• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Pengajaran Puisi di Sekolah

a. Penentuan Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek

13

24

psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.

Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.

Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI, salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah

“Menulis surat dagang dan surat kuasa“. Setelah diidentifikasi, ternyata

materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk jenis prosedur. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari peserta didik agar mampu membuat Surat Dagang sekurang-kurangnya meliputi: (1)jenis surat niaga, (2) jenis perjanjian jual beli dan surat kuasa, (3) menulis surat perjanjian jual – beli dan surat kuasa sesuai dengan keperluan , (4) surat perjanjian jual – beli dan surat berdasarkan struktur kalimat dan EYD.

Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya.

25

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.

1) Pendekatan Prosedural

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.

2) Pendekatan Hierarkis

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

Dalam pembelajaran puisi, pemilihan materi sangatlah penting. Materi adalah bahan pembelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Materi dalam pembelajaran berhubungan dengan isi yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku. Beberapa pertimbangan perlu diperhatikan dalam pemilihan puisi sebagai materi pengajaran, antara lain:

1) Bahasa yang digunakan

Bahasa puisi yang hendak dihidangkan hendaknya tidak terlalu jauh dengan penguasaan bahasa anak. Bagi anak-anak SMA, kosa kata bahasa Indonesia tidak banyak menimbulkan kesulitan. Mereka pada umumnya menguasai sebagian terbesar kosa kata bahasa Indonesia. Yang banyak menimbulkan kesulitan bagi mereka adalah penafsiran makna kias dan perlambangan kata-kata itu. Kesulitan lain terletak pada penafsiran hubungan kata-kata dalam baris-baris puisi, yaitu menentukan kata atau kelompok kata sebagai unit-unit kesatuan sintaksis dalam baris-baris itu. Penafsiran yang tepat akan memungkinkan anak memahami puisi itu dengan tepat pula. Dalam hal ini hendaklah kita dapat memilih puisi yang susunan kata atau

26

kalimatnya tidak menimbulkan kemungkinan-kemungkinan penafsiran yang rumit.

2) Tinjauan dari Segi Kejiwaan

Seperti aspek pengajaran sastra yang lain atau setiap pelaksanaan pengajaran pada umumnya tentu selalu mempertimbangkan pemilihan bahan dari segi kejiwaan. Bahan pengajaran harus sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak sejalan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Mengingat siswa SMA sedang dalam masa pubertas, maka puisi yang bercorak erotik, yang menonjolkan cinta birahi berlebihan, hendaklah dipertimbangkan sebelum dihidangkan kepada anak. Puisi yang dipilih sebagai bahan pengajaran pertama-tama puisi yang telah dibukukan. 3) Tinjauan dari Segi Pendidikan

Puisi yang dihidangkan sebagai bahan pengajaran harus sanggup berperan sebagai alat pendidikan menuju ke arah pembentukan keutuhan pribadi anak. Pengajaran puisi seharusnya mampu mengembangkan aspek kejiwaan anak: cipta, rasa, karsa, dan bahkan juga aspek kemampuan indra anak. Oleh karena itu, bentuk dan isi puisi yang kita pilih sebagai bahan pengajaran harus dipertimbangkan dari pengembangan aspek-aspek tersebut.

4) Tinjauan dari Segi Keindahan

Tiap karya sastra memiliki kadar keindahan tersendiri, demikian juga halnya dengan puisi. Keindahan suatu puisi dapat terjelma dalam keselarasan unsur-unsur persajakan, irama, motif-motif yang digunakan, tema, amanat, dan sebagainya. Sebagai bahan pengajaran hendaklah kita pilih puisi-puisi yang secara potensial sanggup mengembangkan keindahan rasa anak.

2. Penyajian Bahan Pengajaran

Puisi sebagai suatu seni memiliki tiga aspek: (1) bahasa sebagai media ekspresi, (2) pengalaman jiwa sebagai sesuatu yang diekspresikan, dan (3) ujud bentuk sebagai perwujudan teknik ekspresi. Ketiga aspek

27

tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Ketiganya menjelma dalam satu unit keindahan berupa puisi.14 Untuk menghidupkan puisi dalam bentuk pengajaran, ketiga aspek tersebut di atas perlu mendapat perhatian. Bahan pengajaran diberikan secara bertahap, walaupun realitasnya ketiga aspek itu saling bertautan dan saling menentukan. Aspek bahasa berkaitan dengan pilihan kata, susunan kata dan struktur kalimat, aspek pengalaman jiwa berhubungan dengan makna atau ide yang terjelma dalam puisi, sedangkan aspek ujud bentuk bertalian dengan unsur-unsur formal puisi itu. Berdasarkan pokok pikiran di atas, maka langkah penyajian puisi sebagai bahan pengajaran dapat ditempuh sebagai berikut:

a. Menerangkan Hubungan Kata dan Struktur Kalimat pada Baris-baris Puisi

Dalam hal ini perlu dijelaskan kepada anak-anak tentang kedudukan kata atau kelompok kata sebagai unit kesatuan sintaksis pada baris-baris puisi itu. Untuk memperjelas hubungan kata dalam struktur kalimat pada baris-baris puisi itu, jika perlu ditambahkan kata-kata lain sebagai penanda hubungan.

Dengan cara ini maka anak akan dapat memahami bagian kalimat yang menjadi pokok permasalahan dan bagian kalimat lain yang sekedar berfungsi sebagai keterangan. Tentu saja langkah ini ditempuh hanya terhadap kalimat yang menjadi pokok permasalahan dan bagian kalimat lain yang sekedar berfungsi sebagai keterangan. Tentu saja langkah ini ditempuh hanya terhadap puisi-puisi yang memang dapat diperlukan demikian, terutama yang bercorak ekspresionis.

b. Menerangkan Makna Lugas Baris-baris Puisi

Sesudah anak-anak memahami benar hubungan kata dalam baris dan hubungan baris dalam bait, maka anak diminta menerangkan makna

14

Rachmat Djoko Pradopo. Pengkajian Puisi. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

28

lugas puisi itu. Mereka diharapkan mampu menceriterakan makna yang tersurat atau makna yang sebenarnya puisi itu dengan kalimat-kalimat biasa atau kalimat prosa.

c. Menerangkan Makna Kias

Kata-kata dalam puisi biasa memiliki makna kias dan makna simbolik, terlebih-lebih puisi yang bersifat prismatis. Arti konotatif kata yang berupa kias dan simbolik tersebut hendaknya dapat dicerna oleh anak. Mereka diharapkan mampu memberikan interpretasi maksud bait demi bait, dan kemudian maksud keseluruhan puisi itu. Sekaligus mereka diminta menentukan tema, amanat, atau ide yang terjelma dalam puisi tersebut. Dengan kemampuan imajinasi mereka, diharapkan anak sanggup mengutarakan makna keseluruhan puisi itu dalam bentuk prosa dengan kalimat yang singkat dan lugas.

d. Meresapi Unsur-unsur Estetik Puisi

Sesudah memahami benar struktur kalimat baris-baris puisi, memahami makna lugas dan makna kias puisi itu, maka anak dibina untuk meresapi unsur-unsur estetik puisi tersebut. Persajakan, irama, pilihan kata, nada dan suasana puisi perlu dihayati oleh anak. Begitu juga teknik penyusunan bentuk yang berupa baris, bait dan hubungannya dengan penjelmaan ide puisi itu perlu dipahami oleh anak secara intensif. Anak diharapkan memiliki apresiasi nilai estetik puisi itu secara keseluruhan berdasarkan unsur-unsur yang membangun puisi secara fungsional. Yang penting hendaknya unsur-unsur estetik puisi itu dijelaskan kepada anak-anak tidak sebagai fenomena formal melulu, tetapi harus dikaitkan secara fungsional dalam hubungan nilai estetik keseluruhan puisi itu. Sesudah empat langkah penyajian bahan pengajaran puisi itu ditempuh, yang terakhir anak diberi kesempatan secara bebas mengemukakan kesannya, pendapat atau penilaiannya terhadap puisi tersebut. Kesan dan pendapat anak yang berbeda, dan bahkan mungkin berlawanan, semua disalurkan sebaik-baiknya, asal pendapat tersebut ada dasar landasannya dan dapat

29

dipertanggungjawabkan. Dengan cara demikian pengajaran puisi akan memungkinkan sepenuhnya pengembangan kreasi dan imajinasi anak.

Adapun analisis cakupan materi pembelajaran bahasa Indonesia untuk SMA adalah sebagai berikut:

TABEL 1

RUANG LINGKUP BAHAN AJAR PUISI

Kelas Semester Kompetensi Dasar Indikator Pencapaiaan

Kompetensi Ket X I Mengidentifikasi

unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.

Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman

Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intona-si yang tepat

Menganalisis keter-kaitan unsur

intrin- Mengidentifikasi (ma-jas,rima, kata-kata ber-konotasi dan bermakna lambang)

 Menanggapi unsur-un-sur puisi yang ditemu-kan

 Menyebutkan tema pui-si yang didengar  Menyebutkan jenis

pui-si yang didengar (bala-da, elegi, roman, ode, himne,satire, dll.)  Menjelaskan maksud

puisi

 Mengungkapkan isi puisi dengan kata-kata sendiri

 Membaca puisi dengan  memperhatikan lafal,

tekanan, dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi

 Membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, tekanan, dan intonasi  Memperbaiki

pembacaan puisi yang kurang tepat

 Mengidentifikasi un-sur-unsur (tema,

peno-30

sik suatu cerpen de-ngan kehidupan se-hari-hari

Menulis puisi lama dengan memperha-tikan bait, irama, dan rima

Menulis puisi baru dengan memperha-tikan bait, irama, dan rima

kohan, dan amanat) ce-rita pendek yang telah dibaca

 Mengaitkan unsur in-trinsic (tema, penokoh-an, dan amanat) dengan kehidupan sehari-hari  Mengidentifikasi puisi

lama (pantun, syair) berdasarkan bait, ira-ma, dan rima

 Membedakan bentuk pantun dan syair  Menulis pantun/ syair

dengan memperhatikan bait, irama, dan rima  Menyunting puisi lama

(pantun/syair) yang di-buat teman

 Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima

 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima  Menyunting puisi baru

yang dibuat teman X II Membahas isi puisi

berkenaan dengan gambaran peng-inderaan, perasaan, pikiran, dan ima-jinasi melalui dis-kusi

Menghubungkan isi puisi dengan reali-tas alam, sosial bu-daya, dan masya-rakat melalui dis-kusi

 Mendiskusikan isi pu-isi (gambaran pengin-deraan, perasaan, pi-kiran, dan imajinasi)  Mendiskusikan

maksud/makna puisi

 Mendiskusikan (hu-bungan isi puisi dengan realitas alam, hubungan isi puisi dengan sosial budaya, hubungan isi puisi dengan masya-rakat)

31

bacaan puisi lama tentang lafal, into-nasi, dan ekspresi yang tepat

Mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan eks-presi yang tepat

Membacakan puisi karya sendiri de-ngan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai

Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cer-pen

membacakan puisi la-ma (berbalas pantun) di depan teman-teman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai

 Menanggapi pembaca-an puisi lama (berbalas pantun) tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

 Menerapkan isi pantun dalam kehidupan se-hari-hari

 Mendeklamasikan/ membacakan puisi baru di depan teman-teman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai

 Menanggapi pembaca-an puisi baru tentpembaca-ang lafal, intonasi, dan eks-presi yang tepat

 Menandai jeda puisi karya sendiri

 Membacakan puisi karya sendiri dengan memperhatikan :  lafal dan intonasi  penghayatan

 mimik/ gerak dan eks-presi yang sesuai  Menentukan makna

puisi karya teman  Mengomentari puisi

karya teman

 Menceritakan kembali isi cerpen

 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen

32

XII II Membahas ciri-ciri dan nilai-nilai yang terkandung dalam gurindam

Menjelaskan keter-kaitan gurindam de-ngan kehidupan se-hari-hari

Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui kegiatan membaca buku kumpulan puisi komtemporer Menemukan perbe-daan karakteristik angkatan melalui membaca karya sas-tra yang dianggap penting pada setiap periode

 Mengidentifikasi ciri-ciri gurindam

 Membacakan gurindam  Mendiskusikan ciri-ciri

dan nilai-nilai yang terkandung dalam gurin-dam

 Membicarakan pesan-pesan yang terdapat dalam gurindam

 Mengaitkan isi gurin-dam dengan kehidupan masa kini

 Menyimpulkan pesan-pesan yang terdapat da-lam gurindam

 Mengidentifikasi tema puisi kontemporer Mengidentifikasi

ciri-ciri puisi kontemporer Menjelaskan maksud isi

puisi kontemporer

 Menentukan hasil-hasil karya sastra penting pada tiap periode  Mengidentifikasi

karak-teristik karya sastra pa-da tiap periode

 Menemukan perbedaan karakteristik tiap perio-de

 Mendiskusikan karya-karya yang dianggap penting pada periode tersebut (misalnya, pe-ristiwa sejarah, gaya penulisan, dll)

33

Dokumen terkait