• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KREDITUR BANK

B. Pelaksanaan Rekapitalisasi PT.Bank Sumut

2. Pengalihan Asset ke AMU-BPPN

Berdasarkan Perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara diatur bahwa BPD wajib mengalihkan kredit/asset secara hukum dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak penandatanganan ini kepada Asset Management Unit (AMU) di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dengan harga nihil, yaitu :

a. Kredit yang tergolong macet;

b. Kredit yang semula tergolong macet namun telah direstrukturisasi;

c. Asset yang sudah dihapusbukukan yang menjadi milik PT. Bank Sumut akibat dari penyelesaian kredit, mengikuti dengan hasil due diligence dan segala tambahannya (subsequent events) yang terjadi setelah tanggal due diligence. Memenuhi Perjanjian Rekapitalisasi di atas, PT. Bank Sumut telah melakukan pengalihan kredit macet posisi 31 Desember 1998 sebesar Rp.321.111.463.624,- (tiga ratus dua puluh satu miliar seratus sebelas juta empat

146 Perjanjian Rekapitalisasi Antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara tanggal 7 Mei 1999 Pasal 20.

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

ratus enam puluh tiga ribu enam ratus dua puluh empat rupiah) kepada AMU-BPPN pada tanggal 7 Mei 1999. 147

a. Pengawasan

Selanjutnya pada waktu yang bersamaan dilakukan Perjanjian Pengelolaan Aktiva Sementara antara PT. Bank Sumut dengan BPPN dalam rangka penunjukan PT. Bank Sumut sebagai Pengelola Aktiva Sementara yang bertindak untuk dan atas nama BPPN. Jangka waktu pengelolaan berlaku untuk masa 6 (enam) bulan sejak tanggal perjanjian, dengan ketentuan masa perjanjian secara otomatis diperpanjang untuk periode 6 (enam) bulan berikutnya apabila dalam 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum akhir masa perjanjian BPPN tidak memberitahukan secara tertulis.

Tujuan umum dari pengelolaan aktiva yang dilakukan bank adalah untuk membantu BPPN guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari aktiva tersebut.

Ruang lingkup pengelolaan asset/aktiva oleh PT. Bank Sumut terdiri dari :

1). Melakukan identifikasi terhadap seluruh debitur, mencakup: keberadaan debitur secara hukum; kondisi jaminan yang diberikan debitur; hal penting lainnya yang wajib diketahui secara umum dan wajar oleh bank selaku pengelola.

2). Melakukan komunikasi dengan debitur tentang perkembangan usahanya.

147 Perjanjian BPD Sumatera Utara dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional mengenai Perjanjian Pengalihan Atas Piutang tanggal 7 Mei 1999.

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

3). Melaksanakan segala upaya sesuai hukum yang berlaku untuk memperoleh pengembalian hutang debitur.

4). Melaksanakan rencana penyelesaian hutang debitur yang telah disetujui oleh BPPN.

b. Pengurusan

1). Memberitahukan tugas pengurusan yang dilakukan Bank kepada debitur.

2). Mengirimkan secara periodik tagihan kepada debitur. 3). Menerima pembayaran dari debitur.

4). Melakukan pemutakhiran data piutang.

5). Melakukan pembayaran pajak, biaya, tagihan telah jatuh tempo yang atas beban BPPN sesuai petunjuk teknis.

6). Melaporkan jumlah penerimaan yang berasal dari pembayaran debitur. 7). Memonitor dan melaporkan posisi hutang debitur kepada BPPN. c. Penitipan

1). Menjaga keamanan, keutuhan dan kondisi dari dokumen, surat-surat dan catatan berkaitan dengan piutang.

2). Menyediakan tempat yang terpisah dari dokumen dan barang-barang lain milik bank.

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

4). Menutup asuransi yang cukup atas risiko kerugian yang mungkin timbul.

5). Menyimpan asli dokumen perkreditan di dalam khazanah.

6). Penitipan harus dilakukan sehingga memungkinkan untuk BPPN melakukan pengecekan dan verifikasi dengan mudah dan cepat. 148 Hasil penagihan kredit dan penjualan asset setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan PT. Bank Sumut menjadi hak Pemegang Saham Pengendali dalam hal ini Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Hasil penagihan kredit di atas wajib digunakan untuk membeli saham milik Pemerintah Pusat dengan harga sebesar harga pembelian oleh Pemerintah untuk saham yang ditawarkan ditambah premi yang ditetapkan oleh Pemerintah.149

Penyerahan tersebut menyertakan kredit PT. Victor Jaya Raya (PT.VJR), sementara di dalam perhitungan tambahan Modal Rekapitalisasi tidak turut

Selanjutnya pada tanggal 14 Januari 2000 PT. Bank Sumut memperbaiki kembali daftar penyerahan asset kepada AMU-BPPN posisi 31 Maret 1999 menjadi sebesar Rp. 486.882 juta (empat ratus delapan puluh enam miliar delapan ratus delapan puluh dua juta rupiah), dengan perincian kredit tergolong macet Rp.431.701 juta,eks kredit macet telah dihapusbuku Rp. 41.636 juta, dan rupa-rupa Aktiva berupa agunan diambil alih Rp. 13.545 juta.

148 Perjanjian BPD Sumatera Utara dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional mengenai Perjanjian Pengelolaan Aktiva Sementara, Jakarta tanggal 7 Mei 1999.

149 Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

diperhitungkan. Oleh karena tambahan dana rekapitalisasi tidak mungkin diajukan lagi, maka PT.Bank Sumut mengusulkan untuk menyesuaikan asset yang diserahkan dengan menarik kembali kredit PT. VJR. 150

b. Hapus Buku Atas Asset Yang Diserahkan ke AMU-BPPN

Berlandaskan dengan hasil pertemuan antara Bank Indonesia, Departemen Keuangan Republik Indonesia, BPPN dan PT. Bank Sumut pada tanggal 29 Januari 2003 di Jakarta, maka pada tanggal 25 Februari 2003 PT. Bank Sumut memperbaiki kembali daftar penyerahan asset kepada AMU-BPPN menjadi sebesar Rp. 247.219 juta (dua ratus empat puluh tujuh miliar dua ratus sembilan belas juta rupiah) yang terdiri dari : kredit macet Rp. 192.038 juta, kredit macet yang telah dihapusbuku Rp. 41.636 juta, dan barang jaminan yang diambil alih Rp. 13.545 juta

Koreksi terbesar adalah dengan mengeluarkan PT. Victor Jaya Raya (PT. VJR) dan selanjutnya dipindahbukukan dari perkiraan Pinjaman Yang Diberikan ke perkiraan Rupa Rupa Aktiva-Agunan Yang Diambil Alih (RRA-AYDA) karena sebelumnya telah diambil alih bank secara legal dengan membeli seluruh sahamnya

agar tidak terlalu membebani NPLs.

Sesuai dengan ketentuan hapus buku atas asset yang telah diserahkan ke

AMU-BPPN dilakukan bersamaan dengan pengalihan asset tersebut. Namun karena tambahan modal ternyata kurang sebesar Rp. 320.215 juta maka hapus buku tidak

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

dilakukan sekaligus. Apabila dilakukan sekaligus maka CAR akan minus kembali sebesar - 28,09%.151

c. Rekening Escrow

Akhirnya hapus buku dilakukan secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya (data lampiran-7) sesuai dengan kemampuan keuangan untuk memenuhi ketentuan

NPLs maksimum 5% yaitu pada tahun 2000sebesar Rp.18.927juta, tahun 2001 sebesar Rp. 109.598 juta, dan terakhir tahun 2002 sebesar Rp.77.645 juta.

Pada saat Program Rekapitalisasi dilaksanakan, PT. Bank Sumut tidak mampu untuk melaksanakan hapus buku terhadap kredit macet yang seharusnya telah bersaldo nihil pada saat yang bersamaan dengan penyerahan kepada AMU-BPPN. Oleh karenanya penerimaan setoran dari debitur macet yang telah diserahkan kepada

AMU-BPPN tetap dibukukan pada masing-masing rekening debitur yang bersangkutan. Pembukuan ke rekening Escrow AMU-BPPN baru dilakukan setelah kredit-kredit yang dimaksud dihapusbukukan.

Pembentukan rekening escrow AMU-BPPN dari hasil penagihan kredit macet yang telah diserahkan kepada AMU-BPPN pada dasarnya membebani laba tahun berjalan, karena harus melakukan write off kredit yang bersangkutan.

Hasil pengelolaan/penagihan asset PT. Bank Sumut yang telah diserahkan kepada AMU-BPPN sejak tanggal 1 April 1999 sampai dengan 31 Desember 2002 sebesar Rp.87.764 juta (delapan puluh tujuh miliar tujuh ratus enam puluh empat juta

151 Hal ini disebabkan pada saat perhitungan dana kebutuhan rekapitalisasi posisi 31 Maret 2009 tidak memperhitungkan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) kredit kepada PT.VJR.

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

rupiah) yang terdiri dari :kredit macet Rp. 63.604 juta, kredit macet yang telah dihapusbuku Rp. 14.136 juta, dan hasil penjualan jaminan yang diambil alih Rp. 10.024 juta. Hasil pengelolaan/penagihan asset tersebut baru dilimpahkan ke rekening AMU-BPPN (rekening escrow) pada PT. Bank Sumut tahun 2003.

d. Penyelesaian Kredit Bermasalah

Persoalan terbesar yang membuat kinerja keuangan PT. Bank Sumut terpuruk dengan rugi yang sangat besar adalah karena beban kredit macet, oleh karenanya perbaikan segera secara signifikan atas kinerja keuangan hanya dapat dilakukan dengan menyelesaikan kredit bermasalah sekaligus melakukan ekspansi kredit.

Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan secara terfokus dengan terlebih dahulu mengidentifikasi setiap kredit bermasalah. Dari hasil identifikasi yang dilakukan PT. Bank Sumut, maka penyelesaiannya tidak dapat dilakukan melalui restrukturisasi kredit karena tidak memenuhi persyaratan. Dengan demikian penyelesaian kredit bermasalah hanya dapat dilakukan dengan penyetoran yang justru berdampak ganda. Disatu sisi langsung mengurangi NPLs, dan disisi lain tagihan bunga akan menambah pendapatan bank serta setiap penerimaan setoran disalurkan kembali ke kredit baru untuk sektor produktif yang mendatangkan hasil kepada bank.

Untuk efektifitasnya penyelesaian maka seluruh berkas debitur-debitur macet yang tergolong besar ditarik ke Kantor Pusat untuk ditangani tim khusus Classified Loan Committee (CLC) yang berada langsung di bawah pengawasan Direksi. Pejabat- pejabat yang terkait dengan pemberian kredit macet dimaksud juga ditarik ke Kantor

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Pusat dan dimasukkan sebagai anggota tim khusus sebagai bentuk pertanggung jawaban dan dengan pertimbangan mereka lebih mengetahui kondisi kredit dan debiturnya.

Penyelesaian dilakukan dengan berbagai pendekatan :

1. Kepada debitur / pemilik barang jaminan (PBJ) / keluarganya

Pendekatan ini dilakukan dengan mencari potensi debitur / PBJ atau keluarganya untuk menyetor atau menebus agunan.

2. Barang Jaminan

Penjualan sendiri oleh debitur / PBJ atau di take over, atau pelelangan melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

Masing-masing Tim diberikan target saetiap bulan dan tahun serta diwajibkan membuat program kerja yang dievaluasi setiap minggu pada awal hari kerja.Hasil penagihan CLC menunjukkan kinerja yang baik dan terus diupayakan bekerja maksimal untuk menarik dan menyelesaikan kredit yang wanprestasi dalam memenuhi kewajibannya.

Sebagaimana layaknya reorganisasi perusahaan, selain dilakukan reorganisasi finansial yaitu dengan melakukan restrukurisasi dibidang keuangan, dibutuhkan juga reorganisasi struktural dan yuridis yaitu dengan melakukan restrukturisasi kepegurusan, kegiatan usaha, organisasi, image (citra) dan pelayanan.