsi A/M/A perlakuan.

Uji statistik kebermaknaan pada laju disipasi antosiain ekstrak kelopak bunga rosella yang dilakukan adalah t-test tidak berpasangan. Sebelum dilakukan t-test dilakukan f-test untuk melihat homogenitas varian antara multiemulsi A/M/A kontrol dan multiemulsi A/M/A perlakuan serta multiemulsi A/M/A

perlakuan dan suspensi liposom sehingga menentukan rumus yang akan digunakan dalam perhitungan t-test yang terlampir pada lampiran 24.

Tabel IV. Hasil t-test laju disipasi antosianin multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom total

Lama Penyimpanan

(hari)

tlaju disipasi multiemulsi A/M/A kontrol dan perlakuan

tlaju disipasi multiemulsi A/M/A perlakuan dan

suspensi liposom t tabel Total Fase luar Total Fase luar

1 -15,615 - -1,408 228,739

2,78

14 -189,982 - - -

Perhitungan f-test tidak dapat dihitung pada laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella yang berada pada fase luar multiemulsi A/M/A kontrol dan multiemulsi A/M/A perlakuan pada hari ke-1 dan 14 serta multiemulsi A/M/A perlakuan dan suspensi liposom pada hari ke-14 karena pada hari pertama SD laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella yang berada di fase luar dan pada hari ke-14 SD laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella multiemulsi A/M/A perlakuan serta antosianin pada suspensi liposom total dan berada di fase luar, memberikan nilai 0. Setelah perhitungan uji bermakna (t-test) diperoleh nilai t hitung seperti pada tabel IV. Kedua data berbeda bermakna apabila nilai t tabel lebih besar dari t hitung. Tabel IV menunjukan nilai t tabel laju disipasi total pada multiemulsi A/M/A lebih kecil daripada t hitung, sehingga laju disipasi multiemulsi A/M/A kontrol dan perlakuan tidak berbeda bermakna, sedangkan laju disipasi multiemulsi A/M/A perlakuan dan suspensi liposom menghasilkan nilai t tabel yang lebih kecil dari t hitung sehingga laju disipasi pada kedua sediaan tersebut tidak berbeda bermakna.

Dokumen terkait