• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KREDITUR BANK

A. Program Rekapitalisasi Perbankan

Krisis moneter yang terjadi seperti yang telah disebutkan pada bab pendahuluan di depan menyebabkan menurunnya kemampuan sektor dunia usaha yang tercermin dari melemahnya kemampuan para pengusaha yang sebahagian besar merupakan debitur Bank untuk memenuhi kewajibannya kepada Bank. Sehingga terjadi peningkatan jumlah Non-Performing Loans (NPLs) di Bank, yang akhirnya mengakibatkan kualitas asset Bank juga semakin memburuk. Pada saat kondisi NPLs yang bertambah meningkat tersebut, dapat dipastikan bahwa Bank tidak akan mampu memperoleh pendapatan yang optimal dan bahkan yang terjadi adalah kerugian Bank yang semakin meningkat. Dengan demikian akibatnya modal bank akan terus tergerus untuk menutupi kerugian yang dialami.

Fenomena diatas tidak hanya dialami oleh Bank Nasional, namun juga dihadapi oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang secara spesifik keberadaannya diperlukan untuk mendorong pengembangan potensi ekonomi daerah, khususnya melalui pengembangan usaha kecil dan menengah serta pelayanan jasa perbankan masyarakat lokal.

Menyikapi bahwa krisis perbankan muncul antara lain diawali oleh rasa kepercayaan masyarakat yang runtuh terhadap perbankan nasional maka pemerintah berketetapan bahwa kebijakan awal untuk memulihkan kinerja perbankan adalah

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

melalui upaya-upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, baik di dalam negeri maupun luar negeri.132

Untuk itu, maka bank yang dinilai masih mempunyai prospek perlu dibantu sedangkan yang sudah tidak mempunyai prospek lagi harus dihapuskan keberadaanya dari sistem perbankan nasional. Guna mengetahui gambaran tersebut maka sejak bulan Agustus 1998 hingga Desember 1998 Bank Indonesia dibantu oleh auditor internasional melakukan due diligence terhadap setiap bank. Berdasarkan hasil due diligence, perbankan nasional dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu bank kategori A, B dan C. Bank kategori A adalah bank yang memiliki Capital Adequacy Ratio

(CAR) sebesar 4% atau lebih dan dinilai mampu hidup mandiri namun dengan tetap memperoleh pembinaan dari Bank Indonesia. Bank kategori B dengan CAR antara minus 25% sampai dengan kurang dari 4% adalah bank-bank yang mendapat kesempatan mengikuti rekapitalisasi. Terakhir, bank kategori C yang memiliki CAR

Untuk mendukung upaya pemulihan kepercayaan masyarakat di atas, pemerintah memandang bahwa intern perbankan sendiri perlu pula dipulihkan. Berangkat dari pemikiran ini, pemerintah berketetapan untuk melaksanakan program restrukturisasi perbankan yang bersifat menyeluruh. Tujuan program ini adalah terciptanya sistem perbankan yang sehat yang didukung oleh individual-individual bank yang sehat.

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

kurang dari minus 25 % adalah bank-bank yang dinilai sudah tidak layak lagi untuk beroperasi sehingga harus ditutup.133

1. Restorasi industri perbankan melalui langkah-langkah mengatasi dampak krisis yang meliputi pemulihan kepercayaan masyarakat dan kreditur, serta

Bertitik tolak dari keadaan ini dan menyadari pentingnya fungsi perbankan dalam siklus aliran dana dan kegiatan investasi, maka pemerintah memandang perlu untuk melakukan restrukturisasi terhadap perbankan nasional. Restrukturisasi dilakukan melalui upaya-upaya penyehatan dan pemberdayaan terhadap perbankan tersebut, yang akhirnya akan dapat memulihkan kinerja sektor dunia usaha. Pemerintah membuat kebijakan penyehatan perbankan nasional yang disebut dengan Program Rekapitalisasi bagi Bank yang memenuhi persyaratan dan melakukan likuidasi terhadap Bank yang di nilai sudah tidak dapat diselamatkan. Program Rekapitalisasi dilakukan dengan cara menerbitkan obligasi rekapitalisasi yang lebih dikenal dengan nama Obligasi Rekap.

Dengan adanya Obligasi Rekap dimaksud maka perbankan nasional yang menerimanya menjadi layak untuk terus beroperasi, karena tanpa adanya bantuan dari pemerintah maka akan sangat banyak Bank nasional yang harus ditutup.

Dalam upaya mengatasi krisis perbankan nasional, Pemerintah dan Bank Indonesia telah menggariskan suatu program restrukturisasi perbankan yang mencakup :

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

memberdayakan kembali Bank-Bank yang telah kehilangan daya namun masih memiliki prospek.

2. Meningkatkan ketahanan sistem perbankan.

Seluruh rangkaian program tersebut di atas bertujuan untuk membangun kembali sistem perbankan yang lebih sehat dan berdaya saing, sehingga mampu untuk mendukung terciptanya stabilitas keuangan (financial stability).134

1. Sisi internal perbankan yang mencakup perbaikan kelembagaan, manajemen, operasional dan keuangan ;

Dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan tersebut, diperlukan prasyarat

(necessary condition) berupa stabilitas politik dan makro ekonomi yang dapat

menstimulir iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan demikian tujuan dilakukannya restrukturisasi perbankan adalah untuk memberdayakan kembali industri perbankan agar dapat menjalankan perannya sebagai lembaga intermediasi keuangan, sehingga dapat mendukung upaya pemulihan perekonomian nasional.

Program Restrukturisasi perbankan menuntut suatu langkah reformasi perbankan dari :

2. Sisi eksternal perbankan, yang antara lain berupa pengembangan infrastruktur, penyempurnaan peraturan dan pengawasan perbankan.

Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran (Studi Pada PT. BANK SUMUT), 2009.

USU Repository © 2009

Implementasi program Rekapitalisasi pada dasarnya harus dipandang tidak hanya terbatas pada upaya menyehatkan perbankan melalui penambahan modal. Maksud terpenting dari program ini sebenarnya adalah mengupayakan agar Bank yang terancam kelangsungan hidupnya dapat diselamatkan dan bahkan kemudian dikembangkan menjadi Bank yang sehat dan kuat.

Sejalan dengan konsep diatas, maka Program Rekapitalisasi dengan dukungan dana Pemerintah tersebut diharapkan hanya dilakukan untuk satu kali saja. Setiap Bank Pembangunan Daerah yang diikut sertakan dalam Program Rekapitalisasi dengan dukungan dana Pemerintah tersebut, tanpa terkecuali diwajibkan untuk melakukan restrukturisasi intern pada masing-masing Bank, terutama menyangkut kepengurusan, struktur organisasi, jenis kegiatan usaha,penataan jaringan kantor, perbaikan sistem dan prosedur.135