• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Teori Modernisasi dalam Pembangunan

1. Pengantar

Secara umum, banyak pendapat mengungkapkan bahwa perkembangan teori fungsionalisme struktural didasari dari pemikiran-pemikiran Emile Durkheim dan Mark Weber. Dalam hal ini, Durkheim pernah mengungkapkan bahwa masyarakat merupakan totalitas organis dengan realitanya masing-masing, memiliki sejumlah kebutuhan dan fungsi yang harus dipenuhi sehingga masyarakat tetap sustainable (Rasyid, 2015 : 274). Selanjutnya, teori ini dikembangkan oleh Talcott Person dan Robert King Merton yang menjadi dua tokoh utama fungsionalisme struktural. Dalam pandangan Talcott Person, masyarakat diibaratkan seperti organisme hidup dimana setiap bagian-bagian dari organisme itu saling berkaitan dengan perannya masing-masing (Ritzer, 2009 : 25). Tiap-tiap bagian dalam struktur masyarakat yang diibaratkan dengan organisme

tersebut, tidak dapat berfungsi bilamana tidak terdapat hubungan antar bagian satu dengan bagian yang lain. Hubungan yang saling berkaitan memungkinkan perubahan yang terjadi pada satu bagian akan mempengaruhi bagian yang lainnya. Oleh sebab itu, para penganut pandangan ini berkeyakinan adanya konflik di dalam sebuah struktur masyarakat menunjukan adanya ketidak seimbangan dalam proses integrasi sehingga perlu dicarikan sebuah solusi agar masyarakat tetap dalam keadaan seimbang (O’dea, 1995 : 3). Hal yang sama diungkapkan oleh Fakih ( 2001 : 50-52) bahwa Talcott Person dan Robert King Merton melihat bahwa sebuah masyarakat dipandang sebagai sebuah sistem dimana sistem tersebut terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan (Agama, Pendidikan, Struktur Politik, Keluarga, dll), yang secara kontinyu mencari keseimbangan dan harmoni diantara mereka. Interaksi yang terjadi dikarenakan terdapat sebuah konsensus diantara bagian masyarakat tersebut dan suatu pola yang melahirkan gejolak, dimana setiap bagian akan menyesuaikan diri untuk mencapai keseimbangan.

Upaya melihat adanya hubungan antar bagian yang ada di masyarakat menjadikan Kingsley Davis mengatakan bahwa teori fungsional struktural adalah sama dan sebangun dengan ilmu antropologi dan sosiologi. Teori ini dibangun atas respon terhadap teori evolusi yang memandang perubahan masyarakat melalui tingkat-tingkat perkembangan manusia, sehingga teori fungsional struktural ini melakukan kajian-kajian berupa bangunan suatu sistem sosial (atau struktur sosial) melalui pengkajian pola hubungan yang saling berfungsi antara individu-individu, kelompok-kelompok, dan institusi-institusi sosial di dalam suatu masyarakat (Marzali, 2006 : 127). Dalam melihat hubungan antar bagian masyarakat tersebut, istilah fungsi dan struktur tidak harus digabungkan walaupun dalam pembangunan istilah teori ini keduanya menjadi satu istilah

yang utuh. Sehingga, dalam mempelajari mayarakat dapat dilihat melalui struktur-strukturnya saja tanpa memperhatikan fungsi-fungsinya bagi struktur-struktur lain. Demikian juga ketika mempelajari fungsi-fungsi varietas proses sosial yang mungkin tidak mengambil bentuk struktural (Ritzer, 2011 : 402).

Menurut Marzali (2006 : 128-129) terdapat dua pendekatan yang membangun teori fungsional struktural yaitu pendekatan fungsional hasil pemikiran Durkheim dan juga pendekatan struktural Radcliffe-Brown. Disini Durkheim melihat bahwa untuk melihat fenomena sosial perlu melakukan pendekatan menggunakan 2 hal yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan historis. Ia berpendapat bahwa penelitian sosial disatu sisi perlu mencari asal-usul atau sebab dan juga fungsi- fungsi dari suatu fenomena sosial. Sementara R-B melihat bahwa untuk melihat fenomena sosial perlu dilakukan pengelompokan, pengklasifikasian, penggolongan dan generalisasi (melihat struktur ). Namun demikian R-B melihat dalam menganalisis perubahan sosial, fungsi tidak dapat dipisahkan dengan konsep struktur.

Para penganut teori ini pada dasarnya mencoba menjawab mengenai bagaimana masyarakat tersebut bisa bersatu, lalu bagaimana landasan keteraturan yang terdapat didalam suatu struktur masyarakat itu bisa dipertahankan, lalu tindakan- tindakan individu apa saja dan bagaimana tindakan tersebut memberikan sumbangsih terhadap suatu sistem sosial didalam sebuah masyarakat baik yang disadari maupun yang tidak disadari, diarahkan kepada kesejahteraan masyarakat. Melalui analisis ini, juga diharapkan muncul jawaban mengenai persyarakat apa saja yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat agar sustainable dan bagaimana fungsi-fungsi didalam suatu sistem sosial tersebut dipenuhi. Dalam hal ini, berbagai fenomena yang berada didalam masyarakat dianalisa dengan

kerangka-kerangka fungsional yaitu konsekuensi-konsekuensi sosial umumnya di dalam masyarakat. Dalam hal ini, konsekuensi tersebut dinilai apakah memberikan sumbangsih terhadap kesejahteraan masyarakat atau tidak bahkan kecenderungan terhadap kestabilan struktur sosial yang ada didalam masyarakat. Tujuan untuk melihat konsekuensi-konsekuensi sosial dari perilaku tindakan individu merupakan hal yang mendasar dari perspektif fungsional Merton.

Pandangan fungsional struktural secara umum melihat hubungan antara kepribadian individu dengan sistem sosial dan sistem budaya. Walaupun melihat tindakan yang diambil oleh tiap-tiap individu namun dalam pengamatan yang dilakukan terhadap sebuah masyarakat, perlu ditekankan faktor-faktor sosial yang perlu dipenuhi agar suatu sistem sosial tetap sustainable (bertahan) dan bukan hanya melayani kebutuhan- kebutuhan individu. Fungsionalisme struktural menekankan melakukan analisis terhadap struktur yang telah ada serta mengetahui dan memahami dinamika-dinamika sosial yang harus ada untuk keberlangsungannya, sehingga analisis dari teori ini sangat relevan untuk memahami proses perubahan sosial yang teratur. Dapat dikatakan bahwa fungsionalisme struktural melihat bagaimana bekerjanya suatu sistem sosial yang tengah berlangsung dan bagaimana struktur tersebut bertahan.

Asumsi dasar yang berkembang dari teori ini adalah bahwa setiap struktur yang terdapat didalam hubungan sosial fungsional terhadap yang lain. Dalam hal ini fungsi merupakan akibat-akibat yang dapat diamati menuju adaptasi atau penyesuaian dalam suatu sistem. Selain berbicara mengenai fungsi, teori ini turut menekankan adanya struktur yang terdapat didalam sebuah masyarakat. Struktur tersebut tergambarkan melalui adanya stratifikasi yang merupakan posisi didalam sebuah masyarakat

yang memiliki nilai prestise yang bervariasi. Berdasarkan hal tersebut, teori ini menekankan pada fungsi yang diperankan oleh struktur sosial yang merupakan hasil konsensus yang terjadi didalam sebuah masyarakat (Johnson, 1986 : 277-278).

Dokumen terkait