• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT)"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

ANALISIS HUKUM PERANAN REORGANISASI PERUSAHAAN

DALAM MENGHINDARI PEMBUBARAN

(STUDI PADA PT. BANK SUMUT)

TESIS

Oleh

DIDI DUHARSA

077005049/HK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

ANALISIS HUKUM PERANAN REORGANISASI PERUSAHAAN

DALAM MENGHINDARI PEMBUBARAN

(STUDI PADA PT. BANK SUMUT)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora

dalam Program Studi Ilmu Hukum pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

DIDI DUHARSA

077005049/HK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Judul Tesis : ANALISIS HUKUM PERANAN REORGANISASI PERUSAHAAN DALAM MENGHINDARI

PEMBUBARAN (STUDI PADA PT.BANK SUMUT) Nama Mahasiswa : Didi Duharsa

Nomor Pokok : 077005049 Program Studi : Ilmu Hukum

Menyetujui: Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Bismar Nasution,SH,MH) K e t u a

(Prof.Dr. Ningrum N. Sirait,SH,MLI) (Dr.Sunarmi,SH,M.Hum) A n g g o t a A n g g o t a

Ketua Program Studi Ilmu Hukum Direktur

(Prof.Dr.Bismar Nasution,SH,MH) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,MSc)

(4)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Telah diuji pada

Tanggal 09 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

:

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH

Anggota

:

1. Prof. Dr. Ingrum N. Sirait, SH, MLI

2. Dr. Sunarmi, SH, M.Hum

3. Dr. T. Keizerina Devi A., SH, CN, M.Hum

(5)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara karena berperan sebagai lembaga intermediasi antara masyarakat yang memiliki dan membutuhkan dana.Namun dampak dari krisis moneter yang berawal pada tahun 1997 sangat memukul bisnis perbankan. Kondisi tersebut memaksa pemerintah melakukan restrukturisasi perbankan secara global. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian bagaimana ketentuan reorganisasi perusahaan khususnya perbankan dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, perlindungan terhadap para kreditur apabila bank dibubarkan dan pelaksanaan rekapitalisasi PT.Bank Sumut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif dan teknik

pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mempelajari ketentuan peraturan perundang-undangan, buku-buku hukum, artikel, literatur dan dokumen yang berhubungan dengan topik penelitian ini dan untuk mendapatkan informasi tambahan, dilakukan wawancara kepada sumber-sumber informasi, seperti pejabat – pejabat PT.Bank Sumut setingkat Pimpinan Divisi dan Staf Ahli yang menangani dan/atau mengetahui pelaksanaan rekapitalisasi. Keseluruhan data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan, lalu ditelaah dan dianalisis secara deskriptif untuk menjawab dan memberikan solusi serta pendapat atas permasalahan yang sudah dikemukakan diatas.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : pertama, Peraturan yang mengatur mengenai reorganisasi perusahaan khususnya di bidang perbankan telah telah diatur cukup memadai. Namun khusus program Rekapitalisasi Perbankan tidak ditampung dalam Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, hanya berlandaskan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Keuangan dengan Gubernur Bank Indonesia. Kedua, menurut sistem perbankan di Indonesia, perlindungan kepada kreditur bank dilakukan secara implisit (implicit deposit protection) dan secara eksplisit (explicit deposit protection). Ketiga, pelaksanaan program rekapitalisasi yang dijalankan ternyata sangat efektif untuk menyehatkan PT.Bank Sumut. Dengan demikian agar pelaksanaan reorganisasi perusahaan ini dapat berjalan efektif maka disarankan: pertama, Program Rekapitalisasi Perbankan disarankan agar diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, tidak sekedar SKB antara Menteri Keuangan dengan Gubernur Bank Indonesia. Kedua, Bank Indonesia bersama perbankan nasional harus mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa sistem perlindungan hukum terhadap dana masyarakat yang berada pada bank dilakukan secara implisit dan eksplisit. Ketiga,Progam rekapitalisasi perbankan yang telah berjalan menjadi rujukan ke depan bagi Pemerintah ataupun Bank Indonesia dalam melakukan reorganisasi bagi perbankan yang mengalami kesulitan keuangan.

(6)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

Banking institution is the core of financial system of each country because it plays its role as an intermediate institution between the community that have and need fund. Yet, the impact of the monetary crisis commencing in 1997 really struck banking business. This condition required the government to globally restructure the banking. The purpose of this study with normative juridical approach is to find out the form of business reorganization stipulation, especially the one used in banking, found in the regulation of legislation in Indonesia, the protection provided for the creditor if the bank is the liquidated, and the implementation of Recapitulation of PT. Bank Sumut.

The main data for this study were obtained through library research by studying stipulation of regulation of legislation, the books on law, the articles, literature and document related to the topics of research. The additional information were obtained through interviewing the officials of PT.Bank Sumut such as Heads of Division and the experts handling and/or knowing the recapitulation implementation. All the data obtained were descriptively analyzed to find opinion and solution for the problems mentioned above.

The result of this study shows that, first, the regulation regulating the business reorganization especially in banking has been adequately regulated, but Banking Recapitalization program is not included in Law No.10/1998 on Banking, this program is only based on Joint Decree between Minister of Finance and Governor of Bank Indonesia; second, according to banking system in Indonesia, the protection for bank creditors is in the form of implicit deposit protection and explicit deposit protection; and third, the recapitulation program implemented is very effective to make PT.Bank Sumut healthy. In order to make the implementation of business reorganization effective, it is suggested that, first, Banking Recapitulation Program be arranged based on the higher regulation of legislation, not just based on the Joint Decree between Minister of Finance and Governor of Bank Indonesia; second, Bank Indonesia together with national banking should socialize that of the system legal protection for community’s fund deposited in the banks is implicitly and explicitly done; and third, form now on, the government or Bank Indonesia should take the existing Banking Recapitulation Program as a reference in reorganizing the banks with financial difficulty.

(7)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas

segala cucuran rahmat dan karunia yang diberikannya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini yang merupakan satu syarat yang harus dipenuhi dalam

rangka menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, baik yang sifatnya bantuan material maupun bantuan moril. Oleh

karena itu pada kesempatan ini, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof.Chairuddin P. Lubis, DTM&H,Sp.A(K),

atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan program Magister pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara;

2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Prof.Dr.Ir.T.Chairun

Nisa B, M.Sc, atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara;

3. Ketua Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara, Prof. Dr. Bismar Nasution, SH,MH, yang juga selaku Ketua Komisi

Pembimbing dan Penguji, atas segala pengarahan, dorongan dan bimbingan bagi

(8)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

4. Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera

Utara, Dr. Sunarmi, SH,M.Hum, yang juga selaku Anggota Komisi Pembimbing

dan Penguji yang terus mendorong penulis untuk segera menyelesaikan

pendidikan ini.

5. Prof.Dr. Ningrum Natasya Sirait, SH.MLI, selaku Anggota Komisi Pembimbing

dan Penguji, yang banyak memberikan bahan dan dorongan moril kepada penulis

dalam mengatasi segala kesulitan dalam penulisan tesis ini.

6. Dr. Mahmul Siregar, SH., M.Hum selaku Anggota Komisi Penguji

7. Dr.T. Keizerina Devi Azwar, SH.,M.Hum selaku Anggota Komisi Penguji.

8. Direksi PT.Bank Sumut, yang telah memberikan izin penulis untuk melanjutkan

studi S2 dan riset tesis ini pada PT.Bank Sumut.

9. Drs.T.Tazul Rizal Aziz, selaku Staf Ahli Direksi PT.Bank Sumut, yang banyak

memberikan bahan dan informasi serta masukan kepada penulis.

10.Keluarga tercinta, isteriku Akmalun Nazli, kedua putriku Liza Tifanni Zuhra dan

Filza Aldina Humaira, sangat mendorong dan mendukung spenulis menyelesaikan

studi, sehingga terkadang waktu yang seharusnya menjadi haknya tersita dalam

masa studi ini.

11.Bapak dan Ibu Dosen Pengajar serta seluruh staf pegawai di Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara Program Studi Ilmu Hukum

12.Rekan –rekan satu angkatan Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara Program

(9)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

13.Semua pihak, antara lain teman-teman sejawat di PT.Bank Sumut atau pihak lain

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis

menyelesaikan studi ini.

Medan, 27 Juni 2008

Penulis,

(10)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Nama : Didi Duharsa

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 17 November 1960

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. STM/Sukaria Ujung No.5-A Medan

PENDIDIKAN FORMAL

- Swasta Arena Karya Medan, Tahun 1972

- Ibtidaiyah Madrasah Alj.washliyah/Perguruan Islam Medan, Tahun 1975

- SMP Negeri XI, Tahun 1975

- SMEA Negeri I/Pembina, Tahun 1979

- S-1 Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara, Tahun 1989

- S-2 Program Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas

(11)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

PENDIDIKAN NON FORMAL

- Tata Buku Bond A1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, Medan, Tahun 1978

- Kursus Project Appraisal Angkatan ke 12, Lembaga Pengembangan

Perbankan, Jakarta, Tahun 1987

- Kursus PBJJ Pejabat Pemberian Kredit Angkatan VIII, Lembaga

Pengembangan Perbankan, Jakarta, Tahun 1988

- Kursus Manajemen Perkreditan Angkatan III, Lembaga Pengembangan

Perbankan, Jakarta, Tahun 1989

- Kursus Pemimpin Cabang Angkatan ke 72, Lembaga Pengembangan

Perbankan, Jakarta, Tahun 1991.

- Pendidikan Ekspor Impor, Lembaga Pengembangan Perbankan Medan, 1994

- Pendidikan Forex Trading and Money Market, Lembaga Pengembangan

Perbankan Medan, Tahun 1994

- Traits Leadership And Management Course, Dale Carnegie, Medan, Tahun

1995

- Leadership Training: Management, Fith Generation, Dale Carnegie, Medan

(12)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

- Lulus mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level I, Badan Sertifikasi

Manajemen Risiko, Jakarta, Tahun 2006

- Sekolah Staf dan Pimpinan Bank (SESPI Bank) Angkatan XLII, Lembaga

Pengembangan Perbankan, Tahun 2006

- Lulus mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level II, Badan Sertifikasi

Manajemen Risiko, Jakarta, Tahun 2006

- Lulus mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level III, Badan Sertifikasi

Manajemen Risiko, Jakarta, Tahun 2008

- Berbagai seminar dan pelatihan lainnya.

KELUARGA

- Isteri : Akmalun Nazli

- Anak : 1. Liza Tifanni Zuhra

2. Filza Aldina Humaira

RIWAYAT PEKERJAAN

- Pegawai PT.Bank Sumut, Tahun 1980

- Kepala Seksi Buku Besar, Tahun 1983

- Kepala Seksi Follow Up Kredit Umum, Tahun 1986

(13)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

- Kepala Sub.Bagian Kredit Rekening Koran,Tahun 1991

- Kepala Bagian Kredit Umum Kantor Pusat, Tahun 1996

- Kepala Bidang Supervisi Kredit, Tahun 2001

- Kepala Divisi Kredit, Tahun 2004

(14)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada

(15)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

BAB II : PELAKSANAAN REORGANISASI

PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA

A. Reorganisasi Perusahaan... B. Alasan dan Pertimbangan Dilakukannya

Reorganisasi Perusahaan... C. Ketentuan Reorganisasi Perusahaan di bidang

Perbankan...

A. Peranan Perbankan Dalam Perekonomian Nasional... B. Jenis-Jenis Kreditur Bank... C. Peranan Kreditur Bank... D. Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Bank

48

48 56 63 66

BAB IV : PELAKSANAAN REKAPITALISASI PT.BANK SUMUT

A. Program Rekapitalisasi Perbankan... B. Pelaksanaan Rekapitalisasi PT.Bank Sumut... C. Perkembangan Kinerja Keuangan PT.Bank Sumut

Pasca Restrukturisasi... D. Divestasi Saham Pemerintah Pusat...

(16)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Kinerja Keuangan PT.Bank Sumut ... 114

2 Kepemilikan Saham PT.Bank Sumut ... 120

3 Komposisi Saham PT.Bank Sumut ... 120

(17)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

GLOSSARY

Daftar kata di bawah ini adalah untuk – dan melulu untuk- menerangkan kata-kata yang dirasa penting di dalam tesis ini saja.

Akumulasi

Suatu kenaikan jumlah suatu nilai dengan menambahkannya dengan nilai yang sudah ada sebelumnya.

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

Batas maksimum penyediaan dana terhadap modal bank, yang diperkenankan untuk dilakukan oleh bank kepada peminjam atau kelompok peminjam.

CAMEL

Aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank; CAMEL merupakan tolok ukur yang menjadi objek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawas bank; CAMEL terdiri atas lima kriteria, yaitu : modal (capital), aktiva (asset), manajemen, pendapatan (earnings) dan likuiditas (liquidity).

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Perbandingan antara modal sendiri Bank dengan kebutuhan modal yang tersedia, setelah dihitung margin risk (pertambahan risiko) dari aktiva yang berisiko.

Capital Flight

Pergerakan uang dalam jumlah besar dari suatu negara ke negara lain, untuk menghindari kekacauan politik, ekonomi , atau untuk memburu tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

Cash Management System

Sistim pengelolaan dana nasabah yang disimpan pada Bank secara terpadu.

Classified Loan Committee (CLC)

Satuan tugas atau unit (komite) yang mengelola kredit-kredit yang bermasalah dalam memenuhi kewajibannya.

Divestasi

Penjualan sebagian atau seluruh saham perusahaan.

(18)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Pemeriksaan langsung terhadap bank yang memberikan hak kepada pemeriksa untuk meminta konfirmasi kepada manajemen bank mengenai kebenaran laporan keuangan. Dalam kaitan dengan pemeriksaan bank di Indonesia, istilah ini diartikan sebagai audit keuangan terhadap bank dalam rangka pelksaan progam rekapitalisasi bank.

Hapus Buku(write-off)

Pinjaman macet yang tidak dapat ditagih lagi dihapusbukukan dari neraca (on

-balance sheet) dan dicatat pada rekening administratif (off-balance sheet);

penghapusbukuan pinjaman macet tersebut dibebankan pada akun penyisihan pengahapusan aktiva produktif, meskipun pinjaman macet tersebut telah dihapusbukuan, hal ini hanya bersifat administratif sehingga penagihan terhadap debitur tetap dilakukan;hasil tagihan pokok pinjaman dibukukan ke rekening penyisihan penghapusan aktiva produktif, sedangkan tagihan bunga dibukukan sebagai pendapatan lainnya.

Liquidity mismatch

Kondisi bank salah dalam memperhitungkan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban segera dengan harta lancarnya

Loan to Deposite Ratio(LDR)

Perbandingan antara kredit yang disalurkan dan dana masyarakat yang berhasil dihimpun suatu bank. Tujuannya untuk mengukur efektivitas suatu bank sebagai lembaga intermediasi.

Sistemik

Kegagalan suatu bank akan berdampak hancurnya ekonomi dan berpengaruh langsung terhadap, karyawan, nasabah dan pemegang saham

Moneter

Berasal dari perkataan money, yang berarti uang.

Moneter: tentang uang; dari hal uang; dalam arti uang; dinilai menurut uang; dalam bentuk uang.

Necessary Condition

Syarat yang diperlukan demi terjadinya suatu peristiwa meskipun mungkin jika syarat itu tidak disertai oleh yang lain, maka peristiwa tersebut bisa tidak terjadi.

Negative spread

(19)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Net Open Position (NOP)

Selisih bersih antara aktiva dan pasiva dalam valuta asing setelah memperhitungkan rekening-rekening administratif. Bank dapat memelihara NOP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Non Performing Loans(NPL)

Pinjaman yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan, sehingga bermasalah yang terbagi dalam katagori kurang lancar, diragukan dan macat.

Rekapitalisasi

Perbaikan struktur dan/atau perubahan jumlah modal dengan melakukan peningkatan permodalannya; dalam kaitan dengan bank, rekapitalisasi dilakukan dengan jalan meningkatkan kembali permodalan bank sehingga mencapai jumlah minimum yang disyaratkan melalui penerbitan saham baru oleh bank, penambahan setoran oleh pemilik, dan pencarian investor baru.

Rekening Escrow

Rekening penampungan yang dibuka untuk penampungan dana yang dipercayakan kepada Bank berdasarkan perjanjian tertulis untuk tujuan tertentu.

Return On Asset (ROA)

Rasio menunjukkan tingkat pengembalian bisnis dari asset yang ada pada perusahaan. Dengan kata yang lebih sederhana, berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp.1 asset dari perusahaan tersebut.

Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut.

Securities

Berbagai macam surat berharga tertulis sebagai bukti penyertaan modal (seperti saham, obligasi) serta bukti utang (seperti wesel, surat aksep, hipotek konosemen)

Subsequent Events

Segala kejadian/transaksi yang terjadi setelah tanggal pemeriksaaan.

(20)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Nasabah yang bertransaksi hanya dengan menggunakan jasa-jasa bank, seperti transfer, inkasso. Dapat dikatakan merupakan nasabah yang tidak mempunyai rekening pada bank, namun nasabah “numpang lewat”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesempatan berusaha, perlindungan, dukungan dan pengembangan kepada

perusahaan merupakan implementasi dan penjabaran hak-hak dasar warga negara

yang harus dipenuhi negara melalui pemerintah sebagaimana yang telah diamanatkan

dalam Undang-undang Dasar 1945.1 Sehingga perusahaan sebagai suatu entitas badan

hukum merupakan salah satu pilar pendukung ekonomi suatu negara yang harus

memperoleh kesempatan berusaha, perlindungan, dukungan dan pengembangan yang

sebesar-besarnya. Sebab peranannya sangat besar dalam meningkatkan usaha,

menciptakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan dan

pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.2

1I.G.Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Berbagai Peraturan dan Pelaksanaan Undang-undang

di Bidang Usaha ( Jakarta: Kesaint Blanc,2007) hlm 270, menyebutkan bahwa salah satu tujuan utama

daftar perusahaan adalah untuk memberikan perlindungan kepada perusahaan-perusahaan yang menjalankan usahanya secara jujur dan terbuka atau dengan iktikad baik.

2Burhanuddin Abdullah, Jalan Menuju Stabilitas Mencapai Pembangunan Ekonomi

Berkelanjutan, ( Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006) hlm 67, salah satu implikasi otonomi

daerah adalah meningkatnya investasi perusahaan swasta di daerah karena daerah diberikan kewenangan untuk menentukan kebijakan investasi, industri dan perdagangan di daerah masing-masing. Prediksi ini didasarkan pada asumsi bahwa, melalui berbagai kebijakan tersebut, Pemda akan berusaha untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif dengan maksud menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

(21)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Pada hakekatnya pemerintah dapat menjalankan perannya itu jika suasana dan

kondisi negara itu stabil. Ada dua kondisi stabilitas yakni stabilitas di bidang

ekonomi dan keamanan yang harus tercipta secara serentak. Sebab keduanya saling

mendukung, tidak mungkin stabilitas di bidang ekonomi tercipta dengan baik jika

tidak didukung dengan stabilitas di bidang keamanan, demikian pula sebaliknya.

Kondisi tidak stabilnya ekonomi suatu negara dimulai dengan kondisi

instablitas finansial dan dilanjutkan dengan kondisi resesi atau krisis ekonomi. Secara

sederhana bisa dikatakan bahwa fluktuasi adalah suatu yang biasa dalam dinamika

ekonomi, apalagi di sektor finansial. Fluktuasi yang terlalu besar bisa menimbulkan

gejala ketidakstabilan. Apabila terjadi secara terus menerus dalam waktu cukup lama

dapat mengganggu kesinambungan sektor-sektor ekonomi lainnya. Sedangkan krisis

adalah suatu kondisi dimana berbagai langkah pengendalian sudah tidak mampu lagi

menahan fluktuasi pada sektor finansial, yang akan segera diikuti dengan kontraksi

ekonomi secara menyeluruh.3

Menurut Minsky, sumber instabilitas adalah stabilitas itu sendiri. Karena pada

dasarnya “stability is de-stabilizing”. Gagasan ini sebenarnya mirip dengan

pandangan Schumpeter tentang dua tahap peran uang ekonomi. Menurut Schumpeter

(22)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

pada tahap pertama, uang berfungsi mendorong inovasi di sektor produksi. Namun

ketika inovasi yang dilakukan berhasil dengan baik, kecendrungannya para agen

ekonomi menjadi spekulatif dalam merencanakan bisnisnya di masa depan. Ada

semacam kepercayaan dirinya membuat para agen ekonomi kurang hati-hati dalam

perencanaan bisnis. Akibatnya uang berperan mendestabilisasi ekonomi.

Menurut Minsky, jika ekonomi berjalan stabil, maka para pelaku ekonomi

cenderung ekspansif dan kurang berhati-hati dalam berhutang. Akibatnya, situasi

berubah menjadi mengarah pada instabilitas. Jadi sumber instabilitas adalah situasi

stabil dimana perilaku agen ekonomi cenderung menjadi spekulatif.4

Kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya terutama dalam

memenuhi kewajibannya kepada pihak lain, dapat disebabkan oleh kondisi internal

dan eksternal. Kondisi internal biasanya akibat mismanajemen dan fraud5

4Ibid, hlm . 86

5 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) hlm 149, fraud adalah penipuan atau kecurangan. Salah satu bentuk pelanggaran ekonomi : penipuan atau kecurangan di bidang perkeditan (credit fraud), penipuan konsumen (consumer fraud). Dalam kamus Black’s Law Dictionary, fraud diartikan An intentional perversion of truth for the purpose of inducing another in reliance upon it to part with some valuable thing belonging to him or

to surrender a legal right.

yang

dilakukan oleh kalangan internal perusahaan dimulai dari pemegang saham,

komisaris, direksi dan karyawan maupun pihak terkait yang dapat mengendalikan

perusahaan secara tidak langsung. Kondisi eksternal adalah kondisi di luar jangkauan

pihak perusahaan yang berdampak kepada kinerja perusahaan, antara lain kebijakan

pemerintah atau publik dan kondisi makro ekonomi di suatu negara maupun global.

(23)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

kondisi dan situasi masa depan. Baik itu berupa tataran kebijakan yang akan terbit

maupun perkiraan perekonomian yang berdampak pada kinerja perusahaan. Namun

sering terjadi tidak semua analisis dan simulasi yang dijalankan dapat berhasil dengan

baik.

Menurut Insukindro dalam bukunya, Ekonomi Uang dan Bank, sistem

keuangan (financial system) pada umumnya merupakan suatu kesatuan sistem yang

dibentuk dari semua lembaga keuangan yang ada dan yang kegiatan utamanya adalah

menarik dana dari dan menyalurkannya kepada masyarakat. Keberadaan sistem

keuangan ini diharapkan dapat melaksanakan fungsinya sebagai lembaga perantara

keuangan (financial intermediation) yang mampu menjembatani mereka yang

kelebihan dana dan kekurangan dana, serta mempelancar transaksi ekonomi.6

Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara.

Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat perseorangan, badan-badan

usaha swasta, badan-badan usaha milik negara, bahkan lembaga pemerintah

menyimpan dana-dana yang dimilikinya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai

jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan

mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.7

Di Indonesia lembaga perbankan diatur dalam Undang-undang Nomor 7 tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10

tahun 1998. Dalam Pasal 6 Undang-undang itu disebutkan salah satu usaha Bank

(24)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Umum meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.8

Kinerja bank akan tercermin dari tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan

bank akan dicerminkan oleh aspek pemenuhan modal minimum atau Capital

Adequacy Ratio (CAR)9, kualitas aktiva produktif, kesehatan manajemen,

kemampuan memperoleh laba dan kemampuan memenuhi kewajiban segera serta

sensivitas pasar.10 Faktor-faktor tersebut harus didukung oleh pemenuhan ketentuan

moneter lainnya di bidang perbankan misalnya Batas Maksimum Pemberian Kredit

(BMPK), Net Open Position (NOP), ketentuan KUK dan sebagainya.11

Dampak dari krisis moneter yang berawal pada tahun 1997 sangat memukul

bisnis perbankan, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap sistem perbankan di Indonesia. Penurunan tingkat kepercayaan

masyarakat disertai dengan desas-desus dan isu-isu negatif yang mengakibatkan Bank

Indonesia sebagai pengawas Bank akan memonitor tingkat kesehatan dan kepatuhan

perbankan dari waktu ke waktu.

8 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 tentang Perbankan.

9 M.Sinungan, Manajemen Dana Bank (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm 157-158, menyebutkan

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah perbandingan antara modal sendiri Bank dengan kebutuhan

modal yang tersedia, setelah dihitung margin risk (pertambahan risiko) dari aktiva yang berisiko. 10 Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

(25)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

terjadinya penarikan dana secara besar-besaran (rush) terhadap beberapa bank swasta

nasional. 12

Penutupan 16 (enam belas) bank mengakibatkan semakin berakumulasi

ketidak percayaan masyarakat terhadap bank. Hal ini menyebabkan antrian

penarikan simpanan semakin panjang terutama terhadap bank-bank yang

dikategorikan masyarakat memiliki risiko tinggi.13Dahsyatnya dampak kondisi krisis

sangat dirasakan perbankan, salah satunya perbankan mengalami negative spread

atau selisih harga beli dengan harga jual negatif (kondisi normal harus positif) alias

merugi. Akibat suku bunga dana masyarakat berkisar antara 65% sampai dengan 70%

sedangkan suku bunga kredit hanya berkisar 30%.14

Untuk mendapatkan fakta yang lebih riel dari kondisi itu, J.Soedradjad

Djiwandono (Gubernur Bank Indonesia periode 1993-1998) menjelaskan bahwa Upaya inipun tidak mendukung

untuk membendung capital flight (pelarian dana) dari perbankan.

12Eko B.Supriyanto Wakil Pimpinan Redaksi/Penanggung jawab Majalah Info Bank dalam tulisan yang berjudul Mewaspadai Arus Balik Dana Asing, Menghindari Krisis Jilid Kedua (10 tahun Krisis Moneter), (Jakarta: Info Bank Publishing, 2007) : menyebutkan bahwa menurut beberapa pengamat dan pejabat Pemerintah Indonesia, krisis ekonomi pada tahun 1997 disebabkan empat hal besar. Satu Faktor Eksternal, faktor regional di Asia yang memburuk. Dua, kebijakan pemerintah dibidang moneter dan fiskal yang bertumpu pada struktur ekonomi politik Suharto yang tidak governance alias rapuh secara struktural.Tiga, perilaku menyimpang sektor swasta (moral hazard) khususnya perbankan dan dunia usaha yang memanfaatkan perbankan untuk membesarkan grup usahanya. Empat, situasi sosial politik yang memanas akibat kebijakan ekonomi yang menciptakan gap pendapatan dan lebih banyak memihak pada kelompok usaha tertentu.

13Berdasarkan Siaran Pers Pemerintah Indonesia tentang Likuidasi Bank yang diterbitkan Bank Indonesia, Jakarta 1 Nopember 1997, ke 16 Bank yang dicabut izin usahanya tersebut adalah : PT.Bank Harapan Sentosa, PT.Sejahtera Bank Umum, PT.Bank Andromeda, PT.Bank Pasific, PT.Bank Astria Raya, PT.Bank Guna Internasional, PT.Bank Dwipa Semesta, PT.Bank Kosagraha Semesta, PT.Bank Industri, PT.Bank Jakarta, PT.Bank Citrahasta Dhanamanunggal, PT.South East Asia Bank, PT.Bank Mataram Dhanarta, PT.Bank Pinaesaan. PT.Bank Anrico, PT.Bank Umum Majapahit Jaya.

(26)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

kombinasi langkah moneter dan fiskal yang dijalankan pada waktu itu menimbulkan

keketatan likuiditas secara umum dan peningkatan suku bunga antarbank yang sangat

tajam, sehingga menyebabkan banyak bank menjadi kurang sehat. Kondisi ini

akhirnya mengungkap kelemahan industri perbankan nasional yang waktu itu masih

menjalani pembenahan dan konsolidasi serta belum kuat. Sektor perbankan Indonesia

yang lemah tersebut kemudian mengalami distress, berubah menjadi krisis. Itu terjadi

karena pemilik dana melakukan tindakan penyelamatan dengan memindah dana

mereka ke bank yang lebih aman menurut persepsi mereka-dikenal sebagai flight to

safety. Bagi bank-bank yang kehilangan deposito sebagai basis kegiatan mereka, hal

tersebut merupakan pukulan yang luar biasa. Masalah kekurangan likuiditas atau

liquidity mismatch15 bagi bank-bank yang mulai terjadi pada Agustus 1997 kemudian

menjadi sistemik16, menyangkut banyak bank, terutama setelah dilaksanakan

penutupan 16 bank pada awal Nopember 1997. Setelah itu mulailah krisis perbankan

berlangsung secara penuh”.17

Banyak pakar ekenomi yang mengemukakan bahwa kondisi makro ekonomi

Indonesia pada tahun 1997 sangat baik dan mampu mengatasi dampak memburuknya

ekonomi Asia. Tetapi kenyataannya, seperti yang sudah dirasakan kondisi krisis

15Alimansyah & Padji, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, (Bandung:Yrama Widya, 2003) disebutkan liquidity (likuiditas) adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memernuhi kewajiban atau utang yang harus segera dengan harta lancarnya.

16 Workbook Level 1, Indonesia Certificate ini Banking Risk and Regulation, ( England: Global Association of Risk Professional), hlm A:6, : Systemic risk is the risk that a bank failure could result in damage to the economy out all proportion to simply the immediate damage to employees, customers

and shareholders. Penjelasannya bahwa risiko sistemik adalah kegagalan suatu bank akan berdampak

(27)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

keuangan yang menjalar menjadi krisis moneter dan disebut pula krisis multidimensi

telah menghantam sendi-sendi kehidupan di Indonesia.

Dalam kondisi normal memang tidak diperlukan upaya yang sangat luar biasa

penanganannya. Tetapi dalam kondisi krisis seperti yang terjadi pada tahun 1997 itu,

diperlukan upaya pemerintah yang luar biasa (extra ordinary measures)18

Di dalam menghadapi krisis yang melanda Indonesia, segala upaya

dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia baik dari sisi politik, ekonomi dan sosial

dengan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh organisasi

multilateral dan negara-negara lain melalui kesepakatan bilateral maupun multilateral.

Sudah banyak lembaga maupun institusi yang didirikan oleh pemerintah untuk

menangani krisis yang melanda Indonesia dengan melaksanakan reformasi baik di

bidang politik, ekonomi dan sosial. Di sisi ekonomi, BPPN, Prakarsa Jakarta dan

INDRA (Indonesian Debt Restructuring Agency) dibentuk pemerintah untuk

menangani krisis ekonomi yang ada. Pembentukan Pengadilan Niaga yang

diharapkan untuk dapat mempercepat penyelesaian masalah hukum perdata serta

mendukung undang-undang kepailitan, sehingga kepastian penegakan hukum (law

enforcement) dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

, dalam

mengatasi kondisi krisis dan mengupayakan pemulihannya. Tingkat keberhasilannya

dapat dimaksimalkan dengan kebijakan yang tepat dan dalam waktu yang cepat.

19

18 S.Wojowasito, Tito Wasito W, Kamus Lengkap ( Bandung: Penerbit Hasta, 1997) hlm 56-111 diartikan tindakan luar biasa.

(28)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Krisis perbankan nasional sudah sedemikian parahnya sehingga apabila tidak

segera diatasi, keseluruhan industri perbankan nasional akan runtuh. Kondisi tersebut

memaksa pemerintah melakukan berbagai upaya dalam melindungi industri

perbankan dari kondisi krisis akibat risiko sistemik yang dapat ditimbulkannya.

Untuk ini, diperlukan restrukturisasi perbankan secara global. Kebijakan pertama

yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi dampak krisis adalah melakukan

restorasi20

1. Memulihkan kepercayaan masyarakat dan kreditur

industri perbankan melalui langkah-langkah, yaitu :

2. Memberdayakan kembali bank-bank yang sudah kehilangan daya namun masih

mempunyai prospek (melalui program rekapitalisasi perbankan)

3. Menutup bank-bank yang sama sekali tidak berdaya dan tidak mempunyai

prospek.21

Guna mengetahui gambaran bank-bank yang masih mempunyai prospek yang

baik, Bank Indonesia dibantu auditor internasional sejak bulan Agustus 1998 hingga

Desember 1998, melakukan due diligence 22

1. Kategori A, bank yang mempunyai CAR sebesar 4% atau lebih dan dinilai

mampu mandiri.

terhadap setiap bank. Berdasarkan hasil

due diligence, perbankan nasional dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu :

20 S.Wojowasito-Tito Wasito W, op.cit hlm 179 : restoration diartikan perbaikan, pemulihan. 21Buku Restrukturisasi Perbankan, op.cit hlm 4

(29)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

2. Kategori B, bank yang mempunyai CAR kurang dari 4% sampai minus 25%,

adalah bank-bank yang mendapat kesempatan mengikuti proses rekapitalisasi.

3. Kategori C, bank yang mempunyai CAR kurang dari minus 25 % adalah

bank-bank yang dinilai sudah tidak layak lagi untuk beroperasi sehingga harus tutup.23

Konsep Pemerintah dalam melakukan restrukturisasi perbankan tersebut

merupakan salah satu bentuk dari reorganisasi perusahaan. Sebab pengertian

reorganisasi perusahaan dalam arti luas adalah perubahan mengenai bentuk hukum

atau perubahan mengenai imbangan atau susunan tertentu, baik yang menyangkut

struktur organisasi maupun struktur modal dari suatu perusahaan.24

1. Mengurangi beban tetap dikemudian hari.

Tujuan pokok

reorganisasi finansial yakni menyehatkan kembali permodalan perusahaan, yang

dapat dilakukan berupa:

2. Memperoleh alat-alat permodalan yang baru.25

Pelaksanaan reorganisasi finansial dilakukan apabila diperkirakan perusahaan

tersebut masih mempunyai harapan untuk dapat bekerja terus dengan keuntungan

atau dengan perkataan lain masih mempunyai prospek yang baik.26

Untuk membekukan kegiatan usaha bank-bank yang masuk kategori C dan

bank-bank kategori B yang tidak ingin ikut proses rekapitalisasi, prosedurnya

ditempuh dengan dasar Pasal 37A Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang

23Buku Resktrukturisasi Perbankan, op.cit hlm 8

24Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajahmada, 1982) hlm 249.

(30)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Perubahan Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, yakni dengan

menyerahkan bank-bank tersebut kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional

(BPPN).27

Krisis ekonomi nasional dimaksud telah membawa pengaruh terhadap

perekonomian daerah di seluruh Indonesia. Perekonomian Sumatera Utara juga

mengalami krisis yang ditandai dengan tingkat inflasi kumulatif pada tahun fiskal

1997/1998 meningkat tajam, mencapai 33,51% dibandingkan tingkat inflasi

kumulatif tahun 1996/1997 yang hanya sebesar 7,1% . Bahkan pada tahun 1998 pada

saat krisis sedang berlanjut tingkat inflasi kumulatif Sumatera Utara tersebut

mencapai 62,84%.28

Kondisi di atas tidak hanya dialami oleh Bank Nasional, namun juga dihadapi

oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang keberadaannya diperlukan khusus

untuk mendorong pengembangan potensi ekonomi daerah, terutama melalui

pengembangan usaha kecil dan menengah serta pelayanan jasa perbankan masyarakat

lokal.29 PT. Bank Sumut30

27Buku Restrukturisasi, op.cit, hlm 10.

28Laporan tahunan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara tahun 1998, hlm 15

29Agus Sugiarto, Peneliti Senior Bank Indonesia, Mencari Struktur Perbankan Yang Ideal, Harian Kompas, tanggal 16 Juli 2003. hlm 6. Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai salah satu bank yang ada pada system perbankan nasional memiliki fungsi dan peran yang signifikan dalam konteks pembangunan ekonomi regional karena BPD mampu membuka jaringan pelayanan di daerah-daerah dimana secara ekonomis tidak mungkin dilakukan oleh bank swasta.

pada waktu itu masih berstatus Perusahaan Daerah dengan

(31)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

nama Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara lebih dikenal dengan singkatan

BPDSU. Status PT.Bank Sumut merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang

sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Propinsi, Kabupaten dan Kota se Sumatera Utara

didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 1 tahun

1993, dengan maksud untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian

dan pembangunan daerah di segala bidang dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat. Fungsi yang lain bertindak sebagai pemegang kas daerah dan atau

melaksanakan penyimpanan uang daerah.31

Pada waktu itu kinerja keuangan PT.Bank Sumut juga mengalami dampak

yang sangat parah. Kondisi tersebut tergambar dari jumlah kerugian yang diderita,

yaitu pada tahun 1998 mengalami kerugian sebesar Rp. 127.084 juta dan pada tahun

1999 sebesar Rp. 161.044 juta

32

Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara. Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara Nomor 2 tahun 1999, bentuk badan dirubah kembali dengan call name Bank Sumut. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 tahun 1999 Notaris Alina Hanum Nasution SH dan telah mendapat pengesahaan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99 tanggal 5 Mei 1999, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Nomor 54 tanggal 6 Juli 1999. Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp.400 miliar. Selanjutnya karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta Nomor 31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp.500 miliar.

31Laporan Tahunan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara tahun 1998, hlm 6 32Laporan Tahunan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara tahun 1999, hlm 40

. Menurut hasil due deligence yang dilakukan oleh

Bank Indonesia pertanggal 31 Maret 1999 kondisi CAR PT. Bank Sumut adalah

minus 34,67%. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah setiap Bank

(32)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

program rekapitalisasi dalam rangka mengatasi kesulitan permodalan dan

kelangsungan usahanya33

B. Permasalahan

.

Dari gambaran di atas, terlihat bahwa wujud dari tindakan negara dalam

memberikan perlindungan dan pengembangan usaha kepada perusahaan yang

mempengaruhi perekonomian secara nasional dan perusahaan layanan umum

termasuk perbankan, antara lain berupa reorganisasi perusahaan dalam bentuk

restrukturisasi hutang dan restrukturisasi perbankan.

Menelusuri kembali kondisi krisis tersebut, penulis tertarik untuk meneliti

masalah reorganisasi perusahaan dan menuangkannya dalam bentuk tesis yang

berjudul Analisis Hukum Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran

(Studi pada PT.Bank SUMUT).

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, ada beberapa masalah

yang akan diteliti lebih lanjut, yaitu :

1. Bagaimana ketentuan reorganisasi perusahaan khususnya perbankan diatur dalam

peraturan perundang-undangan di Indonesia ?

2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap para kreditur apabila Bank dibubarkan?

3. Bagaimana pelaksanaan rekapitalisasi PT.Bank SUMUT dalam upaya penyehatan

dan pemberdayaannya sebagai bank milik pemerintah daerah ?

(33)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mengkaji ketentuan reorganisasi perusahaan khususnya perbankan diatur dalam

peraturan perundang-undangan di Indonesia.

2. Meneliti lebih dalam perlindungan hukum terhadap para kreditur apabila Bank

dibubarkan.

3. Menganalisis dan mendalami dampak keberhasilan pelaksanaan rekapitalisasi

pada PT.Bank Sumut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi

peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum, khususnya

dalam masalah rekapitalisasi perbankan yang dikategorikan sebagai salah satu upaya

(34)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

2. Manfaat Praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat, bagaimana langkah kebijakan penanganan rekapitalisasi perbankan

yang dilakukan pemerintah khususnya rekapitalisasi PT.Bank Sumut sebagai salah

satu upaya menghindari pembubaran perusahaan, sehingga dapat menjadi

pembelajaran bagi semua pihak dalam mengantisipasi kondisi krisis di masa yang

akan datang.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di perpustakaan

Universitas Sumatera Utara diketahui memang telah pernah ada penelitian tentang

reorganisasi perusahaan, yaitu :

1. Reorganisasi Perusahaan Dalam Kepailitan oleh Herbert (NIM 017005016)

2. Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Reorganisasi Perusahaan oleh Elizabeth

Tobing (NIM 027005032)

namun ruang lingkup permasalah, metode dan lokasi penelitian berbeda dengan yang

diteliti oleh penulis. Jadi ide dan isu atas penelitian ini adalah asli dari pemikiran

penulis dan dilakukan dengan asas-asas keilmuan, yaitu jujur, rasional, objektif dan

terbuka, sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara

(35)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional 1. Kerangka Teori

Pendekatan teori hukum yang disebut dibawah ini digunakan penulis dalam

menganalisis pelaksanaan reorganisasi perusahaan yang mengambil studi pada PT.

Bank Sumut. Sebab dalam pelaksanaan reorganisasi melalui program rekapitalisasi

perbankan pada waktu itu, dilakukan dalam kondisi yang sangat kritis. Hal ini

mendorong pemerintah harus membuat kebijakan yang cepat dan tepat.

a. Hukum dan kegiatan ekonomi

Pemerintah sebagaimana tujuannya didirikan dalam suatu negara, berfungsi

memberikan jaminan perlindungan dan keamanan kepada rakyatnya. Sehingga pada

saat itu pula lahir upaya timbal balik dari rakyat yang merasa terlindungi untuk

memberikan trust yang seluas-luasnya sebagai bentuk kompensasi sehingga dapat

melakukan apa saja yang perlu bagi keselamatan rakyat. Di sinilah sebenarnya fungsi

awal (pelayanan) sebuah pemerintahan diwujudkan.34

Dalam memimpin, unsur kepercayaan (trust) memainkan peranan yang

teramat penting. Tidak mungkin sesorang menjalankan sebuah organisasi atau

perusahaan bila di dalamnya tidak ada unsur kepercayaan – baik kepercayaan

vertikal, maupun kepercayaan horizontal. Kepercayaan (trust) didefinisikan sebagai

kemauan untuk bertumpu pada seseorang yang kita percaya dan yakini.

35

34 Muhadam Labolo, Memahami Ilmu Pemerintahan, Suatu Kajian, Teori,Konsep dan

Pengembangannya ( Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2006) hlm7

35 Robby Johan, Leading In Crisis, Praktik Kepemimpinan Dalam Mega Merger Bank Mandiri,

(36)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Menurut studi yang dilakukan Burg’s mengenai hukum dan pembangunan

terdapat 5 (lima) unsur yang harus dikembangkan supaya tidak menghambat

pertumbuhan ekonomi, yaitu stabilitas (stability), prediksi (preditability), keadilan

(fairness), pendidikan (education) dan pengembangan khusus bagi para sarjana

hukum (the special development abilities of lawyers). Burg’s menjelaskan bahwa

unsur pertama dan kedua merupakan prasyarat agar sistem perekonomian dapat

berfungsi baik. Dalam hal ini stabilitas berfungsi untuk mengakomodasi dan

menghindari kepentingan-kepentingan yang saling bersaing (confilc of interest),

sedangkan prediksi merupakan suatu kebutuhan untuk memprediksi

ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan perekonomian suatu negara. Sejalan dengan

pendapat Burg’s tersebut, J.D. Ny Hart juga mengemukakan konsep hukum sebagai

dasar pembangunan ekonomi, yaitu predictability, procedural capability, codification

of goals, education, balance, definition and clarity of status serta accomodation.36

Dalam pembangunan ekonomi tidak terlepas dari ruang lingkup hukum

ekonomi. menjelaskan bahwa hukum ekonomi disebabkan oleh semakin pesatnya pertumbuhan dan perkembangan perekonomian. Dalam hal ini hukum berfungsi mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi dengan harapan pembangunan perekonomian tidak mengabaikan hak-hak dan kepentingan masyarakat.

Kajian formal tentang hukum ekonomi mulai dilaksanakan pada tahun

1978 dalam bentuk simposium Hukum Ekonomi yang diselenggarakan oleh BPHN,

sehingga dapat dikatakan masih relatif baru. Rochmat Sumitro mengemukakan bahwa

(37)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

kepentingan pribadi, dengan demikian hak-hak dan kepentingan pribadi dibatasi demi

kepentingan umum dengan pertimbangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

pada umumnya.

Selanjutnya Rochmat Sumitro mengemukakan definisi Hukum Ekonomi

sebagai berikut :

“ Hukum Ekonomi, yaitu keseluruhan norma yang dibuat oleh pemerintah atau

penguasa sebagai suatu personifikasi dari masyarakat yang mengatur kehidupan

ekonomi dimana kepentingan individu dan kepentingan masyarakat saling

berhadapan.”38

Pengertian lain tentang Hukum Ekonomi dikemukakan oleh Sri Redjeki

Hartono, bahwa Hukum Ekonomi adalah perangkat Hukum yang mengatur berbagai

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi baik nasional maupun

internasional. Dalam uraian berikutnya Sri Redjeki Hartono menjelaskan bahwa

pelaku ekonomi adalah setiap badan usaha dan perorangan yang menjalankan

perusahaan. Dari dua definisi tersebut, tampak bahwa Hukum Ekonomi terletak pada

bidang Hukum Perdata dan pada bidang Hukum Publik, keseimbangan kepentingan

individu dan kepentingan masyarakat dijaga untuk mencapai kemakmuran bersama.39

b. Teori Sosiological Jurisprudence ( Huku m Sosiologis).

Teori yang dicetuskan oleh Roscoe Pound ini memberikan perhatian sama

kuatnya kedudukan masyarakat dan hukum, sebagai sumber utama hukum dalam

38 Neni Sri Imaniyati, Hukum Ekonomi & Ekonomi Islam Dalam Perkembangannya,( Bandung : Bandar Maju, 2002), hlm 70.

(38)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

penciptaan dan pemberlakuan hukum. Inti dasar prinsip pemikiran mazhab ini adalah

bahwa hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di

dalam masyarakat .40Perhatian aliran ini telah jauh berkembang tidak sekedar esensi

hukum, tetapi juga esensi perkembangan hukum. Masalah yang kedua ini sangat

menonjol dalam asumsi-asumsi Pound. Menurut Pound, tugas utama hukum adalah

rekayasa sosial. Fungsi utama hukum antara lain untuk melindungi kepentingan.

Terdapat tiga kepentingan yang syah dilindungi hukum, yaitu kepentingan umum,

kepentingan sosial dan kepentingan pribadi. Kepentingan umum yang terpenting

adalah kepentingan negara sebagai badan hukum untuk mempertahankan kepribadian

dan hakikatnya, kepentingan negara sebagai penjaga kepentingan sosial. Untuk

kepentingan itu, negara menggunakan hukum, tidak sekedar untuk melindunginya

tetapi juga untuk sarana memajukannya.41

c. Teori Hukum Alam

Teori Hukum Alam (Natural Law) yang dipelopori Thomas Aquinas

mengatakan bahwa Hukum Alam merupakan hukum akal budi dan karenanya

diperuntukkan bagi makhluk rasional. Sebagai makhluk rasional, dengan demikian

setiap individu secara alamiah akan memerlukan perlindungan atas hak-hak yang

dimilikinya. Jika Hukum Alam ingin memiliki relevansi hukum, maka ia harus berisi

prinsip-prinsip petunjuk dimana manusia akan menggunakannya untuk mengatur diri

mereka sendiri dan orang lain. Variasi yang luas mengenai standar keadilan dan

40 Lili Rasjidi & I..B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem ( Bandung : Mandar Maju, 2003) hlm 122.

(39)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

moralitas dapat ditinjau pada waktu yang berbeda, di antara orang-orang yang

berlainan dan bahkan diantara individu-individu yang berlainan, mungkin akan

menghasilkan satu standar petunjuk yang menonjol tetapi variasi-variasi tersebut juga

mengindikasikan sulitnya menentukan apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip

alamiah itu. Hukum hanya dapat dilihat dari pedoman-pedoman yang ditawarkan

pada penerapan prinsip-prinsip tersebut terhadap kasus-kasus tertentu.42

d. Teori Sistem Hukum

Teori Lawrence M.Friedman mengenal Sistem Hukum yang mengandung tiga

komponen, yaitu : structure, substance dan legal culture. Unsur structure dari suatu

sistem hukum mencakup berbagai institusi dalam sistem hukum tersebut dengan

berbagai fungsinya, dalam rangka bekerjanya sistem hukum tersebut. Sistem huku m

terus berubah, namun bagian-bagian sistem itu berubah dalam kecepatan yang

berbeda dan setiap bagian berubah tidak secepat bagian tertentu lainnya. Sedangkan

unsur substance adalah aturan, norma dan pola perilaku nyata manusia yang berada

dalam sistem itu, mencakup segala apa saja yang merupakan hasil dari organ, yaitu

norma-norma hukum baik berupa perundang-undangan, keputusan-keputusan hakim.

Unsur yang ketiga yaitu legal culture (budaya hukum) adalah sikap manusia terhadap

hukum dan sistem hukum- kepercayaan, nilai, pemikiran, serta harapannya.43

42Erman Rajagukguk, Teori Hukum, Bahan Kuliah Program Pascasarjana Universitas Surabaya Magister Hukum- Magister Kenoktariatan, 2006 hlm 15.

(40)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

2. Landasan Konsepsional

Dalam rangka untuk lebih mengarahkan penelitian ini, ada beberapa istilah

operasional yang didefinisikan sebagai landasan konsepsional, yaitu :

a. Bank.

Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana

telah diubah dengan undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas

undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang selanjutnya disebut

Undang-undang Perbankan menyebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak serta dapat pula memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian Bank merupakan bagian dari sistem

keuangan dan sistem pembayaran suatu negara. Sumber dana utama Bank dalam

melakukan operasionalnya selain modal sendiri tentunya dana pihak ketiga yang

dihimpun dari masyarakat. Penghimpunan dana masyarakat dapat diperoleh

berdasarkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga perbankan secara

menyeluruh. Runtuhnya kepercayaan masyarakat kepada perbankan sudah pernah

dialami, sehingga perbankan sangat kesulitan dana dan menyebabkan sangat

mahalnya harga dana yang dibeli oleh perbankan. Pada akhirnya menyebabkan

banyaknya bank-bank yang merugi dan menggerus dana modalnya sendiri bahkan

(41)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

keberadaannya sangat didukung baik oleh pemiliknya sendiri, maupun oleh

masyarakat nasional maupun internasional.

Mengingat kepentingannya itu, maka para stakeholder ( dalam hal ini

termasuk pemerintah) dari bank berupaya memberikan kontribusi kebijakan untuk

melindungi bank dari upaya kebangkrutan. Lebih lagi pada saat ini ambruknya suatu

bank akan mempunyai dampak yang berantai atau domino effect. Yaitu menular

kepada bank-bank lain, yang pada gilirannya tidak mustahil dapat sangat

mengganggu fungsi sistem keuangan dan sistem pembayaran dari negara

bersangkutan. Hal ini pernah dialami Amerika Serikat pada tahun 1929-1933 kurang

lebih 900 bank di Amerika Serkat atau kurang lebih setengah dari jumlah bank yang

ada disana pada waktu itu gulung tikar.44

Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat bagi perbankan di Indonesia,

merupakan salah satu tugas dari Bank Indonesia, sebagaimana diatur dalam

Undang-undang No.3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-Undang-undang No.23 Tahun 1999

Tentang Bank Indonesia Pasal 8 butir c. Implementasinya Bank Indonesia telah

menerbitkan berbagai regulasi dalam rangka mengawal operasional Bank, agar

senantiasa memenuhi azas-azas atau prinsip-prinsip kehati-hatian, manajemen risiko

dan good corporate governance (GCG).

45

44 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi dan

Kepailitan ( Jakarta: Sinar Grafika, 2007) hlm 1.

45 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Mananjemen Risiko Bagi Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance.

Sehingga apabila Bank menjalankan

(42)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

akan sehat dan hidup secara konsisten dan berkesinambungan yang pada akhirnya

bertujuan mengamankan dana simpanan masyarakat pada Bank. Harapan ini tentunya

dapat terwujud dengan iklim dan kondisi yang secara komprehensif mendukung

pelaksanaan tersebut baik dari internal dan eksternal Bank ataupun Bank Indonesia

sendiri.

b. Reorganisasi perusahaan.

Dalam Kamus Istilah Keuangan dan Investasi disebutkan bahwa

Reorganization adalah menstruktur kembali keuangan perusahaan dalam

kebangkrutan.46

1. Reorganisasi Yuridis, yaitu perubahan mengenai bentuk hukum dari suatu

perusahaan atau badan usaha, misalnya dari perusahaan daerah menjadi perseroan

terbatas.

Reorganisasi perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut :

2. Reorganisasi Intern, yaitu perubahan mengenai bentuk atau struktur organisasi

(organisasi intern) dari suatu perusahaan.

3. Reorganisasi finansial, yaitu perubahan yang menyeluruh dari pada keseluruhan

struktur modal, yang terpaksa harus dilakukan karena perusahaan telah

nyata-nyata dalam keadaan insolvabel atau adanya ancaman insolvency, sehingga

(43)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban finansilnya.

Reorganisasi finansial merupakan bentuk capital restructuring yang paling

drastis.47

c. Pembubaran

Yang dimaksudkan pembubaran dalam penelitian ini adalah pembubaran

perusahaan sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas

Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam Undang-undang tersebut

disebutkan bahwa perseroan bubar karena:

1. keputusan RUPS

2. jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah berakhir

3. penetapan Pengadilan

4. dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untuk

membayar biaya kepailitan.

5. harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam insolvensi.

6. dicabutnya izin usaha peseroan sehingga mewajibkan perseroan melakukan

likuidasi.48

Sedangkan pembubaran suatu bank dilakukan apabila menurut penilaian

Bank Indonesia suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan. Pimpinan Bank

Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk

47 Bambang Riyanto, loc.cit

(44)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) guna

membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi. Jika direksi bank

tidak juga menyelenggarakan RUPS, Pimpinan Bank Indonesia meminta kepada

pengadilan untuk mengeluarkan penetapan yang berisi pembubaran badan hukum

bank, penunjukan tim likuidasi dan perintah pelaksanaan likuidasi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.49

c. Pailit

Pailit merupakan suatu keadaan dimana debitor tidak mampu untuk

melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari para kreditor.

Keadaan dimaksud pada umumnya disebabkan karena kesulitan kondisi keuangan

atau yang disebut juga insolven. Dalam buku Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan

disebutkan insolvency merupakan ketidakmampuan seseorang atau badan untuk

membayar utang tepat pada waktunya atau keadaan yang menunjukkan jumlah

pasiva melebihi aktiva.50 Pengertian pailit atau bangkrut yang disebutkan dalam

ensiklopedia ekonomi keuangan dan perdagangan adalah seorang yang oleh suatu

pengadilan dinyatakan bangkrut dan yang aktivanya atau warisannya telah

diperuntukkan untuk membayar hutang-hutangya.51

Selanjutnya dalam Black’s Law Dictionary disebutkan pailit atau bankrupt

adalah:

49 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 37.

50 Aliminsyah & Padji, op.cit hlm 153

(45)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

the state or condition of a person (individual, partnership, corporation,

municipality) who is unable to pay its debts as they are, or become due”52

d. Rekapitalisasi

Rekapitalisasi dapat diartikan sebagai penyusunan kembali daripada struktur

modal, misalnya dengan menambah atau mengurangi jumlah modal saham. Dengan

kata lain dapat dikatakan sebagai perobahan-perobahan baik dalam bentuk (form)

maupun dalam jumlah lembar dari securities yang beredar.53 Sedangkan Kamus

Istilah Ekonomi Kontemporer menyebutkan rekapitalisasi adalah suatu proses

penyuntikan kembali modal bagi perusahaan. Misalnya kondisi negative spread yang

dialami perbankan ditambah sejumlah persoalan dengan kredit-kreditnya yang tidak

mampu ditagih kembali, telah menggerogoti atau membuat modal bank menjadi

negatif. Dalam kondisi ini dibutuhkan tindakan rekapitalisasi.54

e. Obligasi

Obligasi merupakan salah satu instrumen dalam mendapatkan pinjaman uang

dalam jangka panjang, dengan cara si peminjam mengeluarkan surat pengakuan utang

dengan nilai nominal tertentu. Surat pengakuan utang ini dapat dikeluarkan oleh

pihak swasta ataupun negara. Dalam undang-undang Nomor 24 tahun 2002 tentang

Surat Utang Negara dijelaskan bahwa surat utang negara adalah surat berharga yang

berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang

52 M.Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan Prinsip, Norma dan Praktik di Peradilan (Jakarta : Kencana, 2008) hlm1

53Ibid, hlm 225

(46)

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara Republik Indonesia sesuai

dengan masa berlakunya.55

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Guna menjawab permasalahan harus ditentukan metode penelitian yang

efektif. Pentingnya pemilihan metode penelitian tidak hanya diperlukan pada saat

penelitian tetapi juga di akhir penelitian.56 Oleh karena itu metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif. Metode penelitian

normatif disebut juga sebagai penelitian dokrinal (doctrinal research), yaitu suatu

penelitian yang menganalisa hukum baik yang tertulis di dalam buku (law as it is

written in the book), maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses

pengadilan (law it is decided by the judge through judicial process).57

Digunakan pendekatan yuridis normatif karena masalah yang diteliti

mengenai keterkaitan peraturan yang satu dengan yang lain. Penelitian hukum seperti

ini, lebih menekankan pada bahan-bahan hukum sehingga dapat dikatakan sebagai : Adapun data

yang dipergunakan dalam penelitian adalah data kepustakaan (library research),

sebagai suatu teknis pengumpulan data dengan memanfaatkan berbagai literatur

berupa peraturan perundang-undangan, sumber data sekunder lain yang dibahas oleh

penulis.

55 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara pasal 1 butir 1 dan pasal 3 ayat 1.

56 Myra A.Harris, Legal Research, ed 10 (New York : Prentice Hall, 1997) hlm 2

Gambar

Tabel 1 :  Kinerja Keuangan PT.Bank Sumut
Tabel 2 :  Kepemilikan Saham PT.Bank Sumut
Tabel 3 : Komposisi Saham PT.Bank Sumut

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan penghambatan pertumbuhan isolat bakteri oleh ekstrak ganggo tersebut berkaitan dengan komponen kimia yang kemungkinan bersifat sebagai antibakteri.. Komponen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) efikasi diri berpengaruh terhadap komitmen profesional guru, (2) Resiliensi berpengaruh terhadap komitmen profesional guru, (3) budaya

It is described on table 1 and the average of employees’ level of working motivation, on table 3, with valua- tion of Shangri-La Academy Program effec- tiveness; Shangri-La

bahwa kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Negara Anggota ASEAN lainnya di sektor jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b telah

Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda berbeda dengan umpan balik pada komunikasi antar pribadi, akan tetapi konsep umpan balik yang tertunda pada

(1) Bidang Kawasan Permukiman mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan penyediaan Prasarana, sarana dan utilitas umum serta melaksanakan pemanfaatan dan

Di negara maju, pelayanan kesehatan dan taraf ekonomi baik sehingga menyebabkan penduduknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Membaiknya kesehatan dan

tidak terduga, dan challenge merupakan kecenderungan untuk memandang suatu perubahan dalam hidupnya sebagai sesuatu yang wajar dan dapat mengantisipasi perubahan