• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Pengaruh asam lemak bebas terhadap kesehatan

Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh tingginya asam lemak bebas diantaranya sebagai berikut:

2.4.1. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner (Coronory Heart Disease) bisa menjadi silent killer nomor satu bukan hanya di negara maju tetapi juga di kelompok masyarakat tertentu di negara yang sedang berkembang. Terdapat sejumlah faktor resiko yang diidentifikasi menyebabkan penyakit jantung koroner, seperti meningkatnya kadar

lipida utamanya kolestrol darah, hypertensi, perokok berat, dan aktifitas fisik, faktor usia (Kusnandar, 2010 ).

Terjadinya penyakit jantung koroner bisa dibagi dalam tiga tahapan yaitu : inisiasi, progresi, dan terminasi. Tahap inisiasi ditandai dengan terjadinya luka (injury) pada lapisan endothelium pada pembuluh darah. Pada tahap progresi, bagian yang luka tersebut menyebabkan terjadinya penimbunan kolestrol yang selanjutnya plaque menjadi besar dan bisa menyumbat aliran darah. Terjadinya penyumbatan tersebut memulai tahap terminasi yang ditandai dengan terjadinya thrombosis, kerusakan otot jantung, dan akhirnya kematian. Diduga bahwa produk dari oksidasi dan kolestrol lemak bisa mempercepat berlangsungnya ketiga tahapan tersebut. Salah satu faktor penyumbang terjadinya penyakit jantung koroner adalah arterisklerosis

( Raharjo, 2006 ).

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa terjadinya arterisklerosis adalah merupakan respon terjadinya luka pada lapisan endothelium pada pembuluh darah. Produk oksidasi lemak telah terbukti bisa menginduksi terjadinya luka pada pembuluh darah dalam waktu relative singkat. Oleh karena itu sangat dimungkinkan bahwa produk oksidasi lemak ataupun LDL (Low Density Lipoprotein) yang teroksidasi bersifat toksik bagi sel yang dapat menginisiasi terjadinya luka pada pembuluh darah ( Raharjo, 2006 ).

2.4.2. Peningkatan Kadar Kolestrol Dalam Darah

Kolesterol adalah suatu substansi seperti lilin yang berwarna putih, secara alami ditemukan di dalam tubuh. Kolesterol diproduksi di hati, fungsinya untuk membangun dinding sel dan membuat hormon-hormon tertentu, tubuh secara alami akan menghasilkan sendiri kolesterol yang diperlukan. Tetapi, karena produk hewani yang di konsumsi, menyebabkan terjadinya kelebihan kolesterol. Kadar kolesterol yang berlebihan di dalam darah merupakan penyebab utama dari penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah. Kolesterol membentuk bekuan dan plak yang menyumbat arteri dan akhirnya memutuskan aliran darah ke jantung (menyebabkan serangan jantung) dan ke otak (menyebabkan stroke) (Nurcahyo, 2011).

Faktor makanan yang berpengaruh terhadap kolestrol darah adalah LDL (Low Density Lipoprotein), lemak total, lemak jenuh, dan energi total. Untuk menghindari timbulnya penyakit jantung koroner, kadar kolestrol darah dipertahankan kurang dari 200 mg/dl. Untuk menghindari kadar kolestrol darah yang tinggi, dianjurkan mengganti lemak jenuh dengan makanan sumber lemak tidak jenuh, terutama lemak dengan ikatan ganda dan mengurangi makanan yang kaya kolestrol. Demikian juga diet dengan kalori yang terkontrol merupakan modifikasi program pencegahan penyakit jantung koroner, karena kalori yang berlebihan ternyata dapat meningkatkan kadar kolestrol( Kusnandar, 2010 ).

Tingginya trigliserida dalam darah/hypertrigliserida merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner. Komposisi karbohidrat dan obesitas merupakan faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan trigliserida dalam darah

( Kusnandar, 2010 ).

2.4.3. Diabetes Melitus

Ada beragam hormon yang terlibat dalam mengatur kadar gula darah, tetapi yang terpenting dan merupakan kuncinya adalah insulin. Faktor penyokong terjadinya diabetes melitus ada ahli yang berpandangan tingginya jumlah asam lemak bebas dalam darah akan memicu penumpukan lemak ektopik (diluar tempat penumpukan yang seharusnya yaitu sel lemak) seperti dalam otot dan hati yang mendasari terjadinya resistensi insulin dalam tubuh. Asam lemak secara langsung juga menyebabkan gangguan pada sistem penghantaran sinyal insulin yang menyebabkan sel-sel tubuh tertentu seperti pada otot, hati, dan sel lemak menurun kepekaannya atau responnya terhadap kerja insulin. Salah satu akibatnya adalah terhambatnya uptake (pengambilan) glukosa oleh sel-sel tubuh contohnya pada sel otot, padahal otot merupakan organ pengguna terbesar glukosa darah pada fase setelah makan. Proses metabolisme glukosa di otot dimulai dengan proses uptake glukosa darah. Proses uptake ini memerlukan suatu proses penghantaran glukosa melalui pintu masuk (transporter) di membran sel otot.

Asam lemak bebas telah diketahui menganggu fungsi pintu masuk ini sehingga uptake glukosa terganggu. Jadi semakin banyak asam lemak bebas dalam tubuh akan mengurangi pengambilan glukosa dalam darah, atau secara gampang bisa dikatakan semakin gemuk seseorang, sel-sel tubuhnya semakin payah memakai glukosa dalam darah (Aminuddin, 2010).

2.4.4. Karsinogenik

Karsinogenik adalah suatu bahan yang dapat mendorong/menyebabkan kanker. Hal ini bisa terjadi karena ketidakstabilan genomik atau gangguan pada proses metabolisme seluler. Kanker adalah penyakit dimana sel-sel rusak di dalam tubuh penderita tidak mengalami program kematian sel, dan tumbuh secara tidak terkontrol dengan metabolisme yang menyimpang. Karsinogen mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker dengan merubah metabolisme seluler atau merusak DNA langsung di dalam sel sehingga mengganggu proses biologis dan menginduksi pembelahan sel secara tidak terkontrol dan akhirnya menyebabkan terjadinya pembentukan tumor. Biasanya, sel yang mengalami perubahan DNA yang terlalu parah akan diarahkan untuk masuk pada program kematian sel, tetapi jika jalur program kematian sel ini rusak maka sel akan berubah menjadi sel kanker

(Marsmellowblack, 2012).

Menurut Dr. Aru (2005), gorengan yang sering dijumpai di tempat-tempat penjualan gorengan adalah makanan yang mampu memicu kanker karena dalam pembuatannya menggunakan minyak yang digunakan berkali-kali dan mengandung racun yang bisa merusak dinding usus besar, serta banyak zat-zat radikal bebas yang mampu memicu kanker. Selain itu minyak tersebut mampu memicu terbentuknya asam empedu di dalam usus yang dapat mengakibatkan iritasi usus. Akrilamida termasuk salah satu senyawa kimia berbahaya yang kini diduga memiliki potensi kuat sebagai mesin pemicu kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kentang goreng mengandung senyawa akrilamida yang sangat tinggi, yakni 2.500 mikrogram pada suhu penggorengan 220oC. Jika setiap hari menyantap akrilamida yang berasal dari

gorengan, lama kelamaan dalam tubuh kita akan terjadi penimbunan senyawa yang menimbulkan kanker.

Dokumen terkait